Gambaran Umum
Keluarga Enterobacteriaceae
Dinamai oleh Edwin Klebs pada abad ke-19 : ahli
Mikrobiologi Jerman
K. pneumonia pertama kali ditemukan oleh Carl
Friedlander : Patologis dan Mikrobiologis Jerman. Ia
pertama kali mengidentifikasi K. pneumonia dari paruparu orang yang meninggal karena pneumonia. K.
pneumonia sering juga disebut bakteri Friedlander
Bakteri Gram negatif batang, dengan kapsul polisakarida
yang menonjol dan non-motil serta oksidase negatif
Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class
: Gamma Proteobacteria
Ordo
: Enterobacteriales
Family
: Enterobacteriaceae
Genus
: Klebsiella
Spesies
: - Klebsiella pneumonia
- Klebsiella oxytoca
- Klebsiella ozaenae
- Klebsiella rhinoscleromatis
Morfologi
: + gas / +
Fermentasi maltosa
:+
Oxydase
: negatif
: negatif
: negatif
: negatif
Antigen
Antigen O (Lipopolisakarida)
Bagian terluar dinding sel
lipopolisakarida dan terdiri dari
unit berulang polisakarida. Antigen
ini tahan terhadap panas dan
alkohol. Antigen ini biasanya
dideteksi dengan cara tes aglutinasi.
Antibodi terhadap antigen O adalah
IgM.
Epidemiologi
Alam, seperti tanah dan air
Manusia : kulit, faring, kerongkongan, dan saluran
pencernaan. Juga bisa ada di luka steril dan urin
Flora normal usus
Patogenitas
Kapsul memiliki kemampuan untuk mempertahankan
organisme terhadap fagositosis dan pembunuhan oleh serum
normal
Bakteri yang berkapsul lebih virulen (pada hewan coba)
Tidak ada toksin selain endotoksin yang berperan pada
infeksi oportunistik
K. pneumonia ada yang memproduksi enterotoksin yang
mirip dengan ST (tahan panas) dan LT (heat labile
enterotoksin) dari E. coli, kemampuan memproduksi toksin
ini diperantarai oleh plasmid
Lanjutan...
Klebsiella dapat hidup sebagai saprofit pada lingkungan
hidup, pada air, tanah, makanan, dan sayur-sayuran
Dapat menimbulkan infeksi pada saluran urin, paru-paru,
saluran pernafasan, luka-luka, dan septicaemia
K. pneumonia menyebabkan penyakit pneumonia dan juga
bronkitis
K. pneumonia mempu memproduksi enzim ESBL (Extended
Spektrum Beta Lactamase) yang dapat melumpuhkan kerja
berbagai jenis antibiotik. K. pneumonia ditemukan di dalam
hidung, flora normal usus, dan akan patogen bila seseorang
menderita penyakit lain (penyakit paru-paru yang kronis)
Lanjutan...
K. ozaena penyebab penyakit azoena : mukosa hidung
menjadi atropis progresif dan berlendir serta berbau amis
K. rhinoscleromatis : penyebab penyakit rhinocleloma yaitu
penyakit menahun berupa granula dengan tanda-tanda
sclerosis
dan
hipertropi
jaringan
serta
menyebabkan
Lanjutan...
4. Infeksi pada traktus urinarius karena infeksi nosokomial,
meningitis, dan pneumonia pada penderita DM dan
pecandu alkohol yg disebabkan K. pneumonia. GK: demam
akut, malaise, batuk kering kemudian menjadi produktif
dan menghasilkan sputum berdarah dan purulent.
5. Penyakit paru-paru. GK: pembengkakan paru sehingga
lobus kanan dan kiri tidak sama, demam (panas-dingin),
batuk-batuk (bronkitis), penebalan dinding mukosa, dahak
berdarah, napas cepat dan sesak.
Penularan
Melalui makanan mentah atau kurang matang
Berhubungan dengan alat-alat yang terkontaminasi bakteri
Cara penularan K. pneumonia pada pasien rawat inap
Aspirasi cairan gaster atau orofaring yang mengandung
koloni kuman patogen
Penyebaran kuman secara hematogen ke paru
Penyebaran melalui udara oleh aerosol atau droplet yang
mengandung mikroba
Pengobatan
Dengan
penggunaan
mengandung
cincin
antibiotik
khususnya
beta-laktam
seperti
yang
ampicillin,
carbenicillin, amoxcilin
Penggunaan
antibiotik
seperti
aminoglikosida
dan
sefalosporin
Penggunaan
obat
generasi
ketiga
seperti
amikin,
Pencegahan Penyakit
Peningkatan derajat kesehatan dan daya tahan tubuh
Pencegahan infeksi nosokomial dilakukan dengan cara kerja
yang aseptic pada perawatan pasien di rumah sakit
Diagnosa Laboratorium
Pada pemeriksaan lab. terdapat peningkatan jumlah
Specimen
- sputum
- minuman
- urine
- air
- pharynx swab
- faeces
- makanan
- secret hidung
Proses
Identifikasi
Specimen
Hari I
Specimen ditanam pada media penyubur BHIB. Masuk
inkubator 24 jam
Hari II
Specimen ditanam pada BAP dan MCA. Masuk inkubator 24
jam
Hari III
Koloni tersangka dari BAP dan MCA ditanam pada TSIA, SIM,
SC, dan NA. Masuk inkubator 24 jam
Hari IV
Dari TSIA atau NA ditanam pada media gula-gula dan media
identifikasi lain serta dikerjakan test-test kimia yang diperlukan.
Masuk inkubator 24 jam
Hari V
Dibaca dan dicatat hasil penanaman pada media gula dan
media identifikasi serta test kimia yang dikerjakan. Kemudian
dicocokkan ciri-ciri dan tabel perbedaan spesies dari genus
Klebsiella, untuk mendapatkan diagnosanya
Media / Test
K.
K.
K.
K.
pneumonia
oxytoca
ozaenae
rhinoscleromatis
1.
Fermentasi glucose
+g
+g
+g / +
+ / +g
2.
Fermentasi lactose
-/+
3.
Fermentasi sucrose
4.
ONPG
+/-
5.
Indol
6.
Urease (lambat)
-/+
7.
Simmons citrate
-/+
8.
Voges Proskauer
9.
Methyl red
-/+
-/+
-/+
11.
Malonate broth
12. Gelatinase
MO
1.
K. pnoumonia
2.
K. oxytoca
3.
K. ozaenae
4.
K.
rhinoscleromatis
Suc
H 2S
Ind
Mot
Cit
+g
+g
+g/+
-/+