Anda di halaman 1dari 43

SKIZOAFEKTIF TIPE

MANIK
Presented by:
Mohamad Nuramin bin Masrom C11112817
Pembimbing

dr. Dwiwahyu Ningsih


Supervisor

Dr. Saidah Syamsuddin, Sp KJ


Departemen Kedokteran
Jiwa
Program
Studi Pendidikan Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2016

LAPORAN KASUS
SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK
(F25.0)

IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Umur : 37 Tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Lanrae, Kel. Nepo Mallusutasi, Barru

Keluhan Utama
Gelisah
Keluhan dan Gejala
Seorang perempuan umur 37 tahun masuk UGD jiwa RSKD untuk ketiga kalinya
diantar oleh keluarganya dengan keluhan gelisah. Gelisah dirasakan sejak 5 bulan
yang lalu dan keluhan memberat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluarga
pasien memberitahu yang pasein sering membongkar barang dan sulit tidur malam
hari. Pasien sering merepotkan tetangganya dengan sering berkunjung ke rumah
tetangganya untuk meminta makan. Pasien akan marah marah jika tidak diberi
makan. Pasien pernah mengusir suaminya dari rumah sehingga sekarang pasien
tinggal sendiri dan hanya dijenguk anaknya seminggu sekali. Pasien menolak
bantuan dari keluarga kerna merasa curiga barang barangnya akan diambil. Pasien
sering mencurigai tetangganya bahwa tetangganya sering bercerita mengenai
kejelekannya. Pasien juga merasa suaminya ada selingkuhan dengan saudaranya
dan perempuan lain dan pasien merasa suaminya mencurigai dirinya selingkuh
dengan orang lain. Selain itu, pasien sering mengatakan yang dia terlihat ular di
rumahnya dan ingin menggigitnya. Pasien juga sering mendengar suara perempuan
yang memerintahkan pasein untuk pergi dan manghasut pasien yang suaminya
mempunyai selingkuhan. Pasien juga percaya yang dirinya pernah melahirkan
buaya yang merupakan kembaran anak keduanya. Pasien sering berdandan minor
di rumah, sering menyanyi di rumah dan di acara pesta.

Awal perubahan perilaku pasein terjadi pada 7 tahun lalu saat


ekonomi pasien jatuh akibat gagal panen. Semenjak itu pasein
mulai curiga terhadap suaminya memberikan uang ke orang
lain dan mempunya selingkuhan. Pasein pernah dirawat di
RSKD tahun 2009 dan terakhir kali Februari tahun 2016.
Pasien pernah mendapatkan pengobatan haloperidol dan
clozapine. Pasien tidak minum obart teratur kerana jika pasien
merasa kebaikan pasein menolak untuk minum obat. Pasein
dulunya adalah orang yang pendiam, memiliki hubungan yang
baik dengan keluarga. Riwayat keluarga dengan gejala yang
sama tidak ada. Riwayat merokok tidak ada.

Hendaya dan Disfungsi


Hendaya dalam bidang social (+)
Hendaya dalam bidang pekerjaan (+)
Hendaya penggunaan waktu senggang (+)

Faktor stressor psikososial


Tidak jelas

Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat


penyakit fisik dan psikis sebelumnya :
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat

infeksi tidak ada


trauma tidak ada
kejang tidak ada
penggunaan NAPZA tidak ada
merokok tidak ada

Riwayat Gangguan Sebelumya :


Riwayat dirawat di RSKD Dadi 5
bulan yang lalu, kemudian
mengonsumsi obat rawat jalan tapi
tidak minum teratur . Riwayat
pengobatan Haloperidol 1,5mg ,
Chlopromazin 100mg 1x1, Heximer
2 mg 2x1. Pasien masuk dengan

Riwayat Kehidupan Keluarga


Pasien merupakan anak ke 5 dari 6 bersaudara
(,,,,,).
Hubungan pasien dengan keluarga kurang baik
Riwayat penyakit sama dalam keluarga tidak ada.
Ayah sudah meninggal.

Situasi Sekarang
Pasien tinggal sendiri , kerana telah mengusir suaminya 5
bulan lalu. Pasien dikunjungi keluarga 1 kali seminggu.
Pasien sering berkunjung ke rumah adiknya,

Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya


Pasien merasa dirinya tidak sakit

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum :
Penampilan
Penampilan umum: Tampak seorang perempuan memakai piyama
dengan baju lengan panjang dan celana panjang warn biru. Wajah
sesuai umur. Perawakan sedang. Perawatan diri cukup.

Kesadaran : Berubah
Aktivitas psikomotor : Hiperaktivitas (meningkat)
Pembicaraan : Spontan, lancar dan intonasi sedang,
logorhea
Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif

B. Keadaan Afektif (mood), perasaan, dan empati, perhatian :


Mood : Sulit dinilai
Afek : Hipertimia
Empati : Tidak dapat dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual (kognitif) :
Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan :
Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan tingkat pendidikannya.

Daya konsentrasi : Mudah terganggu


Orientasi
Orientasi waktu : Baik
Orang : Baik
Tempat : Baik
Daya ingat :
Jangka
Jangka
Jangka
Jangka

panjang:
sedang :
pendek :
segera :

Baik
Baik
Baik
Baik

Pikiran abstrak : Tidak terganggu


Bakat kreatif : Tidak diketahui

D. Gangguan Persepsi :
Halusinasi :
Halusinasi Auditorik : mendengar suara perempuan yang mengahasut pasien
bahwa suaminya berselingkuh dan suara tersebut menyuruhnya pergi.
Halusinasi Visual : Pasien sering melihat ular hitam besar dirumahnya dan
ingin menggigitinya

Ilusi : Tidak ada


Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Berpikir :
Arus pikiran :
Produktivitas : Kesan membanjir
Kontinuitas : Flight of ideas
Hendaya berbahasa
: Tidak ada

Isi pikiran :
Preokupasi

: Tidak ada

Gangguan isi pikiran :


Waham bizarre : Pasien meyakini dirinya melahirkan buaya
Delusion of reference :Pasien sering merasa dirinya diceritakan dan
dijelekkan sama tetangganya. Serta pasien sering merasa curiga terhadap
suaminya berselingkuh: terhadap adiknya dan perempuan lain.

Pengendalian impuls : Terganggu


Daya nilai :
Norma sosial : Terganggu
Uji daya nilai : Terganggu
Penilaian realitas : Terganggu

Tilikan (insight) : Tilikan 1 ( Pasien tidak merasa dirinya sakit,


dan pasien merasa tidak perlu pengobatan )
Taraf dipercaya

: Dapat dipercaya

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


LEBIH LANJUT:
Status Internus
Kesadaran
Tanda vital

: compos mentis

Tekanan Darah : 120/90 mmHg


Nadi
:78 x/menit
Suhu :36,1oC
Pernapasan : 20 x/menit
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, jantung,
paru dan abdomen dalam batas normal, ekstremitas
atas dan bawah tidak ditemukan kelainan.

Status Neurologi
GCS : E4M6V5
Rangsang meningeal : tidak dilakukan
Tanda ekstrapiramidal

Tremor tangan : tidak ada


Cara berjalan: baik
Keseimbangan : baik
Sistem saraf motorik dan sensorik : tidak terganggu
Pupil bulat isokor diameter ODS : 2,5mm / 2,5 mm
Refleks cahaya : +/+
Kesan
: normal

IV. IKHTISAR PENEMUAN


Seorang perempuan umur
37 tahun masuk UGD jiwa RSKD untuk ketiga kalinya
BERMAKNA
Gelisah dirasakan sejak 5 bulan yang lalu dan keluhan memberat sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit.
Keluarga pasien memberitahu yang pasein sering membongkar barang dan sulit
tidur malam hari.
Pasien sering merepotkan tetangganya dengan sering berkunjung ke rumah
tetangganya untuk meminta makan. Pasien akan marah marah jika tidak diberi
makan.
Pasien juga sering mendengar suara perempuan yang memerintahkan pasein
untuk pergi dan manghasut pasien yang suaminya mempunyai selingkuhan.
Pasien pernah mengusir suaminya dari rumah sehingga sekarang pasien tinggal
sendiri dan hanya dijenguk anaknya seminggu sekali.
Pasien sering mencurigai tetangganya sering bercerita mengenai kejelekannya.
Pasien juga merasa suaminya ada selingkuhan dengan saudaranya dan
perempuan lain dan pasien merasa suaminya mencurigai dirinya selingkuh
dengan orang lain.
Selain itu, pasien sering mengatakan yang dia terlihat ular di rumahnya dan
ingin menggigitnya.
Pasien juga percaya yang dirinya pernah melahirkan buaya yang merupakan
kembaran anak keduanya.

Pada pemeriksaan status mental didapatkan seorang perempuan memakai


piyama lengan panjang dengan celana panjang warna biru, wajah sesuai
umur, perawakan sedang, perawatan diri cukup.
Kesadaran berubah, perilaku dan aktivitas psikomotorik meningkat,
pembicaraan spontan, intonasi biasa, logorrhea. Pasien kurang kooperatif,
mood sulit dinilai afek hipertimia, empati tidak dapat dirabarasakan.
Ada gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik yaitu suara perempuan
yang menghasut pasein bahwa suaminya berselingkuh dan menyuruh
pasien pergi. Terdapat halusinasi visual diamana pasien melihat ular
dirumahnya.
Produktivitas kesan membanjir, kontinuitas flight of idea, terdapat
gangguan isi pikir yaitu delusion of reference dimana pasien mencurigai
suaminya berselingkuhan. Terdapat waham bizarre yaitu pasien meyakini
bahwa dirinya pernah melahirklan buaya. Normo social dan daya nilai
terganggu. Pasien merupakan tilikan 1 yaitu tidak meyakini dirinya sakit.

V. EVALUASI MULTIAKSIAL

AKSIS I
Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status
mental ditemukan grejala klinis yang bermakna berupa gelisah, sering
mengganggu tetangga,membongkar barang, sulit tidur di malam
hari,sering mencurigai suaminya dan sering merasa tetangga
menjelekkannya. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) pada
pasien dan keluarga serta terdapat hendaya (disability) pada fungsi
psikososial, pekerjaan, dan penggunaan waktu senggang sehingga
merujuk pada PPDGJ-III, pasien dapat disimpulkan menderita Gangguan
Jiwa.
Berdasarkan pemeriksaan status mental ditemukan adanya hendaya
berat dalam menilai realita ditandai dengan adanya halusinasi auditorik
berupa pasien mendengar suara perempuan menghasutnya yang
suaminya berselingkuh, sehingga merujuk pada PPDGJ III pasien
digolongkan kedalam Gangguan Jiwa Psikotik
Berdasarkan status interna dan neurologis tidak ditemukan adanya
kelainan sehingga gangguan mental organic dapat disingkirkan ddan
pasien digolongkan pada Gangguan Jiwa Psikotik Non-Organik

Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis dan


pemeriksaan status mental didapatkan hendaya berat dalam
menilai realitas berupa adanya waham bizarre yaitu pasien
meyakini bahwa dirinya telah melahirkan buaya ,delusion of
reference yaitu pasien merasa orang di sekitarnya
menceritakannya serta halusinasi auditorik berupa pasien
mendengar mendengar suara perempuan menghasutnya
yang suaminya berselingkuh yang berlansung lebih dari satu
bulan sehingga dapat disimpulkan pasein menderita
skizofrenia (F20.0). Selain itu, didapatkan gejala yang
memenuhi trias mania yaitu psikomotor meningkat
(hiperaktivitas), afek meningkat (hipertimia) dan flight of idea
sehingga disimpulkan pasien ini masuk dalam kategori
gangguan skizoafektif tipe manik (F25.0)

AKSIS II
Dari informasi yang didapatkan, pasien termasuk orang yang
biasa-biasa saja. Data yang didapatkan ini belum cukup untuk
mengarahkan pasien ke salah satu ciri kepribadian..

AKSIS III
Tidak ada diagnosis

AKSIS IV
Stressor psikososial tidak jelas

AKSIS V
GAF Scale 50-41 gejala berat (serious) disabilitas berat

VI. DAFTAR MASALAH


Organobiologik
Tidak terdapat kelainan yang fisik namun diduga terdapat
ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga diperlukan farmakoterapi.

Psikologik
Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realitas berupa
halusinasi auditorik, dan waham bizarre dan waham kejaran sehingga
pasien memerlukan psikoterapi.

Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan
penggunaan waktu senggang sehingga perlu dilakukan sosioterapi.

VII. PROGNOSIS
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prognosis yaitu :
Faktor pendukung :
Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama tidak ada.
Umur pasien yang masih muda
Dukungan keluarga

Faktor penghambat :
Perjalanan penyakit kronis (7tahun)
Tilikan derajat 1 dimana pasien menyangkal penuh bahwa dirinya
sakit

Prognosis : Dubia et Malam

VIII. RENCANA TERAPI


Psikofarmakologi
Resperidone 2mg 2x1
Depakote 250mg 2x1
Clozapine 25 mg 1x1 (malam)

Psikoterapi
Suportif :
Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien dalam memahami
dan menghadapi penyakitnya. Memberi penjelasan dan pengertian mengenai
penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek samping yang mungkin
timbul selama pengobatan, serta motivasi pasien supaya minum obat secara teratur.

Konseling :
Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya agar
pasien memahami cara menghadapinya, serta memotivasikan pasein agar rutin makan
obat.

Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang penyakit pasien sehingga tercipta
dukungan sosial dalam lingkungan yang kondusif sehingga dapat membantu
penyembuhan pasien.

GANGGUAN SIKLOTIMIA
Presented by:
Mohamad Nuramin bin Masrom C11112817
Pembimbing

dr. Dwiwahyu Ningsih


Supervisor

Dr. Saidah Syamsuddin , Sp KJ


Departemen Kedokteran
Jiwa
Program
Studi Pendidikan Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2016

Definisi

Gangguan
merupakan
gangguan

bentuk
bipolar

siklotimik
gejala
II

ringan

ditandai

dari

dengan

episode hipomania dan depresi ringan


Di dalam DSM V-TR, gangguan siklotimik
didefinisikan

sebagai

gangguan

yang

kronis dan berfluktuasi dengan banyak


Sadock, B.J. Kaplan & Sadocks Synopsis of
periode
hipomania
dan depresi. Psychiatry
Psychiatry:
Behavioral Sciences/Clinical

Epidemiologi
Dapat mencapai 3-10 % pasien psikiatri
rawat jalan, terutama mungkin mereka
yang

memiliki

mengenai

keluhan

kesulitan

bermakna

perkawinan

dan

interpersonal

Kaplan Harold I, Sadock B.K., Buku Ajar Psikiatrik Klinik

Etiologi
Data genetik pendukung paling
Faktor
kuat
untuk
hipotesis
bahwa
gangguan siklotimik adalah suatu
Biologi gangguan mood.
Kira-kira 30% dari semua pasien
s
gangguan
siklotimik
memiliki
riwayat keluarga positif
Timbulnya
gangguan
siklotimik
Faktor
terletak pada trauma dan fiksasi
Psikosos
selama fase oral pertengahan bayi
ial

Kaplan Harold I, Sadock B.K., Buku Ajar Psikiatrik Klinik

Pasien
ditandai

dengan
dengan

bergantian
Eksplorasi

gangguan
periode

dengan

depresi yang

periode

psikoanatik

siklotimik
hipomania.

mengungkap

bahwa pasien tersebut mempertahankan


diri mereka melawan tema depresif yang
mendasari dengan periode euforik atau
hipomanik

hipomania

psikodinamik

dijelaskan
sebagai

secara
kurangnya

kritisisme diri dan tidak adanya inhibisi


yang

terjadi

depresi

ketika

seseorang

dengan

membuang beban dari superego

yang terlalu kasar. Mekanisme pertahanan


utama

pada

hipomania

penyangkalan (denial)

adalah

DIAGNOSIS DAN GAMBARAN KLINIK

Klinisi harus mempertimbangkan diagnosis dngan


gangguan siklotimik ketika pasien datang dengan
masalah

perilaku

yang

Kesulitan

perkawinan

dan

tampaknya

sosiopatik.

ketidakstabilan

dalam

hubungan adalah keluhan yang lazim timbul karena


pasien dengan gangguan siklotimik sering berganti
pasangan dan iritabel saat ebrada dalam keadaan
manik dan campuran

DIAGNOSIS DAN GAMBARAN KLINIK

Walaupun terdapat laporan yang kurang dapat


diyakini

akan

adanya

peningkatan

produktivitas dan kreativitas ketika pasien


dalam keadaan hipomanik, sebagian besar
klinisi

melaporkan

menjadi

kacau

bahwa

dan

tidak

pasien

mereka

efektif

ekerjaan dan sekolah selama periode ini

dalam

DIAGNOSIS
Kriteria diagnostik DSM V untuk Gangguan Siklotimik
A.

Selama sekurangnya 2 tahun, adanya banyak periode dengan gejala hipomanik dan banyak periode dengan gejala
depresif yang tidak memenuhi kriteria untuk episode depresif berat, pada anak-anak atau remaja minimal 1 tahun.

B.

Selama periode 2 tahun di atas, pasien tidak pernah bebas dari gejala-gejala pada kriteria A lebih dari 2bulan pada
suatu waktu.

C.

Tidak ada episode depresi berat, episode manik, atau episode campuran yang ditemukan selama 2 tahun pertama
gangguan

D.

Gejala dalam kriteria A tidak lebih diterangkan oleh gangguan skizoafektif dan tidak menumpang pada sikzofrenia,
gangguan skizoferniform, gangguan delusional, atau gangguan psikotik yang ditemukan.

E.

Gejala bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (obat yang disalah gunakan, medikasi), atau suatu
kondisi medis umum (hipertiroidism)

F.

Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau
fungsi penting lainnya.

American Psychiatric Association. Diagnostic and


Statistical Manual of Mental Disorders.

Diagnosis

Pedoman Diagnostik PPDGJ III untuk Gangguan Siklotimia 4


-

Ciri esensial ialah ketidak-stabilan dari afek menetap (suasana perasaan), meliputi
banyak periode depresi ringan dan hipomania ringan, di antaranya tidak ada yang
cukup parah atau cukup lama untuk memenuhi kriteria gangguan afektif bipolar
(F31.-) atau gangguan depresif berulang (F33.-)

Setiap episode alunan afektif (mood swings) tidak memenuhi kriteria untuk kategori
mana pun yang disebut dalam episode manik (F30.-) atau episode depresif (F32.-)

Maslim Rusdi. Diagnosi dan Gangguan Jiwa. PPDGJ III

Pedoman diagnostik( menurut PPDGJ III)


Hipomania :
Gangguan suasana perasan lebih ringan
dibanding mania, afek meningkat bersamaan
dengan peningkatan aktivitas atau agitasi.
Gejala ini menetap selama minimal 4 hari
berturut-turut dan tidak disertai halusinasi
atau waham
Terdapat gangguan ringan pada pekerjaan
maupun aktivitas sosial

Tanda dan Gejala

Episode Manik

Episode Depresi

Rasa harga diri yang tinggi


secara berlebihan. Merasa
paling hebat dan dapat
melakukan apa saja
Gembira berlebihan
Gangguan tidur, pasien
hanya butuh waktu 3-4 jam
untuk tidur
Bicara cepat
Perhatian gampang teralih
Aktivitasnya berlebihan
Nasfu seksual meninggi

Perasaan murung atau sedih


Mudah menangis
Minat dan kegembiraan hilang
Kelelahan
Nafsu makan berkurang
Gangguan tidur
(insomnia/hypersomnia)
Putus asa
Pesimis
Sulit konsentrasi
Merasa bersalah
Sering berpikir ingin bunuh diri

Penyalahgunaan zat
Penyalahgunaan alkohol dan zat lain
lazim ditemukan pada pasien gangguan
siklotimik yang menggunakan zat baik
untuk mengobati diri sendiri (dengan
alkohol,
benzodiazepin,
dan
marijuana).
Atau
bahkan
untuk
memperoleh rangsangan lebih lanjut
(dengan
kokain,
amfetamin
dan
halusinogen) ketika mereka dalam
keadaan manik.

Diagnosis Banding

Gangguan kepribadian ambang


Antisosial
Histrionik
Narsistik
Gangguan
deficit
perhatian/hiperaktivitas (ADHD)
pada anak dan remaja

Penatalaksanaan
Terapi
Biologis

Obat penstabil mood dan antimanik


sebagai lini pertama.
Antimanik lainnya- Carbamazepin
dan Valproat (Depakene) dilaporkan
efektif
Dosis dan konsentrasi plasma agen
ini harus sama dengan plasma
gangguan bipolar I
Anti depresn
Antikonvulsan seperti gabapentin
Klonazepam berguna untuk
mengendalikan pasien siklotimk
yang mengalami agitasi secara
periodik

Penatalaksanaan
Terapi
Psikosos
ial

Psikoterapi untuk pasien ditujukan


untuk meningkatkan kesadaran
pasien akan kondisi mereka dan
membantunya
membentuk
mekanisme koping untuk mood
swing mereka
Terapis biasanya perlu membantu
pasien memperbaiki kerusakan, baik
yang terkait dengan pekerjaan maupun
keluarga, yang dilakukan selama
episode mania
Karena sifat jangka panjang gangguan
siklotimik, pasien sering membutuhkan
terapi seumur hidup

Penatalaksanaan

Terapi
psikososi
al

Terapi keluarga dan kelompok


dapat bersifat mendukung,
mendidik, dan teraupetik bagi
pasien dan mereka yang terlibat
dalam kehidupan pasien

Prognosis
Beberapa pasien dengan gangguan siklotimik ditandai
sebagai orang yang sensitif, hiperaktif, atau tergantung
mood seperti anak-anak. Awitan gejala nyata gangguan
siklotimik muncul perlahan pada usia belasan atau 2
awal. Munculnya gejala saat itu menghambat kinerja
seseorang di sekolah serta kemampuan menjalin
pertemanan dengan teman sebaya. Reaksi pasien
terhadap gangguan tersebut bervariasi, pasien dengan
pertahanan ego atau strategi koping yang adaptif
memiliki hasil yang lebih baik dari pada pasien dengan
strategi koping yang buruk. Sekitra sepertiga dairi semua
pasien dengan gangguan siklotimik mengalami gangguan
mood berat, paling sering gangguan bipolar II. 2

Contoh Kasus
Seorang laki-laki umur 20 tahun datang ke unit
psikiatri rawat jalan
Dia memberitahu dia telah didiagnosis penyakit TB
paru 4 tahun lalu.
Setelah didiagnosis dia tidak bisa tidur sepanjang
malam kerna memikirkan penyakitnya
Dia juga sering bangun malam dan merasakn
badan nya lemah dan kurang energi
Dia merasakan sehari-hari yang dirinya cepat lelah

beliau hilang minat dan kegembiraan dalam berinteraksi dengan


keluarga ahli, saudara-mara, dan rakan-rakan .
Beliau merasa cepat marah, kurang nafsu makan, menurun
konsentrasi, menurun keyakinan, beliau merasakan tidak
berguna, putus asa.
Episod ini berlangsung selama 6-7 hari segera diikuti oleh
meningkat rasa kesejahteraan, peningkatan tenaga, rasa
gembira, meningkat keyakinan, suka bergaul dan membantu
orang lain dalam kerja, dan tidur kurang daripada biasa (Dan
masih berasa segar) untuk 2-3 hari akan datang.
Tidak ada perasaan menandakan kesombongan atau kebesaran,
tidak ada halusinasi dan waham
Begitu selama 3 hari miningkatnya mood, peraasn yang dialami
hilang

Kitaran kedua berlaku selepas 4 bulan


episod pertama. Selepas itu, ia berlaku
10-14 kali dalam masa 4 tahun.
Dia memberitau ada remisi dalam 2
bulan perbaikan selama 4 tahun.
Perwatan tb paru selesai dalam masa 1
tahun dan dia tidak mengalami
hendaya sosial maupun pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai