Anda di halaman 1dari 20

Dua (2) Pendekatan utama yang digunakan dlm

pembahasan S.S.B.I.
1. Pendekatan Fungsional
Pendekatan ini menganalogikan masy. Itu
bagaikan organisme biologis. Dimana masyarakat
itu terdiri dari bagian bagian yang saling
berhubungan secara teratur dan saling
mempengaruhi bahkan saling ketergantungan.
Terganggu atau rusaknya satu bagian akan
mempengaruhi bagian lain bahkan keseluruh
bagian.

Anggapan Dasar Pendekatan Fungsional :


1. Masy hrslah dilihat sbg suatu sistem dari
bagian bagian yang saling berhubungan
satu dengan yang lain
2. Hubungan atar bagian itu bersifat ganda
dan timbal balik
3. Sekalipun integrasi sos tdk dpt dicapai dgn
sempurna, namun secara fundamental sis
sos selalu cenderung bergerak ke arah
equilibrium yang bersifat dinamis.
Menanggapi perubahan yang datang dari
luar dgn kecenderungan memelihara agar
prbhn dlm sis sos akibatnya hanya minimal

4. Sekalipun disfungsi, ketegangan2 dan


penyimpangan2 senantiasa terjadi juga,
akan tetapi dlm jangka yg panjang
keadaan tsbt pd akhirnya akan teratasi
dgn sendirinya melalui proses
penyesuaian2 dan proses
institusionalisasi. Dgn kata lain, sekalipun
integrasi sosial pd tingkat yg sempurna
tdk pernah akan tercapai, akan ttp setiap
sistem sosial senantiasa berproses
kearah itu.

5. Perubahan2 di dlm sistem sosial pd


umumnya terjadi secara gradual, melalui
penyesuaian2 dan tdk secara revolusioner.
Perubahan2 yg terjdi secar drastis pd
umumnya hanya mengenai bentuk luarnya
saja, sedang unsur2 sosial budaya yg
menjadi bangunan dasarnya tdk seberapa
mengalami perubahan.

6. Pada dasarnya, perubahan2 sosial timbul


atau terjadi melalui 3 macam kemungkinan
;
a). Penyesuaian yang dilakukan oleh
sistem sosial tsbt terhadap
perubahan yg datang dari luar,
b). Pertumbuhan melalui diferensiasi
struktural dan fungsional, serta
c). Penemuan2 baru oleh anggota
masyarakat

7. Faktor paling penting yg memiliki daya


mengintegrasikan sistem sosial
adalah adanya
konsensus diantara para anggota
masyarakat
mengenai nilai2 kemasyarakatan
tertentu

Untuk mewujutkan keseimbangan sistem


sosial, ada 2 mekanisme sosial yang
harus dilakukan :
1. Sosialisasi dan kontrol sosial
2. A.G.I.L.
Adaptation
Goal attainment
Integration
Lattent Pattern Maintenance

Kelebihan teori ini bila digunakan untuk


mengendalikan masyarakat Indonesia a.l.
:
1. Terwujutnya keseimbangan atau
ketertiban, keselarasan
2. Tujuan masyarakat Indonesia akan
relatif mudah tercapai

Kelemahan Teori Struktural Fungsional


Bila diterapkan pada masyarakat yang
sudah stabil
Antara lain :
1. Masyarakatnya statis
2. Konflik latent akan berkembang dan
sangat
membahayakan

2. Pendekatan Konflik
Pendekatan ini melontarkan kritik,
seperti diungkapkan oleh David
lockwood, bahwa teori fungsional
tersebut dianggap terlalu menekankan
unsur2 normatif terhadap setiap tindakan
masyarakat, untuk mewujutkan
keseimbangan (equilibrium). Tindakan
yang demikian ini menurutnya justru
akan melahirkan konflik yang bersifat
potensial

Para penganut teori konflik


berpendapat bahwa dalam masy
terdapat sekelompok orang yang
menguasai alat produksi mereka ini
jumlahnya sangat sedikit yang
disebut klas bourjuis. Dan sebagian
besar penduduk tidak punya alat
produksi yang disebut klas proletar.

Kedua klas tersebut terjadi perbedaan


kepentingan, dimana klas bourjuis
berusaha untuk status quo, sementara
klas proletar kepentingannya untuk
menghilangkan klas, untuk dapat
melahirkan perubahan.

Hilangnya kelas bourjuis berarti


hilang
pula kelas proletar, kenyataan demikian ini
dapatlah dikatakan telah terjadi perubahan
dari masyarakat yang berkelas yang
eksploitatif menjadi masyarakat tanpa
kelas. Dalam masyarakat yang tanpa kelas
berarti
kedudukan
setiap
warga
masyarakat adalah sama, oleh karena itu,
untuk kelangsungan hidupnya mereka
bekerja bersama dan keuntungannyapun
dinikmati bersama.

Selanjutnya dikatakan pula bahwa teori


fungsional
mengabaikan
kenyataan2
sebagai berikut :
1. Setiap struktur sosial, di dlm dirinya
sendiri mengandung konflik dan
kontradiksi yg bersifat internal, yang
pada gilirannya justru menjadi sumber
terjadinya perubahan2 sosial.
2. Reaksi dari suatu sistem sosial
terhadap perubahan2 yang datang dari
luar tidak selalu bersifat adjustive.

3. Suatu sistem sosial dalam waktu yang


panjang
dapat juga mengalami konflik2 yang
bersifat visious
circle
4. Perubahan2 sosial tidak selalu terjadi
secara
gradual melalui penyesuaian2 yg lunak
akan tetapi
dapat juga terjadi secara revolusioner

Pendekatan Konflik ( Non Marxis)


Dalam upaya memahami masyarakat
menggunakan anggapan dasar sbb ;
1. Setiap masy senantiasa berada di dlm
proses perubahan yang tidak pernah
berakhir, atau dgn kata lain bahwa
perubahan sosial mrpk gejala yg melekat di
dlm setiap masyarakat

2. Setiap masy mengandung konflik2 di


dlm dirinya atau dgn kata lain konflik
merupakan gejala yang melekat dalam
setiap masyarakat
3. Setiap unsur di dalam suatu masy
memberikan sumbangan bagi terjadinya
disintegrasi dan perubahan2 sosial

4. Masyarakat terintegrasi di atas


penguasaan
atau dominasi oleh sejumlah orang
atas
sejumlah orang yang lain

Kelebihan teori ini bila diaplikasikan untuk


memanajemen masyarakat, antara lain :
1.Perubahan ke arah lebih baik mudah
terjadi
2.Demokratisasi
dalam
kehidupa
bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara akan lebih
baik

Kelemahannya antara lain :


1.Pencapaian tujuan masyarakat
memerlukan waktu yang relatif lebih
lama
2. Berbagai macam konflik yang diberi
tempat itu dapat mengganggu ketertiban
sosial

Anda mungkin juga menyukai