Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

UNTUNG DAN RUGI SISTEM SRI


(The System of Rice Intensification).
OLEH

1.
2.
3.
4.

SOPIA ASNIMAR
MUS MAULYADI
ARI ARMINTO
BUDI SAPUTRA

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUARA BUNGO
2016

TUJUAN
Pada dasarnya bahwa setiap kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang tentunya mempunyai tujuan yang ingin
dicapai, begitupun dengan penulisanmakalah ini.
Untuk lebih jelasnya, penulisanmakalahini mempunyai
tujuan yang ingin dicapainya, tujuannya adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana prinsip budidaya padi
dengan metode SRI.
2. Untuk mengetahui teknik budidaya padi dengan
metode SRI.
3. Untuk mengetahui Keuntungan budidaya padi
dengan metode SRI.
4. Untuk mengetahui Kerugian budidaya padi dengan
metode SRI.

BAB II
PEMBAHASAN

Prinsip Budidaya Padi dengan Metode SRI(System of


Rice Intensification)

1. Tanam bibit muda berusia antara 7 12 hari


setelah semai (HSS) ketika bibit masih
berdaun 2 (dua) helai
2. Tanam tunggal atau tanam bibit satu lubang
satu bibit
3. Jarak tanam lebar.
4. Pindah tanam harus segera mungkin (kurang
dari 30 menit) dan harus hati-hati agar akar
tidak putus dan ditanam dangkal.
5. Sistem pengairan intermitten atau sistem
pengairan berselang.
6. Penyiangan sejak awal sekitar umur 10 hari

Teknik Budidaya Padi dengan Metode SRI

Penyiapan dan Pengolahan Lahan


Persiapan Benih
Persemaian Benih
Penanaman
Penyiangan
Pemupukan
Pengelolaan Air
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT)
Pemanenan
Dampak Penerapan SRI Terhadap Usaha Tani
A. Dampak Terhadap Produktivitas
B. Dampak Terhadap Penggunaan Saprodi
C. Dampak Terhadap Pendapatan Petani

Keuntungan atau Keunggulan Budidaya Padi


dengan Metode SRI

Berdasarkan prinsip dan teknik budidaya padi SRI maka


didapat keuntungan dari budidaya Sistem SRI
Tanaman hemat air,Selama pertumbuhan dari mulai
tanam sampai panen memberikan air max 2 cm,
paling baik macak-macak sekitar 5 mm dan ada
periode pengeringan sampai tanah retak (irigasi
terputus)
Hemat biaya,hanya butuh benih 5 kg per hektar.
Tidak memerlukan biaya pencabutan bibit, tidak
memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam kurang,
dll.
Hemat waktu,ditanam bibit muda 5 12 hari setelah
semai, dan waktu panen akan lebih awal
Produksi meningkat,di beberapa tempat mencapai 11
ton per hektar
Ramah lingkungan,tidak menggunaan bahan kimia
dan digantikan dengan mempergunakan pupuk

Kerugian atau Kekurangan


Budidaya Padi dengan Metode SRI
Kurang cocoknya dengan kondisi lingkungan,
lingkungan organik, anorganik, ataupun
sosial budaya.
Kurangnya kecocokan terhadap budaya
masyarakat petani, terutama di lingkungan
daerah irigasi karena sistem pembagian air
yang kurang baik.
Perlu perlakuan yang lebih hati-hati, baik
pada saat mengambil 1 bibit dari rumpun
pembibitan maupun saat pembenaman.
Tanam bibit tunggal dengan jarak lebar

Anda mungkin juga menyukai