Anda di halaman 1dari 15

SENTRALISASI OBAT

Musdzalifah

1310040

Nur Farida Irianto

1310042

Nafira Fitriani B
Nurul Hidayat

Pangestu Rahmasari
Putri Ardiyanti
Renny Manda I

1310041
1310043

1310044

1310045
1310046

PENGERTIAN
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat di mana
seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien
diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2011).

Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan


obat secara bijaksana dan menghindarkan
pemborosan,
sehingga
kebutuhan
asuhan
keperawatan pasien dapat terpenuhi.

ALASAN YANG PALING SERING


MENGAPA OBAT PERLU DI
SENTRALISASI.
Memberikan

bermacam-macam obat untuk satu pasien.


Menggunakan obat yang mahal dan bermerk, padahal
obat standart yang lebih murah dengan mutu yang
terjamin memiliki efektifitas dan keamanan yang sama.
Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat
Hanya untuk mencoba.
Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang
diperlukan.
Memberikan
obat kepada pasien yang tidak
mempercayainya, dan yang akan membuang atau lupa
untuk minum.

TEKNIK PENGELOLAAN OBAT (SENTRALISASI OBAT)

Penanggungjawab pengelolaan obat adalah kepala


ruangan yang secara oprasional dapat didelegasikan
kepada staf yang ditunjuk.
Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol
penggunaan obat.
Penerimaan obat.
Pembagian obat
Penambahan obat baru
Obat khusus

MENYIMPAN SEDIAAN OBAT


Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat,
jumlah obat, serta menulis etiket dan alamat pasien.
Penyimpanan stok (persediaan) yang teratur dengan baik
merupakan bagian penting dari manajemen obat. Obat
yang diterima dicatat dalam buku besar pesediaan atau
dalam kartu persediaan (Mc mahon, 1999).
System kartu persediaan Sebuah kartu persediaan (kartu
stok) kadang-kadang digunakan untuk menggantikan
buku besar persediaan. Kartu ini berfungsi sepertri buku
besar persediaan, yakni neraca diseimbangkan dengan
menambahkan barang yang diterima dan mengurangi
dengan jumlah barang yang dikeluarkan. Dalam buku
besar persediaan, masing-masing barang ditepatkan pada
halaman yang terpisah, tetapi dalam system kartu
persediaan, masing-masing barang dituliskan dalam kartu
yang terpisah.

Lemari obat
Periksa keamanan mekanisme kunci dan
penerangan lemari obat serta lemari pendingin.
Periksa persediaan obat, pemisahan antara obat
untuk penggunaan oral (untuk diminum), dan obat
luar. Perlu disediakan tempat khusus untuk obatobatan yang mempunyai resiko salah, missalnya 1)
LASA (look alike sound alike); 2) elektrolit
konsentrasi tinggi, dan 3) obat sejenis narkotika.

Manajemen rumah sakit perlu dilengkapi dengan


manajemen farmasi yang sistematis karena obat
sebagai
salah
satu
bahan
yang
dapat
menyembuhkan penyakit tidak dapat diadakan
tanpa sistematika perencanaan tertentu. Obat
harus ada dalam persediaan setiap rumah sakit
sebagai bahan utama dalam rangkah mencapai
misi utamanya sebagai penyedian layanan
kesehatan (health provider)

Manajemen farmasi rumah sakit adalah seluruh


upaya dan kegiatan yang dilaksanakan dibidang
farmasi sebagai salah satu penunjang untuk
tercapainya tujuan serta sasaran didirikannya
suatu rumah sakit. Upaya dan kegiatan ini
meliputi penetapan standart obat, perencanaan
pengadaan
obat,
penyimpanan,
pendistribusian/saran/informasi tentang obat, dan
pemantauan efek samping obat.

PELAKSANAAN

Kegiatan sentralisasi obat akan dilaksanakan


pada minggu pertama dan kedua untuk uji coba
dan aplikasi pada minggu ketiga sampai dengan
minggu keempat selama mahasiswa praktik di
ruang paru wanita. Metode yang digunakan
adalah pendekatan secara langsung dengan
pasien dengan komunikasi terapeutik untuk
meyakinkan pasien agar bersedia mengikuti
pengelolaan sentralisasi obat dan menggunakan
format pengelolaan sentralisasi obat.

METODE
Pengawasan nama obat, jumlah, rencana
pemakaian, penerima dan pemberi obat sesuai
dengan identitas pasien dan dicatat dalam buku
serah terima obat.
Pengawasan dan pencatatan nama obat, dosis,
frekuensi, jadwal dan jam pemberian obat, jenis
pemberian obat oral atau injeksi, serta sesuai
dengan identitas pasien pada format control dan
pemakaian obat.

INSTRUMENT
Informed consent pengelolaan sentralisasi obat.
Format control dan pemakaian obat.
Buku sentralisasi obat (buku serah terima obat).
Lemari obat dan kotak sentralisasi obat.
Leaflet.

KRITERIA EVALUASI
Struktur (Input)

Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di ruang paru.

Persiapan dilakukan sebelumnya.

Perawat yang bertugas,

Proses

Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan


yang telah ditentukan dan pasien yang telah menyetujuhi
informed consent untuk dilakukannya sentralisasi obat.
Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah
ditentukan.

Hasil

Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat.

Obat dapat diberikan secara tepat dan benar 6T dan 1W.

Perawat mudah mengontrol pemberian obat.

Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan


benar.

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT


PEMBERIAN OBAT ORAL DAN OBAT
SUNTIK
Pengisian nama pasien, nomor register, umur,
ruangan.
Kolom nama obat diisi sesuai dengan obat yang
diberikan sesuai dosis dan nama dokter yang
merawat.
Kolom tanggal diisi tanggal penerimaan obat, secara
vertikal begitu juga pada kolom terima yaitu jumlah
obat yang diterima dan frekuensi obat diberikan.
Kolom pemakaian obat diisi sesuai sif, jam berapa
obat diberikan beserta paraf perawat.
Kolom sisa obat diisi oleh perawat pada setiap sif
pagi, siang dan malam yaitu jumlah obat beserta
paraf perawat pada akhir dinas.

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN


FORMAT SERAH TERIMA OBAT
Pengisian nama pasien, umur, nomor register,
ruangan.
Kolom tanggal diisi sesuai dengan tanggal serah
terima obat.
Kolom nama obat dan jumlah diisi sesuai dengan
nama obat dan jumlah yang diterima.
Kolom TT/Nama terang yang menyerahkan diisi oleh
keluarga/pasien atau oleh perawat pada saat pasien
pulang.
Kolom TT/Nama ternag yang diserahkan diisi oleh
perawat atau keluarga yang menerima.
Kolom keterangan diisi bila ada hal-hal yang
berkaitan dengan serah terima obat

Anda mungkin juga menyukai