Farset - Suppositoria

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 38

SUPPOSITORIA

Amelia Febriani, M.Si.,


Apt
ISTN-2016
.

Pengertian

Suppositoria adalah
sediaan padat dalam
berbagai bobot dan bentuk
yang diberikan melalui
rongga tubuh yaitu rektal,
vaginal atau uretra.
Umumnya meleleh, melunak
atau melarut pada suhu
tubuh.

Macam-Macam
Suppositoria
Rektal
V
a
g
i
n
a

Types of Suppositories
( According to Route of administration )

Rectal Suppository

Urethral
Suppository

Vaginal
Suppository

Suppositoria
Rektal

Umumnya berbobot lebih kurang 2 g (supp. Dewasa) atau 1 g


(supp. Anak- anak), panjangnya lebih kurang 32 mm
Dimasukkan dengan jari tangan kedalam rectum/anus,
Bentuk suppositoria rektum antara lain bentuk
peluru,torpedo atau jari- jari kecil, tergantung kepada bobot
jenis bahan obat dan basis yang digunakan.
Keuntungan bentuk torpedo adalah bila bagian yang besar
masuk melalui
otot penutup dubur, maka suppositoria akan tertarik masuk
dengan sendiri.

Suppositoria Vaginal

Suppositoria untuk vagina, yang biasa disebut juga ovula


Umumnya berbentuk bulat atau bulat telur
Bobot lebih kurang 3-5 g
Dibuat dari zat pembawa yang larut dalam air atau yang
dapat bercampur dalam air seperti polietilen glikol atau
gelatin tergliserinasi.

Suppositoria Urethral
Suppositoria untuk saluran urine yang juga disebut bougie.
Bentuknya ramping seperti pensil, gunanya untuk dimasukkan
ke dalam saluran urine pria/wanita.
Suppositoria saluran urin pria berdiameter 3- 6 mm dengan
panjang 140 mm Apabila basisnya dari oleum cacao maka
beratnya 4 g.
Suppositoria untuk saluran urin wanita panjang dan beratnya
dari ukuran untuk pria, panjang 70 mm dan beratnya 2 gram,
bila digunakan oleum cacao sebagai basisnya

Tujuan
Penggunaan
Suppositori
a

1. Untuk efek lokal hanya bekerja pada


daerah yang dikehendaki
Contoh: Anusol suppo (wasir), Bisacodil
/Dulcolax suppo (memperlancar BAB),
Benzokain suppo (anastetik local)
2. Untuk efek sistemik ikut peredaran darah
karena

Contoh:
suppo
(anti muntah),
dapat
diserapPrimperan
oleh membran
mukosa
dalam rektum.
Aminofilin suppo (anti asma),
Parasetamol/asetosal suppo (analgetika),
Diazepam suppo (anti kejang)
3. Untuk memperoleh kerja awal yang lebih cepat
4. Untuk menghindari perusakan obat oleh enzim di
dalam saluran gastrointestinal dan perubahan obat
secara biokimia di dalam hati

Keuntungan
Suppositoria
Dapat menghindari terjadinya iritasi lambung
Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim
pencernaan dan asam
lambung
Obat dapat masuk langsung dalam saluran darah
sehingga obat dapat berefek lebih cepat daripada
penggunaan obat peroral
Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak
sadar

Kekurangan
Suppositoria

Daerah absorbsinya lebih kecil


Pemakaian kurang praktis dan kurang menyenangkan
Tdk dapat digunakan untuk zat-zat yang rusak oleh
pH rektum
Meleleh pada suhu kamar, sehingga tidak dapat
disimpan dalam suhu ruangan
Absorbsi obat seringkali tidak teratur / sukar
diramalkan

Faktor yang mempengaruhi absorbsi obat per


rektal
Isi dan
motilitas
rectum
Cairan rectum
(volume,kompos
i si, viskositas
dan pH,)

Pelepasan
obat dari
basis

Faktor
Fisiologi
s

Difusi obat
melalui
rektum

Faktor yang mempengaruhi absorbsi


obat per rektal
Kadar obat
dalam
basis

Kelarutan
obat

Ukuran
partikel

Faktor
Fisika
Kimia

Basis
Suppositori
a

Basis Suppositoria
yang
1. Padat pada Ideal
suhu kamar, tetapi melunak pada suhu rektal dan
2.
3.
4.
5.
6.

dapat bercampur dengan cairan tubuh


Tidak beracun dan menimbulkan iritasi
Dapat bercampur dengan macam-macam obat
Stabil dalam penyimpanan, tidak menunjukkan perubahan
warna,
bau dan pemisahan obat
Kadar air cukup
Untuk basis lemak, bilangan asam, bilangan iodium,
bilangan penyabunan harus jelas

Pertimbangan Pemilihan
Basis Suppo
Tujuan
pemakaia
n

Rute
administrasi
/ tempat
pemberian
obat

Kenyamana
n pasien

Kompatibilit
y dan
stabilitas

Penggolongan Basis
Suppositoria
Basis
Berlemak
Basis yang dapat
bercampur
atau larut dalam air
Minyak
Nabati
Surfaktan

Oleum
cacao
Campuran Gliserin-gelatin.
PEG
Trigliserida (palm/coconut
oil)
Campuran Tween PEG

Basis
Berlemak/
Oleum
Cacao

Berwarna kekuningan, bau yang khas,


melunak pada suhu 30C, meleleh pada suhu
31-34 dan menjadi massa semi pada pada
dibawah 30C,
suhu
Mempunyai sifat polimorfi dari bentuk kristalnya
karena pemanasan tinggi. Jika pemanasannya tinggi,
lemak coklat akan mencair sempurna spt minyak
dan akan kehilangan semua inti kristal yang stabil
yang berguna untuk memadat
Polimorfi : punya bentuk kristal bermacam-macam
dengan sifat fisis yang berbeda-beda, terutama
titik leburnya
Pelepasan obat terjadi karena basis
meleleh/melebur pada suhu tubuh sehingga bahan
aktif obat terlepas, sehingga perlu diperhatikan titik
lebur/titik leleh basisnya

Bentuk
Polimorfis
me

Bentuk alfa
Bentuk
beta
Bentuk
beta
stabil
Bentuk
gamma

Terjadi bila lelehan Ol. cacao


didinginkan dengan segera pada 0
C

Terjadi bila
lelehan Ol. cacao
diaduk
adauk pada suhu
18-23

Cara menhindari
terjadinya
Polimorfisme
Ol. cacao
tdk
dilelehkan
seluruhnya,
cukup 2/3
bagian saja

Penambahan
sejumlah
kecil kristal
stabil kdlm
lelehan
ol.cacao

Pembekuan
lelehan
selama
beberapa
jam/hari

Kelebihan dan Kekurangan


Basis Oleum Cacao
Hampir memenuhi sifat
basis yang ideal

Mudah
tengik
Mempunyai sifat
polimorfisme
Meleleh pada udara yg panas
Titik lebur dapat naik bila
ditambahkan bahan
tertentu
Sering bocor selama
pemakaian

Inkompatibilitas Oleum
cacao

ditambahkan wax (cera)


sebanyak 4-6% dari
bobot oleum cacao
ditambahkan cetaceum
sebanyak 18-28% bobot
ol. Cacao

Cara mengatasi
ditambah beberapa tetes
Peanut oil (minya k
kacang)

CthAir dan ichtamol


Pemakai air dihindari karena:
Menimbulkan reaksi
obat dalam supp.
Mempercepat
tengiknya supp.
Bila air menguap, obat
akan mengkristal kembali
dan dpt keluar dr supp.
.Pengatasan :

Tidak dapat
bercampur

Cara mengatasi:

CthAg Nitrat, Pb
Asetat

Menaikan titik
lebur

Menurunkan titik
lebur

Bahan yang larut dalam


lemak kloralhidrat,
kamfer,kreosot, fenol, minyak
atsiri, salol

Saat penambahan ekstrak


kental ditambah alkohol
dulu sampai mencair baru
dicampur
penambahan ichtamol
jangan pada keadaan panas
(kalau terlalu panas akan
memisah)

Basis yang
dapat
bercamp
ur atau
larut
dalam air
(PEG)

