Anda di halaman 1dari 12

ILMU KEPERAWATAN DASAR II

PENERAPAN KOMUNIKASI DALAM


PELAYANAN KESEHATAN
Di Susun Oleh : Kelompok II
Ketua : Yoga Mandala Pratama
Sekretaris : Andriyani
Anggota : 1. Atika Dwi Sundari
2. Dewi Anjasari
3. Fery
4. Ita Pitriani
5. Juita Eka Putri
6. Wawan Marzuki Saputra
7. Hendri
8. Yuliana
Tutor : Ns.Pawilyah,S.Kep.MAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perawat sesuai permenkes ri no.1239 tahun 2001 tentang
registrasi dan praktik perawat, dijelaskan perawat adalah:
seseorang yang telah lulus pendidikan keperawatan,baik di
dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Peran perawat seperangkat
tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang, sesuai kedudukannya dalamsuatu sistem.
Keperawatan Adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif,ditujukan
pada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sakit maupun
sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku
dan memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang
lain dan dunia sekitarnya. Nursalam (2007) menyatakan,
komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat menyusun
dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yang mudah
sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima maksud dan
tujuan pemberi pesan. Menurut Potter dan Perry (1993),
komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal,
interpersonal dan publik. Makalah ini difokuskan pada komunikasi
interpersonal yang terapeutik. Komunikasi interpersonal adalah
interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua orang atau dalam
kelompok kecil, terutama dalam keperawatan. Komunikasi
interpersonal yang sehat memungkinkan penyelesaian masalah,
berbagai ide, pengambilan keputusan, dan pertumbuhan personal.

2. Prinsip-prinsip Komunikasi
Adapun prinsip-prinsip komunikasi terapeutik menurut Carl
Rogers yaitu :
Perawat harus mengenal dirinya sendiri
Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, percaya,
dan menghargai
Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut oleh pasien
Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien, baik fisik
maupun mental
Perawat harus dapat menciptakan suasana yang nyaman dan aman
bagi pasien
Kejujuran dan terbuka
Mampu sebagai role model
Altruisme
Bertanggung jawab

3. Komponen-komponen dalam Komunikasi


Sender (pemberi pesan): individu yang bertugas mengirimkan
pesan.
Receiver (penerima pesan): seseorang yang menerima pesan.
Bisa berbentuk pesan yang diterima maupun pesan yang sudah
diinterpretasikan.
Pesan : informasi yang diterima, bisa berupa kata, ide atau
perasaan. Pesan akan efektif bila jelas dan terorganisir yang
diekspresikan oleh si pengirim pesan.
Media: metode yang digunakan dalam pesan yaitu kata, bisa
dengan cara ditulis, diucapkan, diraba, dicium. Contoh: catatan
atau surat adalah kata; bau badan atau cium parfum adalah
penciuman (dicium), dan lain-lain.
Umpan balik: penerima pesan memberikan informasi/ pesan
kembali kepada pengirim pesan dalam bentuk komunikasi yang
efektif. Umpan balik merupakan proses yang kontinue karena
memberikan respons pesan dan mengirimkan pesan berupa
stimulus yang baru kepada pengirim pesan.

4. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi


Situasi/suasana
Situasi/suasana yang hiruk pikuk atau penuh kebisangan akan
mempengaruhi baik/tidaknya pesan diterima oleh komunikan, suara
bising yang diterima komunikan saat proses komunikasi berlangsung
membuat pesan tidak jelas, kabur, bahkan sulit diterima. Oleh karena
itu, sebelum proses komunikasi dilaksanakan, lingkungan harus
diciptakan sedemikian rupa supaya tenang dan nyaman. Komunikasi
yang berlangsung dan dilakukan pada waktu yang kurang tepat
mungkin diterima dengan kurang tepat pula. Misalnya, apabila
perawat memberikan penjelasan kepada orang tua tentang cara
menjaga kesterilan luka pada saat orang tua sedang sedih, tentu saja
pesan tersebut kurang diterima dengan baik oleh orang tua karena
perhatian orang tua tidak berfokus pada pesan yang disampaikan
perawat, melainkan pada perasaan sedihnya.
Kejelasan pesan
Kejelasan pesan akan sangat mempengaruhi keefektifan komunikasi.
Pesan yang kurang jelas dapat ditafsirkan berbeda oleh komunikan
sehingga antara komunikan dan komunikator dapat berbeda persepsi
tentang pesan yang disampaikan. Hal ini akan sangat mempengaruhi
pencapaian tujuan komunikasi yang dijalankan. Oleh karena itu,
komunikator harus memahami pesan sebelum menyampaikannya

5. Pentingnya Komunikasi dalam Pelayanan


Kesehatan
Manusia sebagai makhluk sosial tentunya selalu memerlukan
orang lain dalam menjalankan dan mengembangkan
kehidupannya. Hubungan dengan orang lain akan terjalin bila
setiap individu melakukan komunikasi diantara sesamanya.
Kepuasan dan kenyamanan serta rasa aman yang dicapai oleh
individu dalam berhubungan sosial dengan orang lain merupakan
hasil dari suatu komunikasi. Komunikasi dalam hal ini menjadi
unsur terpenting dalam mewujudkan integritas diri setiap
manusia sebagai bagian dari sistem sosial.
Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
memberikan dampak yang sangat penting dalam kehidupan, baik
secara individual maupun kelompok. Komunikasi yang terputus
akan memberikan dampak pada buruknya hubungan antar
individu atau kelompok. Tatanan klinik seperti rumah sakit yang
dinyatakan sebagai salah satu sistem dari kelompok sosial
mempunyai kepentingan yang tinggi pada unsur komunikasi.

6. Hubungan Kolaborasi Tim Kerja di Rumah Sakit


Rumah sakit memiliki suatu tim disiplin ilmu yang meliputi tim perawat,
tim dokter, tim administrasi, dan lain-lain. Tim pelayanan kesehatan
interdisiplin merupakan sekelompok professional yang mempunyai aturan
yang jelas, tujuan umum dan berbeda keahlian. Tim akan berfungsi baik,
jika terjadi adanya konstribusi dari anggota tim dalam memberikan
pelayanan kesehatan efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai
sesama anggota tim. Perawat sebagai anggota membawa perspektif
yang unik dalam tim interdisiplin. Perawat memfasilitasi dan membantu
pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek profesi
kesehatan lain.
Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan
pemberi pelayanan kesehatan. Dokter memiliki peran utama dalam
mendiagnosis, mengobati dan mencegah penyakit. Pada situasi ini dokter
menggunakan modalitas pengobatan seperti pemberian obat dan
pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan anggota tim lain
sebagai membuat relevan pemberian pengobatan. Tim multi disiplin
meliputi: tim operasi, tim infeksi nasokomial, dan lain-lain. Elemen kunci
kolaborasi dalam kerjasama tim multidisiplin dapat digunakan untuk
mencapai tujuan kolaborasi tim seperti :

Lanjutan
Contoh penerapannya yaitu sebagai beikut:
Tritmen pada pasien yang menghadapi ajal , yaitu :
Pemberian O2diteruskan atau di hentikan, Program
pengobatan diteruskan atau tidak, Supportterapi ( RJP )
sampai kapan
Mengijinkan unsur mengakhiri penderitaan dan hidup
pasien dengan sengaja atas permintaan pasien sendiri,
pembatasan
perilaku,
daninfomrmed
consent.
Infomrmed consentdapat diberikan pada : Pasien
terimina ,Status vegetatif , Pasien HIV/AIDS ,Pasien
mendapat terapi diet, Pasien menghadapi tindakan
medik, Operasi, Pemakaian obat yang harganya mahal
dll.

7. Penerapan hubungan antara perawat dengan

pasien, tenaga kesehatan lain dan masyarakat

A. Penerapan hubungan antara perawat dengan pasien :


Bentuk-bentuk penerapan, dalam konteks hubungan
perawat dan pasien, perawat dapat berperan Sebagai
konselor pada saat pasien mengungkapkan kejadian dan
perasaan tentang penyakitnya.Perawat juga dapat
berperan sebagai pengganti orang tua (terutama pada
pasien anak), saudara kandung, atau teman bagi pasien
dalam ungkapan perasaan-perasaannya.
Penerapan hubungan antara perawat dengan perawat :
Perawat dan perawat memiliki etika khusus mengatur
tanggung jawab moral perawat yang disusun oleh
organisasi perawat itu sendiri. Berdasarkan suatu sumber
yang ada dilingkungan baik lingkungan kesehatan,
lingkungan konsumen dan lingkungan komunitas
keperawatan.

Lanjutan
Contoh penerapannya yaitu sebagai beikut:
Tritmen pada pasien yang menghadapi ajal , yaitu :
Pemberian O2diteruskan atau di hentikan, Program
pengobatan diteruskan atau tidak, Supportterapi ( RJP )
sampai kapan
Mengijinkan unsur mengakhiri penderitaan dan hidup
pasien dengan sengaja atas permintaan pasien sendiri,
pembatasan
perilaku,
daninfomrmed
consent.
Infomrmed consentdapat diberikan pada : Pasien
terimina ,Status vegetatif , Pasien HIV/AIDS ,Pasien
mendapat terapi diet, Pasien menghadapi tindakan
medik, Operasi, Pemakaian obat yang harganya mahal
dll.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai