PENAGIHAN PAJAK
Tambahan jumlah
pajak yang masih
harus dibayar
PENANGGUNG PAJAK
orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas
pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak
dan memenuhi kewajiban Wajib Pajak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
(Pasal 1 angka 28)
kecuali apabila dapat
a. badan oleh pengurus;
membuktikan dan
b. badan yang dinyatakan pailit oleh
meyakinkan Dirjen
kurator;
Pajak bahwa mereka
c. badan dalam pembubaran oleh orang
dalam kedudukannya
atau badan yang ditugasi untuk
benar-benar tidak
melakukan pemberesan;
mungkin untuk
d. badan dalam likuidasi oleh likuidator;
dibebani tanggung
e. suatu warisan yang belum terbagi
jawab atas pajak
oleh salah seorang ahli warisnya,
yang terutang
pelaksana wasiatnya atau yang
tersebut.
mengurus harta peninggalannya; atau
(Pasal 32 ayat 2 UU KUP)
f. anak yang belum dewasa atau orang
yang berada dalam pengampuan oleh
wali atau pengampunya.
CONTOH
Udin (WP orang pribadi) menyampaikan SPT Tahunan untuk
tahun 2008 tepat pada waktunya yang disertai dengan setoran
akhir. Pada tanggal 10 Oktober 2009 dikeluarkan SKPKB yang
menunjukkan
kekurangan
pajak
yang
terutang
sebesar
Rp1.000.000,00. Atas kekurangan tersebut ditambah sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan.
SKPKB diterbitkan dengan penghitungan sebagai berikut :
1. Pajak yang terutang
Rp1.725.000,00
2. Kredit Pajak :
Rp 725.000,00
3. Pajak yang kurang dibayar
Rp1.000.000,00
4. Bunga 10 bulan =2% X 10 X Rp1.000.000,00
Rp
200.000,00
5. harus
Pajakdilunasi
yang masih
Rp1.200.000,00
dalamharus
jangkadibayar
waktu 1 (satu) bulan
sejak tanggal
diterbitkan yaitu sampai dengan tgl 9 November 2009.
CONTOH
Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap SPT PPh Badan Tahun 2008
atas nama PT ABC, pada tanggal 20 September 2009 diterbitkan SKPKB
dengan perincian sbb:
Pajak kurang bayar
Rp1.200.000,00
Bunga 9 bulan (Pasal 13 ayat 2)
Rp 216.000,00
Pajak yang masih harus dibayar
Rp1.416.000,00
SKPKB tersebut harus sudah dilunasi paling lambat tanggal 19 Oktober
2009. Oleh KPP diberikan penundaan sampai dengan tanggal 25 Januari
2010.
BUNGA PENAGIHAN
Apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, serta Surat
Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,
Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali,
yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus
dibayar bertambah, pada saat jatuh tempo pelunasan
tidak atau kurang dibayar, atas jumlah pajak yang tidak
atau kurang dibayar itu dikenai sanksi administrasi
berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan
untuk seluruh masa, yang dihitung dari tanggal jatuh
tempo sampai dengan tanggal pelunasan atau tanggal
diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari
bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
(Pasal 19 angka 1 UU KUP)
CONTOH
Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap SPT PPh Badan Tahun 2008 atas
nama PT ABC, pada tanggal 20 September 2009 diterbitkan SKPKB
dengan perincian sbb:
Pajak kurang bayar
Rp1.200.000,00
Bunga 9 bulan (Pasal 13 ayat 2)
Rp 216.000,00
Pajak yang masih harus dibayar
Rp1.416.000,00
SKPKB tersebut harus sudah dilunasi paling lambat tanggal 19 Oktober
2009.
c.
d.
e.
Penanggung Pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selamalamanya atau berniat untuk itu;
Penanggung Pajak memindahtangankan barang yang dimiliki atau
yang dikuasai dalam rangka menghentikan atau mengecilkan kegiatan
perusahaan atau pekerjaan yang dilakukannya di Indonesia;
terdapat tanda-tanda bahwa Penanggung Pajak akan membubarkan
badan usaha atau menggabungkan atau memekarkan usaha, atau
memindahtangankan perusahaan yang dimiliki atau yang dikuasainya,
atau melakukan perubahan bentuk lainnya;
badan usaha akan dibubarkan oleh negara; atau
terjadi penyitaan atas barang Penanggung Pajak oleh pihak ketiga
atau terdapat tanda-tanda kepailitan.
ayat (1)
HAK MENDAHULU
Pasal 21 UU KUP
Negara mempunyai hak mendahulu untuk utang pajak atas barangbarang milik Penanggung Pajak.
ayat (2)
Ayat ini menetapkan kedudukan negara sebagai kreditur preferen yang dinyatakan
mempunyai hak mendahulu atas barang-barang milik Penanggung Pajak yang akan
dilelang di muka umum.
Pembayaran kepada kreditur lain diselesaikan setelah utang pajak dilunasi.
Pasal 21 UU KUP
ayat (4)