Anda di halaman 1dari 53

REFERAT

RINITIS ALERGI DENGAN KAJIAN


TERAPI PROBIOTIK

Disusun Oleh :
Rizky Amelia
151 0221 015

Pembimbing :
Letkol CKM dr.Bima Wisnu, Sp.THT-KL, Mkes, MARS
SMF ILMU TELINGA HIDUNG TENGGOROK RS Tk.II dr. AK GANI
PALEMBANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rinitis (RA) adalah reaksi peradangan mukosa
hidung yang diperantarai oleh immunoglobulin
E (IgE) setelah terjadi pajanan alergen.
Prevalensi rinitis alergi cenderung meningkat di
dunia beberapa dekade terakhir. Prevalensi
rinitis alergi telah dilaporkan sekitar 10-20% di
Amerika Utara, 10-15% di Eropa, sekitar 20% di
Thailand, 10% di Jepang dan 10-26% dari
seluruh pasien THT di beberapa rumah sakit
besar di Indonesia.

Penatalaksanaan rinitis alergi terdiri


dari menghindari penyebab/faktor
pemicu,
menggunakan
medikamentosa dan imunoterapi.
Apabila
rinitis
alergi
tidak
ditatalaksana dengan baik maka
akan berakibat timbulnya komplikasi
seperti rinosinusitis dan otitis media.
Probiotik
adalah suplemen yang
mengandung mikroorganisme hidup,
yang bermanfaat dalam menjaga
keseimbangan mikroflora pada usus

Pemberian probiotik dalam pencegahan alergi


juga merupakan upaya perbaikan homeostasis
sistem biologis penderita yang ditujukan pada
imunomodulasi respon imun dengan
menyeimbangkan respon imun Th1 dan Th2.
Pemberian probiotik akan mengembalikan
komposisi dan peran bakteri yang bermanfaat
dan menghambat perkembangan respon alergi
sel Th2 yang juga menurunkan kadar IL-4, IL-5,
IL-6, IL-9, IL-10, IL-13 dan GM CSF sehingga
mengurangi produksi IgE dan eosinofil.

1.2 Perumusan Masalah

Apakah pemberian probiotik dapat menurunkan kadar


IgE pada penderita rinitis alergi?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh probiotik dalam penurunan
kadar IgE pada penderita rinitis alergi.
1.3.2 Tujuan Khusus
Mengetahui penyakit rinitis alergi
Mengetahui mekanisme rinitis alergi
Mengetahui mekanisme kerja probiotik pada rinitis
alergi
Mengetahui jenis probiotik

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi Instansi RS A.K Gani
Palembang
1.4.2 Manfaat bagi Instansi Pendidikan
1.4.3 Manfaat bagi Penulis

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI RINITIS ALERGI
Kelainan pada hidung dengan gejala rasa
gatal, rinore, bersin-bersin dan hidung
tersumbat
karena
mukosa
hidung
terpapar allergen yang diperantarai IgE.

Epidemiologi

Menyerang 10-20% dari keseluruhan


populasi dunia
Prevalensi kejadian rinitis alergi di
Indonesia belum pasti diketahui.
Prevalensi rinitis alergi di Jakarta 20%
dan Bandung 6,98%.

Jenis Alergen

Patofisiologi Rinitis Alergi


1.
2.

Sensitisasi
Fase reaksi alergi
a. Reaksi Fase Alergi Cepat (berlangsung
sejak kontak dengan alergen sampai 1 jam
setelahnya)

b.

Reaksi Fase Alergi Lambat

(berlangsung 24
jam dengan puncak 6-8jam setelah terpapar alergen
dan berlangsung 24-48 jam)

Patofisiologi Rinitis Alergi

Gejala Klinis

Klasifikasi Rinitis Alergi

Berdasarkan Lamanya Gejala Rinitis


Alergi
1.
2.

Intermitten
Persisten

Berdasarkan Berat Ringannya Penyakit


1.
2.

Ringan
Sedang-Berat

Diagnosis

Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Penunjang

Penatalaksanaan Rinitis
Alergi

Menghindari Alergen Penyebab Alergi


Farmakoterapi

Antihistamin
Dekongestan
Kortikosteroid
Antikolinergik

Operatif

PROBIOTIK
Definisi
Probiotik adalah suplemen yang
mengandung mikroorganisme hidup,
yang bermanfaat dalam menjaga
keseimbangan pada usus manusia.
Probiotik mengandung mikroorganisme
hidup yang bila diberikan dalam jumlah
yang cukup dapat memberikan manfaat
kesehatan pada host.

Probiotik mengandung bakteri asam laktat (BAL).


Bakteri asam laktat adalah nama grup yang diciptakan
untuk bakteri yang menyebabkan fermentasi dan
koagulasi susu serta dapat menghasilkan asam laktat
dari laktosa.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi,
diantaranya punya aktivitas antimikroba dan
antikarsinogenik, mampu berkoloni dalam saluran
pencernaan serta mampu meningkatkan penyerapan
usus.
Probiotik yang sering digunakan adalah Lactobacillus
dan Bifidobacterium yang keduanya adalah bakteri
gram positif yang memproduksi asam laktat.

Manfaat Probiotik

Manfaat probiotik bagi kesehatan tubuh


dapat melalui tiga mekanisme fungsi :
1.

Fungsi protektif, yaitu kemampuannya untuk


menghambat patogen dalam saluran
pencernaan.
Terbentuknya kolonisasi probiotik dalam
saluran pencernaan, mengakibatkan
kompetisi nutria dan lokasi adhesi
(penempelan) antara probiotik dan bakteri
lain, khususnya patogen. Pertumbuhan
probiotik juga akan menghasilkan berbagai
komponen anti bakteri (asam organik,
hydrogen peroksida dan bakteriosin yang
mampu menekan pertumbuhan patogen)

2. Fungsi sistem imun tubuh, yaitu dengan


peningkatan
sistem imun tubuh melalui kemampuan
probiotik
untuk menginduksi pembentukan IgA,
aktivasi
makrofag dan modulasi profil sitokin

3. Fungsi metabolit probiotik yaitu


metabolit yang dihasilkan oleh probiotik,
termasuk kemampuan probiotik
mendegradasi laktosa di dalam produksi
susu terfermentasi sehingga dapat
dimanfaatkan oleh penderita lactose
intolerance

Manfaat Probiotik Pada Rinitis Alergi

Pemberian probiotik dalam pencegahan


alergi juga merupakan upaya perbaikan
homoestasis sistem biologis penderita
dengan menyeimbangkan respon imun
Th1 dan Th2.
Alergi merupakan bentuk Th2-disease
yang upaya perbaikannya memerlukan
pengembalian host pada kondisi Th1Th2 yang seimbang.

Cara Kerja Probiotik

Jenis Probiotik

Dari sekian banyak mikroorganisme,


Lactobacillus, Bifidobacterium
merupakan mikroflora usus yang paling
utama, merupakan mikroba yang paling
banyak berperan menjaga kesehatan
saluran pencernaan, sehingga kedua
genus ini paling banyak digunakan
dalam pengembangan produk probiotik.

Kadar probiotik dalam sediaan yang


dikonsumsi manusia minimal 107 CFU/mg
atau mL.
Literatur lain menyebutkan dosis
probiotik berkisar 1 x 106-9 CFU/ gram
sediaan.

Sumber Probiotik

RINGKASAN

Rinitis (RA) adalah reaksi peradangan mukosa


hidung yang diperantarai oleh immunoglobulin E
(IgE) setelah terjadi pajanan alergen.
Penatalaksanaan rinitis alergi terdiri dari
menghindari penyebab/faktor pemicu,
menggunakan medikamentosa dan imunoterapi.
Probiotik adalah suplemen yang mengandung
mikroorganisme hidup, yang bermanfaat dalam
menjaga keseimbangan pada usus manusia.
Probiotik digunakan dalam pencegahan dan
pengobatan penyakit alergi.

Pemberian probiotik dalam pencegahan alergi


juga merupakan upaya perbaikan homeostasis
sistem biologis penderita yang ditujukan pada
imunomodulasi respon imun dengan
menyeimbangkan respon imun Th1 dan Th2.
Pemberian probiotik akan mengembalikan
komposisi dan peran bakteri yang bermanfaat
dan menghambat perkembangan respon alergi
sel Th2 yang juga menurunkan kadar IL-4, IL-5,
IL-6, IL-9, IL-10, IL-13 dan GM CSF sehingga
mengurangi produksi IgE dan eosinofil.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai