Perspektif Global
Perspektif Global
(UNU 213)
Pokok Bahasan :
Daftar Pustaka :
Budiman, Arief (1995), Teori Pembangunan Dunia Ketiga., PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Capron, H.L. (2000), Computers, Tools for an Information Age., Sixth edition, Prentice
Hall, Upper Saddle River, New Jersey, 07458
Laudon, Kenneth C. and Jane P. Laudon (2000), Management Information System. Sixth
Edition, The Dryden Press, Orlando FL
_____________ (1991), Business Information System, A Problem-Solving Approach., The
Dryden Press, Orlando FL.
Mujiran, Paulus (2006), Imperialisme Budaya : Globalisasi Pornografi., Kompas,
18/02/2006, Hal. 14.
Kuncoro, Mudrajad (1996), Manajemen Keuangan Internasioanal, Pengantar Ekonomi
dan Bisnis Global., Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Kwik Kian Gie (2006), Blok Cepu dan Bangsa Mandiri., Kompas, 23/02/2006, Hal. 6.
Kwik Kian Gie (2006), Pikiran yang Terkorupsi., Penerbit Buku Kompas, Jakarta.
Kwik Kian Gie (2006), Kebijakan Ekonomi Politik dan Hilangnya Nalar., Penerbit Buku
Kompas, Jakarta.
Masoed, M. Mochtar, (2002), Tantangan Internasional dan Keterbatasan Nasional :
Analisis Ekonomi-Politik tentang Globalisasi Neo-Liberal., Pidato Pengukuhan Guru
Besar pada FISIPOL Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 19 Oktober 2002.
Sritua Arief & Adi Sasono (1984), Ketergantugan dan Keterbelakang-an., Penerbit Sinar
Harapan, Jakarta.
1.
2.
3.
4.
4.
2.
Efisiensi vs Ketidakadilan
-
- Cultural schock kejutan budaya yang mempengaruhi pola pikir & peradaban
masyarakat secara tiba-tiba (mendadak).
Meliputi :
Manual Automatic
Biaya operasi perusahaan bisa ditekan a.l. biaya transportasi, biaya ekspedisi,
dokumentasi, dsb.
Fenomena ini mensyaratkan struktur organisasi yang jauh lebih efisien. Kebutuhan
SDM meningkat secara kualitatif, namun menurun drastis secara kuantitatif. PHK
meningkat muncul ledakan pengangguran Muncul kebutuhan akan outsourcing
(mencari TK dari LN, kebanyakan dengan sistem kontrak). Indonesia butuh tenaga
ahli dari LN, sedang Malaysia butuh TK kasar dari LN terutama dari Indonesia
muncul masalah domestik & regional.
Muncul peningkatan kecepatan, kualitas, kuantitas, serta lingkup & jangkauan pelayanan
(service) pada konsumen & mitra kerja yang amat drastis. Oleh karena itu muncul pula
kebutuhan ekspansi perusahaan. Contoh : Pelayanan Bank mengarah ke layanan secara
online, kepada MNC, perusahaan besar/ekspor-import. Layanan domestik yang kurang
menguntungkan a.l. UKM terabaikan.
Ada peningkatan fleksibilitas organisasi perusahaan : Small organization menjadi besar
dalam bertindak, Big organization menjadi kecil dalam kebutuhan space, ramping dan
gesit dalam bertindak.
Batas negara & kewenangannya tunduk pada kekuatan teknologi, tatanan ekonomi global,
tatanan sosial & politik internasional. Transaksi ekonomi sudah tidak mungkin diatur lagi secara
efektif oleh negara. Kebijakan pemerintah cenderung pro-pasar. (NR. Klas B, 13/03/2007)
- Capital flight
10
2.
3.
- Penciptaan ekonomi global (1) dan kemajuan teknologi (2) tidak mesti
mendorong ketidak-stabilan. Tetapi ketika ke dua kekuatan itu
digabung dengan konsentrasi kepemilikan kapital, hasilnya adalah
instability dan disorder.
Mengapa ? Karena berkaitan dengan who gets what dan isu
keadilan
11
Adanya persaingan sengit & pertikaian dagang yang tidak sehat antar
negara.
Disebabkan oleh faktor :
1. krisis over-produsksi negara kapitalis,
2. Perluasan pasar global,
3. Peningkatan teknologi,
Kebutuhan
4. Konsentrasi kapital pada negara-negara tsb.
eksport
5. Pasar DN negara kapitalis jenuh, surplus barang di DN meningkat dan
persainga
12
Flexible Accumulation
Dalam rangka memenangkan persaingan dengan cara
meningkatkan efisiensi, MNC melakukan sourcing, yaitu
mengkontrakkan pekerjaan kepada pengusaha mana saja di
dunia yang bisa memasok komponen, sehingga perusahaan
besar bisa mempertahankan fleksibilitas maksimum demi
memperoleh komoditi dengan faktor produksi paling murah.
Prinsipnya : Buat apa membuat komponen sendiri kalau orang
lain bisa memasok dengan harga lebih murah ? Untuk
memperoleh keuntungan tidak perlu secara langsung memiliki
sarana produksi sendiri. Cukup men-sub-kontrakkan pembuatan
barang & jasa (yang sebelumnya mereka produksi sendiri) ke
perusahaan lain di LN. Mereka mem-PHK buruhnya di negaranya
sendiri dan mengkontrakkan pekerjaannya di LN atau
mempekerjakan perusahaannya di LN (tempat investasi asingnya
berlangsung). lihat ilustrasi berikut !
13
Ilustrasi :
Indonesia :
Buruh Murah
dan banyak
tersedia
Produk Persepatuan
(Produk setiap perusahaan
tergantung pada keunggulan
komparatif masing -masing
lokasi)
CORE
COMPANY
Di Jerman
Design
Company
Australia :
Sales and
Marketing
Company
Logistics
Company
Produsen Kulit
Berkualitas tinggi
(Peternakan)
Finance
Company
USA (Wallstreet Stock Exchange)
14
Implikasinya :
1. Kalau ongkos produksi di suatu negara meningkat secara signifikan, maka
mereka akan mencari mitra kontraktor di negara lain (capital flight).
2. Mereka dapat menghindar dari tanggung-jawab atas dampak buruk proses
produksi barang dan jasa, a.l. kerusakan lingkungan hidup dan
perburuhan. Alasannya : mereka tidak ikut berproduksi disitu, namun
hanya membeli dari produsen lokal secara formal tidak melanggar
hukum, namun secara moral tidak etis.
Menanam modal disektor riil tidak banyak menjanjikan keuntungan. Oleh karena itu
banyak keuntungan pemodal ditanam di sektor finansial (jual-beli mata uang dalam
skala besar-besaran). Sektor finansial menjadi sektor yang paling menguntungkan &
sekaligus paling spekulatif. Menimbulkan julukan casino capitalism (Strange. 1986).
Pasar uang dan kapital dipisahkan dari sektor riil yang produktif. Akibatnya : Tidak
berdampak pada penciptaan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja. (Reg. Klas A,
20/03/2007)
15
Komoditifikasi Uang :
Belanja militer USA yang sangat besar sejak perang dingin 1940
Biaya impor minyaknya yang melonjak tinggi akibat embargo minyak negaranegara di timur tengah sejak tahun 1973.
ekspornya waktu itu juga sedang mengalami penurunan. Uang dollar yang
berkeliaran di LN itu kemudian mendorong munculnya pasar kapital
internasional. Di hampir setiap negara didirikan bursa saham Hal ini
mendorong maraknya investasi portofolio (surat berharga).
Pasar inilah yang memberi pinjaman pada banyak perusahaan dan negara,
termasuk negara-negara industri baru di Asia Timur pada tahun 1970-an.
Berbeda dengan investasi di sektor riil. Investasi portofolio tidak mesti untuk
kegiatan produktif, dan bisa ditarik sewaktu-waktu.
Investor bisa untung sangat besar tanpa ada hubungannya dengan kenaikan
produksi dan penciptaan lapangan kerja baru.
16
17
Politik LN -- diplomasi
Dampak
globalisasi posisi & daya tawar Indonesia. Menjadikan Indonesia tidak memiliki banyak
Lemahnya
pilihan untuk lobi politik internasional. Diplomat tidak mampu melepaskan diri dari bayangbayang negara adi-kuasa seperti AS.
Kasus Persetujuan Indonesia pada Resolusi DK PBB No. 1747 (Th. 2007) tentang Perluasan
Sanksi Kepada Iran karena mengembangkan Energi Nuklir. Indonesia (harus) memihak ke
AS dan sekutunya yang jelas-jelas menerapkan standar ganda. Indonesia tidak mendapat
keuntungan apapun dari dukungan tsb, malah menuai banyak kritik dari dalam negeri.
2.
Kasus Lepasnya Pulau Simpadan & Ligitan karena kalah berperkara di Mahkamah
Internasional Belanda. Mengapa tidak diselesaikan secara bilateral atau dengan kekuatan
militer ? (Seperti kasus Blok Ambalat 2006 & penangkalan kedatangan kapal Lusitania di
Timtim)
18
5.
6.
7.
19
20
Dampak globalisasi
Imperialisme Budaya
Muncul semacam Imperialisme Budaya yang mengancam budaya dan kearifan lokal.
Contoh : Fenomena/gejala globalisasi pornograf. Bagaimana memahami gejala ini
dengan perspektif global ?
Hampir tidak ada yang mampu membetengi globalisasi pornografi ini. Upaya
pemerintah untuk melarang dengan UU justru banyak ditentang berbagai kelompok
masyarakatnya sendiri (kel. perempuan, tokoh masyarakat Bali, kel. Seniman, dsb.)
RUU APP ini terancam gagal.
Masyarakat akan hanyut dalam gelombang globalisasi tersebut & tidak memiliki
identitas serta kepribadian sendiri.
21
Integrasi
Deversifikasi
Internasionalisasi
22
2.
Asimetrical Interdependency
Contoh : Tuntutan masyarakat Papua agar PT Freeport berhenti beroperasi di tanah Papua
(Maret 2006)
5.
6.
Masyarakat tetap miskin. Padahal tanahnya sangat kaya bahan tambang (emas, perak, tembaga) yang di ekstrak
investor asing.
Pendidikan terbengkelai. Sebagian besar lulusan SD masih buta huruf.
Hak-hak rakyat Papua diabaikan
Tanah adat diserobot, tidak diakui (yang dipakai hukum negara, bukan hukum adat). Bahkan masyarakat dilarang
masuk area operasi PT FI yang dulunya merupakan tanah adat. Padahal masyarakat asli Papua masih sangat
tergantung pada alam. Area PT FI selalu dijaga ketat oleh aparat TNI & Polri yang terkadang sangat represif &
arogan.
Martabat warga Papua tidak dihormati. Paling tidak, penghormatan itu tidak dirasakan warga Papua.
Pemerintah pusat seakan tidak perduli akan tuntutan masyarakat Papua, justru lebih memihak pada kepentingan
PT FI (investor asing). Alasannya : Kontrak sudah ditanda-tangani & PT FI merupakan salah satu pembayar pajak
terbesar di Indonesia.
Unjuk rasa masyarakat Papua terjadi di banyak kota besar. Masyarakat Papua memblokir jalan
masuk ke PT FI. Terjadi perusakan kantor pusat PT FI di Jakarta. Mereka menuntut penutupan
PT FI karena dinilai tidak memberikan keuntungan yang adil bagi warga lokal. Kontrak (konsesi
pertambangan) yang dilakukan PT FI dengan pemerintah Indonesia (c.q. elite pemeritah) dinilai
tidak mengakomodasi hak rakyat Papua. masyarakat Papua merasa tidak diikut-sertakan
dalam kontrak tsb. Oleh karena itu harus di-renegosiasi.
Tuntutan ini akan terus berlanjut. Bilamana tidak diakomodasi, justru akan berkembang ke
arah tuntutan merdeka. Paling tidak, integrasi dengan NKRI dilakukan tidak dengan sepenuh
hati. Warga Papua tidak betul-betul sebagai warga Indonesia, tetapi sebagai rakyat terjajah
yang dieksploitasi. (R. Senin, 20/03/2006)
23
Faktor-faktor lain :
1.
2.
Kasus lepasnya Propinsi Timor-Timur dari NKRI memberi inspirasi rakyat Papua
untuk merealisasikan kembali keinginannya untuk merdeka.
Wilayah itu amat sensitif, namun perilaku represif & pernyataan para pejabat
tidak pernah berfikir sampai pada dampaknya di lapangan. Contoh :
Penembakan warga Papua yang sedang menambang tailing (limbah) PT FI.
Pernyataan Menhan JS bahwa PT FI harus tetap beroperasi. Hal ini bisa
diinterpretasikan : Perilaku aparat dan pejabat RI telah dibeli oleh kapitalis
asing untuk menjajah rakyatnya sendiri.
24
3.
Asimetrical Interdependency
Contoh : Alotnya negosiasi manajemen eksploitasi Blok Cepu antara
Pertamina dan ExxonMobil.
25
4.
26
5.
6.
27
Birokratisasi vs debirokratisasi
Keterlibatan Negara dalam kehidupan Ekonomi Masyarakatnya
Dimensi
1.
2.
3.
4.
Kapitalis/liberalis
Faktor produksi,
khususnya
modal
Kewenangan
pengambilan
keputusan
ekonomi,
khususnya
investasi,
produksi &
distribusi
Peran negara
1.
Motivasi
keterlibatan
Sosialis/komunis
Dimiliki/dikuasai
aktor swasta
Ada di tangan
anggota masyarakat
(individu pengusaha
& perusahaan
swasta)
1.
3.
3.
4.
Insentif ekonomi
4.
2.
2.
Dimiliki/dikuasai
negara/kolektif
(koperasi)
Di tangan
negara/pemerintah
28
Birokratisasi vs debirokratisasi
(2)
Dimensi
Kapitalis/liberalis
5.
Insentif ekonomi 5.
6.
Sifat persaingan
6.
7.
Mekanisme
penentuan
harga
7.
8.
8.
9.
Hubungan
dengan negara
lain
Bentuk/tipe
kebijakan
pemerintah
9.
Profit, laba,
keuntungan usaha.
Kompetitif
(persaingan bebas)
Mekanisme Pasar
(bertemunya kurva
Penawaran &
Permintaan)
Terbuka, mengintegrasikan diri
dalam komunitas
bisnis intenasional
Strategic Policy
(menentukan arah
perkembangan
ekonomi),
Competitive
Regulatory.
Sosialis/komunis
5.
6.
Non-kompetitif
(monopoli)
7.
Keputusan administrasi
pemerintah (SK
Presiden, Menteri,
Gubernur, Bupati, dsb.)
Contoh : Harga BBM,
TDL, harga pupuk, dsb.
Harga pasar
dimanipulasi,
dikompensasi degan
kebijakan pajak dan
subsidi.
Tertutup, men-isolasi diri
Distributif &
29
Redistributif, Domestic
8.
9.
Catatan :
1.
Tidak ada satu negara pun menganut sistem ekonomi ekstrim,
kapitalis murni atau sosialis murni. Pada umumnya setiap
negara menganut sistem campuran. Dinamis, bergerak di
antara dua titik ekstrim itu. Ada dinamika proses birokratisasi
dan debirokratisasi.
2.
Pada umumnya dimensi-dimensi itu konsisten dan dituntut
konsisten. Kebijakan pemerintah banyak yang tidak konsisten.
Contoh kebijakan di Indonesia yang tiddak konsisten : Peran
pemerintah yang 4 in 1 di bidang pengelolaan BUMN di
tahun-tahun sebelum Megawati berkuasa. Pemerintah bertindak
sebagai pemilik, pengawas, pengelola/manajemen (produsen),
dan sekaligus konsumen. Makanya BUMN menjadi ladang
subur bagi korupsi, karena mekanisme kontrolnya tidak jalan.
Kebanyakan BUMN tidak sehat, namun pengelolanya tetap saja
kaya.
30
Birokratisasi vs debirokratisasi
(3)
Bagaimana Indonesia ?
Indonesia menganut sistem campuran ! Secara konstitusional
faktor-faktor produksi yang menguasai hajad hidup orang banyak
dikuasai oleh negara (konsep sosialis). Sedang yang tidak
menguasai hajad hidup orang banyak boleh dikelola aktor swasta.
Ada proses liberalisasi. Indikatornya : (1) Pengelolaan sarana umum
dan yang menguasai hajad hidup orang banyak diserahkan ke
swasta, a.l. Jalan umum, tranportasi umum, listrik, industri hulu,
distribusi BBM, dsb.,(2) Privatisasi/penjualan BUMN, dsb. (R. 26/04/2006)
31
Pengantar :
1. Kita sering merasakan bahwa arah pembangunan di negara kita ini
2.
3.
4.
32
5.
33
Tidak sempurnanya stuktur kelembagaan dan Kepincangan yang ada dalam tatanan sosial,
ekonomi dan politik masyarakatnya
Adanya proses eksploitasi pihak luar sebagai akibat dari hubungan ekonomi luar negeri yang
tidak adil.
Oleh karena itu faktor-faktor tersebut harus dihilangkan terlebih dahulu. Hal ini
merupakan tesis ketergantungan dan keterbelakangan dan merupakan anti-tesis
dari teori Rostow.
34
Traditional Society
Precondition for Growth
The Take-of
The drive to Maturity
The Age of High Mass-Consumption
35
Paul Baran
Andre Gunder Frank
Fernando Hendrique Cardoso
Theotonio dos Santos
Samir Amin
Tesis Ketegantungan :
Paul Baran mengemukakan bahwa faktor utama yang telah menjadi penyebab
keterbelakangan negara-negara di Ameika Latin yang begitu kaya akan bahan
mentah ialah proses eksploitasi oleh pihak asing sebagai akibat dari hubungan
ekonomi dengan pihak asing yang sifatnya tidak adil. Hampir sama dengan
kondisi di Papua saat ini.
Tesis ini menolak tesis yang mengatakan pekembangan ekonomi negara miskin
hanya akan terjadi sebagai akibat hubungan ekonomi dengan negara-negara
maju yang mana hubungan ini dianggap akan menimbulkan difusi modal,
teknologi, nilai-nilai institusi dan faktor-faktor dinamik lainnya.
36
37
38
Utang LN
Secara politis pada masa Orde Soeharto (1967 1998)
konsep utang LN dikaburkan menjadi bantuan LN.
Dijadikan bukti bahwa meningkatnya utang =
meningkatnya kepercayaan negara asing dan lembaga
internasional kepada Indonesia.
Utang LN digunakan untuk membiayai program
pembangunan. Konsep pembangunan kemudian
dirubah menjadi semacam ideologi untuk
melegitimasi kekuasaan Soeharto. Pembangunan
menjadi mirip berhala yang semua WN harus
mendukungnya.
39