Oleh :
Lovina Damayanthi S.Ked
Pembimbing :
dr. Abdul Samad, Sp.An
Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Bagian Ilmu Anestesi dan Terapi Intensif
September -2016
Identitas
Nama
: Tn. JF
Usia
: 48 tahun
No. MR
: 20.13.80
Diagnosis
: Peritonitis EC apendecitis perforasi
Rencana Op.
: Laparotomi eksplorasi
Ruangan
: DAHLIA
DPJP
: dr. RUTH Sp.B
Konsulen Anestesi
: dr. Erlina Sigai, Sp. An
Hari/tanggal pemeriksaan: Jumat, 23/9/2016
ANAMNESA
Keluhan utama
ANAMNESA
RPS:
Keluhan
disertai adanya demam,mual, muntah,
penurunan nafsu makan, dan susah BAB namun masih
bisa buang angin. Pasien menyangkal adanya gangguan
dalam Buang Air Kecil (BAK), adanya benjolan yang
keluar masuk di daerah kemaluan atau selangkangan,
riwayat demam sebelumnya.
Pasien menyangkal
sebelumnya pernah mengeluhkan hal yang sama.
Temuan
Keadaan
umum
Kesadaran
BB/TB
: 70 kg / 165 cm
TTV
Kepala
Collum
Thorax
Abdomen
Ekstremitas
Temuan
: Pulmo : simetris, retraksi (-), fremitus normal, sonor +/+,
vesikuler +/+, Ronki -/-, wheezing -/: Cor : ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis teraba di
sela iga V linea mid klavikula sinistra, diameter 2 cm,
kuat angkat, S1 S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)
:Inspeksi
: datar
Aulkultas
: BU (+) menurun
Palpasi
: Tegang, Hepar tidak terdapat
pembesaran, Lien tidak teraba pembesaran
Perkusi
: Pekak samping (-) , Pekak
pindah (-), CVA (-)
: Akral teraba hangat; pitting edema (-); capillary refill
time < 2 detik (+).
STATUS
LOKALIS
Datar
Tidak tampak kemerahan/luka/bekas
operasi
Palpasi
Massa (-)
Nyeri tekan (+) dan nyeri lepas (+) di
McBurney, NT perut kiri
Rovsings sign (+); psoas sign (+); obturator
sign (+)
Defense muscular (+)
Perkusi
Diagnosis Banding
Peritonitis e.c susp Appendisitis perforasi
Perotonitis e.c susp perforasi gaster
Apendecitis akut
Pemeriksaan Penunjang
No
Indikator
HB
Hasil Pemeriksaan
Tanggal 23/9/2016
14,5
HT
44%
Leukosit
16.850
CT/BT
500 / 200
Trombosit
212.000
114
Glukosa
Sewaktu
Kreatinin
1,21
Ureum
20
10
SGOT/SGPT
15/23
Kimia Darah
DIAGNOSIS
Peritonitis e.c Appendicitis Perforasi dd perforasi gaster
Kesimpulan
Dari pemeriksaan yang dilakukan, didapatkan saat ini
Intubasi
1.3.1 Preoperatif
Persiapan anestesi :
Pasien puasa 6 8 jam preoperatif.
Dilakukan pemeriksaan kembali identitas pasien, persetujuan operasi,
lembar konsultasi anestesi, obat-obatan dan alat-alat yang diperlukan.
Persiapan darah 3 kolf
Dilakukan pemeriksaan tanda vital.
Pemasangan IV line menggunakan transfusi set dengan cairan kristaloid
pada tangan kanan.
Mengganti pakaian pasien dengan pakaian operasi.
Manajemen terapi cairan :
Kebutuhan Cairan Basal (KCB) BB 70 kg
10 kg x 4 cc = 40 cc
10 kg x 2 cc = 20 cc
50 kg x 1 cc = 50 cc
Jumlah cairan maintanance : 110 cc/jam.
Persiapan Alat
S : stetoskop, laringoskop
T : ETT uk. 6.5, 7.0, 7.5 mm
A : oropharingeal airway
T : tape (2)
I : stilet
C : connector
S : suction
Rencana Medikasi
BB : 70 kg
Premedikasi :
- Ondansentron 4 mg (iv)
- Midazolam 2 mg (iv)
- Fentanyl 150 mcg (iv)
Induksi :
- Propofol 140 mg (iv)
Muscle Relaxan :
- rocuronium 35 mg (iv)
Maintenance : O2 100% + sevoflurane 1,5-2 vol%
Rencana Tindakan
Memberikan premedikasi : ondansentron 4 mg (iv), midazolam
kingking
Fiksasi ETT disudut mulut kanan pada level bibir 20-24 cm
Memasang oropharingeal airway
Sambung ke ventilator mesin anestesi
Maintenance dengan O2 100% + sevoflurane 1,5-2 vol%
Intubasi
Persiapan Alat
S : stetoskop, laringoskop
T : ETT uk. 6.5, 7.0, 7.5 mm
A : oropharingeal airway
T : tape (2)
I : stilet
C : connector
S : suction
Rencana Medikasi
BB : 70 kg
Premedikasi :
- Ondansentron 4 mg (iv)
- Midazolam 2 mg (iv)
- Fentanyl 140 mcg (iv)
Induksi :
- Propofol 140 mg (iv)
Muscle Relaxan :
- rocuronium 35 mg (iv)
Maintenance : O2 100% + sevoflurane 1,5-2 vol%
Rencana Tindakan
Memberikan premedikasi : ondansentron 4 mg (iv), midazolam
kingking
Fiksasi ETT disudut mulut kanan pada level bibir 20-24 cm
Memasang oropharingeal airway
Sambung ke ventilator mesin anestesi
Maintenance dengan O2 100% + sevoflurane 1,5-2 vol%
Dexametasone (5mg/ml)
Premedikasi
: Ondansentron (2mg/ml), Midazolam
(1mg/ml), Fentanyl (10 mcg/ml)
Induksi
:Propofol (10mg/ml)
Muscle relaxan
:Rocuronium bromide (10mg/ml)
: Anestesi umum
Teknik anestesi
: Anestesi umum dengan Intubasi
Pasien masuk ke ruang OK, diposisikan di meja operasi,
kemudian dipasang elektroda yang dihubungkan dengan
monitor dan mencatat hasil tanda vital, saturasi O2 yang
terdapat pada monitor
Memberikan premedikasi berupa Ondansentron 4 mg (iv),
Midazolam 4 mg (iv).
Memberikan fentanyl 140 mcg (iv).
Induksi dengan propofol 140 mg (iv).
anestesi.
Memberikan muscle relaxan rocuronium bromide 40 mg (iv) sebelum
pemasangan intubasi.
Oksigenasi O2 100% selama 45- 90 detik hingga refleks bulu mata
(-/-)
Laringoskopik dan intubasi ETT 7.5 mm ID non-king, dengan level
bibir 22.
Menyambungkan ETT dengan mesin ventilator anestesi
Cuff dikembangkan, auskultasi kedua lapang paru untuk evaluasi
letak ETT dan dada mengembang simetris.
Jika sudah simetris, memfiksasi ETT disudut mulut kanan.
Menutup kedua mata pasien dengan menggunakan plester.
Memberikan ventilasi dan oksigenasi positif sebanyak 12 14
kali/menit.
Maintenance dengan O2 100% + Sevoflurane 2 Vol%.
Postoperatif
Setelah dipindahkan ke recovery room, pasien dipasang
oksigen nasal dan alat untuk memantau saturasi oksigen.
Monitoring keadaan pasien hingga sadar penuh.
Anjuran post op jika pasien sudah diantar kembali
keruangan:
Berikan O2 2-3 Lpm Nasal Kanul.
Awasi airway.
Observasi KU dan tanda vital.
Makan/minum bila BU (+), flatus (+).
Lain-lain sesuai terapi bedah umum.