Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL PENELITIAN

MEGGUNAKAN MESIN PEMIPIL JAGUNG


PADA PASCA PANEN

Disusun Oleh:
NAMA
: MIFTAHUL HAYATI
NIM
: 313120A0060
JURUSAN : TP (Teknologi
Pertanian)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman jagung (zea may) sudah ditanam


sejak ribuan tahun yang lalu. Di Indonesia
tanaman yang berasal dari Amerika ini
sudah dikenal kira-kira 400 tahun yang lalu.
Jagung merupakan salah satu produk
pertanian yang mempunyai nilai gizi dan
serat kasar yang cukup tinggi. Oleh
karenanya komoditas ini cukup memadai
untuk dijadikan makanan pokok manusia
maupun ternak

Dalam rangka swasembada karbohidrat ,


jagung merupakan tanaman penting kedua
setelah padi. Jagung juga sangat berguna
untuk makanan ternak. Selain karbohidrat
jagung merupakan tanaman pangan yang
mengandung protein, vitamin dan lemak yang
tinggi. Untuk ukuran yang sama dengan beras
putih , meski jagung mempunyai karbohidrat
yang lebih rendah dari pada beras, tetapi
mempunyai protein yang lebih tinggi. Jagung
merupakan
tanaman
pangan
yang
mengandung manfaat untuk kesehatan.
Kegunaan
jagung
antara
lain
sebagai
pembangun otot dan tulang, bagus untuk otak
dan system syaraf, mencegah konstipasi,

Di Indonesia jagung merupakan


komoditi
tanaman
pangan
yang
penting, namun tingkat produksi belum
optimal. Para petani masih secara
tradisional
dalam
melakukan
penanganan
untuk
pasca
panen.
Terutama penanganan pada waktu
pemipilan jagung. Pada dasarnya
memipil jagung menggunakan tenaga
manusia
memerlukan
waktu
dan
tenaga
yang
lebih
banyak,
menyebabkan produktifitas menjadi
lambat. Sehingga penggunaan mesin

jagung sebagai salah satu bahan pangan


diantaranya dengan melekukan proses
pengolahan pasca panen. Selain untuk
memperpanjang daya tahan penyimpanan
dan pemanfaatannya, pengolahan pasca
panen
ini
juga
berfungsi
untuk
meningkatkan nilai jual jagung. Pemipilan
merupakan kegiatan pengolahan pasca
panen yang cukup penting bagi komoditas
ini. Pada dasarnya memipil jagung hampir
sama prosesnya dengan proses perontokan
padi, yaitu memisahkan biji-biji dari tempat
pelekatan.
Jagung
melekat
pada
tongkolnya, jadi antara biji dan tongkol

Untuk mendapatkan mutu jagung yang baik dan


bermutu tinggi tidaklah mudah. Hal ini
disebabkan oleh penanganan pasca panen yang
kurang tepat, kurang efisien, boros waktu dan
tenaga kadangkala hasilnya masih kurang baik.
Demikian pula pada proses memipilnya yang
kurang tepat dapat menghasilkan mutu jagung
yang kurang baik atau rusak dan lain sebagainya.
Peluang untuk meningkatkan produktivitas dan
mutu
jagung
melalui
sentuhan
teknologi
mekanisasi pertanian dalam penanganan pasca
panen masih cukup terbuka melalui pemanfaatan
potensi yang ada dapat dimanfaatkan secara
optimal,
melihat
peluang
kelompok
tani
dipedesaan pada umumnya adalah pemenuhan
kebutuhan mesin pemipil jagung (corn sheller)

Kurang tepatnya dalam penanngan


1.2 jagung
Permasalahan
pada
pasca
panen
merupakan hal yang perlu diketahui
oleh para petani pada umumnya.
Pada penanganan jagung pasca
panen dapat menggunakan mesin
pemipil jagung, selain dari pada
hasilnya yang baik, tahan lama,
menggunakan mesin ini dapat
mempersingkat
waktu
dalam
memipil jagung. Biasanya petani
melakukan pemipil jagung dengan

Diadakannya
kegiatan
1.3 Tujuan
memisahkan biji jagung dari
tongkolnya
(memipil)
dengan
mesin pemipil jagung adalah :
1. Memudahkan petani dalam penaganan
pasca panen jagung
2.
Untuk
meningkatkan
produktifitas
komoditi jagung
3. Meningkatkan efisiensi waktu pasca
panen
4. Meningkatkan efektivitas para petani
dalam usaha tani
5. Menghemat waktu dan tenaga.

1.4 Kegunaan

Kegunaan dari penelitian ini adalah


sebagai salah satu sumber informasi
dan acuan bagi petani supaya
memenuhi kebutuhan akan pangan.

1.5 Hypotesa

Untuk
membatasi
ruang
lingkup
pembahasan dan terarahnya penelitian
ini, maka diajukan hypotesa sebagai
berikut
:
1. Diduga
menggunakan
mesin
pemipil jagung dapat mempercepat
waktu dalam memisahkan jagung
dari tongkolnya.
2. Diduga
menggunakan
mesin
pemipil jagung dapat menghasilkan
biji jagung yang berkualitas, daya
simpannya tahan lama dan hemat

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Tanaman Jagung

Kingdom
Divisio
Subdivisi
Class
Ordo
Family
Subfamily
Genus
Species

: Zea mays
: Zea
: Pasicoideae
:
Graminae(Poaceae
)
: Poales
:
Monocotyledoneae
: Angiospermae
: Spermatophyta

Tanaman
jagung
telah
dibudidayakan sekitar 10.000 tahun
yang lalu di Amerika Tengah (Meksiko
bagian
selatan)
kemudian
berkembang ke Amerika Selatan
(Ekuador) sekitar 7000 tahun yang
lalu,
dan
mencapai
daerah
pegunungan di selatan Peru pada
4.000
tahun
yang
lalu.
Kajian
filogenetik
menunjukkan
bahwa
tanaman jagung (Zea mays ssp. mays)
merupakan keturunan dari teosinte

bunga betina terletak pada infloresen yang


berbeda dengan bunga jantannya, tetapi masih
berada dalam satu tanaman. Bunga jantan
tersusun dalam bulir rapat, terletak pada ujung
batang, dinamakan malai atau tassel. Bunga
betinanya terletak pada ketiak daun dan berbentuk
tongkol. Biasanya, bunga betina terletak pada buku
keenam atau kedelapan dari atas dan terus pada
setiap buku dibawahnya. Masa berbunga tanaman
jagung terjadi pada umur 50 HSS (Hari Setelah
Tanam). Warna bulir jagung ditentukan oleh warna
aleuron (lapisan luar) dan endosperma. Satu
tongkol buah ini dapat terbentuk berbagai bulir
dengan warna berbeda-beda, karena dalam setiap
bulir diserbuki oleh serbuk sari yang berbeda-beda.
Tanaman jagung bersifat protandri, yaitu bunga
jantan tumbuh 1-2 hari sebelum munculnya rambut

Bunga betina tanaman jagung meliputi,


tangkai, tunas, tongkol, klobot, calon biji,
calon janggel, penutup klobot, dan rambut.
Pertumbuhan tanaman jagung bersifat
apikal dominan, yaitu titik dominasi
pertumbuhan ada pada pucuk batang,
mengakibatkan
tongkol
paling
atas
berkembang lebih besar dari pada tongkol
di bawahnya sehingga terjadi kompetisi
antartongkol.

termasuk jenis rumput-rumputan dengan


akar dapat tumbuh baik pada kondisi tanah
yang memungkinkan untuk pertumbuhan
tanaman. Siklus hidup tanaman ini
diselesaikan dalam waktu 80-150 hari.
Pertumbuhan batangnya tidak hanya
memanjang
tetapi
juga
terjadi
pertumbuhan ke samping atau membesar
dan dapat mencapai diameter 3-4 cm.
Batang
tanaman
jagung
beruas-ruas
diselimuti oleh pelepah-pelepah daun
berwarna hijau. Besar kecilnya daun dan
panjang pendeknya daun tanaman jagung
bisa dipengaruhi oleh letak daun terhadap

Daun yang pertama kali dibentuk berukuran


kecil. Daun jagung berupa helai tunggal
meruncing di bagian ujung, berbentuk lurus,
berwarna hijau, serta bertulang daun
sejajar. Bakal biji yang siap diserbuki
ditandai dengan rambut memanjang dan
keluar melalui sela-sela antara tongkol dan
klobot. Pada setiap bakal bijinya selalu
terdapat tangkai putik berupa rambut. Akar
tanaman jagung tergolong akar serabut,
pada tanaman dewasa muncul akar adventif
pada buku bagian bawah untuk membantu
tumbuh tegaknya tanaman.

2.2 Morfologi

Kingdom
Divisio
Subdivisi
Class
Ordo
Family
Subfamily
Genus
Species

: Plantae
: Spermatophyta
: Angiospermae
: Monocotyledoneae
: Poales
:
Graminae(Poaceae)
: Pasicoideae
: Zea
: Zeamays

Gambar 1. Tanaman Jagung

Gambar 2. Jagung siap


digiling

2.3 Kandungan Protein Jagung per 100 gram adalah sebagai berikut :

Kalori
Protein
Lema
Karbohidrat
Kalsium
Fosfor
Ferrum
Vitamin A
Vitamin B1
Air

: 355,00Kalori
: 9,20gr
: 3,90gr
: 73,70gr
: 10,00mg
: 256,00mg
: 2,40mg
: 510SI
: 0,38mg
: 12,00 gr

2.4 Cara Kerja Memipil Jagung Dengan Menggunakan Mesin

Langkah awal dalam memipil jagung


tentunya tidak sulit pertama yang dilakukan
yaitu, menghidupkan mesin, kemudian
masukan Jagung kering yang masih dengan
tongkol kedalam mesin pada bagian corong
atas. Setelah itu mesin ini akan bekerja
memisahkan biji jagung dari tongkolnya.
Siapkan karung untuk memasukan biji
jagung yang keluar dari mesin pemipil pada
bagian pojok bawah.

Gambar 3. Mesin Pemipil Jagung

2.5 Keunggulan Menggunakan Mesin Pemipil Jagung


1. Efisien.
Mesin pempipil jagung ini jauh lebih efisien dari pada
menggunakan tenaga manual

2. Cepat.

Mesin pipil jagung ini lebih cepat dalam prosesnya


daripada cara manual

3. Hemat biaya.

Dengan menggunakan mesin pemipil jagung yang


cepat dan efisien, tentu lebih menghemat biaya.

4. Teruji.

Mesin pemipil jagung ini telah teruji dan banyak


digunakan para pengusaha pertanian Indonesia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Materi Penelitian

Adapun yang dimaksud adalah mencakup


alat dan bahan.
Alat dan bahan yang digunakan
yaitu antara lain :
3.1.1 Adapun alat yang digunakan

1.
2.
3.
4.

Mesin pemipil jagung (Merk A)


Kamera sebagai dokumentasi
Loogbook alat untuk mencatat
Pulpen alat menulis

3.2 Adetode Penelitian

Metode
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
metode
Eksperimen yaitu suatu medote yang
melakukan
serangkaian
kegiatan
observasi dibawah kondisi buatan,
dimana kondisi tersebut di atur atau
dilakukan mengadakan manipulasi
terhadapa obyek penelitian (Nasir M.,
1993).

3.3 Rancangan Percobaan

Untuk memperoleh kesimpulan yang


relatif tepat dari data yang dihasilkan
maka
digunakan
Rancangan
Acak
Lengkap (RAL) yang terdiri dari 1 faktor.
RAL adalah percobaan yang dilakukan
dengan menguji perlakuan dengan
jumlah faktor 1 atau lebih (Pramesti G.,
2004).
Penelitian ini dilakukan dengan 1
perlakuan/faktor yang terdiri dari 3
ulangan, pada 1 kali perlakuan diulang
sebanyak 3 kali sehingga memperoleh 9
kali ulangan atau percobaan, seperti

TABEL PERLAKUAN PADA FAKTOR A.

Perlakuan (A)

Jumlah

Ulangan/Percobaan
I

II

III

Keterangan : 1 (A) = merk mesin


1,2,3. = banyaknya ulangan.
Cover

Anda mungkin juga menyukai