Kosistensi & titik lebur


BM.
tergantung
BM PEG antara 300-6000 (BM <1000 bentuknya
cair, BM >1000 berbentuk padat lunak).
Titik lebur 35-63 C
Tidak meleleh pada suhu tubuh tapi larut dalam cairan
sekresi tubuh. Pelepasan obat terjadi jika obat melarut
dalam cairan rektal, sehingga perlu memperhatikan BM
nya karena BM mempengaruhi kelarutan
Perlu campuran berbagai PEG (padat dengan cair) agar
didapatkan basis yang baik. Contoh formula:
Basis tdk berair: PEG 4000 4% dan PEG 1000 96%
Basis berair: PEG 1540 30%, PEG 6000 50%, Aqua
+obat 20%

Basis yang
dapat
bercamp
ur atau
larut
dalam air
(PEG)

Keuntiungan basis
PEG :

stabil dalam penyimpanan (tidak mudah tengik)


tidak mudah terhidrolisa/terurai
tidak mudah ditumbuhi mikroba/jamur
Tidak ada kesulitan dengan titik leburnya, jika
disbanding dengan ol.cacao
Kerugian basis

PEG:
higroskopis (harus disimpan dalam wadah tertutup
rapat)
iritasi pada mukosa rektal krn PEG bersifat
menarik cairan dari jaringan tubuh.
o Cara mengatasi sebelum digunakan dicelupkan
dulu
dalam air
o Pada etiket tertera petunjuk Basahi dengan
air sebelum sebelum digunakan

Masalah
Inkompatibilitas PEG
Dengan obat yang dapat melunakkan/mencairkan : asam salisilat,
fenol,
asam tannat
Bila dicampur dengan obat yang mengandung antibiotik akan
mengurangi aktivitas beberapa antibiotik : penicillin,
bacitracin. Biasanya PEG digunakan untuk suppo
Sulfonamid, Aminofilin, Chloralhidrat, Barbiturat sodium
Mengurangi efektivitas preservative (gol parabenmetil
paraben/nipagin) ) karena PEG dapat membentuk kompleks
dengan preservativenya

Basis
campu
ran
Gelatin Gliserin

Kebanyakan untuk basis vaginal suppo (ovula)


Tidak melebur dalam suhu tubuh tapi melarut
Perlu penambahan pengawet (nipagin) karena basis
ini merupakan media yang baik bagi pertumbuhan
bakteri
Penyimpanan harus ditempat yang dingin
Dapat juga digunakan untuk urethra suppo dengan
formula: gelatin 20%, gliserin 60%, aqua +obat 20%
Gelatin-gliserin digunakan untuk suppo :
o chloralhidrat
o asam borat

Basis
campu
ran
Gelatin Gliserin

Keuntungan

: Dapat diharapkan berefek cukup lama


Lebih lambat melunak
Lebih mudah bercampur dengan cairan tubuh
disbanding dengan oleum cacao
Kekuranga
Cenderung menyerap uap air karena sifat gliserin
n:
yang higroskopis yang dapat menyebabkan
dehidrasi/iritasi jaringan
Memerlukan tempat untuk melindunginya dari udara
lembab supaya terjaga bentuk dan konsistensinya

Basis
Surfaktan

Surfaktan : zat yang dapat menurunkan tegangan muka


Yang dipakai sebagai basis adalah surfaktan yang non ionik
karena tidak terionkan sehungga dapat campur dengan
obat pada range pH yang luas
Keuntungan :
o tidak toksik, tidak iritasi
o stabil dalam penyimpanan
o kompatibel dengan kebanyakan obat
o tidak larut dalam air tapi dapat terdispersi oleh
cairan tubuh di rectum
Kerugian:
o Dapat meningkatkan kecepatan absorbsi obat atau dapat
berinteraksi dengan molekul obat, yang dapat
menurunkan aktivitas terapeutik dari obat.

Basis
Surfakta
n

Contoh basis surfaktan :


o Tween
o
61Campuran : Tween
60% dan Tween
61 60 40%
o Kombinasi : Tween 61
dengan PEG
o Polibase (campuran PEG dan
polisorbat 80)

Metode Pembuatan
Suppositoria
Denga
n
tangan

Dengan
Menceta
k Hasil
Leburan

Dengan
kompressi

Metode Pembuatan
Suppositoria

Dengan Tangan

Hanya dengan bahan dasar oleum cacao


yang dapat dikerjakan atau dibuat dengan
tangan untuk skala kecil
Bila bahan obat tidak tahan pemanasan
Metode ini kurang cocok untuk iklim panas

Metode Pembuatan
Suppositoria
Dengan
Mencetak
Hasil
Leburan

Semua basis suppositoria dapat digunakan dalam pembuatan suppositoria dengan


cara pencetakan.
Untuk mengurangi kerapuhan suppositoria, untuk basis gliserin-gelatin cetakan
harus ditambahkan pelumas, (cthparafin liquidum, adeps lanae, spiritus saponatus,
ol.ricini dalam etanol) Namun supp. basis PEG dan ol. Cacao tidak perlu karena
akan mengkerut pada proses pendinginan dan terlepas dari cetakan.
Umumnya pemulasan dengan parafin atau talk wajib dilakukan di awal
proses pencetakan.

Suhu pemanasan tidak naik terlalu tinggi


Memiliki viskositas setinggi mungkin dengan suhunya, hanya sedikit di atas
titik bekunya
Menggunakan pemanasan yang sangat hati-hati, misalnya dengan penyinar
Hal yang harus
infra
merah
diperhatikan : Masa diaduk secara intensif dan kontinyu

Metode Pembuatan
Suppositoria

Dengan kompressi

Pada metode ini, proses penuangan, pendinginan


dan pelepasan suppo dilakukan dengan mesin
secara otomatis.
Kapasitas mesin bisa sampai 3500-6500 suppo
Metode ini hanya untuk suppositoria dengan
basis oleum kakao atau sejumlah kecil basis lain
Kelemahan : sering terjadi penjeratan udara
sehingga berkurang beratnya dan kemungkinan
terjadinya oksidasi basis dan zat aktif

Dengan
Tangan

Dengan Mencetak hasil leburan

Pemeriks
aan Mutu
Suppositori
a

Setelah dicetak dilakukan pemeriksaan


sebagai berikut:
1. Penetapan kadar zat aktif nya dan
disesuaikan dengan yang tertera
pada etiketnya
2. Test terhadap titik leburnya,
terutama jika
digunakan bahan dasar oleum cacao
3. Test kerapuhan, untuk
menghindari kerapuhan selama
pengangkutan
4. Test waktu hancur, PEG 15 menit, Ol.
Cacao 3 menit
5. Test homogenitas

Nilai Tukar
Suppo.

Pada pembuatan suppositoria menggunakan


cetakan, volume suppositoria harus tetap,
tetapi bobotnya beragam tergantung pada
jumlah dan bobot jenis yang dapat diabaikan,
misalnya ekstrak belladonnae, garam
alkaloid, dll
Nilai tukar dimaksudkan unuk mengetahui
bobot lemak coklat yang mempunyai
volume sama dengan 1 g obat
Dalam praktek, nilai tukar obat adalah
0,7; kecuali untuk garam bismut dan zink
oksida
Untuk larutan, nilai tukarnya dianggap
satu

Nilai tukar lemak coklat untuk 1 g obat, antara lain :


+Acid. Boricum
:0,65
+Garam alkaloid
: 0,7
+Bismuthi
:
subgallas
0,37
+Ichtammolum
:
+Tanninumaminobenzoas0,72:
+Aethylis
0,68
:
+Aminophylllinum
0,68
0,86
+Bismuthi
:
subnitras
0,20
+Sulfonamidum
:
+Zinci oksidum
0,60

PERHITUNGAN NILAI
TUKAR
Contoh soal :

Berapa gram lemak coklat yang diperlukan untuk membuat 15


suppositoria dengan bobot 3 gram yang mengandung 0,5 g per
suppositoria, jika diketahui nilai tukar lemak coklat untuk aminofilin =
0,86?
Aminofilin yang diperlukan
= 7,5 g
= 0,5 g x
Bobot 15 suppositoria
= 45 g
15
Nilai tukar aminofilin
=3gx
= 6,45 g
Lemak coklat yang
15
= 38,55
diperlukan
= 7,5 g
g
x 0,86
= 45 g
6,45 g

Perhitungan

Anda mungkin juga menyukai