Anda di halaman 1dari 33

STRUMA

Anatomi
Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terdiri
atas lobus kanan dan
kiri
yang
dihubungkan
oleh
isthmus yang sempit.
Kelenjar
tiroid
berada
dibagian
anterior
leher,
disebelah
ventral
bagian caudal laring
dan bagian cranial
trakea,
terletak
berhadapan dengan
vertebra C5-7 dan
vertebra T1

Anatomi
Vaskularisasi
kelenjar
Kelenjar
tiroid adalahTiroid
a. Tiroid
superior,
a.tiroid
inferior, dan kadangkadang a.thyroidea ima.
Arteri-arteri ini saling
beranastomosis dengan
luas
dipermukaan
kelenjar.
Sedangkan vena-vena
dari glandula thyroidea
adalah vena thyrodea
superior,
yang
bermuara ke v. Jugularis
interna, vena thyroid
media yang bermuara
ke v. Jugularis interna
dan v. Thyroidea inferior
yang
menampung
darah dari isthmus dan
kutub bawah kelenjar.

Fisiologi Kelenjar Tiroid


Kelenjar tiroid yang terletak tepat dibawah
kedua sisi laring dan terletak disebelah
anterior trakea, mensekresi dua macam
hormon yang bermakna, yakni tiroksin dan
triiodotironin, yang biasanya disebut T4
dan T3, yang sangat mempengaruhi
kecepatan metabolisme tubuh. Kelenjar ini
juga mensekresi kalsitonin, yang sangat
berguna untuk metabolisme kalsium.

Definisi Struma

Goiter atau struma atau gondok


adalah suatu keadaan pembesaran
kelenjar tiroid apapun sebabnya.

Struma
Pembesaran kelenjar tiroid dapat
disebabkan oleh:
1.Hiperplasi dan hipertrofi dari
kelenjar tiroid
Setiap organ apabila dipacu untuk
bekerja lebih berat maka akan
berkompensasi dengan jalan
hipertrofi dan hiperplasi. Demikian
pula dengan kelenjat tiroid pada
saat masa pertumbuhan atau pada
kondisi memerlukan hormon tiroksin
lebih banyak, misal saat pubertas,
gravid dan sembuh dari sakit parah.
1.Non toxic goiter: difus, noduler
2.Toxic goiter: noduler (Plummers
disease), difus (Graves disease)/Morbus
Basedow

2. Inflamasi atau infeksi


kelenjar tiroid
Tiroiditis akut
Tiroiditis sub-akut (de
Quervain)
Tiroiditis kronis
(Hashimotos disease dan
struma Riedel)

3. Neoplasma
Neoplasma jinak (adenoma)
Neoplasma ganas
(adenocarcinoma) :
papiliferum,folikularis,
anaplastik

Graves Disease (Struma Difusa Toxic)

Penyakit Graves lazim juga disebut


penyakit Basedow
penyakit graves merupakan sindrom
autoimun sistemik
Gx klinis: adanya trias basedow
Struma difus (bergerak saat menelan)
Hipertiroid
Exopthalmus

Gambaran Klinis

1. Gugup, mudah tersinggung,


gelisah,emosi tidak stabil,
insomia
2. Eksoftalmus
3. Gondok
4. Palpitasi, takikardi
5. Nafsu makan meningkat
6. Diare
7. Tremor (jari tangan dan kaki)
8. Kelelahan otot
9. Oligomenore/amenore
10.Telapak tangan lembab dan
panas
11.Berat badan menurun
12.Denyut nadi kadang tidak
teratur karena fibrilasi atrium,
pulsus seler
13.Dipsnue
14.Berkeringat

Graves Disease
Pemeriksaan Penunjang:
Peningkatan T3, T4 sedangkan TSH
akan menurun
65% terdeteksi TRab (TSH rec.
antibody)
RAI : uptake iodine tinggi

Graves Disease
Penatalaksanaan
Pengendalian hipertiroid (PTU
/Karbimazol)
Ablasio dengan yodium radioaktif
Pembedahan dilakukan jika terapi
medikamentosa gagal dan ukuran tiroid
besar.

Plummers disease (Struma


nodusa toksik)
Struma nodusa toksik adalah pembesaran
kelenjar tiroid pada salah satu lobus yang
disertai dengan tanda-tanda hipertiroid
Pembesara noduler terjadi pada usia
dewasa muda sebagai suatu struma yang
nontoksik yang dimana apabila tidak
diobati dalam 15-20 tahun dapat menjadi
toksik
Penyakit ini pertama kali dibedakan
dengan penyakit grave oleh plummer

Gejala Klinis

Sama dengan gejala


dari
hipertiroid
seperti tidak tahan
terhadap
panas,
sering berkeringat,
berdebar-debar,
tremor
halus,
kesusahan
tidur,
peningkatan heart
rate, diare, terjadi
perubahan
sikap
pada
anak-anak,
nervous

Plummers disease
Pemeriksaan penunjang :
T3&T4 meningkat, TSH menurun

Tata laksana :
Pengendalian hipertiroid (PTU
/Karbimazol)
Ablasio dengan yodium radioaktif
Pembedahan dilakukan jika terapi
medikamentosa gagal dan ukuran tiroid
besar

Struma difus non-toksik


Struma difus non-toksik merupakan suatu
pembesaran kelenjar tiroid yang berbentuk
difus dan tidak disertai gejala-gejala
hipertiroid.
Seringkali disebabkan karena kekurangan
intake yodium dan faktor herediter
Seringkali pada penderita struma difus
non-toksik
tidak
mengalami
keluhan
apapun, yang dikeluhkan seringkali karena
alasan kosmetik.

Struma nodus non-toksik


Struma nodus non-toksik dibagi menjadi
uninodusa dan multinodusa.
Sekitar 5% mengalami degenerasi maligna.
Gx klinis :Benjolan bergerak saat menelan,bisa
terdapat gangguan pernapasan dan
penyempitan trakea.
Tata laksana :
Supresi hormon tiroid atau pemberian hormon tiroid
(tidak berguna pada struma nodusa yg berlangsung
lama)
Operasi sesuai indikasi

Karsinoma Tiroid

Adenokarsinoma
Adenokarsinoma
Adenokarsinoma
Adenokarsinoma
Tumor sel hurtle

papiler
folikuler
medular
anaplastik

Adenokarsinoma papiler
80-85% dari keganasa tiroid
Insiden : tertinggi pada usia 40-49thn
Gx klinis : tumor tidak berkapsul, berbatas
tegas dengan jaringan tiroid normal,
kadang didapatkan gambaran kistik,
kalsifikasi, atau osifikasi. Delapan persen
multisentris dan sering didapatkan pada
kedua lobous. Sebagian besar disertai
pembesaran kelenjar getah bening regional
di leher

Adenokarsinoma folikuler
5-20% dari keganasa tiroid
Tidak ada gejala, tapi Kadang ditemukan
adanya tumor soliter besar di tulang
seperti di tengkorak atau humerus yang
merupakan metastase jauh dari
adenokarsinoma folikut yang tidak
ditemukan karena kecil (occult)
Tata laksana :
Tiroidektomi total
Pemberian yodium radioaktif

Adenokarsinoma medular
5-10% dari keganasan tiroid
Insiden : sering diatas 40 tahun
Gx : Tumor padat ,berbatas tegas,
bilateral.
Memproduksi kalsitonin (dilakukan
pemeriksaan kalsitonin darah
sebelum dan sesudah perangsangan
dengan suntikan pentagastrin)

Adenokarsinoma anaplastik
5-15% dari keganasan tiroid
Insiden : sering ditemukan pada dekade 6 dan 8
Berawal dari pembesaran kelenjar tiroid yang
sudah ada dalam waktu lama, tiba-tiba membesar
dengan cepat disertai nyeri yang menjalar ke
telinga dan suara parau karena bersifat invasif
dan progresif cepat.
Tata laksana : radiasi eksternal dengan atau tanpa
pemberian kemoterapi antikanker (doksorubisin)
Prognosis buruk (sebagian besar meninggal satu
tahun setelah terdiagnosis)

Tiroiditis
Tiroiditis diklasifikasi sebagai :
Akut : sering karena infeksi
Stapphylococcus aureus .
Subakut : Tiroiditis de quervain
(infeksi virus saluran napas)
Kronik : Tiroiditis hashimoto & riedel

Tiroiditis Akut
Sering disebut acute diffuse tiroiditis
atau acute non supurative tiroiditis
Etio : virus dan bakter (seringkali
karena Staphylococcus aureus .
Gx : Demam , malaise, nyeri pada
tiroid yang membesar.
Tx : Antibiotik

Tiroiditis de quervain
Merupakan tiroiditis sub-akut
Etiologi :Infeksi virus
Gx klinis : Nyeri sangat pada tiroid, tiroid sedikit
membesar, disertai dengan gejala dan tanda
sistemik.mereda setelah beberapa minggu
tetapi sering kambuh kembali.umumnya
eutiroidisme tapi pada tahap akut menjadi
hipertiroidisme.
Tata laksana :
Salisilat untuk menghilangkan nyeri
Kortikosteroid untuk akut

Tiroiditis hashimoto
Merupakan tiroiditis kronik
Insiden : banyak pada wanita usia dewasa
Gx :
Pembesaran bisa +/Jika terjadi pembesaran :
Padat
Nyeri tekan
Pada awalnya eutiroidisme kemudian berubah secara bertahap
menjadi hipotiroidisme.

DD : KARSINOMA
Tata laksana :
Pemberian substansi tiroid
Bedah paliatif dan simptomatik

Tiroiditis Riedel
Merupakan tiroiditis kronik
Kelenjar tiroid menjadi keras
sehingga disebut struma kayu , susah
membedakan dengan
adenokarsinoma anaplastik.
Diagnosis hanya dapat ditentukan
dengan biopsi insisi.
mengakibatkan kompresi trakea
sehingga kadang membutuhkan
dekompresi dengan pembelahan

Anamnesa
Selain hal-hal yang mendukung terjadinya
struma akibat keradangan atau hiperplasi
dan hipertrofi, maka perlu juga ditanyakan
hal-hal yang diduga ada kaitannya dengan
keganasan pada kelenjar tiroid, terutama
pada struma uninodusa nontoksika
untuk mengetahui adanya gangguan
fungsi pada penderita struma, maka harus
ditanyakan dan diperikasa hal-hal yang
mendukung adanya hipertiroid

Pemeriksaan Fisik

sistematis (urut dari atas ke bawah),


simetris (bandingkan kanan dan kiri),
simultan (kanan dan kiri bersamaan).
Secara rutin harus dievaluasi juga
keadaan kelenjar getah bening
lehernya, adakah pembesaran,
dianjurkan penderita membuka
bajunya.

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik nodul harus dideskripsikan:
lokasi: lobus kanan, lobus kiri, ismus
ukuran: dalam sentimeter, diameter panjang
jumlah nodul: satu (uninodosa) atau lebih dari satu
(multinodosa)
konsistensi: kistik, lunak, kenyal, keras
nyeri: ada nyeri atau tidak pada saat dilakukan palpasi
mobilitas: ada atau tidak perlekatan terhadap trakea,
muskulus sternokleidomastoideus
pembesaran kelenjar getah bening di sekitar tiroid:
ada atau tidak

Pemeriksaan penunjang :
Laboratorium
Radiologi
USG
CTscan & MRI
Sidik tiroid
FNAB

Teknik Oprasi

Isthmulobectomy , mengangkat isthmus


Lobectomy, mengangkat satu lobus, bila subtotal sisa 3 gram
Tiroidectomi Total, semua kelenjar tiroid diangkat
Tiroidectomy subtotal bilateral
Mengangkat sebagian besar tiroid lobus kanan dan sebagian kiri, sisa
jaringan 2-4 gram dibagian posterior untuk mencegah kerusakan
parathyroid atau syaraf reccurent laryngeus. Biasanya dilakukan
pemeriksaan Frosen section
Near Total tiroidectomi
Isthmulobectomy dextra dan lobectomy subtotal sinistra dan sebaliknya,
sisa jaringan tiroid 1-2 gram. Mengangkat semua nodi yang terlibat
RND (Diseksi Neck Radikal)
Mengangkat seluruh jaringan limfoid pada leher sisi yang bersangkutan
dengan menyertakan n. assesorius , v.jugularis eksterna dan interna, m.
sternocleidomastoideus dan m.omohyoideus dan kelenjar ludah
submandibularis dan tail parotis

Indikasi Oprasi
1. Pembesaran kelenjar thyroid
dengan gejala penekanan berupa :
Gangguan menelan
Gangguan pernafasan
Suara parau

2. Keganasan kelenjar thyroid


3. Struma nodus dan diffusa toxica
4. Kosmetik

Kontra Indikasi Oprasi


1.Struma toksika yang belum
dipersiapkan operasi
2.Struma dengan dekompensasi
kordis, penyakit sistemik (DM,
hipertensi)
3.Struma besar kemungkinan
keganasan anaplastik
4.Struma (karsinoma) disertai vena
cava superior syndrom

Anda mungkin juga menyukai