Anda di halaman 1dari 22

PERANCANGAN KOLOM

ABSORBSI
dengan tahap kesetimbangan

Perancangan kolom bertahap


V1,y1

L0,x0

1
2
n
Vn+1, yn+1

VN+1 = laju alir gas masuk


V1 = laju alir gas keluar
L0 = Laju alir pelarut masuk
LN = laju alir larutan
(pelarut + linarut)

Ln, xn+ 1

n +1

Laju alir inert :


V = VN+1 ( 1 yN+1 ) = V1 ( 1 y1)

N1
N

VN+1, yN+1

L = L0 ( 1 x0) = LN (1 - xN)
LN , x N
2

Neraca massa komponen A untuk seluruh kolom ( sampai tahap N ), adalah :

y N 1
xN
y1
x0

V
L
V

0
N 1
N
1

V = laju alir gas inert (kmol udara / detik)


L = laju alir pelarut inert (kmol/detik).

Neraca massa komponen A sampai tahap n , adalah :

y n 1
xn
y1
x0

V
L
V

0
n 1
n
1

persamaan garis operasi

Contoh no. 1 :
Kolom bertahap dirancang untuk menyerap gas SO2 dari aliran udara memakai
pelarut air murni pada suhu 293 K. Gas yang masuk ke kolom mengandung
20 % gas SO2 , dan keluar dari kolom tinggal 2 % SO2 pada tekanan 101,3 kPa.
Laju alir udara inert adalah 150 kg udara/jam m2, sedangkan laju pelarut air adalah
6000 kg/jam m2. Efisiensi tahap overall dianggap 25 %. Hitung jumlah tahap
teoritis dan tahap nyata yg diperlukan utk pemisahan ini.
Kolom absorbsi danggap beroperasi pada suhu tetap, yaitu 293 K.
V1, y1 = 0,02

L0, x0= 0 ( air murni)

MR udara (inert) = 29, MR air = 18.


Ubah laju alir massa menjadi laju alir molar,
V = 150 / 29 = 5,18 kmol udara inert/jam m2
L = 6000/18 = 333 kmol air/jam m2

VN+1 ,
LN , xN = ?
yN+1 = 0,20 ( 20 % gas SO2)
4

Masukkan data yg diketahui pada persamaan neraca massa inert berikut ini :

y N 1
xN
y1
x0

1 y
1 x
1 y

0
N 1
N
1

xN
0
0,20
0,02

5
,
18

333

5
,
18
1 x

1 0,20
1 0,02
1 0

333

; xN = 0,00355

Atau buat garis operasi dgn mensubstitusikan y N+1 , y1 , dan x0 kepersamaan diatas :

y n 1
xn
0
0,02
333

5
,
18

333

5
,
18
1 y
1 x

1 0,02
1 0

n 1
n
y n 1
xn
5,18

333
0,1057

1 y n 1
1 x n

plot xn terhadap yn+1 untuk memperoleh garis operasi

Contoh no. 2 :
Gas yang dihasilkan dari proses fermentasi dengan laju alir 30 m 3/jam
mengandung CO2 sebanyak 25 %. Gas CO2 tersebut akan dimanfaatkan
sebagai dry ice dengan cara menyerap CO2 tersebut menggunakan larutan
akuatik mono etanol amina. Penyerapan dilakukan pada sebuah kolom absorbsi
bertahap yang bekerja dengan arah aliran pelarut dan umpan berlawanan.
Larutan mono etanol amina yang digunakan mengandung 0,060 mol CO 2
per mol pelarut, sedangkan gas yang keluar dari kolom absorbsi tersebut masih
mengandung 3 % mol CO2 .
Dengan menggunakan data/kurva kesetimbangan yang disediakan , hitung :
a. Laju alir pelarut minimum.
b. Jika digunakan perbandingan L/V = 2 kali perbandingan (L/V)min,
berapa mol CO2 yang terserap oleh pelarut tersebut tiap jam operasi?
c. Hitung jumlah tahap teoritis pada operasi pemisahan dengan
L/V = 1,5 (L/V)min ini.

Soal-soal Latihan Absorbsi


1. Sebuah kolom penyerap digunakan untuk memisahkan 99 % amoniak (NH 3) dari
udara yang mengandung 6 % mol amoniak. Udara bebas amoniak yang dialirkan
ke kolom penyerap suhunya 293 K, pada tekanan 1,013 x 10 5 Pa ,dengan laju alir
128 kg/ jam m2.
Sebagai penyerap digunakan air murni dengan laju alir 188 kg/jam m 2.
Hitung jumlah tahap yang diperlukan untuk pemisahan amoniak tersebut jika
efisiensi tahap 60 %.
MR amoniak (NH3) = 17 ; MR air = 18 ; R = 8,314 m3 kPa/kmol K
y1

x0 = 0
Amoniak yang bersama-sama udara =
6/(100 6 ) x 4,413 kmol = 0,282 kmol
Amoniak di aliran keluar kolom =
0,01 x 0,282 = 0,0028 0,003 kmol.
Jadi y1 = [ 0,003 / (0,003 + 4,413)] = 0,000638

yn+1 = 0,06

xn = ?

Laju alir pelarut (air murni) = 188/18 = 10,444 kmol/jam m2.


Neraca massa inert :
y A n 1
x A0
V
L
1 y
1 x A0
A n 1

L x An V y A1
1 x
1 y

An
A1

x1
0
0,06
0,000638
10,444

4
,
413

10
,
444

4
,
413
1 x

1 0,06
1 0,000638

x1
4,413 0,06383 0,0006384 = 0,5989

1 x1
x1
0,59894

= 0,2788
x1 = 0,218
1 x
10
,
444

10,444

2. Dengan menggunakan kolom bertahap, aseton akan dipisahkan dari


udara yang mengandung 26% aseton. Cairan penyerap yang digunakan
adalah minyak penyerap yang sukar menguap. Minyak yang keluar dari
bagian bawah kolom mengandung aseton 10% mol, sedangkankan
aseton di udara yang keluar tinggal 3%. Jika diketahui persamaan
kesetimbangan untuk aseton adalah y = 1,9 x , maka hitung jumlah
tahap teoritis yang diperlukan untuk proses pemisahan ini.
V1,
y1=0,03

Vn+1
yn+1 =
0,26

L0 , x0 = 0
1

laju alir umpan Vn+1 = 2000


mol/jam
V = Vn+1 ( 1 yn+1) = 2000 ( 0,74 ) = 1940 mol

Ln , xn = 0,10
9

Pers. garis operasi

y n 1

L n x n V1y1 L 0 x 0

Vn 1
Vn 1

Neraca massa inert :


y A n 1
x A0

V
L
1 y
1 x A0
A n 1

L x An V y A1
1 x
1 y

An
A1

Laju alir pelarut dapat dihitung dari neraca massa inert.

0,26
0,10
0,03
0

1940

1940

0
1

0
,
26
1

0
,
10
1

0
,
03

L =

10

3. Sebuah kolom penyerap digunakan untuk mengurangi kadar amoniak


dari udara dari 12 % menjadi 3,3 % mol amoniak. Laju alir udara yang
bercampur amoniak tersebut adalah 700 m3/menit. m2, dialirkan ke
kolom penyerap pada suhu 293 K, dan tekanan 1,013 kPa. Penyerap
yang dipakai adalah air murni dengan laju alir 1,85 m 3/jam.m2.
Hitung :
a. Fraksi mol amoniak di cairan yang keluar dari kolom penyerap.
b. Jumlah tahap nyata yang diperlukan untuk pemisahan amoniak
tersebut jika efisiensi tahap 60 % .
Diketahui :

= 1000 kg/m3, MR air = 18, MR NH3 = 17, MR udara = 29,


R = 8,314 m3 kPa/kmol K
Jika gas umpan dianggap ideal, maka laju alir molar gas umpan :
air

pV 1,013x 700
n

RT 8,314 x 293

= 0,2911 kmol/menit = 17,4655 kmol/jam


11

V (laju alir inert) = 0,88 x 17,4655 = 15,36 kmol/jam


L = 1,85 x 1000 = 1850 kg/jam = 102,78 kmol/jam
V1,
y1=0,033

Vn+1
yn+1 =
0,12

L0 , x0 = 0
1

y n 1
xn
y1
x0

1 y
1 x
1 y

1 x 0
n 1
n
1

Ln , xn = 0,015

xn
0
0,12
0,033

15
,
36

102
,
78

15
,
36
1 x

1 0,12
1 0,033
1 0

102,78

x1
1 x 0,0153 , xn = 0,015

1
12

4. Sebuah pabrik es kering menggunakan batu bara sebagai bahan baku.


Batu bara tersebut dibakar untuk memperoleh gas CO2 yang kemudian
dibersihkan dan didinginkan. Gas hasil pembakaran sebanyak 150 kmol/jam
yang mengandung 15 % CO2, 6 % O2 dan 79 % N2 tersebut dipisahkan CO2nya
dengan cara mengabsorbsi gas CO2 tersebut menggunakan larutan akuatik
etanol amina. Penyerapan dilakukan pada sebuah kolom absorbsi bertahap
yang bekerja dengan arah aliran pelarut dan umpan berlawanan.
Pelarut yang digunakan mengandung 0,058 mol CO2 per mol pelarut. Gas
yang keluar dari kolom absorbsi tersebut mengandung 2 % mol CO 2.
Dengan menggunakan data/kurva kesetimbangan yang disediakan , hitung :
a. Laju alir pelarut minimum.
b. Jika digunakan perbandingan L/V = 1,3 kali perbandingan (L/V)min,
berapa mol CO2 yang terserap oleh pelarut tersebut tiap jam operasi?
c. Hitung jumlah tahap teoritis pada operasi pemisahan dengan
L/V = 1,3 (L/V)min ini.
13

a. Laju alir pelarut minimum menghasilkan penyerapan maksimum.


Penyerapan maksimum, menghasilkan xn = xmaks pada aliran cairan keluar ( Ln),
yaitu keadaan zat linarut yang terserap setimbang dengan zat linarut di fasa gas
pada Vn+1, yaitu yn+1.
Dari kurva kesetimbangan, xmaks pada laju alir pelarut minimum adalah :0,0666
Neraca massa inert untuk menghitung Lmin :

y N 1
x maks
y1
x0

V
min

1 y

1 y

1 x maks
0
N 1
1

L min

V = Vn+1 ( 1 yn+1) = 150 ( 1 0,015) = 127,5 kmol/jam

0,058
0,15
0,0666
0,02

127
,
5

127
,
5
min

1 0,15

1 0,02

0
,
058

1 0,0666

0,02
0,058
0,15
0,0666
127,5

min

0
,
15
1

0
,
02

1 0,0666 1 0,058

L min

127,5 0,1765 0,0205 L min 0,0098


19,89 / 0,0098 = Lmin = 2029,59 kmol/jam
14

b. Pelarut yang digunakan 1,3 x Lmin = 2638,47 kmol/jam = L


c. Dengan demikian maka fraksi CO2 di aliran cairan keluar (xn), dihitung dengan :

y N 1
xn
y1
x0

1 y

1 x
1 y

1 x 0

N 1
n
1

xn
0,15
0,058
0,02

2638
,
47

127
,
5
1 x 1 0,058

1 0,02
1 0,15

127,5

xn
0,15
0,02

2638
,
47
0
,
0616

2638
,
47
1 x

1 0,15 1 0,02

127,5

xn

1 xn

127,5 0,1765 0,0205 162,53 2638,47

xn
1 x 182,42 / 2638,47 0,06914

n
xn = 0,06914 0,06914 xn ,

1,06914 xn = 0,06914 , xn = 0,647

15

5. Campuran gas CS2 - N2 yang tekanan parsial gas CS2nya 50 mm Hg pada 24 oC


diumpankan ke dalam sebuah kolom penyerap yang beroperasi pada P total =1 atm
dengan laju alir 0,40 m3/detik untuk dipisahkan gas CS2nya.
Larutan yang digunakan untuk operasi penyerapan tersebut adalah minyak H.K.
yang dikontakkan secara berlawanan arah dengan campuran gas CS 2-N2.
Proses penyerapan ini dapat menurunkan kandungan gas CS 2 hingga tinggal 0,5 %.
Jika gas CS2-minyak H.K dianggap mengikuti Hukum Henry dengan persamaan
kesetimbangan yA = 0,455 xA, maka pada kondisi operasi isotermal hitung :
a. fraksi CS2 maks (xmaks) yang terserap dengan pelarut minimum, dan
b. hitung pula laju pelarut minimum tersebut ( dalam kmol/jam).
c. Jika digunakan L/V = 1,5 kali minimum, berapa kmol/jam minyak H.K.
yang dibutuhkan untuk operasi penyerapan ini ?
d. Jumlah tahap teoritis yang diperlukan untuk operasi pada butir b.
Diketahui : Anggap campuran CS2 N23 sebagai gas ideal, dengan

R = 82,057 x 10

m .atm
kmol.K

16

anggapan gas ideal, maka laju alir molar gas adalah :


VN+1 = n = pV/RT = 1. 0,40
82,057 x10 3.297
V1,
y1=0,005

L0,
x0.
1
2

= 0,0164 kmol/detik

a. Ptotal = 1 atm = 760 mm Hg.


Tek. parsial CS2 = 50 mm Hg, berarti
y CS2 = p CS2 / Ptotal = 50/760 = 0,066
y N2 = 1 0,066 = 0,934
Jika digunakan laju alir pelarut minimum, maka
XN = xmaks = x pada kesetimbangan dengan yN+1.
y = 0,455 x*maks = 0,066 ,

VN+1,
yN+1 = 0,066

jadi xmaks = 0,066/0,455 = 0,145


LN ;, xN = xmaks,
bila pelarut minimum .

17

Menghitung Lmin, menggunakan neraca massa :

y N 1
xN
y1
x0

1 y

1 x
1 y

1 x 0

N 1
N
1

L = Lmin pada

x0 = 0,

xN = xmaks = 0,145 , yN+1 = 0,066 , y1 = 0,005

V = laju alir inert = laju alir gas N2


= 0,934 x 0,0164 kmol/detik = 0,0153 kmol/detik
= 55,14 kmol/jam

0,066
0,145
0,005

55
,
14

1 0,145
1 0,005
1 0,066

L.0 55,14

0,066
0,145
0,005

55
,
14

0,855
0,995
0,934

55,14

L = 3,6172 / 0,1695 = 21,34 kmol/jam

18

b. L/ V = 1,5 kali minimum, maka minyak H.K. yang digunakan adalah :


1,5 x 21,34 kmol/jam = 31,95 kmol/jam
c. Jika dianggap laju alir molar konstan, maka dapat digunakan
persamaan Kremser berikut : y N 1 mx 0
1 1
N

log

1
y1 mx 0
A A
log A

, A = L/mV

L= Lrata2 = ( LN + L0) / 2 , L0 = L = 31,95 kmol/jam , LN = L / ( 1 xN)


xN dihitung dari neraca massa :

y N 1
xN
y1
x0

1 y

1 x
1 y

1 x 0

N 1
N
1

xN
0
0,066
0,005

55
,
14

31
,
95

55
,
14
1 x

1 0,066
1 0,005
1 0

31,95

x N 55,14 0.0706 0,0050


0,1132
1 x
31
,
95

xN = 0,1132 0,1132 xN , xN = 0,1276 0,128


19

Jadi : LN = 31,95 / ( 1 0,1132) = 36,028


Lrata2 = ( LN + L0) / 2 = ( 31,95 + 36,028) / 2 = 33,989
V = V1 ( 1 y1) , V1 = 55,14 / ( 1 0,005 ) = 55,427 kmol/jam.
VN+1 = 55,14 / ( 1 0,066) = 59,036
V = Vrata2 = (VN+1 + V1)/2 = ( 59,036 55,427 ) /2 = 57,2315
A = 33,989 / (0,455 x 57,2315) = 1,305

1
1
0,066 0,455.0
1

0
,
005

0
,
455
.
0
1
,
305


1,305
log1,305

log

log13,2 0,2337 0,7663


log1,305

N = (0,4892 + 0,7663)/ 0,1156 = 10,86 tahap.

Dengan cara grafik :


Buat garis operasi dengan : ( x0, y1) = ( 0 , 0,005 ) = puncak kolom
ke titik ( xN , yN+1 ) = ( 0,128 , 0,066 )
Buat tahapan kesetimbangan, dimulai dari puncak kolom pada grafik yg ters
20

6. Sebuah kolom penyerap digunakan untuk mengambil 95 % SO 2 dari hasil


pembakaran belerang yang mengandung gas SO2 sebanyak 20 % (sisanya
5 % oksigen dan 75 % nitrogen). Laju alir gas hasil pembakaran yang
dimasukkan ke kolom penyerap tersebut adalah 5000 m3/jam, dengan
suhu 293 K, dan tekanan 1,013 kPa.
Penyerap yang dipakai adalah air murni.
Hitung :
a. Laju alir air minimum (kg/jam).
b. Jumlah tahap yang diperlukan untuk penyerapan SO2 tersebut jika
digunakan laju alir air 1,5 x laju minimum .

21

22

Anda mungkin juga menyukai