Anda di halaman 1dari 19

SEMINAR PROPOSAL PENELITIAN

Pemanfaatan Buah Sukun sebagai Bahan Bakar Energi


Alternatif Bioetanol

Pembimbing :
Prof. Dr. Ir. Soemargono, SU
Oleh :
1. Faizal Mahdi Danarfian
2. Wahyu Arie Suryadi

( 1331010014)
( 1331010075 )

PENDAHULUAN
I.1

Latar Belakang
. Bio-etanol adalah etanol yang dihasilkan dari fermentasi glukosa
(gula) yang dilanjutkan dengan proses destilasi
Saat ini sedang diusahakan secara intensif pemanfaatan bahanbahan yang mengandung serat kasar dengan karbohidrat yang
tinggi, dimana semua bahan yang mengandung karbohidrat dapat
diolah menjadi bioethanol
Kandungan dalam setiap 100 gram daging buah maja terdiri atas 61,5
gram air, 1,8 gram protein, 0,39 gram lemak, 31,8 gram karbohidrat, 1,7
gram abu, 55 miligram karoten, 0,13 miligram tiamin, 1,19 riboflavin, 1,1
miligram niasin, 8 miligram vitamin C, dan kadar gula reduksi 45,5890
mg/L.

Peneliti Terdahulu
1. membuat bioethanol dari biji durian pada tahun 2009 dengan variasi massa dan waktu
fermentasi, hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa fermentasi terhenti saat
fermentasi telah berlangsung selama 75 jam (3 hari), massa tepung biji durian agar tercapai
hasil ethanol yang maksimum adalah 125 gram, dan perbandingan massa ragi Saccharomyces
cerevisiae merk DK dan massa tepung biji durian kering adalah 0,04 Fifi Nurfiana dkk
(2009)
2. membuat bioetanol dari kulit pisang dengan variasi waktu fermentasi, berat ragi dan kondisi
optimimnya. Peneliti ini menggunakan bakteri sacccharomyces cerevisiae untuk fermentasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkkan bahwa semakin lama fermentasi maka dihasilkan
etanol yang semakin banyak sampai pada waktu tertentu. Serta semakin banyak ragi yang
ditambahkan akan dihasilkan etanol yang semakin rendah. Pada variasi waktu fermentasi
diperoleh waktu optimum fermentasi pada waktu 144 jam dengan kadar etanol 13,5406%.
Pada variasi penambahan berat ragi diperoleh kadar etanol 13,5353% dengan berat ragi
0,0624 gram. Dyah Tri retno (2011)
3. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan bioethanol dari singkong secara
fermentasi menggunakan ragi tape.Pada penelitian ini variabel yang digunakan
adalah rasio ragi(80 gr,90 gr,100 gr),penambahan nutrien NPK ( 10 gr,15 gr,20
gr),dan lama fermentasi (10 hari.14 hari,18 hari). Pada penelitian ini diperoleh hasil
bahwa pada variabel ragi penambahan ragi 90 gr diperoleh hasil yang paling tinggi
yaitu 5,33 % v/v,untuk variabel nutrien penambahan NPK 20 gr dperoleh hasil paling
tinggi yaitu 4,98 % v/v,sedangkan untuk variabel lam fermentasi diperoleh hasil
tertinggi pada lama fermentasi 14 hari yaitu 4,14 % v/v.dengan persen error rata-rata
untuk variabel ragi adalah 96,33%,untuk variabel nutrien adalah 96,66%,dan untuk
variabel lama fermentasi adala 97,24%,pada fermentasi ini menggunakan substrat
singkong dengan kadar pati 21,6 %. Heppy Rikana (2005)

1.2

Tujuan Penelitian

1. Tujuan ini penelitian untuk membuat bioetanol dari buah


buah maja dengan kadar yang tinggi
I.3
Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi bahwa buah yang biasanya tidak dapat
dikelola bisa dijadikan bahan untuk bioetanol
2. Masyarakat mendapatkan informasi tentang buah maja banwa
dapat dimanfaatkan menjadi bioetanol

TINJAUAN PUSTAKA
Bioetanol
Bioetanol adalah etanol yang diproduksi dengan cara fermentasi
menggunakan bahan baku nabati. Bahan baku meliputi bahan baku sumber gula
diantaranya adalah molases dan nira, bahan baku sumber pati yaitu ubikayu,
jagung serta ubi-ubian lain, serta bahan baku sumber serat (lignoselulosa)
diantaranya tongkol jagung, sekam dan sebagainya. Proses pembuatan bioetanol
dibedakan menjadi tiga berdasarkan bahan bakunya yaitu bahan baku sumber gula,
pati dan serat. Proses pembuatan bioetanol meliputi aspek fermentasi dan
destilasinya.

Buah Maja
adalah tumbuhan berbentuk pohon yang tahan lingkungan keras
tetapi mudah luruh daunnya dan berasal dari daerah Asia tropika dan
subtropika. Tanaman ini biasanya dibudidayakan di pekarangan tanpa
perawatan dan dipanen buahnya. Maja masih berkerabat dekat
dengan kawista. Di Bali dikenal sebagai bila. Di Pulau Jawa, maja sering
kali dipertukarkan dengan berenuk, meskipun keduanya adalah jenis yang
berbeda

Kandungan dalam setiap 100 gram daging buah maja terdiri


atas 61,5 gram air, 1,8 gram protein, 0,39 gram lemak, 31,8
gram karbohidrat, 1,7 gram abu, 55 miligram karoten, 0,13
miligram tiamin, 1,19 riboflavin, 1,1 miligram niasin, 8
miligram vitamin C, dan kadar gula reduksi 45,5890 mg/L.
Jika dilihat dari kandungan tersebut, kandungan vitamin C
buah maja masih kalah jauh dibanding buah jeruk.

Saccharomices cerevisae

S. Cerevisiae merupakan kelompok mikroba yang tergolong dalam


khamir (yeast). S. Cereviceae secara morfologis umumnya memiliki
bentuk elipsodial dengan diameter yang tidak besar, hanya sekitar 1-3m
sampai 1-7m3.
S. Cerevisiae bersifat fakultatif anaerobik mengandung 68-83% air,
nitrogen, karbohidrat, lipid, vitamin, mineral dan 2,5-14% kadar N total.
Cara hidupnya kosmopolitan dan mudah dijumpai pada permukaan buahbuahan, nektar bunga dan dalam cairan yang mengandung gula, namun ada
pula yang ditemukan pada tanah dan serangga. Selain kosmopolitan, S.
Cerevisiae ini dapat pula hidup secara saprofit maupun bersimbiosis.
(putri, 2012)

Landasan Teori
Fermentasi

Proses fermentasi merupakan proses biokimia dimana terjadi


perubahan-perubahan atau reaksi-reksi kimia dengan pertolongan
jasad renik penyebab fermentasi tersebut bersentuhan dengan zat
makanan yang sesuai dengan pertumbuhannya. Akibat terjadinya
fermentasi sebagian atau seluruhnya akan berubah menjadi alkohol
setelah beberapa waktu lamanya. Pati yang terkandung dalam garut
dapat diubah menjadi alkohol, melalui proses biologi dan kimia
(biokimia).
Mikroorganisme
C6H12O6
2C2H5OH+ 2CO2
Glukosa
Etanol
(Sudarmadji K, 1989)

Keasaman (pH)
Suhu
Waktu
Makanan (nutrisi)
Volume starter
Bahan Nutrient

Destilasi
adalah cara pemisahan zat cair dari
campurannya berdasarkan perbedaan titik didih
atau berdasarkan kemapuan zat untuk menguap.
Dimana zat cair dipanaskan hingga titik
didihnya, serta mengalirkan uap ke dalam alat
pendingin (kondensor) dan mengumpulkan
hasil pengembunan sebagai zat cair

Hipotesis
Bioethanol adalah ethanol yang diproduksi dari tumbuhan. Bioethanol
tidak saja menjadi alternatif yang sangat menarik untuk substitusi bensin,
namun mampu juga menurunkan emisi CO2. Dalam hal prestasi mobil,
bioethanol dan gasohol (kombinasi bioethanol dan bensin) tidak kalah
dengan bensin. Pada pembuatan bioetanol menggunakan bahan buah maja
dengan proses fermentasi dan menggunakan khamir sacharomises
cerevisae. Dalam proses fermentasi dipengaruhi oleh suhu, ph, waktu,
nutrisi, volume starter, bahan nutrient

Diagram Alir Pembuatan Bioetanol

Bahan yang di gunakan :


Buah Maja, Etanol, HCl, Saccharomises
Cerevisae, KH2PO4, (NH4)2SO4, NaOH, Ekstrak
ragi, Nutrient agar, MgSO4.7 H2O
Alat yang di gunakan :
Fermentasi

PELAKSANAAN PENELITIAN
3.3 Variabel
Proses Fermentasi
Kondisi yang ditetapkan :
Suhu Fermentasi
= 28 oC
pH awal Fermentasi
=6
Volume filtrate
= 500 ml
Starter Saccharomises Cerevisae = 6,12,18,24,30( % v/v )
Variable yang dijalankan :
Waktu Fermentasi
= 5,6,7,8 dan 9 ( hari )
Proses Destilasi
Kondisi yang ditetapkan :
Suhu Destilasi

= 80 oC

Pembuatan Media Nutrient Agar

Nutrient agar sebanyak 20 gr dan aquadest 200 ml dimasukkan kedalam Erlenmeyer / beaker gelas,
lalu dipanaskan sampai larut semua.
Sterilkan dalam autoclave selama 15 menit dengan suhu 121 oC.
Dinginkan sampai kira kira 70 oC, lalu pindahkan dalam tabung reaksi yang steril, lalu tabung
dimiringkan.
Media padat dalam tabung siap ditanami.
Pembuatan Media Cair untuk Pembiakkan Kultur dan Pengukuran Kura Pertumbuhan
Media dan bahan bahan nutrient dimasukkan kedalam erlenmyer dengan komposisi sebagai berikut :
10 g/L ekstrak ragi
100g/L glukosa
0,5 g/L MgSO4.7H2O
1 g/L (NH4)2SO4
1 g/L KH2PO4
Aduk ahan bahan tersebut hingga tercampur.
Erlenmyer berisi media yang telah dibuat ditutup dengan menggunakan penutup kapas yang dilapisi dengan
alumunium foil.
Sterilkan media dalam autoklaf pada suhu 121 oC selama 15 menit.
Dinginkan media hingga suhu ruang.

Pembuatan Starter Untuk Fermentasi


Saccharomises cerevisae ditumbuhkan pada media nutrient agar
miring.
Media yang telah diinokulasi ini kemudian diinkubasi pada suhu 30
oC selama 24 jam.
Ambil tiga ose Saccharomises cerevisae dari agar miring kemudian
dimasukkan ke dalam 175 ml media cair, kemudian dimasukkan
kedalam 825 ml substrat buah maja
Inkubasi dengan dishaker pada kecepatan 120 rpm dan suhu 30 oC,
sampai awal exsponensial kemudian masukkan data, media
fermentasi.

Proses Fermentasi
Filtart hasil fermentasi didestilasi pada suhu 80 oC untuk
mendapatkan kadar yang lebih tinggi sesuai yang diinginkan dan
kemudian dianalisa kadar etanolnya.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai