Anda di halaman 1dari 33

REFERAT

TRAUMA TUMPUL ABDOMEN

Diajukan Kepada :
dr. Indriasari Sp. Rad

Disusun oleh :

Rafika 61111008

RUMAH SAKIT UMUM EMBUNG FATIMAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
2016

Anatomi Abdomen

Organ dalam rongga abdomen dibagi menjadi dua:


Organ Intraperitoneal
1. Hati
2. Limpa
3. Lambung
4. Kandung empedu (Vesica fellia)
5. Usus halus
6. Usus besar
Organ Retroperitoneal
1. Ginjal
2. Ureter

Pankreas

Trauma

Trauma adalah sebuah mekanisme yang disengaja


ataupun tidak disengaja sehingga menyebabkan luka
Trauma pada abdomen terbagi berdasarkan kejadian,
yaitu trauma tumpul dan trauma tembus. Trauma
tumpul
meliputi
benturan
langsung,
pukulan,
kompresi, dan deselerasi (cedera perlambatan). Dapat
juga terjadi counter coup, yaitu trauma tumpul yang
berat, tidak ada luka di luar, tapi ada jejas organ di
visera akibat desakan luka atau organ viscera. Trauma
intra abdomen karena hantaman sering dikaitkan
dengan faktor tumbukan antara orang yang cedera
dan kondisi di luar tubuh individu tersebut, serta
kekuatan akselerasi dan deselerasi yang bekerja
terhadap organ dalam abdomen.

Trauma Tumpul Abdomen

Klasifikasi
Berdasaran jenis organ yang cedera
dapat dibagi dua :
1. Pada organ padat seperti hepar dan
limpa dengan gejala utama perdarahan
2. Pada organ berongga seperti usus dan
saluran empedu dengan gejala utama
adalah peritonitis

Pada intraperitoneal trauma tumpul


abdomen paling sering mencederai organ :
limpa (40% -55%),
hati (35%-45%) dan
usus halus (5-10%)
Sedangkan pada retroperitoneal organ yang
paling sering cedera adalah ginjal dan
organ yang paling jarang cedera adalah
pankreas dan ureter.

Mekanisme

trauma tumpul akibat hantaman secara


umum dibagi ke dalam 3 mekanisme,
yang pertama adalah ketika tenaga
deselerasi
hantaman
menyebabkan
pergerakan yang berbeda arah dari
struktur tubuh yang permanen. Akibatnya,
kekuatan hantaman menyebabkan organ
viseral yang padat serta vaskularisasi
abdomen menjadi ruptur, terutama yang
berada di daerah hantaman.

Yang kedua adalah ketika isi dari intra


abdomen terhimpit antara dinding depan
abdomen dan kolumna vertebralis atau
posterior kavum thorak. Hal ini dapat
merusak organ-organ padat visera seperti
hepar, limpa dan ginjal.
Ketiga adalah kekuatan kompresi eksternal
yang mengakibatkan peningkatan tekanan
intra abdomen secara mendadak dan
mencapai puncaknya ketika terjadi ruptur
organ.

Pemeriksaan

Anamnesis
Secara umum, jangan menanyakan riwayat
lengkap hingga cidera yang mengancam
nyawa teridentifikasi dan mendapatkan
penatalaksanaan
yang
sesuai.
faktor
penting yang berhubungan dengan pasien
trauma tumpul abdomen, khususnya yang
berhubungan
dengan
kecelakaan
kendaraan bermotor perlu digali lebih
lanjut, baik itu dari pasien, keluarga, saksi,
ataupun polisi dan paramedis

Pemeriksaan Fisik
Evaluasi pasien dengan trauma tumpul
abdomen harus dilakukan dengan semua
cidera merupakan prioritas. Perlu digali
apakah ada cidera kepala, sistem
respirasi, atau sistem kardiovaskular
diluar cidera abdomen

Pemerisaan penunjang

Pemeriksaan Radiologi Pada Trauma


Tumpul Abdomen

Udara bebas intraperitoneal tidak terlihat pada


sekitar 20-30% yang lebih disebabkan karena
standardisasi yang rendah dan teknik yang tidak
adekuat.Foto polos abdomen menjadi pencitraan
utama pada akut abdomen, termasuk pada
perforasi viskus abdomen. Udara sesedikit 1 ml
dapat dideteksi dengan foto polos, baik foto
torak posisi berdiri atau foto abdomen posisi left
lateral decubitus.
Tidak jarang, pasien dengan akut abdomen dan
dicurigai mengalami perforasi tidak menunjukkan
udara bebas pada foto polos abdomen.

CT SCAN ABDOMEN

CT merupakan kriteria standar untuk


mendeteksi pneumoperitoneum, yang
lebih sensitif dibanding foto polos
abdomen. Namun, CT tidak selalu
dibutuhkan
jika
dicurigai
pneumoperitoneum dan lebih mahal dan
memiliki efek radiasi yang besar.

Indikasi CT SCAN Abdomen:


Pasien dengan keadaan umum yang
stabil
Delayed presentation gejala muncul
lebih dari 24 jam setelah trauma

Trauma pada limpa ( spleen )


Class
Criteria
I Capsular gangguan, subcapsular
hematoma
II Peripheral laceration, hematoma < 3cm
III Fraktur memperluas ke hilus,
hematoma > 3cm
Iv Shattered spleen, gangguan vascular

laserasi spleen (arrow) dengan cairan di


hepar

Trauma tumpul hepar :


cairan perihepatik (darah) sekitar lobus
kanan

hematoma intraparenchymal dari lobus


kanan

Trauma pancreas

laserasi
Pankreas

Trauma pada usus

Perforasi dengan ekstravasasi kontras


dari duodenum

skemik karena trauma ("shock usus ")

ULTRASONOGRAFI - FAST

US merupakan pemeriksaan yang murah,


cepat
dan
dapat
diulang,
seta
mempunyai spesifisitas lebih tinggi untuk
laparotomi
terapeutik.
US
dapat
mendeteksi minimal 250 mL cairan bebas
Morissons pouch. Sensitifitas FAST untuk
mendeteksi cairan bebas intraperitoneal
dari berbagai penelitian adalah 64-98%,
sedangkan spesifisitasnya 86-100%.

FAST umumnya digunakan untuk metode


imejing diagnostik pada pasien dengan
trauma abdomen, namun diagnosis
cedera organ solid abdomen sangat
terbatas.
Kecepatan sangat penting karena jika
perdarahan intraabdominal ada,
probabilitas kematian akan meningkat
sekitar 1% tiap 3 menit penundaan
dilakukannya intervensi

TEKNIK PEMERIKSAAN

Posisi pasien
Posisi pasien sebaiknya diperiksa dalam posisi supine. posisi
lain (Trendelenburg, dan dekubitus) dapat memfasilitasi
penyatuan cairan di daerah tergantung, sehingga berpotensi
meningkatkan hasil deteksi, dan harus dipertimbangkan jika
izin skenario klinis.
Transduser (Probe)
Pemilihan Probe tergantung pada ukuran pasien. Untuk
orang dewasa yang khas, penetrasi gelombang suara harus
minimal 20 cm, oleh karena itu digunakan 2,5-5 MHz, bentuk
melengkung pada Probe ini memungkinkan medan pandang
jauh lebih luas tetapi memiliki resolusi yang terbatas. Pada
pasien anak, Probe curvilinier dengan frekuensi tinggi
memiliki resolusi yang lebih baik dan masih dapat
menghasilkan
gelombang
suara
dengan
penetrasi
kedalaman yang memadai.

FAST view pada abdomen


Right Upper Quadrant view (Kuadran
kanan atas) menilai Hepatorenal
recess (Morissons pouch . Dalam
keadaan normal, tidak terdapat cairan
diantara organ tersebut, dan fascia
tampak sebagai garis hiperekhoik yang
memisahkan hepar dan ginjal.

US FAST Abnormal pada Hepatorenal


recess: adanya celah berwarna hitam
yang berada diantara dua organ
menunjukkan adanya cairan bebas dalam
rongga peritoneum

Left Upper Quadrant view (Kuadran


Kiri Atas) menilai Splenorenal

Normalnya tidak terdapat cairan bebas,


dan fascia tampak sebagai garis
hiperekhoik yang memisahkan kedua
organ.

Paracolic Gutter view

Paracolic gutter kanan, tampak adanya


bayangan berwarna gelap yang diduga
adanya cairan bebas.

Subkostal view menilai Pericardium

Ini menunjukkan gambaran pergerakan


jantung, dalam 4 tampilan ruang. Jantung
mudah dikenali, karena geraknya yang
karakteristik. Jantung akan dikelilingi oleh
lapisan echogenic perikardium

KEUNGGULAN PEMERIKSAAN USG FAST

Pemeriksaan USG bisa dikerjakan oleh dokter


emergency maupun residen bedah.
Pemeriksaan cepat hanya berkisar 2 menit.
Tidak mahal, non-invasif, dan sangat portabel.
Bersifat non-ionisasi dan tidak menggunakan
kontras.
Dapat menilai toraks, dan rongga retro
peritoneal disamping rongga peritoneum.
Pemeriksaan
serial
dapat
mendeteksi
perdarahan yang terus berlangsung dan
meningkatkan ketepatan diagnostik

KEKURANGAN PEMERIKSAAN USG FAST

Untuk mendapatkan hasil positif diperlukan cairan


intraperitoneal minimal 70 cc dibandingkan DPL yang
hanya 20 cc.
Akurasinya tergantung pada kemampuan operator atau
pembaca hasil dan turun akurasinya bila pernah operasi
abdomen.
Secara teknik sulit pada pasien yang tidak suportif/
gelisah, pada pasien yang terlalu gemuk atau adanya
emfisema subkutis yang masif, dan pada pasien dengan
kehamilan dari trimester 3.
Sensitifitasnya rendah untuk perforasi usus halus dan
cedera pancreas.
Tidak dapat mendeteksi secara langsung adanya
perdarahan aktif dan asal perdarahan tersebut.
Meskipun bekuan darah memberikan gambaran yang
khas, tapi FAST tidak dapat dengan tepat menentukan
jenis cairan bebas intraperitoneal.

Anda mungkin juga menyukai