Anda di halaman 1dari 26

HUKUM KETENAGAKERJAAN ( II )

BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003


TENTANG KETENAGAKERJAAN

NAMA KELOMPOK :
INDAH KARTIKA (1513021)
PUTRI HANAFIYANTI A (1513028)

Masalah yang sering dihadapi pengusaha - pekerja, yaitu :

I.
II.
III.
IV.
V.
VI.

HUBUNGAN INDUSTRIAL
PELATIHAN KERJA
PERJANJIAN KERJA
MOGOK KERJA
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
PESANGON

BENTUK SARANA HUBUNGAN INDUSTRIAL


1. Serikat pekerja adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh
dan untuk pekerja baik di perusahaan maupun di luar
perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis
dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta
melindungi hak dan kepentingan pekerja serta meningkatkan
kesejahteraan pekerja dan keluarganya.

2. Organisasi pengusaha : para pengusaha mempunyai hak


dan kebebasan untuk membentuk atau menjadi anggota
organisasi atau asosiasi pengusaha.

3. Lembaga kerja sama bipartit adalah forum komunikasi


dan konsultasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
hubungan industrial di satu perusahaan yang anggotanya
terdiri dari pengusaha dan serikat pekerja yang sudah
tercatat instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan atau unsur pekerja.
4. Lembaga kerja sama tripartit adalah forum komunikasi, konsultasi
dan musyawarah tentang masalah ketenagakerjaan yang
anggotanya terdiri dari unsur organisasi pengusaha, serikat pekerja
dan pemerintah.
Lembaga Kerja sama Tripartit terdiri dari:
a. Lembaga Kerja sama Tripartit Nasional, Provinsi dan
Kabupataen/Kota; dan
b. Lembaga Kerja sama Tripartit Sektoral Nasional, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota.
c. Peraturan Perusahaan

5. Perjanjian Kerja Bersama adalah perjanjian yang


merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja atau
beberapa serikat pekerja yang tercatat pada instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan
pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan
pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan
kewajiban kedua belah pihak.
6. Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan pada
dasarnya mencakup ketentuan:
a. sebelum bekerja,
b. selama bekerja dan
c. sesudah bekerja.
Peraturan selama bekerja mencakup ketentuan jam kerja dan
istirahat, pengupahan, perlindungan, penyelesaian perselisihan
industrial dan lain-lain.

7. Lembaga penyelesaian perselisihan. Perselisihan


pengusaha dengan pekerja diharapkan dapat diselesaikan
melalui perundingan bipartit,
Dalam hal perundingan bipartit gagal, maka penyelesaian
dilakukan melalui mekanisme mediasi atau konsiliasi.
Bila mediasi dan konsiliasi gagal, maka perselisihan hubungan
industrial dapat dimintakan untuk diselesaikan di Pengadilan
Hubungan Industrial.

PELATIHAN KERJA
1. Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan
kompetensi kerja setelah mengikuti pelatihan kerja yang
diselenggarakan lembaga pelatihan kerja pemerintah,
lembaga pelatihan kerja swasta atau pelatihan ditempat
kerja.
2. Pengakuan kompetensi kerja, dilakukan melalui sertifikasi
kompetensi kerja.
3. Sertifikasi kompetensi kerja, dapat pula diikuti oleh tenaga
kerja yang telah berpengalaman.
4. Untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja dibentuk
Badan Nasional Sertifikasi yang independen.
5. Pembentukan Badan Nasional Sertifikasi dengan
peraturan pemerintah

Peraturan Perusahaan
(Pasal 108)

1.

Pengusaha yang mempekerjakan pekerja sekurangkurangnya 10 (sepuluh) orang wajib membuat peraturan
perusahaan yang disahkan Pemerintah.

2.

Kewajiban membuat peraturan perusahaan, tidak berlaku


bagi peruahaan yang telah memiliki Perjanjian Kerja
Bersama.

PERJANJIAN KERJA
(Pasal 51 (1) UU 13/2003)
Hubungan kerja adalah hubungan perdata yang

didasarkan pada
kesepakatan antara pekerja
dengan pemberi pekerjaan atau pengusaha.
Perjanjian kerja berisikan hak dan kewajiban masing-

masing pihak baik pengusaha maupun pekerja


Perjanjian kerja lisan diperbolehkan akan tetapi wajib

membuat surat pengangkatan bagi pekerja yang


bersangkutan, yang memuat: nama dan alamat
pekerja, tanggal mulai bekerja, jenis pekerjaan,
besarnya upah.
Perjanjian untuk waktu tertentu tidak boleh lisan

Perjanjian kerja tertulis harus memuat :


a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)

Nama, alamat perusahaan serta jenis usaha


Nama, alamat, umur, jenis kelamin, alamat pekerja
Jabatan atau Jenis pekerjaan
Tempat pekerjaan
Upah yang diterima dan cara pembayaran
Hak dan kewajiban para pihak
Kategori perjanjian (PKWT, atau PKWTT)
Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja
Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat

Perjanjian kerja didasarkan pada :


a)
b)
c)
d)

Kesepakatan kedua belah pihak untuk melakukan


hubungan kerja
Kecakapan para pihak untuk membuat perjanjian
Ada pekerjaan yang diperjanjikan
Perkerjaan yang dijanjikan tidak bertentangan
dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku

Bentuk-bentuk perjanjian kerja :


1) Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
Perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha
untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu
atau untuk pekerjaan tertentu yang bersifat sementara
(Tidak Tetap)
2) Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)
Perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha
untuk mengadakan hubungan kerja yang bersifat tetap.

3) Perjanjian Pemborongan Pekerjaan


(outsourching)
Perjanjian yang dibuat secara tertulis mengenai
penyerahan sebagai pekerjaan kepada perusahaan
lain.
4) Perjanjian Penyediaan Jasa Pekerjaan
Perjanjian yang dibuat secara tertulis untuk
menyediakan jasa pekerjaan untuk mengerjakan
sebagian pekerjaan perusahaan pemberian
pekerjaan.

PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Penanganan Perselisihan Hubungan Industrial di


Perusahaan Perlu tepat dan hati-hati. Langkah utama
yang wajib dilakukan adalah melakukan klarifikasi
permasalahan guna mengetahui duduk perkara
sebenarnya untuk meminimalkan resiko
Ketenagakerjaan yang berlarut-larut yang merugikan
Perusahaan maupun Karyawan bersangkutan.
Dalam ketentuan pasal 153 UU Ketenagakerjaan, diatur
bahwa setiap terjadi perselisihan Hubungan Industrial yang
disebabkan oleh jenis atau kondisi tertentu, Perusahaan
dilarang melakukan tindakan PHK

Jenis perselisihan yang disebabkan oleh kondisi


tertentu yang dilarang tindakan PHK, yang dimaksud
dalam peraturan tersebut adalah:
1) Karyawan berhalangan masuk dikarenakan sakit
yang berkepanjangan akan tetapi tidak lebih dari 12
bulan.
2) Karyawan berhalangan masuk karena menjalankan
kewajiban terhadap Negara sesuai ketentuan yang
berlaku.
3) Karyawan menjalankan ibadah yang diperintahkan
oleh Agama.
4) Karyawan menikah.
5) Karyawan (wanita) hamil, melahirkan, gugur
kandungan atau menyusui bayinya.

6) Karyawan mendirikan atau melakukan kegiatan


Serikat Pekerja atau sejenis dalam jam kerja sesuai
yang diatur dalam Kesepakatan Pengusaha dan
Serikat Pekerja;
7) Karyawan mengadukan Pengusaha kepada yang
berwajib karena tindakan Pidana yang dilakukan
Pengusaha;
8) Karena perbedaan paham agama, aliran politik,
suku, warna kulit, golongan, jenis kelamin, kondisi
pisik dan karena status perkawinan.
9) Karyawan menderita sakit yang disebabkan oleh
kecelakaan kerja dan waktu penyembuhannya
belum dapat dipastikan oleh Dokter.

Beberapa penyebab perselisihan yang dapat


dilakukan PHK oleh Perusahaan sebagai berikut:
1) Karyawan terbukti melakukan pelanggaran berat.
2) Karyawan ditahan oleh Pihak yang berwajib
dikarenakan bukan atas laporan Pengusaha.
3) Karyawan telah melakukan pelanggaran atas
kesepakatan kerja, Peraturan perusahaan dan
peraturan internal lainnya yang telah disepakati,
Perusahaan telah memberikan Surat Peringatan
sebanyak 3 kali secara berturut-turut.
4) Perusahaan dalam keadaan bangkrut yang
dibuktikan dengan laporan keuangan dimana
Perusahaan telah mengalami kerugian secara
berturut-turut selama 2 tahun.

5) Perusahaan dalam keadaan Pailit.


6) Karyawan telah memasuki usia pensiun sesuai Peraturan
Perusahaan yang berlaku.
7) Berakhirnya masa kerja untuk Karyawan dengan
Kontrak Kerja Waktu Tertentu.
8) Karyawan Mangkir atau Karyawan tidak masuk bekerja
tanpa ijin minimal selama 5 hari berturut-turut dimana
Perusahaan telah melakukan pemanggilan tertulis secara
patut banyak 3 kali dan Karyawan tidak dapat
memberikan alasan yang dapat diterima Perusahaan.

MOGOK KERJA

Mogok kerja sebagai hak dasar pekerja/buruh dan serikat


pekerja /serikat buruh dilakukan secara sah, tertib dan
damai sebagai akibat gagalnya perundingan.
(Pasal 138)
1. Pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh
yang bermaksud mengajak pekerja/buruh lain untuk
mogok kerja pada saat mogok kerja berlangsung
dilakukan dengan tidak melanggar hukum.
2. Pekerja/buruh yang diajak mogok kerja,dapat memenuhi
atau tidak memenuhi ajakan tersebut

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA


(Pasal 150)
Ketentuan mengenai pemutusan hubungan kerja
meliputi :
1. Pemutusan hubungan kerja yang terjadi di badan
usaha yang berbadan hukum atau tidak.
2. Milik orang perseorangan,
3. Milik persekutuan atau milik badan hukum, baik
milik swasta maupun milik negara, maupun usahausaha sosial dan usaha usaha lain yang
mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang
lain dengan membayar upah dan imbalan dalam
bentuk lain.

4. Pekerja masih dalam masa percobaan kerja,


bilamana telah dipersyaratkan secara tertulis
sebelumnya
5. Pekerja mengajukan permintaan pengunduran diri,
secara tertulis atas kemauan sendiri tanpa ada
indikasi adanya tekanan/intimidasi dari pengusaha,
berakhirnya hubungan kerja sesuai dengan perjanjian
kerja waktu tertentu untuk pertama kali
6. Pekerja mencapai usia pensiun sesuai dengan
ketetapan dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau peraturan
perundang-undangan; atau
7. Pekerja meninggal dunia.

PENGHITUNGAN UANG PESANGON

masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 (satu) bulan


upah;
masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2
(dua) tahun, 2 (dua) bulan upah;
masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3
(tiga) tahun, 3 (tiga) bulan upah;
masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4
(empat) tahun, 4 (empat) bulan upah;
masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari
5 (lima) tahun, 5 (lima) bulan upah;
masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6
(enam) tahun, 6 (enam) bulan upah;
masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7
(tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan upah;
masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8
(delapan) tahun, 8 (delapan) bulan upah;
masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan)
bulan upah.

Perhitungan Uang Penghargaan Masa Kerja

masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang

dari 6 (enam) tahun, 2 (dua) bulan upah;


masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang
dari 9 (sembilan) tahun, 3 (tiga) bulan upah;
masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 12 (dua belas) tahun, 4 (empat) bulan
upah;
masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 15 (lima belas) tahun, 5 (lima) bulan
upah;
masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 18 (delapan belas) tahun, 6 (enam)
bulan upah;
masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih
tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun, 7
(tujuh) bulan upah;
masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih
tetapi kurang dari 24 (dua puluh empat) tahun, 8
(delapan) bulan upah;masa kerja 24 (dua puluh
empat) tahun atau lebih, 10 (sepuluh ) bulan upah.

Uang Penggantian Hak yang Seharusnya Diterima

Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;

Biaya atau ongkos pulang untuk pekerja dan


keluarganya ke tempat dimana pekerja diterima
bekerja;

Penggantian perumahan serta pengobatan dan


perawatan ditetapkan 15% (lima belas perseratus)
dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan
masa kerja bagi yang memenuhi syarat;

hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja,


Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja
Bersama

Penutupan Perusahaan (lock-out)


(Pasal 146)

1. Penutupan perusahaan (lock-out) merupakan hak dasar


pengusaha untuk menolak pekerja sebagaian atau
seluruhnya untuk menjalankan pekerjaan sebagai akibat
gagalnya perundingan.
2. Pengusaha tidak dibenarkan melakukan penutupan
perusahaan (lock-out) sebagai tindakan balatan
sehubungan adanya tuntutan normatif dari pekerja
dan/atau serikat pekerja.
3. Tindakan penutupan perusahaan (lock-out) harus
dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum yangberlaku.

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai