Anda di halaman 1dari 55

Pendidikan

Kewarganegaraan
Dra. Nurlela Ketaren, M.SP
Drs. Rasudyn Ginting, MSi

Tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan
1.

Dapat memahami dan mampu


melaksanakan hak dan kewajiban
secara santun, jujur dan
demokratis serta ikhlas sebagai
warga negara terdidik dalam
kehidupan selaku warga negara

2. Menguasai pengetahuan dan


pemahaman ttg beragam
persoalan dasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara yang hendak diatasi
dengan penerapan pemikiran
berlandaskan Pancasila,
Wawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional secara Kritis
dan Bertanggung Jawab.

3. Memupuk sikap dan perilaku


yang sesuai dengan nilai-nilai
kejuangan serta patriotisme
yang cinta tanah air, rela
berkorban bagi nusa, bangsa
negara serta kemanusiaan

Penentuan Kewarganegaraan seseorang


ada 3 cara:
1.

Unsur darah keturunan (lus sanguinis,


law of the blood)
Kewarganegaraan dari orang tua yang
menurunkannya menentukan
kewarganegaraan seseorang,
betapapun ia dilahirkan diluar
negaranya
Contoh; seperti yang dianut oleh negara
Indonesia, sekalipun anak itu dilahirkan
di Inggris tetap ia dinyatakan sebagai
warga negara Indonesia

2.

Unsur daerah tempat kelahiran


(lus soli)
Kewarganegaraan seseorang
ditentukan dimana dia dilahirkan.
Contoh; Seseorang yg berasal
dari neg Indonesia melahirkan
anaknya di neg yg menerapkan
sistem lus soli, maka sekalipun
anak dari kedua orangtua yg
berkewarganegaraan Indonesia
anak tersbt tetap diakui sbg
warga neg dari neg dimana ia
dilahirkan

3.

Unsur pewarganegaraan
Seseorang berkewarganegaraan
asing dapat mengajukan
permohonan untuk menjadi warga
negara dari suatu negara tertentu,
setelah dapat melengkapi beberapa
syarat tertentu. Adapun aturan
yang berhubungan dengan syarat &
prosedur yang harus dipenuhi oleh
seseorang yg mengajukan
naturalisasi antara saru negara
dengan negara lainnya tidak sama

Problema Kewarganegaraan
1. Bipatride

Kalau seseorang yg
bkewarganegaraan dari suatu
negara yg menerapkan sistem lus
sanguines melahirkan anaknya di
suatu negara yg menerapkan sistem
lus soli maka anak tersebut tetap
dinyatakan sebagai warga negara
dimana orangtuanya berasal dan
juga dinyatakan sebagai warga
negara dimana ia dilahirkan.

2. Apatride (stateless)
Kalau ssorg yg
bkewarganegaraan dari suatu
neg yg menerapkan sistem lus
soli melahirkan anaknya di
suatu neg yg menerapkan
sistem lus sanguinis, maka
anak tersbt tdk lagi dianggap
sbg warga neg dari kedua org
tuanya dan juga tdk dianggap
sbg warga neg dari neg dimana
anak tersbt dilahirkan.

Dalam masalah naturalisasi


terdapat dua macam cara:
1. Naturalisasi

aktif
Seseorang yg dikarenakan apatride
dapat mengajukan permohonan untuk
menjadi warga negara dari salah satu
negara yg menyebabkan dirinya
menjadi orang tanpa kewarganegaraan.
Permohonannya dikabulkan ia dapat
menggunakan opsi yaitu hak memilih
utk menggunakannya, permohonan yg
telah dikabulkan atau tidak
menggunakannya

2. Naturalisasi pasif
Kalau suatu negara mengadakan
pemutihan terhadap mrka yg
kehilangan kewarganegaraan,
maka bg mrka mempunyai hak
repudiasi yaitu hak untuk
menolak pemberian
kewarganegaraan tersebut.

Hak Azasi Manusia


Adalah hak dasar yg dibawa sejak lahir
yg melekat pd esensinya sebagai
Anugrah Tuhan.
Miriam Budiarjo, Hak azasi manusia
adalah hak yg dimiliki manusia diperoleh
& dibawa bersamaan dgn kelahiran atau
kehadirannya dlm masyarakat.
Oeman Seno Adji, Hak azasi manusia
adalah hak yg melekat pd martabat
manusia sbg insan ciptaan Tuhan yg
Maha Esa yg sifatnya tdk boleh dilanggar
oleh siapapun (Santiaji Pancasila
Laboratorium IKIP Malang: 264).

Tujuan Hak Azasi Manusia


Dlm

kehidupan yg kompleks persoalan yg


paling pokok justru terletak pd upaya utk
mengangkat harga diri, harkat & martabat
manusia.

Berbagai

sistem kenegaraan,sosial,ekonomi
dirumuskan dgn mengangkat nilai
kemanusiaan.

Sebenarnya

segala teori ketatanegaraan teori


ekonomi,teori sosial,politik,hukum,teknik,
fisika bahkan teologipun kesemuanya itu pd
dasarnya manusia sentris artinya selalu
mengutamakan kemanusiaan dlm daya
upayanya & budi dayanya serta daya ikhtiarnya
utk mendaki gunung cita-citanya (Roeslan
Abdulgani: Resapkan & Amalkan Pancasila:
264)

Hak Azasi Manusia


Penegakan & perlindungan HAM di Indonesia
Sejak Proklamasi kemerdekaan Indonesia 1708-1945 hingga sekarang ini telah memberlakukan 3 UUD yaitu:
UUD 1945
Konstitusi RIS
UUDS 1950
Dlm ketiga UUD tersbt telah dicantumkan
secara tegas mengenai pasal yg berkenaan
dgn Hak Azasi Manusia (Hak-hak dasar).

Hak

Azasi Manusia sebagaimana


yg tercantum baik dalam UUD
1945, konstitusi RIS maupun
UUDS 1950 ketiga-tiganya
berdiri diatas falsafah Pancasila
yg merupakan satu kesatuan yg
bulat dan padu.

HAM sesudah Dekrit Presiden 5 Juli 1954


Sesudah

Indonesia kembali ke UUD 1945 lewat


Dekrit Presiden 5 Juli 1954 MPRS dlm sidang
1968 menilai HAM selama masa Demokrasi
Terpimpin sama sekali terabaikan.
Periode kepemimpinan Presiden Soeharto
selama 32 tahun pelaksanaan HAM dlm
beberapa aspek diabaikan
Dunia politik dikekang (hanya ada 3
partai:Golkar, PPP dan PDI)
Dlm dunia perburuhan hanya ada satu diberi
hak hidup yaitu SPSI yg keberadaannya
dicampur tangan pemerintah.
Terjadi tragedi yg memilukan; Kasus tragedi
Tanjung Priok, Talang Sari Lampung, Korban
DOM di Aceh, kasus Nipah di Madura

Gerakan

reformasi Indonesia yg mencitacitakan demokrasi dlm seluruh bidang


kehidupan.Tegaknya supramasi hukum
dan penghormatan thdp HAM 1998 telah
berhasil meruntuhkan pemerintahan
Presiden Soeharto yg dikenal sbg
pemerintahan yg sangat represif serta
mengabaikan HAM.
Dibawah kepemimpinan Presiden
B.J.Habibie demokrasi dan HAM mulai
digerakan.Dengan dikeluarkannya UU
tentang HAM yaitu UU no 39 thn 1999
HAM dibuka lebar-lebar seperti hak
mengeluarkan pendapat, hak berkumpul,
berserikat dan sebagainya

Partai

politik muncul ratusan yg


diantaranya 48 partai berhak ikut serta
pemilu 1998.
Serikat buruh semula hanya satu, sekarang
ini ada sekian banyak serikat pekerja.
Hak kekang terhadap pers (surat kabar) yg
dianggap nakal kini telah dicabut.
Komisi nasional hak-hak azasi manusia
(KOMNAS HAM) telah berdiri dgn tugas
mengawasi terhadap berbagai pelanggaran
HAM.
Pada masa pemerintahan Abdulrahman
Wahid telah diterbitkan UU tentang
Pengadilan HAM no 26 thn 2000.

Dalam upaya menata ulang kehidupan


bernegara yg benar-benar demokartis,
sejak tahun 1999 mulai dilakukan
pembenahan terhadap UUD 1945 dlm
bentuk mengamandemenkan terhadap
berbagai pasal yg dirasakan belum
memadai termasuk masalah HAM yg
hasilnya sebagaimana berikut:
Pasal 27, 28, 28A, 28B, 28C, 28D, 28E,
28F, 28G, 28H, 28I, 28J, 29, 30, 31, 34

Pengertian Wawasan Nusantara


Wawasan

nusantara sbg Wawasan


Nasional Bangsa Indonesia yg
sesuai dgn falsafah serta kondisi
geografis dan Sosial Budayanya.
Maka dgn Wawasan
Nusantara Bangsa Indonesia
diharapkan mempunyai
pandangan yg sama sehingga
eksistensi bangsa tetap terjamin
sepanjang masa

Wawasan

Nasional Indonesia
adalah cara pandang Bangsa
Indonesia tentang diri &
lingkungan sesuai dgn ide
Nasionalnya.
Pancasila & UUD 1945 sbg
aspirasi suatu bangsa yg
merdeka berdaulat &
bermartabat dlm mancapai
Tujuan Perjuangan Bangsa.

Wawasan

Nusantara mrp
perwujudan Pancasila, karena
Pancasila mrp kesatuan yg kuat &
utuh serta mengandung
keseimbangan, keselarasan dan
keserasian.
Maka Wawasan Nusantara
mengarah kepada terwujudnya
kesatuan & keserasian dlm
bidang politik, ekonomi, sosial
budaya dan pertahanan
keamanan.

Tujuan Wawasan Nusantara


Sebagai

Wawasan Nasional
Hrs sesuai dan tidak boleh
menyimpang dari Tujuan
Nasional yaitu: Mewujudkan
Kesejahteraan dan Ketentraman
bagi Bangsa Indonesia. Ikut
serta dalam mewujudkan
Kebahagiaan dan Perdamaian
bagi seluruh umat manusia

Tujuan

Wawasan Nusantara :
1 Tujuan arahkan ke dlm yaitu utk
mewujudkan kesatuan dlm segala aspek
kehidupan Nasional baik aspek alamiah
(gatra letak geografis, keadaan &
kekayaan alam dari keadaan dan
kemampuan penduduk), maupun aspek
sosial (gatra idiologi, politik, ekonomi,
sosial budaya dan gatra pertahanan
keamanan).
2
Tujuan yg diarahkan keluar ialah
turut serta mewujudkan kebahagiaan,
ketertiban dan perdamaian bagi seluruh
umat manusia.

3 Sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.


Wawasan Nusantara tdk hanya
memperhatikan kepentingan Nasional
melainkan juga ikut serta Bertanggung
jawab dlm memperhatikan lingkungan
serta Membina Ketertiban dan
Perdamaian Dunia.
Secara konstitusional Wawasan
Nusantara dikukuhkan dengan ketetapan
MPR nomor IV/MPR/1973, TAP MPR nomor
IV/MPR/1983 serta TAP MPR nomor
II/MPR/1993 dijelaskan bahwa Wawasan
Nusantara adalah Wawasan untuk
mencapai Tujuan Pembangunan Nasional.

Pembangunan Nasional mencakup:


a. Perwujudan Kepulauan Nusantara
sebagai satu kesatuan politik.
b.Perwujudan Nusantara sebagai
satu kesatuan Sosial dan Budaya.
c. Perwujudan Kepulauan Nusantara
sebagai satu Kesatuan Ekonomi.
d.Perwujudan Kepulauan Nusantara
sbg satu kesatuan Pertahanan
Keamanan.

Ketahanan Nasional
Memperhatikan

UUD 1945 pasal 30 ayat 1 &


2 yg tlh disempurnakan lewat amandemen
MPR dlm sidang tahunan thn 2000 maka
dasar dari Ketahanan Nasional berbunyi:
Tiap Warganegara berhak & wajib ikut
serta dalam usaha Pertahanan dan
Keamanan Negara.
Usaha Pertahanan dan Keamanan Neg
dilaksanakan melalui sistem pertahanan &
keamanan rakyat semesta oleh tentara
Nasional Ind & Kepolisian Neg RI sebagai
Kekuatan utama dan rakyat sebagai
Kekuatan Pendukung.

Warga

Negara: Orang Ind Asli,


bangsa lain yg disyahkan dgn
undang-undang Warga Neg yg
tunduk kpd Hukum Dasar Ind
dan Hukum-hukum lainnya
Yaitu mengikutinya, baik ia
bertempat tinggal dalam Wilayah
Neg Ind maupun berada diluar
Wilayah Indonesia.

Mencermati

UUD diatas : maka


Tanggung Jawab Bela Neg tdk hanya
sebatas pada kalangan Tentara Nasional
Indonesia (TNI) saja melainkan seluruh
Warga Negara Indonesia tanpa kecuali.

Contoh: Dlm pelaksanaan Perang


Perlawanan Rakyat Ind menghadapi
agresi Belanda pd masa Revolusi fisik,
semua Warga Negara dgn Penuh
Kesadaran tanpa pamrih turun ke
Medan Perang baik yg berjuang di garis
depan maupun yg ada di garis belakang.

Pengertian Ketahanan
Nasional

Ketahanan

Nasional adalah Tingkat


Keuletan dan Ketangguhan Bangsa
dlm menghimpun dan
mengembangkan segala kekuatan
yg ada menjadi Kekuatan Nasional
untuk mengatasi segala macam
Ancaman, Tantangan Hambatan dan
Gangguan yang membahayakan
Bangsa dan Negara.

Azas Ketahanan Nasional


Azas Ketahanan Nasional Indonesia
adalah Tata laku yang berdasarkan
nilai-nilai Pancasila, UUD 1945 dan
wawasan Nusantara yang terdiri dari:
1. Azas Kesejahteraan dan Keamanan
2. Azas Menyeluruh terpadu
3. Azas Mawas kedalam dan keluar
4. Azas Kekeluargaan

Filsafat Pancasila
Filsafat terdpt beberapa pengertian:
Filsafat dlm arti proses
filsafat dlm arti produk.
filsafat sebagai pandangan hidup.
Filsafat dalam arti teoritis
Filsafat dalam arti praktis
Pancasila dpt digolongkan sbg
filsafat dlm arti produk; sebagai
pandangan hidup & filsafat dalam
arti praktis.

Filsafat

Pancasila mempunyai peranan


sebagai Pedoman dan Pegangan dlm
sikap, tingkah laku dan perbuatan dlm
kehidupan sehari-hari dlm kehidupan
bermasy, berbangsa dan bernegara bagi
Bangsa Indonesia dimanapun mereka
berada.

Pandangan

Hidup/ Filsafat Hidup adalah


Kristalisasi nilai-nilai yg diyakini
kebenarannya, ketepatannya dan
manfaatnya merupakan tekad untuk
mewujudkan dlm bentuk sikap dan
tingkah laku.

Filsafat

mrp kegiatan Pemikiran yg


Tinggi dan Murni (tdk terikat lsg dgn
suatu obyek) yg mendlm dan daya
pikir subyek manusia dlm
memahami sgl sesuatu dlm mencari
kebenaran.

Suatu

Sistem Filsafat Mengajarkan


Tentang Sumber dan Hakekat
Realitas Filsafat Hidup dan Tata Nilai
(etika) termasuk teori terjadinya
Pengetahuan Manusia dan Logika.

Pendekatan Filsafat Pancasila


Adalah

ilmu pengetahuan yg
mendalam ttg Pancasila. Utk
mendapatkan pengertian yang
mendalam kita harus
mengetahui sila-sila Pancasila
tersebut dari setiap sila kita cari
pula intinya.

Hakekat & Pokok yg Terkandung


didalam inti adalah sebagai
berikut:
Pancasila Sbg
Pandangan Hidup
Bangsa berarti nilai-nilai yg
terkandung dlm Pancasila
dijadikan Dasar dan Pedoman
dalam Mengatur Sikap dan
Tingkah laku Manusia Indonesia
dlm Hubungan dgn Tuhannya,
Masy dan alam Semesta.

a.
b.
c.
d.
e.

Pancasila Sbg Dasar Neg berarti bhw nilainilai yg terkandung dlm Pancasila dijadikan
Dasar dan Pedoman dlm mengatur tata
Kehidupan berNeg yg diatur oleh UUD
1945.
Utk kepentingan kegiatan praktis
operasional diatur dlm Tap MPR
III/MPR/2000 ttg sumber hukum dan tata
urutan per UUan sbb:
UUD 1945 f. Keputusan Presiden
Ketetapan MPR
g. Peraturan Daerah
UU
Peraturan pemerintah pengganti UU
Peraturan pemerintah

Kesatuan Sila-sila Pancasila


sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sbg Dasar Falsafah Bangsa
& Neg yg mrp satu kesatuan nilai yg
tdk dpt dipisah-pisahkan dgn
masing-masing sila
Namun makna Pancasila terletak pd
nilai-nilai dari Masing Sila Sbg Satu
Kesatuan yg tdk dpt ditukar balikkan
letak dan susunannya.

1. Ketuhanan yg Maha Esa


Ketuhanan berasal dari kata Tuhan pencipta
seluruh alam.Yg Maha Esa berarti yg Maha
Tunggal tiada sekutu dlm zatnya; sifatNya dan
perbuatanNya.Zat Tuhan tdk berarti atas zat-zat
yg banyak lalu menjadi satu. Sifatnya adalah
sempurna dan perbuatannya tiada dapat
disamai oleh siapapun/ apapun.
Jadi Ketuhanan yg Maha Esa Pencipta Alam
Semesta.Keyakinan adanya Tuhan yg Maha Esa
itu bukanlah suatu dogma atau kepercayaan yg
tdk dpt dibuktikan kebenarannya melalui akal
pikiran melainkan suatu kepercayaan yg
berakar pd pengetahuan yg benar & dpt diuji
atau dibuktikan melalui kaidah logika.

Atas keyakinan yg demikian maka Neg Ind


berdsrkan Ketuhanan yg Maha Esa, dan Neg
memberi Jaminan sesuai dgn Keyakinannya
dan utk beribadah menurut Agama dan
Kepercayaannya.
Sila pertama Ketuhanan yg Maha Esa menjadi
sumber pokok nilai kehidupan Bgs Indo,
menjiwai dan mencari serta membimbing
perwujudan kemanusiaan yg adil & beradab,
penggalangan Persatuan Ind yg membentuk
Neg Kesatuan Ind yg berdaulat penuh, yg
bersifat keakraban & dipimpin oleh hikamt
kebijaksanaan dlm permusyawaratan/
perwakilan guna mewujudkan keadilan sosial
bg seluruh rakyat Ind

Hakikat pengertian diatas sesuai dgn:


a.Pembukaan UUD 1945 yg berbunyi Atas
berkat
rahmat Allah yg Maha Kuasa
b.Pasal 29 UUD 1945
2. Kemanusiaan yg Adil dan Beradab
Adalah Sikap Perbuatan Manusia yg sesuai
dgn kodrat Hakikat Manusia yg Sopan &
Susila .Nilai Potensi Kemanusiaan dimiliki
oleh semua manusia tanpa kecuali. Mereka
hrs diperlakukan sesuai dgn nilai
kemanusiaan sesuai dgn Fitrahnya sbg
Makhluk Tuhan yg Maha Esa.

3. Persatuan Indonesia
Adalah Persatuan Bangsa yg mendiami
Wilayah Indonesia yg Bersatu utk
mencapai kehidupan Kebangsaan yg Bebas
dlm Wadah Neg yg Merdeka dan Berdaulat.
Persatuan Indonesia mrp faktor yg dinamis
dlm kehidupan Bangsa Indonesia,
Bertujuan Melindungi Segenap Bangsa &
Seluruh Tumpah Darah Indonesia,
Memajukan Kesejahteraan Umum &
Mencerdaskan Kehidupan Bangsa serta
Mewujudkan Perdamaian Dunia yang
abadi.

4. Kerakyatan yg Dipimpin oleh Hikmat


Kebijaksanaan dlm Permusyawaratan dan
Perwakilan
Berarti Kekuasaan tertinggi berada di
Tangan Rakyat. Kerakyatan disbt
Kedaulatan Rakyat. Hikmat kebijaksaan
berarti Penggunaan Pikiran atau Rasio yg
sehat dgn selalu Mempertimbangkan
Persatuan & Kesatuan
Bangsa,Kepentingan Rakyat &
dilaksanakan dgn jujur & Bertanggung
Jawab .

Permusyawaratan adalah Suatu Cara Khas


Kepribadian Indonesia utk Merumuskan &
Memutuskan suatu Hal Berdasarkan Kehendak
Rakyat, Hingga tercapai Keputusan yg
Berdasarkan Kedaulatan Pendapat/ Mufakat.
Perwakilan adalah Suatu Sistem dlm arti Tata
cara (prosedur) mengusahakan turut sertanya
Rakyat mengambil bagian dlm Kehidupan
Bernegara melalui Lembaga Perwakilan.
Kerakyatan yg Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dlm Permusyawaratan/
Perwakilan berarti Bahwa Rakyat dlm
melaksanakan tgs Kekuasaannya ikut dlm
Pengambilan Keputusan.

Sila keempat merupakan Sendi Asas


Kekeluargaan Masyarakat, sekaligus
sebagai Asas/ prinsip tata
pemerintahan Indonesia sebagaimana
dinyatakan dalam alinea ke empat
Pembukaan UUD 1945.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh


Rakyat
Indonesia
Mengandung tercapainya
keseimbangan antara Kehidupan
Pribadi dan Kehidupan Bermasy.
Karena kehidupan manusia itu
meliputi kehidupan jasmani &
rohani .
( dinyatakan dalam alinea ke dua
Pembukaan UUD 1945).

Pancasila sebagai Paradigma


kehidupan bermasyarakat,berbangsa
A. Pancasila sbg &
Paradigma
Pembangunan
bernegara
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
B.
1.
2.

Ps sbg paradigma pengembangan IPTEK


Ps sbg paradigma POLEKSOSBUD HANKAM
Ps sbg paradigma pengembangan bid.Politik
Ps sbg paradigma pengembanganbid.Ekonomi
Ps sbg paradigma pengembangan bid.Sosbud
Ps sbg paradigma pengembangan bid.Hankam
Ps sbg paradigma pengembangan bid.Agama
Aktualisasi Pancasila
Aktualisasi objektif
Aktualisasi subjektif

C. Tridarma Perguruan Tinggi


1. Pendidikan tinggi
2. Penelitian
3. Pengabdian kpd
masyarakat
14 ciri masyarakat ilmiah sbg budaya
akademik:
1. Kritis 9. Menghargai prestasi ilimiah
2. Kreatif
10. Bebas dr prasangka
3. Objektif
11. Menghargai waktu
4. Analitis
12. Memiliki & menjunjung tinggi
5. Konstruktif
tradisi ilmiah
6. Dinamis
13. Berorientasi ke masa depan
7. Idialogis
14. Kemitraan/ kesejawatan
8. Ilmiah

Strategi Pengembangan & Ketahanan


Nasional
1.Dasar pemikiran penyusunan politik
Sebagai dasar Pemikiran perlu memahami
Pokok Pikiran yg terkandung dlm Sistem
Manajemen Nasional yg Berlandaskan
Idiologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan
Nusantara dan Ketahanan Nasional.
Landasan Pemikiran dlm Sistem
Manajemen Nasional ini sangat penting
sbg dasar Kerangka acuan dlm menyusun
politik & Strategi Nasional krn didlmnya
terkandung Dasar Negara, Cita-Cita
Nasional & Konsep Strategi Bangsa
Indonesia.

2. Penyusunan Politik & Strategi


Nasional
Disusun berdasarkan Sistem
Kenegaraan menurut UUD 1945,
sejak 1985 sebagai Supra Struktur
Politik yaitu MPR, DPR, Presiden,
DPA, BPK dan MA

Politik Pembangunan Nasional

Politik: Suatu rangkaian azas atau prinsip


keadaan cara dan alat yg akan digunakan utk
mencapai cita / tujuan tertentu.
Kebijaksanaan: Penggunaan Pertimbangan yg
dianggap dpt lbh menjamin terlaksananya
suatu usaha, cita-cita atau keinginan/ tujuan
yg dikehendaki.
Pengambil kebijaksanaan biasanya dilakukan
oleh seorang pemimpin melalui usaha memilih/
cara-cara utk mencapai tujuan.
Politik membicarakan hal yg berkaitan dgn
Negara,Kekuasaan,Pengambil keputusan
Kebijakan dan Distribusi (alokasi sumber daya)

A.

Negara: merupakan suatu organisasi dlm


suatu wilayah yg memiliki kekuasaan
tertinggi yg ditaati Rakyatnya.

B.

Kekuasaan: Kemampuan seseorang atau


kelompok utk mempengaruhi tingkah
laku seseorang atau kelompok lain,
sesuai dengan keinginannya.

C.

Pengambilan keputusan: Sbg aspek


utama dr politik & dlm Pengambilan
keputusan perlu diperhatikan Siapa
pengambil keputusan itu dan Utk siapa
keputusan itu dibuat.

D.

E.

Kebijakan umum: merupakan suatu


kumpulan keputusan yg diambil seseorang
(kelompok politik) dlm rangka memilih
tujuan dan cara mencapai suatu tujuan .
Distribusi: Pembagian Penjatahan nilainilai dalam Masyarakat.

Pembangunan secara sederhana diartikan


sebagai suatu perubahan tingkat
kesejahteraan
secara terukur dan alami

Bagi Bangsa Indonesia Tujuan Politik


Pembangunan Nasional tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 yaitu Melindungi
segenap Bangsa Indonesia dan Seluruh
Tumpah Darah Indonesia, Memajukan
kesejahteraan umum, Mencerdaskan
Kehidupan Bangsa dan Ikut Melaksanakan
Ketertiban Dunia Berdasarkan Kemerdekaan,
Perdamaian dan Keadilan Sosial.
Tujuan Politik Pembangunan Nasional
Indonesia hrs dpt dirasakan oleh Rakyat
Indonesia utk itu perlu dilakukan
pembangunan disegala bidang (Sosial
Budaya, Ekonomi, Politik dan Hukum)

Tujuan Pembangunan

kesejahteraan

Motivasi pelaku
pembangunan

Prioritas pembiayaan
pembangunan

Anda mungkin juga menyukai