Anda di halaman 1dari 34

DOKTER PEMBIMBING : Dr. Hj. Hasri darni, sp.

Case report

IDENTITAS PASIEN

Nama
: Nn. Adinda
Umur
: 19 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Bangsa
: Indonesia
Pekerjaan
: Pelajar
Alamat
: Cempaka Baru II
MRS
: 1 Juni 2016

ANAMNESIS
Tanggal Pemeriksaan : 1 Juni 2016
Keluhan Utama:
Kontrol post operasi keratoplsty mata kiri 1 bulan
yang lalu
Riwayat Perjalanan Penyakit:
Pasien datang ke Poli Mata RSIJ Cempaka Putih
dengan riwayat operasi keratoplasty 1 bulan yang
lalu. Keluhan yang dirasakan pasien saat ini adalah
mata kiri merah, terasa nyeri yang hilang timbul,
perih, kadang berair, sering keluar kotoran disangkal,
pengelihatan mata kiri masih buram.

ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Dahulu:


Pasien post trauma tumpul 3 bulan yang lalu. Mata kiri
pasien tertusuk pulpen oleh temannya, awalnya mata pasien
merah, terasa nyeri namun masih bisa ditahan, 1 hari setelah
itu pasien baru berobat ke Poli mata Raudhah RSIJ Cempaka
Putih. Pasien diberi obat dan mata kiri ditutup perban. Namun
pada malam hari pasien mengeluh nyeri sekali ingga tidak
bisa tidur, mata kirinya mengeluarkan banyak air mata, pada
pagi hari mata kirinya tidak bisa melihat apa-apa. Pasien ke
JEC, dan dirujuk ke RSCM untuk dilakukan operasi. Pasien
dilakukan 2 kali operasi karena operasi pertama kornea yang
didapat expired.
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga:
Riwayat DM dan HT disangkal pada keluarga
Riwayat Alergi
Tidak mempunyai alergi terhadap cuaca, makanan dan obat
Riwayat Psikososial
Pasien mahasiswi jurusan farmasi

Status Oftalmologis
OCULI DEXTRA

PEMERIKSAAN

OCULI SINISTRA

6/6 visus dengan kacamata

Visus

1/300

Ortoforia

Kedudukan Bola Mata

Ortoforia

Baik ke segala arah


Baik kesegala
arah
Gerakan Bola Mata

Edema (-) Hiperemi (-) Nyeri tekan (-)

Palpebra Superior

Edema (-) Hiperemi (-) Nyeri tekan (-)

Edema (-) Hiperemi (-) Nyeri tekan (-)

Palpebral Inferior

Edema (-) Hiperemi (-) Nyeri tekan (-)

Injeksi siliar (-)

Injeksi konjungtiva (-)

Conjungtiva

Injeksi siliar (+)

Injeksi konjungtiva (-)

Oculi Dextra
-

Jernih (+)

Infiltrate (-)

Edema (-)

Ulkus (-)

Hifema (-)

Hipopion (-)

Tidak dangkal
sinekia (-)

Bulat

anisokor

Refleks cahaya (+)

PEMERIKSAAN

Kornea

CoA
(Camera Oculi Anterior)

Keruh (+)

Infiltrate (-)

Edema (+)

Ulkus (-)

Jahitan berjalan sirkuler (+)

Hifema (-)

Hipopion (-)

Sedikit tidak dangkal

Iris

Pupil

Jernih

Oculi Sinistra

Lensa

sinekia (-)
-

Bulat

anisokor

Refleks cahaya (-)


Keruh

RESUME
Nn. A, 19 tahun datang ke Poli Mata RSIJ Cempaka
Putih dengan riwayat operasi keratoplasty 1 bulan
yang lalu. Keluhan yang dirasakan pasien saat ini
adalah mata kiri merah, terasa nyeri yang hilang
timbul, perih, kadang berair, sering keluar kotoran
disangkal, pengelihatan mata kiri masih buram.
Pemeriksaan oftalmologi: visus OD 6/6 OS 1/300
(visus dengan kacamata), konjungtiva: injeksi
siliar(+) Kornea : Keruh (+) Edema (+) Jahitan (+)
Pupil: Refleks cahaya (-) Lensa: Keruh(+)

DIAGNOSIS
Post operasi keratoplasty OS

Penatalaksanaan
Chlorampenicol eye drop 4-6 kali 1 tetes OS

PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

BENTUK TRAUMA OKULI


Klasifikasi Trauma Okuli
berdasarkan MekanismeTrauma
Trauma Mekanik
Trauma Tumpul
Trauma Tajam/trauma tembus

Trauma Kimia
Trauma karena agen Fisis
Api
Radiasi
Ultraviolet

Trauma Tumpul Kornea

EDEMA KORNEA
Edema kornea oleh karena pukulan
atau benturan benda keras. Dapat
terjadi ruptur membran descemet, dan
masuknya serbukan sel radang dan
neovasukalarisasi ke dalam jaringan
stroma
Keluhan berupa: pengeliatan kabur, dan
terlihat adanya pelangi di sekitar lampu
atau sumber cahaya yang masuk (Halo).

EDEMA KORNEA
Pada pemeriksaan: kornea akan terliat
keruh dengan uji plasindo yang positif.
Terapi: Larutan hipertonik seperti NaCl 5%,
larutan garam 2-8%, glukosa 40%,
albumin. Asetozolamid. Lensa kontak
lembek.

EROSI KORENA
Terkelupasnya epitel kornea yang
terjadi krn gesekan keras pd epitel
kornea, dapat terjadi tanpa cedera
membran basal.
Blefarospasme, lakrimasi, fotofobia, visus
turun. Pewarnaan fluoresein.
Terapi: Anastesi topikal, Antibiotik topikal
spektrum luas, Sikloplegik aksi pendek,
Epitel terlipat dilepas. Erosi kecil bisa
menutup dalam 48 jam.

EROSI KORENA REKUREN


Terjadinya erosi kornea berulang
karena erosi tersebut sampai
mencederai membran basal, dan
epitel kornea yang tidak dapat
bertahan terhadap defek.
Terapi: Sikloplegik, Antibiotik topikal
spektrum luas, Mata ditutup, Pelumas,
Lensa kontak lembek. Membran basal
kembali normal dalam 6 minggu.

TRAUMA TEMBUS BOLA


MATA

Robekan pada konjungtiva, atau tembus


bola mata:
Visus turun
TIO rendah
Bilik mata dangkal
Bentuk dan letak pupil rendah
Terlihat adanya ruptur pada kornea atau
sklera
Terdapat jaringan yang prolaps, seperti
cairan mata, iris, lensa, badan kaca
atau retina
Konjungtiva kemotik

TRAUMA TEMBUS BOLA


MATA
Terapi:
Antibiotik topikal/sistemik
Analgetik
Penenang
Mata ditutup
Anti tetanus profilatik
Foto
Pembedahan

ANAMNESIS DAN
PEMERIKSAAN

ANAMNESIS
Pada anamnesis, ditanyakan :
Kapan terjadinya trauma
Proses terjadinya trauma
Benda apa yang mengenai mata
Bagaimana arah datangnya benda yang
mengenai mata (depan,samping atas,
samping bawah, atau dari arah lain)
Kecepatan
Besar benda yang mengenai mata

ANAMNESIS
Pada anamnesis, ditanyakan :
Bahan benda (kayu, besi, atau bahan
lainnya)
Bila terjadi pengurangan penglihatan,
perlu ditanyakan apakah terjadinya
sebelum / setelah kecelakaan.
Apakah disertai dengan keluarnya darah
dan rasa sakit
Apakah sudah mendapatkan
pertolongan sebelumnya
Pekerjaan Pasien

PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Subjektif
Periksa tajam penglihatan, karena berkaitan dengan pembuatan
Visum et Repertum.
Pada penderita dengan visus menurun, dilakukan pemeriksaan
refraksi, untuk mengetahui apakah penurunan visus terjadi sebelum
atau sesudah trauma.
Pemeriksaan Objektif
Pemeriksaan mata perlu dilakukan secara sistematik dan cermat. Yang
diperiksa pada kasus trauma okuli adalah :
Orbita dan kelopak mata
Pemeriksan segmen anterior dilakukan dengan sentrolop, loupe, slit
lamp
Pemeriksaan segmen posterior dilakukan dengan oftalmoskop.
Tekanan bola mata
Gerakan bola mata

KERATOPLASTI

DEFINISI
Keratoplasty atau transplantasi
kornea adalah tindakan operasi pada
mata yang bertujuan mengganti
kornea mata yang sudah rusak / tidak
berfungsi dengan kornea baru (kornea
donor).

INDIKASI
Indikasi transplantasi kornea:
Jaringan parut kornea akibat infeksi,
seperti herpes dan keratitis jamur
Kelainan kornea, seperti keratokonus
Kerusakan kornea akibat trauma
mata, trauma kimia, dan lain-lain
Kelainan mata karena faktor bawaan
(genetik), misal : distrofi kornea

INDIKASI
Optik : Memulihkan penglihatan
sehingga pasien dapat melihat lebih
jelas.
Terapetik : Menghilangkan kelainan
kornea yang dapat merusak bola
mata.Misal : infeksi bakteri atau
jamur.
Tektonik : Memperbaiki struktur
kornea yang sudah tipis/bolong yang
dapat mengancam keutuhan bola
mata.

JENIS
Penetrating Keratoplasty
Seluruh lapisan kornea diganti dengan
donor kornea. Misal: IEK
Lamelar Keratoplasty
Hanya sebagian lapisan kornea yang
diganti. Misal : DALK, DSAEK.

JENIS
Intralase
Enabled
Keratoplasty
(IEK) merupakan teknologi terbaru
dari
teknik
operasi
transplantasi
(cangkok)
kornea
dengan
menggunakan Intralase Femtosecond
Laser. Teknik operasi pada IEK berbeda
dengan teknik operasi keratoplasty
konvensional. Pada teknik IEK adalah
kombinasi antara refractive dan cornea
surgery.

JENIS
Intralase
Enabled
Keratoplasty
(IEK) merupakan teknologi terbaru
dari
teknik
operasi
transplantasi
(cangkok)
kornea
dengan
menggunakan Intralase Femtosecond
Laser. Teknik operasi pada IEK berbeda
dengan teknik operasi keratoplasty
konvensional. Pada teknik IEK adalah
kombinasi antara refractive dan cornea
surgery.

JENIS
Pada teknik Lamellar
Kerostaplasy, kornea yang diganti
hanyalah bagian yang rusak saja
sedangkan jaringan kornea yang
masih sehat tetap dipertahankan.
Sehingga proses adaptasi mata
pasien terhadap kornea baru menjadi
lebih mudah dan resiko penolakan
pun bisa diminimalisir.

DAFTAR PUSTAKA
Asbury T, Sanitato JJ. Trauma. In : Vaughan
DG, Asbury T, Eva PR, editors. Oftalmologi
Umum. Edisi ke 14. Jakarta, Penerbit
Widya Medika. 1996.p.380-8.
Ilyas, S. Yulianti, S.R. 2011. Ilmu Penyakit
Mata. Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Semoga
Bermanfaat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai