Anda di halaman 1dari 44

ABSES PARU

DAN
ASPEK RADIOLOGISNYA

Disusun Oleh :
Ni Ketut Meri Mira Wati
42150044

Definisi abses paru


Abses paru : infeksi destruktif berupa lesi nekrotik

pada jaringan paru yang terlokalisir sehingga


membentuk kavitas yang berisi nanah (pus) dalam
parenkim paru pada satu lobus atau lebih.
Bila diameter kavitas < 2cm dan jumlahnya banyak
(multiple small abscesses) dinamakan necrotising
pneumonia.

ANATOMI

PULMO

Epidemiologi
Abses paru adalah penyakit yang mematikan di era

preantibiotik
Sepertiga dari pasien dari pasien meninggal, yang lain
sepertiga pulih, dan sisanya berkembang menjadi penyakit
seperti abses berulang, empiema kronik, bronkiektasis, atau
komplikasi yang lain dari infeksi piogenik kronis.

Epidemiologi
Pada periode postantibiotik awal umumnya kasus

abses paru ini berhubungan dengan karies gigi,


epilepsy tak terkontrol, kerusakan paru sebelumnya
dan penyalahgunaan alcohol

Pada negara-negara maju jarang dijumpai kecuali

penderita dengan gangguan respon imun seperti


penyalahgunaan obat, penyakit sistemik atau
komplikasi dari pascaobstruksi.

Faktor Resiko

Aspirasi bahan infeksi


Cth :- operasi dalam rongga mulut, hidung dan

tenggorokan
- keadaan reflek batuk yang berkurang seperti
koma, anestersi
Infeksi bakteri primer yang sebelumnya
Cth: penyulit yang dijumpai pneumonia,
bronkiektasi, infeksi jamur
Emboli septic
Neoplasma

Faktor Resiko
Lain-lain
Misalnya: -trauma yang menembus paru

- penyakit infeksi di sekitar paru


- penyebaran infeksi hematogen dari
tempt lain
Tidak diketahui
sekitar 25% sering disebut abses paru

kriptogen

Riwayat penyakit
sebelumnya

Keluhan penderita yang khas misalnya malaise,

sesak napas, penurunan berat badan, panas, badan


yang ringan, dan batuk yang produktif.
Adanya riwayat penurunan kesadaran berkaitan
dengan sedasi, trauma atau serangan epilepsy.
Riwayat penyalahgunaan obat yang mungkin
teraspirasi asam lambung waktu tidak sadar atau
adanya emboli kuman di paru akibat suntikan obat.

Hasil Pemeriksaan Fisik


a. Redup pada perkusi
b. Suara nafas yang meningkat
c. Sering dijumpai adanya jarih tabuh
d. Takikardi
e. Febris

Pemeriksaan Lab sputum


gram
Kultur darah dapat mengarah pada

organism penyebab infeksi. Jika TB


dicurigai, tes BTA dan mikobakterium dapat
dilakukan.
Pada pemeriksaan darah rutin ditemukan:
leukositosis.
Laju endap darah meningkat,
hitung jenis sel darah putih didapat

pergeseran ke kiri

Gambaran Radiologis
Gambaran radiologis yang menunjukkan

kavitas dengan proses konsolidasi di


sekitarnya, adanya air fluid level yang
berubah posisi sesuai dengan gravitasi.
Abses paru sebagai akibat aspirasi paling
sering terjadi pada segmen posterior lobus
superior atau segmen superior lobus
inferior.

Bronkokospi
Cara diagnostik yang paling baik dengan

akurasi diagnostik bakteriologi melebihi 80


%.
Cara ini hendaknya dimulai pengobatan
karena banyaknya kuman yang terlibat dan
sulit diprediksi secara klinis.

Aspirasi jarum perkutan


Cara ini mempunyai akurasi tinggi untuk

diagnosis bakteriologis, dengan spefisitas


melebihi aspirasi transtrakeal.

Etiologi
Kelompok bakteri anaerob, biasanya diakibatkan oleh

pneumonia aspirasi
Bacteriodes

melaninogenus
Peptostreptococcus spesies
Bacillus intermedius
Fusobacterium nucleatum
Microaerrophilic streptococcus

Bakteri anaerob meliputi 89% penyebab abses paru dan

85% -100% dari spesimen yang didapat melalui aspirasi


transtrakeal.

Etiologi
Kelompok bakteri aerob:
Gram positif: sekunder oleh sebab selain aspirasi
Staphylococcus aureus
Streptococcus microaerophilic
Streptococcus pyogenes
Streptococcus pneumonia

Gram negative : biasanya merupakan sebab nosokomial


Klebsiella pneumonia
Pseudomonas aeruginosa
Escherichia coli
Haemophilus Influenza
Actinomyces Species
Nocardia Species
Gram negative bacilli

Etiologi
Kelompok :
Jamur : mucoraceae, aspergillus species
Parasit, amuba
mikobacterium

Patologi
Makroskopis:
Mula-mula abses itu tampak sebagai fokus hiperemik
berwarna merah kuning padat nekrosis sentral
terbentuk nanah.
Rongga yang terbentuk mula-mula dindingnya tidak
teratur lama kelamaan berbatas lebih tegas karena
fibrosis
Bila abses berhubungan dengan bronchus, nanah
sebagian dapat keluar sehingga rongga abses
mengandung udara di atas cairan nanah (adanya fluid
level).

Patologi

Mikroskopik
Destruksi jaringan paru-paru disertai pembentukan

nanah pada bagian tengah rongga abses.


Alveolus sekitar abses sering menunjukkan reaksi
radang seperti pada pneumonia. Padakasus yang
menahun, dinding abses akan mengalami fibrosis
sehingga batasnya lebih jelas.

Gambaran Makro &


Mikrokospik

Makroskopik Abses Paru

Mikrokospik Abses Paru

Patofisiologi
Terjadinya abses paru biasanya melalui dua cara yaitu aspirasi

dan hematogen.
Yang paling sering dijumpai adalah kelompok abses
bronkogenik yang termasuk akibat aspirasi, stasis sekresi,
benda asing, tumor dan striktur bronchial.
Keadaan ini yang menyebabkan obstruksi bronkus dan
terbawanya organism virulen yang akan menyebabkan
terjainya infeksi pada daerah distal obstruksi tersebut
Abses jenis ini banyak terjadi pada pasien bronchitis kronik
karena media yang sangat baik bagi organism yang teraspirasi.
Pada perokok usia lanjut keganasan bronkogenik biasanya
merupakan dasar untuk terjadinya abses paru.

Patofisiologi
Secara hematogen, yang paling sering terjadi adalah

akibat septicemia atau sebagai fenomena septic emboli,


sekunder dari fokusinfeksi dari bagian lain tubuhnya
seperti tricuspidvalve endocarditis.
Penyebaran hematogen ini umumnya akan berbentuk
abses multiple dan keil-kecil adalah lebih sulit dari
abses single walaupun ukurannya besar Secara umum
diameter abses paru bervariasi dari beberapa mm
sampai dengan cm atau lebih.

Aspirasi berulang, MOterjebak


disal nafas
bawah.proses
Aspirasi
berulang,
MO
lanjut
pneumonia
inhalasi
terjebak di sal. Nafas bawah,
bakteri
proses lanjut
pneumonia

inhalasi bakteri

Faktor
Faktor predisposisiFaFFFaa
predisposisi

Bakteri mengadakan
multiplikasi dan menyerang
bakteri lain

Patofisiologi

Dilepaskannya zat
pirogen oleh leukosit
pada jaringan

Proses
peradangan
Dikelilingi
jaringan
granulasi

Panas

Gangguan rasa
nyaman :
hipertermi

Proses nekrosis

Difusi
ventilasi
terganggu
Kelemaha
n fisik

Intoleransi
aktifitas

Kadar O2
turun

Gangguan
Pertukaran
udara

Produksi sputum yang


berlebih

Refleks
batuk

Bersihan jalan
napas

Ujung
saraf paru

Gangguan
rasa
nyaman:
nyeri

Pemeriksaan Penunjang
A. Pemeriksaan Lab
1. Pemeriksaan darah rutin : leukositosis > 12.000 m3
dan disertai peningkatan laju endap darah >58 mm/ jam
2. Pemeriksaan sputum dengan pengecatan gram tahan
asam dan KOH
3. Pemeriksaan kultur bakteri dan test kepekaan
antibiotik

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi
Foto dada:

berupa gambaran densitas homogen yang berbentuk bulat.


Kemudian akan ditemukan gambaran radiolusen dalam

bayangan infiltrat yang padat.


Selanjutnya bila abses tersebut mengalami rupture sehingga
terjadi drainase abses yang tidak sempurna ke dalam
bronkus, maka baru akan tampak kavitas ireguler dengan
batas cairan dan permukaan udara (air fluid level) di
dalamnya.
Gambaran spesifik ini tampak dengan mudah bila kita

melakukan foto dada PA dengan posisi berdiri.

Pemeriksaan Penunjang

Khas pada abses paru anaerobic kavitas single

(soliter) yang biasanya ditemukan pada infeksi paru


primer,sedangkan abses paru sekunder (aerobic,
noskomial atau hematogen) lesinya bisa multiple
Sepertiga kasus abses paru bisa disertai dengan
empiema. Empiema yang terlokalisir dan disertai
dengan fistula brokopleura akan sulit dibedakan
dengan gambaran abses paru.

Gambaran radiologis

Komplikasi Pneumonia
pneumococcus oleh nekrosis paru
dan pembentukan abses

Foto rontgen dada lateral


menunjukkan tingkat air fluid level
abses paru

Gambaran radiologis

Abses paru pada lobus kiri


bawah, segmen superior

CTscan pada abses paru

31

Posisi Lateral :
Kavitas terlihat di lobus
kiri atas dengan udara
dan cairan didalamnya
(panah putih)
*Opasitas in homogeny
dengan batas bentuk
berisi terdapat apa aja
d dlm situ.

Pemeriksaan Radiologis
CT-scan

Gambaran khas CT scan abses paru ialah berupa lesi

dens bundar dengan kavitas berdinding tebalm tidak


teratur, dan terletak di daerah jaringan paru yang
rusak.
Tampak bronkus dan pembuluh darah paru berakhir
secara mendadak pada dinding abses, tidak bertekan
atau berpindah letak. Sisa-sisa pembuluh darah paru
dan bronkus yang berada dalam abses dapat dilihat
dengan CT scan.

Diagnosis Banding
Karsinoma bronkogenik yang mengalami kavitas,

biasanya dinding kavitas tebal dan tidak rata.


Diagnosis pasti dengan pemeriksaan sitologi /
patologi.
Tuberkulosis paru atau infeksi jamur. Gejala
klinisnya hamper sama atau lebih menahun
daripada abses paru. Pada tuberculosis didapatkan
BTA dan pada infeksi jamur ditemukan jamur.
Bula yang terinfeksi, tampak air fluid level. Di
sekitar buka tidak ada atau hanya sedikit
konsolidasi.
Kista paru yang terinfeksi, dindingnya tipis dan
tidak ada reaksi di sekitarnya.

Diagnosis Banding
Hematom paru, kemungkinan ada riwayat trauma

dimana batuknya hanya sedikit.


Penumokoniosis yang mengalami kavitas seperti
pekerjaan penderita jelas di daerah berdebu dan
didapatkan simple pneumoconiosis pada penderita
Hiatus hernia, tidak ada gejala paru diserta nyeri
restrostrenal dan heart burn bertambah berat
pada waktu membungkuk. Diagnosis pasti dengan
pemeriksaan foto barium
Sekuester paru. Letak di basal kiri belakang
dengan diagnosis pasti dengan bronkografi atau
arteriografi retrograde.

Komplikasi
Komplikasi lokal meliputi penyebaran

infeksi melalui aspirasi lewat bronkus atau


penyebaran langsung melalui jaringan
sekitarnya.
Abses paru yang drainasenya kurang baik,
bisa mengalami rupture ke segmen lain
dengan kecenderungan penyebaran infeksi
staphylococcus, sedang yang rupture ke
rongga pleura menjai piotoras (empiema).
bronkopleura.

Diagnosa banding
radiologi
1. Keganasan (Karcinoma)

- Karsinoma paru kanan


bawah dengan kavitas.

36

2. Empiema
Pada CT Scan, tampak adanya lesi pada lobus atas
kanan, dinding tebal tidak beraturan (panah hijau) dan
lesi lain di sebelah bawah paru kiri dengan internal
fluid, dinding tipis (panah kuning). Lesi pada paru
kanan atas adalah abses dan pada bagian bawah paru
kiri adalah empyema.

37

3. TB
Kavitas berdinding tipis, halus pada

batas dalam tanpa air fluid level.

38

Komplikasi
Komplikasi sering lainnya berupa abses

otak, hemoptisis massif, rupture pleura


visceralis sehingga terjadinya
piopneumotoraks dan fistula

Pencegahan
Perhatian khusus ditujukan kepada kebersihan mulut.
Kebersihan mulut yang jelek dan penyakit-penyakit

periondontal bisa menyebabkan kolonisasi bakteri


patogen orofaring yang akan menyebabkan infeksi
saluran napas sampai dengan abses paru.

Prognosis
Prognosis abses paru simple tergantung dari keadaan

umum pasien, letak abses serta luasnya kerusakan


paru yang terjadi, dan respon pengobatan yang kita
berikan.
Angka mortalitasnya pasien abses paru anaerob pada
era antibiotic kurang dari 10% dan kira-kira 1015% memerlukan operasi. Di zaman era antibiotik
sekarang angka penyembuhan mencapai 90-95 %.
Bila pengobatan diberikan dalam jangka waktu
cukup lama angka kekambuhannya rendah.

Kesimpulan
Abses paru adalah infeksi destruktif berupa lesi

nekrotik pada jaringan paru yang terlokalisir


sehingga membentuk kavitas yang berisi nanah
(pus) dalam parenkim paru pada satu lobus atau
lebih.
Abses paru dapat dipengaruhi faktor predisposisi
seperti gangguan fungsi imun karena obat-obatan,
gangguan kesadaran (anestesi, epilepsy), oral
hygiene yang kurang serta obstruksi dan aspirasi
benda asing.

Daftar Pustaka
Ekayuda I, editor. Radiologi diagnostik. Edisi kedua.

Jakarta : FKUI, 2009


Fauci, Braunwald,editor. Harrisons Principle Internal
Medicine. Edisi XVII vol 2. McGraw Hill: 2011
Sudoyo Aru W, Setiyohadi Bambang, Alwi Idrus,
dkk, editor. Ilmu penyakit dalam. Jilid 1 edisi IV.
Jakarta : FKUI, 2007
Patel, Pradip R. Safitri Amalia, editor. Lecture Notes :
Radiologi. Edisi kedua . Jakarta : Erlangga,2007
http://emedicine.medscape.com
http://scribd.com/doc/49253492/refrat

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai