Anda di halaman 1dari 28

Trauma

Thoraks

Pendahuluan

LAPORAN KASUS

ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Nyeri dada
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien merupakan pasien rujukan dari RS Kesdam datang dengan
keluhan nyeri dada kanan sejak satu hari SMRS. Nyeri dirasakan
saat bernapas dan batuk. Awalnya pasien mengalami kecelakaan
lalu lintas sekitar 12 jam SMRS. Pasien merupakan seorang
tentara yang baru pulang latihan menembak. Pasien pulang
menumpangi mobil pick-up lalu mobil terbalik saat menabrak
gundukan. Pasien segera dibawa ke RS Aceh Selatan, dilakukan
foto thoraks dan dipasang WSD, dan keluar darah sebanyak 500
cc. Lalu pasien dirujuk ke RS Kesdam Banda Aceh. Pasien juga
mengeluhkan sesak napas. Riwayat penurunan kesadaran
disangkal. Keluhan mual dan muntah disangkal.

PEMERIKSAAN FISIK

Primary Survey
A : Clear
B : Spontan, RR:28 x/menit
C : TD: 140/80 mmHg, HR: 90 x/menit.
D : GCS: E4M6V5 :15, pupil isokor (3mm/3mm?, RCL (+/+)
E :
S/L a.r thoraks dextra
I : Jejas (+) dada kanan, pergerakan dinding dada saat
statis/dinamis tidak simetris
A : Ves (+/+) Rh (+/+) Wh (-/-)
P : SF kanan< SF kiri
p : Sonor memendek / sonor

Secondary survey:
Kepala : jejas pada a/r facialis Dextra
Leher : tidak ada deviasi
Abdomen : jejas (-), tampak simetris, Distensi(-) ,
peristaltik (+)
Ekstremitas:

Radiologi
Deviasi trakea (-)
Diskontinuitas
costae 3, 5 dan 6
Diafragman
dalam batas
normal
Tampak emfisema
subkutan

DIAGNOSA
1.
2.
3.
4.

Trauma tumpul hemitoraks dextra


Hematotoraks dextra post chest tube
Close fraktur kostae 3, 5 dan 6 dextra
Emfisema subkutan

PENATALAKSANAAN

O2 4-6 l/menit nasal kanul


IVFD RL
Inj. Sefuroxime 1,5 g/ 24 jam
Inj. Novalgin 1 amp / 8 jam
Nebule Ventolin
Chest tube (WSD)

PLANNING

CT-scan thorax
Suction continuous
Observasi WSD
Foto thoraks AP post WSD

TINJAUAN
PUSTAKA

Definisi
Trauma yang mengenai dinding thoraks dan atau
organ intra thoraks, baik karena trauma tumpul
maupun oleh karena trauma tajam.

Anatomi
bagian bawah berbatasan dengan rongga
abdomen yang dibatasi oleh diafragma
batas atas dengan leher dapat diraba insisura
jugularis
Otot-otot yang melapisi dinding dada yaitu
muskulus latisimus dorsi, muskulus trapezius,
muskulus rhombhoideus mayor dan minor,
muskulus seratus anterior, dan muskulus
interkostalis

Tulang dinding dada terdiri dari sternum, vertebra


thorakalis, iga dan skapula
Organ yang terletak didalam rongga thoraks yaitu
paru-paru dan jalan nafas, esofagus, jantung,
pembuluh darah besar, saraf, dan sistem limfatik

Etiologi
trauma tumpul dan trauma tajam.
Penyebab trauma thoraks tersering adalah
kecelakaan kendaraan bermotor (63-78%)
Dalam trauma akibat kecelakaan, ada lima jenis
tabrakan (impact) yang berbeda, yaitu depan,
samping, belakang, berputar, dan terguling

Klasifikasi
Trauma tumpul thoraks terdiri dari kontusio dan
hematoma dinding thoraks, fraktur tulang kosta,
flail chest, fraktur sternum, trauma tumpul pada
parenkim paru, trauma pada trakea dan bronkus
mayor, pneumothoraks dan hematothoraks

Trauma thoraks dapat mengakibatkan kerusakan


pada tulang kosta dan sternum, rongga pleura
saluran nafas intra thoraks dan parenkim paru.
Kerusakan ini dapat terjadi tunggal atau
kombinasi tergantung mekanisme cedera

Akibat kerusakan anatomi dinding thoraks dan


organ didalamnya dapat mengganggu fungsi
fisiologi dari pernafasan dan sistem
kardiovaskuler. Gangguan sistem pernafasan dan
kardiovaskuler dapat ringan sampai berat
tergantung kerusakan anatominya. Gangguan faal
pernafasan dapat berupa gangguan fungsi
ventilasi, difusi gas, perfusi dan gangguan
mekanik alat pernafasan. Salah satu penyebab
kematian pada trauma thoraks adalah gangguan
faal jantung dan pembuluh darah

Kontusio dan hematoma


dinding thoraks
Sebagai akibat dari trauma tumpul dinding
thoraks, perdarahan massif dapat terjadi karena
robekan pada pembuluh darah pada kulit,
subkutan, otot dan pembuluh darah interkosta.

Fraktur kosta
35-40% pada trauma thoraks
Karakteristik dari trauma kosta tergantung dari
jenis
Gejala yang spesifik pada fraktur kosta adalah
nyeri, yang meningkat pada saat batuk, bernafas
dalam atau pada saat bergerak. terhadap dinding
dada.

Flail chest
suatu kondisi medis dimana kosta-kosta yang
berdekatan patah baik unilateral maupun bilateral
dan terjadi pada daerah kostokondral.
Diagnosis flail chest didapatkan berdasarkan
pemeriksaan fisik, foto thoraks, dan CT scan
thoraks

Fraktur sternum
Akibat trauma tumpul yang sangat berat sering
kali disertai dengan fraktur kosta multipel
Gangguan organ mediastinum harus dicurigai,
umumnya adalah kontusio miokardium
Diagnosis: pemeriksaan fisik, adanya edema,
deformitas, dan nyeri lokal

Kontusio parenkim paru


sering disebabkan trauma tumpul pada dinding
dada secara langsung yang dapat menyebabkan
kerusakan parenkim, edema interstitial dan
perdarahan yang mengarah ke hipoventilasi pada
sebagian paru
Diagnosis: anamnesis, pemeriksaan fisik (adanya
suara gurgling pada auskultasi), foto thoraks, dan
CT scan thoraks
Kontusio lebih dari 30% pada parenkim paru
membutuhkan ventilasi mekanik

Pneumothoraks
udara pada rongga pleura
sangat berkaitan dengan fraktur kosta laserasi dari
pleura parietalis dan visceralis
Robekan dari pleura visceralis dan parenkim paru dapat
menyebabkan pneumothoraks, sedangkan robekan dari
pleura parietalis dapat menyebabkan terbentuknya
emfisema subkutis. Pneumothoraks pada trauma tumpul
thoraks terjadi karena pada saat terjadinya kompresi
dada tiba-tiba menyebabkan terjadinya peningkatan
tekanan intraalveolar yang dapat menyebabkan ruptur
alveolus
Gejala yang paling umum pada pneumothoraks adalah
nyeri yang diikuti oleh dispneu

Hematothoraks
darah pada rongga pleura
Darah dapat masuk ke rongga pleura setelah
trauma dari dinding dada, diafragma, paru-paru,
atau mediastinum

Chest Trauma Score (CTS)


Beberapa protokol penanganan trauma dada hanya
dapat dievaluasi kualitasnya secara ilmiah apabila
penilaian keparahan trauma distandardisasi
Thoracic Trauma Score (TTS), Pulmonary Contusion
Score (PCS) atau Skor Wagner, yang dihitung
sebagai indikator independen dari prognosis yang
menilai mortalitas dan morbiditas setelah trauma
tumpul thoraks.
Faktor faktor penyebab morbiditas dan Skor CTS >
5 berhubungan dengan outcome yang lebih buruk,
dan memiliki risiko kematian 4 kali dibandingkan <5.

komplikasi
pneumonia 20%, pneumothoraks 5%,
hematothoraks 2%, empyema 2%, dan kontusio
pulmonum 20%. Dimana 50-60% pasien dengan
kontusio pulmonum yang berat akan menjadi
ARDS (kematian 20-43%)

Anda mungkin juga menyukai