Anda di halaman 1dari 30

Tutorial TUmbuh kembang

BBLR
(Berat Badan Lahir
Rendah)

Muntik
Seorang bayi [erempuan bernama Muntik
dikirim oleh bidan karena bayi tampak kecil.
Dari keterangan ibunya, bayi tersebut malas
menyusu. Bayi tersebut lahir spontan dan
cukup bulan ditolong bidan, langsung
menangis. BBL 1900 gr. PBL 48 cm. Selama
hamil ibu rajin kontrol ke bidan sebanyak 5
kali. Selama hamil ibu tidak pernah sakit.
Muntik merupakan anak bungsu dari 3
bersaudara. Kedua orang kakaknya laki-laki
masing-masing berusia 7 tahun dan 5 tahun,
dalam keadaan sehat, sekolah di kelas 1 SD
dan TK. Ayah bekerja sebagai guru SD, ibu
menerima jahitan di rumah. Mereka tinggal di
Perumnas ukuran 21.

Problem
Bayi

susah menyusu
BBLR
Bayi tampak kecil
Faktor sosio-ekonomi

Hipotesa
Pertumbuhan bayi dengan BBLR
disebabkan kelahiran >2500 gr

Mekanisme
Faktor Sosio- Ekonomi

Faktor Biologi

Jumlah Nutrisi Maternal


Ibu

Anak

Tingkat Aktivitas

Malas Menyusu

Anak & Perawatan


Keluarga

Bekerja

Kelainan Kromosom

BBLR
Janin

Mal Formasi

Plasenta

Infeksi

More Info
Bayi tersebut dilakukan pemeriksaan
Vital Sign temperatur rektal 35 C,
nadi 120x/menit, respirasi
40x/menit. Pemeriksaan lain-lainnya
normal. Hemoglobin 15 %.
Hematoktrit 50%. Leokosit
15000/m3. Trombosit 200000/m3.
Gula darah 30 mg/dl.

Dont Know
Hipotermi
Komplikasi

BBLR dan Cara


Penanganannya.
Kondisi Gula Darah pada Saat Bayi
Lahir.
Manajemen BBLR Hipotermi dan
Hipoglekimi.

Hipotermi
Hipotermi adalah bayi dengan suhu badan dibawah
normal. Adapun suhu normal bayi adalah 36,5-37,5
C. Suhu normal pada neonatus 36,5-37,5C (suhu
ketiak). Gejala awal hipotermi apabila suhu <36C
atau kedua kaki & tangan teraba dingin. Bila seluruh
tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah mengalami
hipotermi sedang suhu 32-36C). Disebut hipotermi
berat bila suhu <32C, diperlukan termometer ukuran
rendah (low reading thermometer) yang dapat
mengukur sampai 25C. (Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirahardjo, 2001). Disamping sebagai
suatu gejala, hipotermi merupakan awal penyakit
yang berakhir dengan kematian. (Indarso, F, 2001).
Sedangkan menurut Sandra M.T. (1997) bahwa
hipotermi yaitu kondisi dimana suhu inti tubuh turun
sampai dibawah 35C.

Etiologi
Penyebab terjadinya hipotermi pada bayi yaitu :
1. Jaringan lemak subkutan tipis.
2. Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat
badan besar.
3. Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.
4. BBL (Bayi Baru Lahir) tidak mempunyai respon
shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan.
(Indarso, F, 2001).
5)Kurangnya pengetahuan perawat dalam
pengelolaan bayi yang beresiko tinggi mengalami
hipotermi. ( Klaus, M.H et al, 1998).

Mekanisme hilangnya panas pada BBL


Mekanisme hilangnya panas pada bayi yaitu dengan :
1. Radiasi yaitu panas yang hilang dari obyek yang
hangat (bayi) ke obyek yang dingin.
2. Konduksi yaitu hilangnya panas langsung dari
obyek yang panas ke obyek yang dingin.
3. Konveksi yaitu hilangnya panas dari bayi ke udara
sekelilingnya.
4. Evaporasi yaitu hilangnya panas akibat evaporasi
air dari kulit tubuh bayi (misal cairan amnion pada
BBL). (Indarso, F, 2001).

Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh hipotermi


Akibat yang bisa ditimbulkan oleh hipotermi yaitu :
1.

HipoglikemiAsidosis metabolik, karena vasokonstrtiksi


perifer
dengan metabolisme anaerob.

2. Kebutuhan oksigen yang meningkat.


3. Metabolisme meningkat sehingga pertumbuhan terganggu.
4. Gangguan pembekuan sehingga mengakibatkan perdarahan
pulmonal yang menyertai hipotermi berat.
5. Shock.
7. Apnea.
8. Perdarahan Intra Ventricular. (Indarso, F, 2001).

Pencegahan dan Penanganan Hipotermi


Pemberian panas yang mendadak, berbahaya
karena
dapat terjadi apnea sehingga direkomendasikan
penghangatan 0,5-1C tiap jam (pada bayi < 1000
gram
penghangatan maksimal 0,6 C). (Indarso, F,
2001).

Alat-alat

Inkubator
Untuk bayi < 1000 gram, sebaiknya
diletakkan dalam inkubator. Bayi-bayi
tersebut dapat dikeluarkan dari inkubator
apabila tubuhnya dapat tahan terhadap suhu
lingkungan 30C.

Radiant Warner
Adalah alat yang digunakan untuk bayi yang
belum stabil atau untuk tindakan-tindakan.
Dapat menggunakan servo controle (dengan
menggunakan probe untuk kulit) atau non
servo controle (dengan mengatur suhu yang
dibutuhkan secara manual).

Pengelolaan
Menurut Indarso, F (2001) menyatakan bahwa
pengelolaan
bayi hipotermi :
1.Bayi cukup bulan
-Letakkan BBL pada Radiant Warner.
-Keringkan untuk menghilangkan panas melalui
evaporasi.
-Tutup kepala.
-Bungkus tubuh segera.
-Bila stabil, dapat segera rawat gabung sedini
mungkin
setelah lahir bayi dapat disusukan.
2.Bayi sakit
-Seperti prosedur di atas.
-Tetap letakkan pada radiant warmer sampai stabil.

4. Bayi kurang bulan (prematur)


-Seperti prosedur di atas.
-Masukkan ke inkubator dengan servo controle atau
radiant warner dengan servo controle.
3. Bayi yang sangat kecil
-Dengan radiant warner yang diatur dimana suhu kulit
36,5 C.
Tutup kepala.
Kelembaban 40-50%.
Dapat diberi plastik pada radiant warner.
Dengan servo controle suhu kulit abdomen 36, 5C.
Dengan dinding double.
-Kelembaban 40-50% atau lebih (bila kelembaban
sangat tinggi, dapat dipakai sebagai sumber infeksi dan
kehilangan panas berlebihan).
Bila temperatur sulit dipertahankan, kelembaban
dinaikkan.
Temperatur lingkungan yang dibutuhkan sesuai umur
dan berat bayi.

Mempertahankan Suhu Tubuh Untuk Mencegah


Hipotermi
Menurut Indarso, F (2001) menyatakan bahwa untuk
mempertahankan suhu tubuh bayi dalam mencegah
hipotermi adalah :
(1)Mengeringkan bayi segera setelah lahir
Cara ini merupakan salah satu dari 7 rantai hangat ;
a.Menyiapkan tempat melahirkan yang hangat, kering dan
bersih.
b.Mengeringkan tubuh bayi yang baru lahir/ air ketuban
segera setelah lahir dengan handuk yang kering dan
bersih.
c.Menjaga bayi hangat dengan cara mendekap bayi di
dada ibu dengan keduanya diselimuti (Metode
Kangguru).

d.Memberi ASI sedini mungkin segera setelah melahirkan


agar dapat merangsang pooting reflex dan bayi
memperoleh kalori dengan :
-Menyusui bayi.
-Pada bayi kurang bulan yang belum bisa menetek ASI
diberikan dengan sendok atau pipet.
-Selama memberikan ASI bayi dalam dekapan ibu agar
tetap hangat.
e.Mempertahankan bayi tetap hangat selama dalam
perjalanan pada waktu rujukan.
f.Memberikan penghangatan pada bayi baru lahir secara
mandiri.
g.Melatih semua orang yang terlibat dalam pertolongan
persalinan.

Menunda memandikan bayi lahir sampai suhu tubuh


normal
Untuk mencegah terjadinya serangan dingin, ibu/keluarga
dan penolong persalinan harus menunda memandikan
bayi.
a.Pada bayi lahir sehat yaitu cukup bulan, berat < 2500
gram, langsung menangis kuat, memandikan bayi
ditunda 24 jam setelah kelahiran. Pada saat
memandikan bayi, gunakan air hangat.
b.Pada bayi lahir dengan resiko, keadaan umum bayi
lemah atau bayi dengan berat lahir 2000 gram
sebaiknya jangan dimandikan. Tunda beberapa hari
sampai keadaan umum membaik yaitu bila suhu tubuh
stabil, bayi sudah lebih kuat dan dapat menghisap ASI
dengan baik.

Komplikasi BBLR dan


penangananya
pada bayi BBLR biasanaya mengalami
dismaturitas yang menyebabkan
berbagai komplikasi antara lain:
Hipotermi
Hipoglikemia
Apnea
Hiperbilirubinia
Gangguan cairan elektrolit

Penatalaksanaan/ terapi
Medikamentosa
Pemberian vitamin K1 (3):
Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1
mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur
3-10 hari, dan umur 4-6 minggu)

Kondisi kadar gula darah pada bayi


baru lahir
Pada waktu bayi baru lahir kondisi
gula darah hiperglikemi karena
kadar gula pada bayi
menggambarkan kadar gula pada ibu
yang tinggi.dan kadar glukosa
tersebut akan turun.

Menegement BBLR pada hipotermi

Menangani Hipotermi
(1)Bayi yang mengalami hipotermi biasanya mudah sekali
meninggal. Tindakan yang harus dilakukan adalah segera
menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui
penyinaran lampu.
(2)Cara lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan
setiap orang ialah metode dekap, yaitu bayi diletakkan
telungkup dalam dekapan ibunya dan keduanya diselimuti
agar bayi senantiasa hangat.
(3)Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain
hangat yang diseterika terlebih dahulu yang digunakan
untuk menutupi tubuh bayi dan ibu. Lakukan berulangkali
sampai tubuh bayi hangat. Tidak boleh memakai buli-buli
panas, bahaya luka bakar.
(4)Biasanya bayi hipotermi menderita hipoglikemia
sehingga bayi harus diberi ASI sedikit-sedikit

Managemant BBLR hipoglikemia

a. Monitor
Pada bayi yang beresiko (BBLR, BMK, bayi dengan
ibu DM) perlu dimonitor dalam 3 hari pertama :
o
Periksa kadar glukosa saat bayi datang/umur
3 jam
o
Ulangi tiap 6 jam selama 24 jam atau sampai
pemeriksaan glukosa normal dalam 2 kali
pemeriksaanKadar glukosa 45 mg/dl atau
gejala positif tangani hipoglikemia
o
o
Pemeriksaan kadar glukosa baik, pulangkan
setelah 3 hari penanganan hipoglikemia selesai

b. Penanganan hipoglikemia dengan gejala :

Bolus glukosa 10% 2 ml/kg pelan-pelan dengan kecepatan 1


ml/menit

Pasang jalur iv D10 sesuai kebutuhan (kebutuhan infus


glukosa 6-8 mg/kg/menit).
Contoh : BB 1,9 kg, kebutuhan glukosa 1,9 kg x 6 mg/kg/mnt =
11,4 mg/mnt = 16416 mg/hari. Bila dipakai D 10% artinya 10
g/100cc, bila perlu 25920 mg/hari atau 16,4 g/hari berarti perlu
16,4 g/ 10 g x 100 cc= 164 cc D 10% /hari.
Atau cara lain dengan GIR
Konsentrasi glukosa tertinggi untuk infus perifer adalah 12,5%,
bila lebih dari 12,5% digunakan vena sentral.

Untuk mencari kecepatan Infus glukosa pada neonatus


dinyatakan dengan GIR.
Kecepatan Infus (GIR) = glucosa Infusion Rate
GIR (mg/kg/min) = Kecepatan cairan (cc/jam) x konsentrasi
Dextrose (%)

Periksa glukosa darah pada : 1 jam setelah


bolus dan tiap 3 jam

Bila kadar glukosa masih < 25 mg/dl,


dengan atau tanpa gejala, ulangi seperti diatas

Bila kadar 25-45 mg/dl, tanpa gejala


klinis :
Infus D10 diteruskan
Periksa kadar glukosa tiap 3 jam
ASI diberikan bila bayi dapat minumBila
kadar glukosa 45 mg/dl dalam 2 kali
pemeriksaan

Ikuti petunjuk bila kadar


glukosa sudah normal (lihat ad
d)
ASI diberikan bila bayi
dapat minum dan jumlah infus
diturunkan pelan-pelan
Jangan menghentikan infus
secara tiba-tiba

Kadar glukosa darah < 45 mg/dl tanpa


GEJALA :

ASI teruskan

Pantau, bila ada gejala manajemen seperti


diatas

Periksa kadar glukosa tiap 3 jam atau


sebelum minum, bila :
- Kadar < 25 mg/dl, dengan atau tanpa gejala
tangani hipoglikemi (lihat ad b)
- Kadar 25-45 mg/dl naikkan frekwensi minum
- Kadar 45 mg/dl manajemen sebagai
kadar glukosa normal

. Kadar glukosa normal IV teruskan

IV teruskan

Periksa kadar glukosa tiap 12 jamBila kadar glukosa turun,


atasi seperti diatas

Bila bayi sudah tidak mendapat IV, periksa kadar glukosa


tiap 12 jam, bila 2 kali pemeriksaan dalam batas normal,
pengukuran dihentikan.
e. Persisten hipoglikemia (hipoglikemia lebih dari 7 hari)
konsultasi endokrin
terapi : kortikosteroid hidrokortison 5 mg/kg/hari 2 x/hari iv
atau prednison 2 mg/kg/hari per oral, mencari kausa hipoglikemia
lebih dalam.
bila masih hipoglikemia dapat ditambahkan obat lain :
somatostatin, glukagon, diazoxide, human growth hormon,
pembedahan. (jarang dilakukan)

Anda mungkin juga menyukai