MANIK
Presented by:
Mohamad Nuramin bin Masrom C11112817
Pembimbing
LAPORAN KASUS
SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK
(F25.0)
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Umur : 37 Tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Lanrae, Kel. Nepo Mallusutasi, Barru
Keluhan Utama
Gelisah
Keluhan dan Gejala
Seorang perempuan umur 37 tahun masuk UGD jiwa RSKD untuk ketiga kalinya
diantar oleh keluarganya dengan keluhan gelisah. Gelisah dirasakan sejak 5 bulan
yang lalu dan keluhan memberat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluarga
pasien memberitahu yang pasein sering membongkar barang dan sulit tidur malam
hari. Pasien sering merepotkan tetangganya dengan sering berkunjung ke rumah
tetangganya untuk meminta makan. Pasien akan marah marah jika tidak diberi
makan. Pasien pernah mengusir suaminya dari rumah sehingga sekarang pasien
tinggal sendiri dan hanya dijenguk anaknya seminggu sekali. Pasien menolak
bantuan dari keluarga kerna merasa curiga barang barangnya akan diambil. Pasien
sering mencurigai tetangganya bahwa tetangganya sering bercerita mengenai
kejelekannya. Pasien juga merasa suaminya ada selingkuhan dengan saudaranya
dan perempuan lain dan pasien merasa suaminya mencurigai dirinya selingkuh
dengan orang lain. Selain itu, pasien sering mengatakan yang dia terlihat ular di
rumahnya dan ingin menggigitnya. Pasien juga sering mendengar suara perempuan
yang memerintahkan pasein untuk pergi dan manghasut pasien yang suaminya
mempunyai selingkuhan. Pasien juga percaya yang dirinya pernah melahirkan
buaya yang merupakan kembaran anak keduanya. Pasien sering berdandan minor
di rumah, sering menyanyi di rumah dan di acara pesta.
Situasi Sekarang
Pasien tinggal sendiri , kerana telah mengusir suaminya 5
bulan lalu. Pasien dikunjungi keluarga 1 kali seminggu.
Pasien sering berkunjung ke rumah adiknya,
Kesadaran : Berubah
Aktivitas psikomotor : Hiperaktivitas (meningkat)
Pembicaraan : Spontan, lancar dan intonasi sedang,
logorhea
Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
panjang:
sedang :
pendek :
segera :
Baik
Baik
Baik
Baik
D. Gangguan Persepsi :
Halusinasi :
Halusinasi Auditorik : mendengar suara perempuan yang mengahasut pasien
bahwa suaminya berselingkuh dan suara tersebut menyuruhnya pergi.
Halusinasi Visual : Pasien sering melihat ular hitam besar dirumahnya dan
ingin menggigitinya
Isi pikiran :
Preokupasi
: Tidak ada
: Dapat dipercaya
: compos mentis
Status Neurologi
GCS : E4M6V5
Rangsang meningeal : tidak dilakukan
Tanda ekstrapiramidal
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
AKSIS I
Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status
mental ditemukan grejala klinis yang bermakna berupa gelisah, sering
mengganggu tetangga,membongkar barang, sulit tidur di malam
hari,sering mencurigai suaminya dan sering merasa tetangga
menjelekkannya. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) pada
pasien dan keluarga serta terdapat hendaya (disability) pada fungsi
psikososial, pekerjaan, dan penggunaan waktu senggang sehingga
merujuk pada PPDGJ-III, pasien dapat disimpulkan menderita Gangguan
Jiwa.
Berdasarkan pemeriksaan status mental ditemukan adanya hendaya
berat dalam menilai realita ditandai dengan adanya halusinasi auditorik
berupa pasien mendengar suara perempuan menghasutnya yang
suaminya berselingkuh, sehingga merujuk pada PPDGJ III pasien
digolongkan kedalam Gangguan Jiwa Psikotik
Berdasarkan status interna dan neurologis tidak ditemukan adanya
kelainan sehingga gangguan mental organic dapat disingkirkan ddan
pasien digolongkan pada Gangguan Jiwa Psikotik Non-Organik
AKSIS II
Dari informasi yang didapatkan, pasien termasuk orang yang
biasa-biasa saja. Data yang didapatkan ini belum cukup untuk
mengarahkan pasien ke salah satu ciri kepribadian..
AKSIS III
Tidak ada diagnosis
AKSIS IV
Stressor psikososial tidak jelas
AKSIS V
GAF Scale 50-41 gejala berat (serious) disabilitas berat
Psikologik
Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realitas berupa
halusinasi auditorik, dan waham bizarre dan waham kejaran sehingga
pasien memerlukan psikoterapi.
Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan
penggunaan waktu senggang sehingga perlu dilakukan sosioterapi.
VII. PROGNOSIS
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prognosis yaitu :
Faktor pendukung :
Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama tidak ada.
Umur pasien yang masih muda
Dukungan keluarga
Faktor penghambat :
Perjalanan penyakit kronis (7tahun)
Tilikan derajat 1 dimana pasien menyangkal penuh bahwa dirinya
sakit
Psikoterapi
Suportif :
Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien dalam memahami
dan menghadapi penyakitnya. Memberi penjelasan dan pengertian mengenai
penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek samping yang mungkin
timbul selama pengobatan, serta motivasi pasien supaya minum obat secara teratur.
Konseling :
Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya agar
pasien memahami cara menghadapinya, serta memotivasikan pasein agar rutin makan
obat.
Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang penyakit pasien sehingga tercipta
dukungan sosial dalam lingkungan yang kondusif sehingga dapat membantu
penyembuhan pasien.
GANGGUAN SIKLOTIMIA
Presented by:
Mohamad Nuramin bin Masrom C11112817
Pembimbing
Definisi
Gangguan
merupakan
gangguan
bentuk
bipolar
siklotimik
gejala
II
ringan
ditandai
dari
dengan
sebagai
gangguan
yang
Epidemiologi
Dapat mencapai 3-10 % pasien psikiatri
rawat jalan, terutama mungkin mereka
yang
memiliki
mengenai
keluhan
kesulitan
bermakna
perkawinan
dan
interpersonal
Etiologi
Data genetik pendukung paling
Faktor
kuat
untuk
hipotesis
bahwa
gangguan siklotimik adalah suatu
Biologi gangguan mood.
Kira-kira 30% dari semua pasien
s
gangguan
siklotimik
memiliki
riwayat keluarga positif
Timbulnya
gangguan
siklotimik
Faktor
terletak pada trauma dan fiksasi
Psikosos
selama fase oral pertengahan bayi
ial
Pasien
ditandai
dengan
dengan
bergantian
Eksplorasi
gangguan
periode
dengan
depresi yang
periode
psikoanatik
siklotimik
hipomania.
mengungkap
hipomania
psikodinamik
dijelaskan
sebagai
secara
kurangnya
terjadi
depresi
ketika
seseorang
dengan
pada
hipomania
penyangkalan (denial)
adalah
perilaku
yang
Kesulitan
perkawinan
dan
tampaknya
sosiopatik.
ketidakstabilan
dalam
akan
adanya
peningkatan
melaporkan
menjadi
kacau
bahwa
dan
tidak
pasien
mereka
efektif
dalam
DIAGNOSIS
Kriteria diagnostik DSM V untuk Gangguan Siklotimik
A.
Selama sekurangnya 2 tahun, adanya banyak periode dengan gejala hipomanik dan banyak periode dengan gejala
depresif yang tidak memenuhi kriteria untuk episode depresif berat, pada anak-anak atau remaja minimal 1 tahun.
B.
Selama periode 2 tahun di atas, pasien tidak pernah bebas dari gejala-gejala pada kriteria A lebih dari 2bulan pada
suatu waktu.
C.
Tidak ada episode depresi berat, episode manik, atau episode campuran yang ditemukan selama 2 tahun pertama
gangguan
D.
Gejala dalam kriteria A tidak lebih diterangkan oleh gangguan skizoafektif dan tidak menumpang pada sikzofrenia,
gangguan skizoferniform, gangguan delusional, atau gangguan psikotik yang ditemukan.
E.
Gejala bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (obat yang disalah gunakan, medikasi), atau suatu
kondisi medis umum (hipertiroidism)
F.
Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau
fungsi penting lainnya.
Diagnosis
Ciri esensial ialah ketidak-stabilan dari afek menetap (suasana perasaan), meliputi
banyak periode depresi ringan dan hipomania ringan, di antaranya tidak ada yang
cukup parah atau cukup lama untuk memenuhi kriteria gangguan afektif bipolar
(F31.-) atau gangguan depresif berulang (F33.-)
Setiap episode alunan afektif (mood swings) tidak memenuhi kriteria untuk kategori
mana pun yang disebut dalam episode manik (F30.-) atau episode depresif (F32.-)
Episode Manik
Episode Depresi
Penyalahgunaan zat
Penyalahgunaan alkohol dan zat lain
lazim ditemukan pada pasien gangguan
siklotimik yang menggunakan zat baik
untuk mengobati diri sendiri (dengan
alkohol,
benzodiazepin,
dan
marijuana).
Atau
bahkan
untuk
memperoleh rangsangan lebih lanjut
(dengan
kokain,
amfetamin
dan
halusinogen) ketika mereka dalam
keadaan manik.
Diagnosis Banding
Penatalaksanaan
Terapi
Biologis
Penatalaksanaan
Terapi
Psikosos
ial
Penatalaksanaan
Terapi
psikososi
al
Prognosis
Beberapa pasien dengan gangguan siklotimik ditandai
sebagai orang yang sensitif, hiperaktif, atau tergantung
mood seperti anak-anak. Awitan gejala nyata gangguan
siklotimik muncul perlahan pada usia belasan atau 2
awal. Munculnya gejala saat itu menghambat kinerja
seseorang di sekolah serta kemampuan menjalin
pertemanan dengan teman sebaya. Reaksi pasien
terhadap gangguan tersebut bervariasi, pasien dengan
pertahanan ego atau strategi koping yang adaptif
memiliki hasil yang lebih baik dari pada pasien dengan
strategi koping yang buruk. Sekitra sepertiga dairi semua
pasien dengan gangguan siklotimik mengalami gangguan
mood berat, paling sering gangguan bipolar II. 2
Contoh Kasus
Seorang laki-laki umur 20 tahun datang ke unit
psikiatri rawat jalan
Dia memberitahu dia telah didiagnosis penyakit TB
paru 4 tahun lalu.
Setelah didiagnosis dia tidak bisa tidur sepanjang
malam kerna memikirkan penyakitnya
Dia juga sering bangun malam dan merasakn
badan nya lemah dan kurang energi
Dia merasakan sehari-hari yang dirinya cepat lelah