Anda di halaman 1dari 28

Trauma Tumpul

Abdomen

Dr. A. Aziz Sp.B (K)BD


Bagian Bedah RS Mattaher Jambi

Trauma Tumpul Abdomen


Pendahuluan

Morbiditas & Mortalitas tinggi, kecepatan &


ketepatan D/ sangat penting untuk menurunkan
AS, 1993; dari 64 KLL 24 alami TTA
Penyebab ke 3 kematian setelah Tr Kepala & Thorak
Evaluasi regio abdomen initial asestment
TTA sering luput dari D/ prevantable death
Multiple trauma & multiple organ
Diperkirakan 6 % TTA memerlukan laparatomi

Anatomi
Anatomi Luar
1. Abdomen Depan, superior papila mamae, inferior lig.
Inguinale dan supra pubis; 9 lapisan luar dalam yi kulit,
sub cutis, fascia superfisial, 3 kel. otot (obl abd. ekst, obl abd.
int, transversus)
2. Bagian Pinggang; grs aksilaris ant-post, mulai IC VI di sup
krista iliaca di post
3. Bagian Punggung; grs akssilaris postujung scapula post sp
krista iliaka di inferior

Anatomi Depan

Anatomic landmarks of the


back and flank

Anatomi Dalam
1. Rongga Peritoneum; visceral & parietal. Berisi: diafragma,
hepar, lien, aster, usus halus, kolon transversum & sigmoid
2. Rongga Retroperitoneum, berisi: organ gastrointestinal,
genitourinarius, endokrin, vascular
3. Rongga Pelvis, berisi: rectum, buli, vascular iliaca, genitalia
wanita

Rongga Retroperitoneum
Zona I

: daerah sentral : aorta, vena cava, vasc


ginjal, v.porta, pancreas & duodenum
Zona II : daerah lateral ki-ka : ginjal, ureter, kolon
& mesokolon
Zona III : daerah pelvis : sigmoid, rectum, buli &
ureter segmen pelvis distal

Kuadran Retroperitonium

Patofisiologi
1. Benturan

langsung, mengakibatkan tekanan pada


isi abdomen merusak organ padat & organ
berlumen
2. Cedera diselerasi, kecelakaan motor kecepatan
tinggi & jatuh dari ketinggian. Saat tubuh
terbentur hati & Lien bergerak kedepan ruptur
3. Gaya rotasi, gaya memutar robekan
4. Gaya Shear mengakibatkan cedera degloving;
terlindas kendaraan

Frekuensi cedera organ TTA


Organ

Spleen 57,2
Liver 46,6
Hematoma retro Colon 12,8
Small bowel 12,2
Kidney 9,5
Pancreas 6,0
Duodenum 5,4
Daipraghma
Bladder 3,8

Penilaian awal & Resusitasi


I. Primary Survey

A. Airway and cervical spine control


B. Breathing and ventilation
C. Circulation with hemorhage control
D. Dissability, neurologic status
E. Exposure/environtment

Resusitasi
1. Jalan nafas
Pada pasien sadar nasopharyngeal
Gangguan kesadaran ; jaw thrust atau chin lift
oropharyngeal. Kapan perlu definitif
2. Breathing dan ventilasi
Dilakukan tindakan pemasangan chest tube
3. Sirkulasi dan kontrol perdarahan
Pasang IV cath besar 2 jalur .

Respon terhadap resusitasi cairan awal


merupakan kunci tindakan selanjutnya :

Respon resusitasi cairan


a. Respon cepat ; tercapai hemodinamik stabil
b. Respon sementara ; cairan diperlambat
hemodinamik turun, perdarahan berlansung
Resusitasi dg kontrol sumber perdarahan
c. Respon minimal atau tanpa respon
Intervensi operasi segera

Tambahan Primary Survey & Resusitasi


1. Kateter

urin dan lambung


Kontra indikasi kateter urine ; darah di urif urethra
ekst, hematoma skrotumn, RT; prostat letak tinggi
Kateter lambung dipasang utk mengurangi
distensi lambung dan mencegah aspirasi. Lamina
kriprosa patah melalui mulut
2. Monitor ; laju pernafasan dan analisa gas darah,
pulse oxymetry mengukur saturasi oksigen,
tekanan darah, EKG

3. Pemeriksaan Diagnostik Khusus


1. Diagnostik

Peritoneal Lavage (DPL)


Prosedur invasif dapat dilakukan cepat, sensitivitas 98
% thd adanya hemoperitoneum
Kontraindikasi :
- Mutlak ; indikasi laparatomi
- Relatif ; operasi abd sebelumnya, obesitas,
sirosis, kehamilan
Positif ; aspirasi awal 10 ml darah, erytrosit
100.000/mm3, leukosit 500/mm3, cairan empedu,
bakteri, partikel makanan

Diagnostic Peritoneal Lavage

2. Ultrasonography

FAST (Foccused Abdominal Sonography for Trauma)

Non invasif, cepat, saat resusitasi, sensitif &


murah dlm men D/ hemoperitoneum
Sensitivitas 80-95 %
Indikasi ; sama dengan DPL
KI ; pro laparatomi
Kerugian ; sulit pada obesitas, emfisema
subcutis, distensi usus, operasi abd sebelumnya,
susah deteksi jumlah darah minimal
Operator dependen

Focused Abdominal
Sonography (FAST)

II. Survey secunder


Dilakukan setelah survey primer selesai
a. Anamnesa ; auto atau allo. AMPLE : Alergi,
Medications, Past illness, Last meal, Event/enviro
b. Pemeriksaan fisik
Inspeksi ; excoriasi, kontusio, laserasi
Auskultasi ; bising usus +/Perkusi : tympany/hiper atau pekak
Palpasi ; nyeri lokal atau diffuse
c. Colok dubur ; nyeri, prostat, darah +/-

Tambahan pada Secondary Survey


A. Laboratorium
B. Rontgen :
- udara bebas intraperitoneum lumen
- obliterasi bayangan psoas retro
- # iga enam iga bawah hepar, lien
C. Computed Tomography (CT Scan)
- hemodinamic stabil
- evaluasi cedera organ padat
- darah, cairan, retro, organ pelvis pada DPL
dan PE sukar dinilai

Tambahan pada Secondary Survey


D. Laparaskopi Diagnostik (LD)
Indikasi ; ruptur diaphragma, DPL dan CT yang ragu, syarat
hemodinamik stabil
E. Angiografi
- identifikasi & embolisasi a. retro # pelvis
- evaluasi p.d ginjal
- curiga cedrea aorta dan cabang
F. Scanning Radionuklida
- evaluasi post operasi

Indikasi pemeriksaan kasus curiga TTA


1. Perdarahan yang tidak diketahui
2. Riwayat shok
3. Adanya trauma dada mayor
4. Adanya trauma pelvis
5. Penurunan kesadaran
6. Adanya hematuria
7. Adanya jejas di abdomen
8. Mekanisme trauma yang besar

Pengelolaan TTA
1. Pemulihan fungsi vital, maksimalkan oksigenasi dan perfusi
jaringan
2. Menguraikan mekanisme cedera
3. PE yang teliti, diulangi pemeriksa yg sama
4. Memilih diaknostik khusus seperlunya
5. Obsevasi ketat pada kasus yg diduga cedera vaskuler dan
retroperitoneum
6. Pengenalan dini indikasi bedah

Indikasi laparatomi
1. Hasil DPL dan USG positif
2. Hipotensi berulang setelah dilakukan resusitasi adequat
3. Peritonitis dini atau yg menyusul
4. Hasil rontgen : udara bebas intra peritoneum, udara retro,
ruptur diaphragma
5. Hasil CT : ruptur trakt GI, VU intra peritoneal, cedera pedikel
ginjal.

Blunt Abdominal Trauma

Hemodinamik
Tidak Stabil

ABCs
PE, x-rays of chest and pelvis
DPL

USG

Microscopic,
positive, neg

Grossly positive
Significant
(> 10 cc blood) Hemoperitoneum
Laparatomy

No Hemoperitoneum

Consider other sources of shock

Hemodinamik Stabil

Blunt abdominal trauma

ABCs
PE, x-rays chest and pelvis
CT of the abdomen
Significant solid
organ injury, hemo
periteum

Hollow viscus injury

Solid organ injury,


minimal
hemoperitoneum

Laparatomy
No injury, peritoneal fluid

DPL
< 500 wbc/mm3

Observation

> 500 wbc/mm3 Become unstable

Alur penanganan (DSTC)

- USG ulang 30
- Ulang HCT 30
- Observasi 8 jam

Tr Tumpul Abdomen

Hemdinamik Ya
Ada tanda
stabil
peritonis difuse
Ya

Tidak
Usg; cairan
bebas
Tidak jelas
Lavase
diagnostik

Ya

Laparatomi

Tidak

Tidak
USG cairan
bebas jelas

Tidak
Lavase
diagnostik

- Perobahan

kesaran
- Makr hematuria
- HCT < 35 %

Ya

Konserfatif

Tidak

Ya

Ya

CT scan
abdomen

SELAMAT
BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai