Anda di halaman 1dari 55

Kehamilan Ektopik Terganggu

Yaclin Natalia Damayanti


Internship RSUD Ciawi

Identitas Pasien

Nama
: Ny.SR
Jenis kelamin : Perempuan
Usia
: 30 tahun
Alamat
:
Suku Bangsa : Sunda
Pekerjaan
: Wiraswasta
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Tanggal masuk RS : 18 Oktober 2016

Anamnesis
Diambil dari Autoanamnesis tanggal 18 Oktober
2016, pukul 10.30 WIB
Keluhan Utama :
Nyeri perut bagian bawah kiri memberat sejak
2hari SMRS.

Keluhan tambahan : keluar darah dari jalan


lahir sebanyak 3 pembalut berwarna kehitaman

Riwayat Penyakit Sekarang


Satu minggu SMRS, pasien mengatakan bahwa perut
bagian bawah pasien terasa nyeri.
Lima hari SMRS, pasien juga mengatakan adanya flek
yang keluar dari jalan lahir pasien. Pasien tidak ada
demam, tidak ada mual dan muntah. Pasien di USG ke
bidan, dan bidan mengatakan bahwa pasien mengalami
kehamilan di luar kandungan dan disarankan untuk
berobat ke rumah sakit.

Satu hari SMRS, pasien mengatakan bahwa darah yang


keluar dari jalan lahir pasien semakin banyak. Darah yang
keluar sebanyak 3 pembalut penuh dan berwarna merah
segar. Pasien juga mengatakan bahwa perut pasien
terasa semakin kencang dan nyeri. Tidak ada mual
muntah dan tidak ada demam pada pasien. Pasien pun
memutuskan untuk pergi ke RSUD Ciawi.

Anamnesa
26 Agustus 2016

HPHT

11 Oktober 2016

Perut terasa nyeri

13 Oktober 2016

Keluar flek dari jalan lahir

13 Oktober 2016

Pasien di USG bidan


kehamilan diluar kandungan

17 Oktober 2016

Nyeri bertambah hebat


Keluar darah semakin banyak

18 Oktober 2016

Masuk Rumah Sakit

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat penyakit darah tinggi, kencing manis,
asma , dan alergi obat disangkal.

Riwayat Menstruasi

Menarche
Siklus
Lama haid
Pembalut/ hari
Nyeri haid
HPHT
Usia kehamilan

: 13 tahun
: 28 hari
: 6 hari
: 2-3pembalut/hari
: ringan
: 26 Agustus 2016
: 7-8 minggu

Antenatal Care (ANC)


Pasien hanya melakukan pemeriksaan
kehamilan 1x di bidan

Kontrasepsi
Pasien menggunakan kontrasepsi KB minipil
(progesterone only pil) selama 1tahun sejak awal
2015 sampai awal 2016.

Riwayat operasi
Pasien belum pernah menjalani operasi
sebelumnya.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran
Tanda-tanda vital

TD
HR
RR
Suhu

: 130/ 80 mmHg
: 96x/ menit
: 20x/ menit
: 36,7oC

Antropometri
BB
TB

: Tampak sakit sedang


: Compos Mentis
:

: 54 kg
: 158 cm

Status Generalis
Kepala
Mata

: Normosefali
: Konjungtiva anemis +/+, sklera
ikterik -/-, pupil isokor 3mm/ 3mm,
refleks cahaya +/+
Telinga : Liang telinga lapang +/+,
Hidung : Deviasi septum (-), sekret -/Mulut : Oral higiene baik
Tenggorokan: Tonsil T1-T1 tidak hiperemis,
faring tidak hiperemis

Status generalis
Leher
: KGB & kel. tiroid tidak tampak membesar
Thoraks
Payudara : bentuk normal, inverted nipple -/ Paru-paru
Inspeksi : Simestris pada pergerakan statis dinamis
Palpasi : Simestris pada pergerakan statis dinamis,
fokal fremitus kanan dan kiri sama kuat
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi: Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/ Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ics 4 midclavicula kiri
Perkusi : Redup
Asukultasi : BJ 1,BJ 2, murni, reguler, gallop (-), murmur (-)

Status generalis
Abdomen

Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Asukultasi

: sedikit membuncit.
: nyeri tekan Left Lower Quadrant (+)
: Redup di seluruh lapang abdomen
: BU (+) normal

Genitalia: v/v tak, darah (+), edema (-)


Ekskremitas : tidak tampak edema, akral
hangat, CRT < 2s

Pemeriksaan Obstetri

Inspeksi : sedikit buncit


Palpasi : TFU sulit dievaluasi
Leopold 1 : tidak teraba
Leopold 2 : tidak teraba
Leopold 3 : tidak teraba
Leopold 4 : tidak teraba
DJJ : -

Status Ginekologi
Pemeriksaan dalam : vulvovagina normal, tidak ada pembukaan,
nyeri goyang portio (+), forniks posterior agak menonjol, nyeri
tekan forniks posterior (+), terdapat darah berwarna merah
kehitaman, tidak terdapat lendir. Kavum douglas menonjol.
Inspekulo : tidak dilakukan.

Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan

18/10/16

Nilai Rujukan

Hemoglobin

11.8

13,2 17,3 g/dl

Hematokrit

33.0

45 52 %

Leukosit

7.7

4.000 11.000

Trombosit

320

150 440 ribu/ul

Gol. Darah

A/B/AB/O

Rhesus

(+) POS

Positif

Masa Perdarahan

300

1 6 menit

Masa Pembekuan

1200

8 18 menit

106

0 -1 %

Darah Rutin

KIMIA
GDS

Pemeriksaan

18/10/16

Nilai Rujukan

HbsAg

Non Reaktif

Non Reaktif

HIV I/II Rapid

Non Reaktif

Non Reaktif

Positif

Negatif

SEROLOGI/IMUNOLOGI

URINE
Tes kehamilan

Pemeriksaan Penunjang (19/10/16)


USG Kehamilan Ektopik Terganggu

Diagnosis Kerja
G2P1A0 gravid 8 minggu+ kehamilan ektopik terganggu

TATALAKSANA

Di IGD (18/10/2016)

TATALAKSANA

Di Ruang Rawat (17/10/2016)

TATALAKSANA

Di Ruang Rawat (18/10/2016)

Follow Up

Diagnosis diferensial
1. Abortus Inkompletus
2. Tumor Ovarium

Penanganan
Laparotomi
Dilakukan untuk menegakkan diagnosis karena
pada px.klinik tdk dijumpai tanda klasik dr
kehamilan ektopik yg pecah
Didapatkan perdarahan pada cavum abdomen &
cullen sign pada peritoneum
Didapatkan abortus tuba kiri

Salpingektomi pengangkatan tuba sinistra


yang mengandung kehamilan ektopik

TINJAUAN PUSTAKA

Normalnya kehamilan
akan terjadi
intrauterin, nidasi akan
terjadi pada
endometrium korpus
uteri.

Dalam keadaan abnormal


implantasi hasil konsepsi
terjadi di luar
endometrium rahim,
disebut sbg KET

Pada thn 2007,


terdapat 20 kasus
setiap 1.000
kehamilan menderita
KET
(BPS Kesehatan,
2008)
- Pada thn 2003 terdapat 1 dari
250 (0,04%) kelahiran di dunia
menderita kehamilan ektopik
- 60% pd wanita dengan paritas
pertama dan kedua
(Cunningham, 2001)

Pendahuluan
Kehamilan ektopik ialah kehamilan, dengan
ovum yg dibuahi, berimplantasi dan tumbuh
tidak di tempat normal yakni dalam
endometrium kavum uteri.

Wiknjosastro, hanifa ., Ilmu Kandungan, 2008, Bina


Pustaka, Jakarta

Epidemiologi
Sebagian besar wanita yang mengalami
kehamilan ektopik berumur antara 20-40 tahun
dengan umur rata-rata 30 tahun.
Frekuensi kehamilan ektopik yang berulang
dilaporkan berkisar antara 0-14,6%.

Prawirohardjo, S., 2005, Kehamilan Ektopik dalam Ilmu Kebidanan Pusat : Yayasan
Bina Pustaka : Jakarta

Sekurangnya 95 % implantasi ektopik terjadi di


tuba Fallopii (ampulla, pars ismika,
infundibulum dan fimbria, dan pars
intersisialis).
Implantasi yang terjadi di ovarium, serviks,
atau cavumperitonealis jarang ditemukan.

http://digilib.unsri.ac.id/download/Kehamilan%20Ektopik.pdf.

Lokasi KET

Klasifikasi
a. Tuba Fallopii
- pars interstisialis
- isthmus
- ampulla
- infundibulum
- fimbria
b. Uterus
- kanalis servikalis
- divertikulum
- kornu
- tanduk rudimenter

c. Ovarium
d. Intraligementer
e. Abdominal
- Primer
- Sekunder
f. Kombinasi kehamilan
dalam dan luar uterus

Anatomi Tuba Falopii


Panjang tuba falopii 10 cm dan diameter
lumen dari 1 mm di pars intersitisialis
sampai 5 mm pada fimbriae

KEHAMILAN TUBA
Normalnya : fertilisasi terjadi di ampulla tuba,
ovum yg telah dibuahi digerakan ke kavum uteri
lalu mengadakan implantasi di endometrium.
Apabila keadaan pd tuba
menghambat/menghalangi gerakan ini
implantasi terjadi di endosalping.

Sebab-sebab yg menghambat perjalanan ovum


ke uterus blastokista berimplantasi di tuba :
a.
b.
c.
d.
e.

Bekas radang pada tuba


Kelainan bawaan pada tuba
Gangguan fisiologik tuba
Operasi plastik pada tuba
Abortus buatan

Kehamilan Tuba

Abortus tuba

Ruptur tuba

Kehamilan Ektopik Lain


KehamILAN SERVIKAL

Jarang sekali berlangsung


lewat 20 minggu.
Biasanya terjadi abortus
spontan didahului oleh
perdarahan, yang makin lama
makin banyak.
d/ USG
Tx : kerokan kavum uteri dan
kanalis servikalis

KEHAMILAN DIVERTIKULUM UTERUS

Akibat kehamilan ini ialah


ruptur ke luar dari uterus atau
abortus.
d/ USG dan MRI
Tx : laparotomi dan
histerektomi

KEHAMILAN OVARIAL

Jarang terdapat
Nasib kehamilan ini adalah
ovum yang dibuahi mati, atau
terjadi ruptura.

KEHAMILAN INTRA DAN EKSTRA


UTERIN

Angka kejadian : 1 kali di


antara 6000 kehamilan.
Kombinasi ini biasanya terjadi
pada kehamilan kembar
dengan satu ovum yang
dibuahi berimplantasi di
kavum uteri dan ovum yang
lain berimplantasi di tuba.

Kehamilan abdominal
primer

sekunder

Terjadi apabila ovum dan


spermatozoon bertemu dan
bersatu di dalam satu tempat
di peritoneum dalam rongga
perut, dan kemudian juga
berimplantasi di tempat tsb
Berakhir dgn kematian
mudigah

Merupakan kehamilan tuba,


yang walaupun terjadi
gangguan tidak menyebabkan
meninggalnya mudigah, dan
vaskularisasi masih cukup
untuk memungkinkan mudigah
bertumbuh terus.
Mudigah yang menjadi janin
dapat meninggalkan tuba
melalui ostium abdominalis
atau lewat sobekan dinding
tuba, dan kemudian letak
kantong janin dalam rongga
peritoneum

Patologi
Trofoblast dan villus korialis menembus
lapisan pseudokapsularis

Perdarahan dalam lumen tuba

Pembesaran tuba (hamatosalping)

Jika mengalir terus ke rongga peritoneum,


berkumpul di cavum douglas hematokele
retrouterina

Diagnosis
Adanya amenore
Uterine bleeding (perdarahan tidak banyak,
berwarna coklat tua)
Nyeri perut bagian bawah (nyeri tiba-tiba,
sering disertai perdarahan & menyebabkan
terjadinya syok)
Tanda Cullen

Pada pemeriksaan ginekologik terdapat :


Adanya nyeri ayun : dengan menggerakan porsio
dan serviks ibu akan merasa sakit yang sangat
hebat;
Douglas crise : rasa nyeri hebat pada penekanan
kavum Douglas;
Kavum douglas teraba menonjol karena
terkumpulnya darah, begitu pula teraba masa
retrouterin massa pelvis).

Pemeriksaan Laboratorium :
Pemeriksaan hemoglobin seri setiap 1 jam
menunjukkan penurunan kadar Hb
Adanya leukositosis

Nyeri pembesaran tuba adanya tarikan


pada peritoneum dinding tuba
Pada abortus tuba, bila pelepasan hasil konsepsi
tidak sempurna perdarahan akan terus
berlangsung. Tuba akan membesar dan
kebiruan (hematosalping), dan darah akan
mengalir melalui ostium tuba ke dalam rongga
abdomen hingga berkumpul di kavum Douglas
dan membentuk hematokel retrouterina.

Pemeriksaan Penunjang

USG
Laparoskopi
Laparotomi
Kuldosintesis
Histerosalpingografi dan tes pitosin

Kemungkinan-kemungkinan yang dapat


terjadi pada kehamilan ektopik adalah:
Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi
Abortus ke dalam lumen tuba
Ruptur dinding tuba

Diagnosis banding
Gejala

KET

Abortus

Kista
Ovarium

Infeksi Pelvis

Amenorea

Ada (75%)

Semua

Ada (25%)

Perdarahan
vaginal

Sedikit

Banyak

Bisa ada

Perdarahan
Abdominal

Banyak

Pireksia

Dibawah 380C

Di atas 380C

Massa Pelvis

Dibawah

Ada

Ada bilateral

Uterus

Sedikit Membesar

Membesar

Tidak besar

Nyeri

Hebat

Hebat

Nyeri

Anemia

Ada

Bisa ada

Leukositosis

Bisa ada

Ada (>20.000)

Reaksi
kehamilan

(+) 75%

(+)

Shifting
dullness

Ada

Penatalaksanaan
Tatalaksana Bedah
Konservatif : Salpingostomi, salpingotomi, dan
pembukaan fimbriae pada lokasi ektopiknya
Radikal
: Salpingektomi

Tatalaksana Medis
Dosis tunggal
- Metotreksat, 50 mg/m2 IM
Dosis variabel
- Metotreksat, 1 mg/kg IM, hari ke-1,3,5,7 plus
- Leukovorin, 0,1 mg/kg IM, hari ke-2,4,6,8

Anda mungkin juga menyukai