Anda di halaman 1dari 24

CASE REPORT BEDAH

FRAKTUR DIGITI III MANUS


SINISTRA
DISUSUN OLEH:
SEPTHA AMELIA DEWI (1102012269)
PEMBIMBING:
DR. DIK ADI NUGRAHA, SP.B, M.KES

BAB I
STATUS PASIEN
Identitas Pasien
Nama

: Ny. A

Umur

: 68 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Suku

: Sunda

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Status Perkawinan : Menikah


No RM

: 570700

Tanggal Pemeriksaan

: 19 Oktober 2016

Anamnesa (autoanamnesa pada tanggal 19 Oktober 2016)


Keluhan utama : Luka robek pada jari tengah tangan kiri

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke IGD RSUD Soreang Bandung
dengan keluhan luka robek pada jari tengah tangan
kiri. Luka didapat setelah tangan pasien terjepit pintu
kurang lebih 5 menit SMRS. Pasien ingin menutup
pintu tetapi, pintu didorong oleh cucunya dengan
kencang. Pasien mengeluhkan nyeri pada luka jari
tengah dan jari sedikit sulit untuk digerakkan. Luka
belum diobati karena pasien langsung datang ke RS
dengan jari yang ditutupi dengan kain.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Hipertensi (+)
Asma (-)
DM (-)

Riwayat Penyakit
Keluarga :
Tidak ada.

Pemeriksaan Fisik

Primary Survey
A : clear
B : RR: 20 x/menit, bentuk dan gerak simetris, tidak ada jejas
C : N:72 x/menit, tekanan darah 140/90 mmHg
D : E4M6V5 GCS: 15, pupil bulat isokor, diameter 3mm/3mm, Refleks
Cahaya +/+

Secondary Survey
Kepala
: normocephali, ekspresi wajah tampak kesakitan
Mata
: edem palpebral (-/-), konjungtiva anemis (-/-), pupil isokor, reflek
cahaya (+/+)
Hidung
: tidak ada tanda-tanda trauma, tidak ada deviasi, tidak ada penyumbatan,
tidak ada perdarahan.
Telinga
: otorrhea (-/-)
Thorax
:
Inspeksi : tidak terdapat luka, tidak terdapat jejas, B/P simetris
Palpasi
: fremitus vocal dan taktil simetris
Perkusi
: sonor diseluruh lapang paru, peranjakan paru (+)
Auskultasi
: Cor : S1-S2 murni, regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/Abdomen
:
Inspeksi : datar, soepel, eritem (-), sikatriks (-)
Palpasi
: massa (-), defance muscular (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, ren
(ginjal) tidak teraba.
Perkusi
: tympani, nyeri ketuk (-)
Auskultasi
: bising usus (+) normal
Ekstremitas
: akral hangat, capillary refill time <2, edema (-)
Deformitas kaki kiri (+), nyeri (+), ROM terbatas.

Status Lokalis
Inspeksi : tampak vulnus laseratum ukuran 1cmx0,5cmx0,3cm, tepi luka regular,
dasar otot, tampak avulsi pada kuku, deformitas jari tengah tangan kiri (-),
perdarahan aktif (+), ROM terbatas
Palpasi : krepitasi (+) , NT (+)

Resume
Pasien datang ke IGD RSUD Soreang setelah jari tengah tangan kiri pasien terjepit dengan pintu
kurang lebih 5 menit SMRS. Menurut pasien, pasien terjepit pintu ketika hendak menutup pintu, tetapi
cucu pasien mendorong pintu dengan kencang. Pemeriksaan fisik seperti Airway : clear. Pada breathing :
20 x/menit, bentuk dan gerakan simetris, tidak ada jejas. Circulation : 72 x/menit, tekanan darah 140/90
mmHg. Disability : GCS 15, suhu 36,7oC. pada pemeriksaan tampak jari tengah pada tangan kiri
mengeluarkan darah.
Pada pemeriksaan lokalis dengan inspeksi terdapat vulnus laseratum ukuran 1cmx0,5cmx0,3cm, tepi
luka regular, dasar otot, tampak avulsi pada kuku, deformitas jari tengah tangan kiri (-), perdarahan aktif
(+), ROM terbatas. Serta pada palpasi ditemukan krepitasi (+) , NT (+).

Pemeriksaan penunjang
Rontgen manus sinistra

Diagnosis kerja
open fracture digiti III manus sinistra + nail bed injury


Terapi
Non-Operatif
Non-Medikamentosa
WTH 7
Imobilisasi (spalk)
Medikamentosa
Analgetik
ATS 1500 IU
Operatif
Debridement + ORIF + repair
nail bed

Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam

BAB II
Tinjauan Pustaka
Anatomi Regio Manus
Struktur anatomi tangan disusun dari tulang tangan, otot tangan, sendi tangan,
dan saraf tangan. Keempat penyusun anatomi tangan tersebut bersama-sama
menciptakan gerakan yang dapat dilakukan oleh tangan. Tulang-tulang tangan
disatukan oleh sendi, kemudian sendi dikelilingi oleh otot sehingga dapat melakukan
pergerakan. Otot juga terbentang dari tulang ke tulang.

Sistem Tulang
Dalam tubuh kita terdapat bermacam-macam tulang. Menurut bentuknya, tulang dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Ossa plana
(tulang pipih)

Ossa iregularia
(tulang irregular)

Ossa longa
(tulang
panjang)
Siste
m
Tulang
Ossa brevia
(tulang
pendek)

Tulang
sesamoid

Tulang pergelangan tangan (karpus) terbentuk dari delapan tulang karpal


ireguler yang tersusun dalam dua baris.
A. Barisan tulang pergelangan tangan proksimal terdiri dari tulang-tulang sebagai berikut:
Skafoid disebut juga navicular, berbentuk seperti perahu.
Lunatum yang berbentuk seperti bulan sabit.
Triquetrum yang memiliki berbentuk seperti segi tiga karena memiliki tiga sudut.
Pisiforme memiliki bentuk seperti kacang karena ukurannya yang kecil.
B. Barisan tulang pergelangan tangan distal terdiri dari tulang-tulang sebagai berikut:
Trapezium yang memiliki permukaan yang banyak.
Trapezoid berukuran lebih kecil dari trapezium dan memiliki permukaan yang banyak juga
Kapitatum memiliki bentuk kepala tulang yang bulat dan besar
Hamatum yang memimiliki berbentuk menyerupai palu.

Anatomi manus

Struktur Sendi Ekstremitas atas


Junctura membri superioris liberi dibagi menjadi 5,
1. Articulatio humeri/ sendi bahu
2. Articulatio cubiti/ sendi siku
3. Articulatio radioulnaris
4. Articulatio radiocarpea
5. Articulatio manus

FRAKTUR
Definisi Fraktur
Fraktur terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan
epifisis baik bersifat total ataupun parsial yang umumnya disebabkan oleh tekanan
yang berlebihan, sering diikuti oleh kerusakan jaringan lunak dengan berbagai
macam derajat, mengenai pembuluh darah, otot dan persarafan.

Penyebab Fraktur
1. Peristiwa trauma
2. Fraktur kelelahan atau tekanan
3. Fraktur patologik

Patofisiologi
tulang patah, sel tulang mati Perdarahan terjadi di sekitar tempat patah dan ke
dalam jaringan lunak di sekitar tulang tersebut Jaringan lunak biasanya mengalami
kerusakan akibat cedera Reaksi inflamasi yang intens terjadi setelah patah tulang
Sel darah putih dan sel mast terakumulasi sehingga menyebabkan peningkatan
aliran darah ke area tersebut Fagositosis dan pembersihan sel dan jaringan mati
dimulai.
Bekuan fibrin (hematoma fraktur) terbentuk di tempat patah dan berfungsi sebagai
jalan untuk melekatnya sel-sel baru Aktivitas osteoblast segera terstimulasi
terbentuk tulang baru imatur(kalus) Bekuan fibrin segera direabsorpsi dan sel
tulang baru perlahan mengalami remodeling untuk membentuk tulang sejati
Tulang sejati menggantikan kalus dan secara perlahan mengalami kalsifikasi.

Klasifikasi fraktur tulang

1) Klasifikasi klinis
a. Fraktur tertutup Tidak ada hubungan antara fragmen tulang dengan lingkungan luar.
b. Fraktur terbuka Fraktur terbuka adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar
melalui luka pada kulit dan jaringan lunak. Patah tulang terbuka dibagi menjadi 3
derajat,
yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan fraktur yang terjadi.

1. Incomplete : Fraktur yang hanya melibatkan bagian potongan menyilang tulang


satu sisi patah yang lain biasanya hanya bengkok (green stick)
2. Complete : Garis fraktur melibatkan seluruh potongan menyilang dari tulang dan
fragmen tulang biasanya berupa tempat
3. Tertutup (simple) : Fraktur tidak meluas melewati kulit
4. Terbuka ( complete ) : Fragmen tulang meluas melewati otot dan kulit dimana
potensial untuk terjadi infeksi
5. Patologis : Fraktur terjadi pada penyakit tulang ( seperti kanker, osteoforosis )
dengan tak ada trauma hanya minimal.

Manifestasi Klinis
Nyeri
Deformitas
Krepitasi
Pembengkakkan dan perubahan warna
False Moment

Diagnosis
Anamnesa
1. Mekanisme
terjadinya
trauma
2. Injury Sustain
3. Gejala dan Tanda
4. Perawatan yang
sudah didapat

Pemeriksaan Fisik :
- Look
- Feel
- Movement

Pemeriksaan
Penunjang :
- Foto Rontgen
- USG
- CT- Scan
- MRI

Penatalaksanaan
Non Operatif
Reduksi
Imobilisasi
Operatif
ORIF (Open Reduction Internal Fixation)
Reduksi terbuka
Fiksasi ekterna
Gips
Traksi

Komplikasi
Infeksi
Delayed Union
Non Union
Avascular Necrosis
Malunion
Prognosis
Fraktur dapat disembuhkan atau disatukan kembali fragmen-fragmen tulangnya
melalui operasi. Dalam proses rehabilitasi, peran fisioterapi sangat penting terutama
dalam mencegah komplikasi dan melatih aktivitas fungsionalnya.

DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Alih bahasa oleh Nike Budhi. Jakarta:
EGC
DeJong W, Sjamsuhidajat.R. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II. Jakarta: EGC.
Faiz O & Moffat D. 2004. Anatomy at Glance. Jakarta : Erlangga
Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jilid II. Jakarta: Media Aesculapius
Schwartz, Seymour I. 2000.Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah.Jakarta: EGC
Skinner, Harry B. 2006. Current Diagnosis & Treatment In Orthopedics. USA: The
McGraw-Hill Companies.
Smeltzer dan Bare. 2002. Keperawatan Medical Bedah Bruner dan Sudarth. Jakarta: EGC.
Snell, Richard. S, 1998. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Bagian 2.Edisi 3.
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai