Anda di halaman 1dari 85

KEBUTUHAN AIR IRIGASI DAN

ROTASI TANAMAN


1.
2.
3.
4.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Kebutuhan Air Tanaman
Topograf
Hidrologi
Klimatologi
Tekstur Tanah

1. Topograf
Untuk lahan yang miring membutuhkan
air yang lebih banyak daripada yang
datar karena air akan lebih cepat
mengalir menjadi aliran permukaan dan
hanya sedikit yang mengalami infltrasi.
2. Hidrologi
Makin banyak curah hujan, makin sedikit
kebutuhan air tanaman, hal ini
dikarenakan hujan efektif akan menjadi
besar.

3. Klimatologi
Tanaman tidak dapat bertahan dalam cuaca buruk.
Dengan memperhatikan keadaan cuaca dan cara
pemanfaatannya, maka dapat dilaksanakan
penanaman tanaman yang tepat untuk periode
yang tepat dan sesuai dengan keadaan tanah.
4. Tekstur Tanah
Tanah yang baik untuk usaha pertanian adalah
tanah yang mudah dikerjakan dan bersifat produktif
serta subur. Tanah yang baik akan memberikan
kesempatan pada akar tanaman untuk tumbuh
dengan mudah, menjamin sirkulasi air dan udara
serta baik pada zona perakaran dan secara relatif
memiliki hara dan kelembaban tanah yang cukup.

KEBUTUHAN AIR
Dipengaruhi oleh :
1. Evaporasi
2. Transpirasi

Evapotranspirasi

ARTI DAN PENTINGNYA BAGI TEKNIK SIPIL

Evaporasi (penguapan) adalah proses perubahan zat cair menjadi gas (uap air) yang
bergerak ke atmosfir. Pada proses ini, air yang diuapkan berasal dari permukaan air
bebas dan berlangsung pada siang dan malam hari.
(Air-air yang tertampung di badan air seperti danau, sungai, laut, sawah, bendungan atau
waduk berubah menjadi uap air karena adanya panas matahari. Penguapan serupa juga
terjadi pada air yang terdapat di permukaan tanah)

Transpirasi (pemeluhan) adalah proses pelepasan uap air ke atmosfir melalui stomata
daun saat terjadi fotosintetis untuk pembentukan karbohidrat oleh tumbuhan. Pada
peroses ini, air yang dilepaskan ke atmosfir berasal dari dalam tanah yang mengalir
melalui sistem akar, batang dahan dan daun. Proses transpirasi secara efektif terjadi
pada siang hari.
(Penguapan air di permukaan bumi bukan hanya terjadi di badan air dan tanah.
Penguapan air juga dapat berlangsung di jaringan mahluk hidup, seperti hewan dan
tumbuhan)

Evapotranspirasi merupakan proses gabungan


pelepasan uap air ke atmosfir melalui proses
evaporasi dan transpirasi.
Evaporasi, transpirasi dan evapotranspirasi
diperlakukan sebagai kehilangan air yang harus
diperhitungan pada analisis keseimbangan air
pada pekerjaan teknik sipil yang berhubungan
dengan proyek penyediaan air dan irigasi.
Besaran yang dipakai pada perhitungan adalah
laju evaporasi, laju transpirasi dan laju
evapotranspirasi dengan satauan mm/hari.

FAKTOR PENYEBAB EVAPORASI


1. Energi radiasi (panas)
2. Perbedaan tekanan uap
3. Kecepatan angin
FAKTOR PENYEBAB TRANSPIRASI
4. Energi radiasi (panas)
5. Perbedaa tekanan uap
6. Kecepatan angin
7. Tersedianya lengas tanah (Soil Moisture)
8. Buka tutup stomata yang dipengaruhi oleh kecerahan
sinar matahari.

Perbedaan Transpirasi dan


Evaporasi

PENGUKURAN EVAPORASI
Panci Evaporasi
Panci Kelas A, diameter 120 cm dan tinggi 25 cm. Diisi air setinggi 20 cm.

120 cm

150 cm

25
10

Perubahan tinggi muka air di dalam panci menunjukkan jumlah air yang diuapkan,
dihitung dengan rumus:
E = EL1 EL2 + R

E = evaporasi
EL1 = tinggi muka air awal (20 cm)
EL2 = tinggi muka air saat diukur
R = tinggi curah hujan saat diukur

PENGUKURAN TRANSPIRASI

Sulit mengukur transpirasi pada kondisi alamiah, terutama dari pohon-pohon besar
sehingga pengukuran transpirasi dibatasi pada studi sampel di laboratorium, seperti
transpirasi tanaman dalam pot yang diukur dengan menggunakan fitometer.
Transpirasi

Lapisan
kedap air

Reservoir

Fitometer

- Dengan memberi lapisan kedap air,


maka air menguap hanya melalui
transpirasi.
- Perubahan tinggi air di dalam
reservoir menunjukkan jumlah air
yang ditranspirasikan.

Mutlak dibutuhkan tanaman :

AIR

Zat reaksi/reagen
Pelarut dan pengangkut zat hara
Pembentuk dan pengisi sel
Pendingin/pembuang kelebihan panas dari daun
Pengatur tekanan turgor
Mengganggu pertumbuhan,
perkembangan tanaman dan
produksi

Kekurangan/kelebihan air

Penentuan kebutuhan air

sangat tergantung
evapotranspirasi

Evapotranspirasi
mencerminkan kebutuhan
Air tanaman

Lahan kering/Tadah hujan

ditentukan

Curah Hujan
Kemampuan menyimpan air

Besarnya tgt

cuaca : radiasi,
kec. angin

suhu, RH,

EVAPORASI MENURUT PENMAN


Laju Evaporasi dipengaruhi oleh faktor lamanya
penyinaran matahari, udara yang bertiup, kelembaban
udara dll.
Beberapa metoda untuk menghitung besarnya
evaporasi, diantaranya rumus Penman yaitu :
Eo = 0.35 (Pa Pu)(1+U2/100)
Dimana :
Eo = penguapan dalam mm/hari
Pa = tekanan uap jenuh pada suhu rata-rata harian
dalam mmHg
Pu = tekanan uap sebenarnya dalam mmHg
U2 = Kecepatan angin pada ketinggian 2m dalam
mile/hari, sehingga bentuk U2 dalam m/dt masih harus
dikalikan dengan 24x60x60x1600

Contoh Soal 3
Umpama suhu bola kering 30c, suhu bola basah 26c
dan kecepatan angin 1 m/det maka evaporasi nya
adalah:
tekanan uap dilihat dari tabel tekan uap jenuh dengan
suhu 30c
Pa = 31.86 mmHg,
suhu bola basah 26c
68% (kelembaban relatif)
Selisih Bola Kering-bola Basah = 30 6 = 4 (lihat Tabel)
jadi tekanan uap sebenar nya adalah:
Pu= 31.86 mmHg x 68 % = 21.65 mmHg
Kecepatan angin 1 m/det dirubah menjadi :
1 m/det x 24 jam x 60 menit x 60 detik : 1600 ml/mile=
54mile/hari

e = 0.35 (Pa-Pu) (1+U2/100)


= 0.35 (31.86-21.65) (1+54/100)
= 5 mm/hari
Tabel Tekanan Uap Jenuh

Tabel Kelembaban

Suhu bola kering adalah temperatur yang diukur


menggunakan termometer biasa yang terkena aliran udara
Temperatur bola kering adalah temperatur udara yang
diukur menggunakan termometer udara bebas namun
terjaga dari sinar matahari dan embun
Temperatur bola basah merupakan temperatur temperatut
terendah yang dapat dicapai hanya dengan penguapan air.

KEBUTUHAN AIR IRIGASI


Kebutuhan air sawah untuk padi ditentukan
oleh faktor-faktor berikut :
1.Penyiapan lahan
2.Penggunaan konsumtif
3.Perkolasi dan rembesan
4.Pergantian lapisan air
5.Curah hujan efektif
Kebutuhan air disawah dinyatakan dalam
mm/hari atau lt/dt/ha.

Kebutuhan air untuk tanaman padi


Menentukan besar kebutuhaan air
tanaman di sawah, yang merupakan
penjumlahan dari kebutuhan air
untuk keperluan :
1.
2.
3.
4.
5.

Penyiapan lahan
Penggunaan Konsumtif
Perkolasi
Penggantian lapisan air
Evaporasi selama penyiapan lahan

Besarnya kebutuhan air di sawah


bervariasi menurut jenis dan umur
tanaman dan bergantung kepada
cara pengolahan lahan.
Besarnya kebutuhan air di sawah
dinyatakan dalam mm/ hari.

1. Penyiapan lahan
Faktor yang menentukan besarnya kebutuhan air
untuk penyiapan lahan adalah :
1. Lama waktu penyiapan lahan
2. Jumlah air untuk penyiapan lahan
. Untukseluruhpetaktersier,jangkawaktuy
angdianjurkanuntuk penyiapan lahan
adalah1,5bulan (45 hari)
. Bilapenyiapanlahan terutama dilakukan
denganperalatanmesin, jangkawaktusatu
bulan (30 hari) dapat dipertimbangkan

Kebutuhanairuntukpengolahanlahan(
puddling) bisa diambil 200 mm, ini
untuk penjenuhan (presaturation). Dan
untuk keperluan penggenangan sawah
pada awal transplantasi akan
ditambahkan lapisan air 50 mm lagi.
Angka200 m di atas mengandaikan
bahwa tanah itu tidak ditanami selama
lebih dari 2,5 bulan. Jika tanah itu
dibiarkan bera lebih lama lagi, ambillah
250 mm sebagai kebutuhan air untuk
penyiapan lahan.

Kebutuhan air untuk penyiapan lahan


dapat dihitung dengan rumus Van de
Goor dan Ziljstra (1968) dengan rumus :

dimana :
IR = kebutuhan air di sawah (mm/hr)
M = Kebutuhan air untuk menggantikan air
yg hilang akibat evaporasi dan perkolasi di
sawah yang sudah dijenuhkan (mm/hr)
Eo = evaporasi air terbuka selama penyiapan
lahan (mm/hr)
P
= perkolasi (mm/hr)
T
= jangka waktu penyiapan lahan (hari)
S
= kebutuhan air untuk penjenuhan sebesar
200mm + 50mm untuk lapisan genangan.

Tabel kebutuhan air untuk penyiapan lahan


Tabel (1)
Eo + P
mm/hari
5
5.5
6
6.5
7
7.5
8
8.5
9
9.5
10
10.5
11

T = 30 hari
T = 45 hari
S250mm S300mm S250mm S300mm
11.1
12.7
0.4
9.5
11.4
13
8.8
9
11.7
13.3
9.1
10.1
12
13.6
9.4
10.4
12.3
13.9
9.8
10.8
12.6
14.2
10.1
11.1
13
14.5
10.5
11.4
13.3
14.8
10.8
11.8
13.6
15.2
11.2
12.1
14
15.5
11.6
12.5
14.3
15.8
12
12.9
14.7
16.2
12.4
13.2
15
16.5
12.8
13.6

Sumber : Roedy, Soekibat., 2005

2. Penggunaan konsumtif
Penggunaan konsumtif (consumptive
use) adalah jumlah air yang dipakai
untuk proses evapotranspirasi
Dihitung dengan rumus :
Etc = Evapotranspirasi crop
(mm/hr)
Eto = Evapotranspirasi potensial
(mm/hr)
kc
= koefsien tanaman

ETc
evapotranspirasi potensial (Eto) adalah
evapotranspirasitanamanacuan yang
nilainya diperoleh dengan rumus
Penman.
Koefsientanaman (kc) adalah harga
konversi untuk mendapatkan nilai Etc
(evapotranspirasi tanaman)
Besarnya kc dipengaruhi dari jenis,
varietas dan umur tanaman

Berikut ini contoh koefsien tanaman padi


berdasarkan tabel FAO dan Nedeco/Prosida
(Dirjen Pengairan, Bina Program PSA 010, 1985)
Tabel (2)
Bulan

0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4

Nedeco/Prosid
FAO
a
Variet Varieta Varie Variet
as
s
tas
as
biasa unggul biasa unggu
l
1.2
1.2
1.1
1.1
1.2
1.27
1.1
1.1
1.32
1.33
1.1
1.05
1.4
1.3
1.1
1.05
1.35
1.3
1.1
0.95
1.24
0
1.05 0
1.12
0.95
0
0

Tabel (3)

Harga koefsien tanaman palawija


berdasarkan FAO (Ref. FAO, 1977)
bulan

Masa 0.5 1 1.5 2 2.5 33. 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7


tumb
5
uh
(hari)
Kedela
85
0.5 0.7 1.0 1 0.8 0.4
i
5
2
5
Jagung
80
0.5 0.5 0.9 0.9 1.0 1.0 0.9
9
6
6
5
2
5
Kacan
130 0.3 0.5 0.6 0.8 0.9 0.9 0.9 0.5 0.5
g
1
6
5
5
5
5
5
5
tanah
Bawan
70
0.5 0.5 0.6 0.6 0.9 0.9
g
4
9
9
5
Buncis
75
0.5 0.6 0.8 0.8 0.9 0.8
4
9
9
5
8
Sumber : FAO Guideline for Crop Water Requirements (Ref. FAO, 1977)
kapas
195 0.5 0.5 0.5 0.7 0.9 1.0 1.0 1.0 1.0 0.7 0.6 0.6 0.6
8
5
1
4
5
5
5
8
5
5
5

3. Perkolasidanrembesan
Perkolasi ini dipengaruhi antara lain oleh:
a. Tekstur tanah, tanah dengan tekstur halus
mempunyai angka perkolasi yang rendah,
sedangkan tanah dengan tekstur yang kasar
mempunyai angka perkolasi yang besar.
b. Permeabilitas tanah
c. Tebal lapisan tanah bagian atas, makin tipis
lapisan tanah bagian atas ini makin
rendah/kecil angka perkolasinya.

Perkolasi ini dapat dibedakan menjadi dua,


yaitu perkolasi vertikal dan horizontal. Menurut
hasil penelitian di lapangan, perkolasi vertikal
lebih kecil dari pada perkolasi horizontal,
angkanya berkisar antara 3 sampai 10 kali, hal
ini terutama untuk sawah-sawah dengan
keadaan lapangan yang mempunyai
kemiringan besar yaitu sawah-sawah dengan
teras-teras.
Akan tetapi perkolasi horizontal ini, masih
dapat dipergunakan lagi oleh petak sawah
dibawahnya sehingga perkolasi horizontal
tidak diperhitungkan sebagai kehilangan.

Di Jepang menurut hasil penelitian di lapangan,


angka-angka perkolasi untuk berbagai jenis
tanah disawah dengan lapisan tanah bagian atas
(top soil) lebih tebal dari 50 Cm adalah sebagai
berikut (Rice Irrigation in Japan, OTCA 1973)
Tabel (4)
Macam Tanah
Perkolasi
Sandy loam

Perkolasi Vertikal
(mm/hari)
3-6

Loam

2-3

Clay Loam

1-2

Sedangkan Pemerintah Indonesia telah


membuat standar pemakaian angka perkolasi
seperti disajikan dalam tabel berikut :

Tabel (5)

Tingkat perkolasi pada berbagai tekstur tanah


AngkaPerkolasi
JenisTanah
TeksturBerat
TeksturSedang
TeksturRingan

Padi(mm/hari)

Palawija(mm/hari)

1
2
5

2
4
10

Sumber : standar Perencanaan Irigasi KP. 01

Di Indonesia menurut penelitian di


lapangan, angka perkolasi ini seperti
untuk Proyek Irigasi Sempor adalah 0,70
mm/hari. Didaerah daratan pantai utara
pulau Jawa dari percobaan-percobaan
yang telah dilakukan berkisar 1
mm/hari. Di NTB digunakan angka
2mm/hari.
Untuk menentukan besarnya perkolasi
secara tepat, satu satunya cara yang
diperlukan adalah dengan mengadakan
pengukuran di lapangan

Penggantian lapisan air


(WLR)
WLR (water layer replacement) adalah
penggantian air genangan di sawah
dengan air irigasi yang baru dan segar.
Penggantian lapisan air dilakukan setelah
pemupukan. Penggantian lapisan air
dilakukan menurut kebutuhan.
Biasanya dilakukan penggantian lapisan air
sebanyak 2 kali masing-masing 50mm atau
(3,3 mm/hari) selama 1 bulan dan 2 bulan
setelah transplantasi.

5. Curahhujanefektif
Curah hujan efektifadalah curah hujan yang
jatuh selama masa tumbuh tanaman, yang
dapat digunakan untuk memenuhi air
konsumtif tanaman.
Besarnya curah hujan ditentukan dengan 70%
dari curah hujan rata rata tengah bulanan
dengan kemungkinan kegagalan 20% (Curah
hujan R80 ). Dengan menggunakan Basic Year
dengan rumus: R80 =n/5+1
dengannadalahperiodelamapengamatan
(min 10 data)

Curahhujanefektifdiperolehdari70%
xR80per periode waktu pengamatan.
Apabila data hujan yang digunakan 10
harian maka persamaannya menjadi:
Repadi =(R80x70%)/10mm/hari.
Retebu =(R80x60%)/10mm/hari.
Repalawija =(R80x50%)/10mm/hari
Curahhujanefektif juga dapat dihitung
dengan menggunakan metode Log
Pearson III berdasarkan data hujan yang
tersedia.

Pert 5

Contoh perhitungan hujan efektif


Hujan Setengah Bulan Rata-Rata Daerah (Sta.Sengkol, Mangkung,
Rambitan)

Tabel (6)

A. Perhitungan CH Efektif (andalan)

Jan

Tahu
No
n
I

Feb
II

II

Mar
I

II

Apr
I

Mei
II

1 1992

123

146 140 189 157 97 105 29

2 1993

120

211 228 23

3 1994

38

4 1995
5 1996

16

55

83

Jun

Jul

Tahu
nan
(mm
II
I
II
)
149
145 117 96 7
135
68 114 323 3
117
59 153 36 0
134
116 150 44 5

Agts Sept

Okt

Nov

II

II

II

II

2 0 2 11 54 28 39 5

0 14 3

0 0 0 0

3 12 23 20

6 0 0 4

13

24

144 179 135 224 126 58

140

148 126 120 111 85

60

14

84

55 125 169 130 31

36

24

46

0 13 2 5 0 0

II

II

1
16
2 0 0 10 0 20 11 7

Des

1 45 41 42 72 29 950
123
1997 137 bulanan
59 188 264
81 0 daerah,
36
3 di
45 urutkan
1 11 2 dari
2 0yang
0 0 terkecil
0 35 11 -78
3 27 143 109 7
an6setengah
rata-rata
besar
13
36 13
205
7 1998 204
51 38 60 76 211 124 145 0 3 45 4 66 29 1 0 3 7 14 3 7 85 74 189 8
10
143

Data hujan yang telah diurutkan


Tahu
No
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

199
2
199
3
199
4
199
5
199
6
199
7
199
8
199
9
200
0
200
1

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

II

II

II

38 51 38 20 16 0 36 0

61 55 53
10
84 59 7
12
12
0 71 5
12 14 12
3 4 6
13 14 14
7 6 0
14 14 15
0 8 6
15 17 17
4 4 9
18 17 18
4 6 8
20 21 22
4 1 8

23 53 31 36 3

60 67 55 58 7

83 76 85 60 10 2

II

II

85
12
0
13
5
16
9
18
9
26
4

81
11
1
13
0
13
1
15
7
22
4

Agts

Sept

Okt

Nov

Des

II

II

II

II

1 27 72 3

2 11 3 42 74 29

90 64 13 14 0

97
12
6
13
8
16
5
21
1

29 24 3 11 1

42 45 6 14 2

II

83
10
5
12
4
15
7
20
8

24 19 1

Jul

74 46 8 45 3 13 6 2
14 11
5 1 9 74 4 66 29 5

2 10
2 11

II

0 11 23 5 59 93
11
0 12 39 20 64 4
11
0 12 45 36 65 7
14
3 14 46 41 68 1
10
14
3 18 51 2 69 3
13
15
35 20 73 7 85 0
16 11 15
54 28 78 7 6 3
13 13 36 31 14 19
7 4 3 2 5 6

II

36
44
58
71
96
10
9
18
9
32
3

Tabel (8)

Bulan
Periode

Jan
I

Feb
II

Mar
II

Apr

II

Mei
II

II

Palawija
(R50)

61 55 53 23 53 31 36 3 0 0
12
3 144 126 85 81 90 64 13 14 0

R efektif
padi

42,7 38,5 37,1 16,1 37,1

21,
7 25,2

R efektif
Palawija

86,1 101 88,2 59,5 56,7

63 44,8

Padi (R80)

2,1

Jun

9,1 9,8

Agts

Sept

II

II

II

II

0 0 0 0

11

2 0 1 0

0 12 45 36 65 117 58

Jul

II

Okt

0 1,4

0 1,4

0,
7

0 8,4 31,5

Nov
II

Des
I

II

42 74 29

7,7 2,1 29,4 51,8

20,
3

25,
40,
2 45,5 81,9
6

3. R efektif adalah hujan pada tahun tertentu dengan probabilitas tertentu


4. Jadi hujan dengan peluang 80% (R80) adalah seluruh data pada tahun 1993, sedangkan R50
adalah seluruh data tahun 1996

Hujan efektif padi = 0.7*R80, dan hujan efektif palawija = 0.7*R50

EfsiensiIrigasi
Efsiensimerupakanpersentaseperbandingan
antara jumlah air yang dapat digunakan untuk
pertumbuhan tanaman dengan jumlah air yang
dikeluarkan dari pintu pengambilan. Agar air yang
sampai pada tanaman tepat jumlahnya seperti yang
direncanakan, maka air yang dikeluarkan dari pintu
pengambilan harus lebih besar dari kebutuhan.
BiasanyaEfsiensiIrigasidipengaruhiolehbesarnya
jumlah air yang hilang di perjalanannya dari saluran
primer, sekunder hingga tersier.
salurantersier
:80%
saluransekunder :90%
saluranprimer :90%
Efsiensiirigasitotal(C)=80%x90%x90%
=65%

Tekanan turgor adalah tekanan yang disebabkan oleh


masuk nya air ke dalam sel, sehingga menimbulkan
tekanan pada dinding sel.
M=no data ke
N= jumlah data
P=m/(n+1)
Contoh data ke 9
P=9/(10+1) x100%
=(9/11) x 100%
=81.81%

Ringkasan Langkah-langkah
perhitungan kebutuhan air
1. Menentukan besarnya nilai evapotranspirasi
daerah setempat, dengan menggunakan
metode Penman, radiasi, thornwhite, atau
yang lain.
2. Menentukan koefsien tanaman (kc)
berdasarkan berdasarkan tabel FAO atau
NEDECO.
3. Menentukan penggunaan konsumtif tanaman
(Cu atau ETc), didapatkan dengan cara
mengalikan koefsien tanaman (kc) dengan
angka evapotranspirasi potensial (ETo).

3. Menentukan kebutuhan air untuk


persiapan lahan, biasanya ditentukan
berdasarkan kondisi kekeringan lahan
serta kebiasaan petani. Besarnya 200
+ 50 mm untuk genangan, atau 250
mm utk tanah kering berat/pecah2 +
50mm untuk genangan.
4. Selanjutnya dihitung kebutuhan air
selama penyiapan lahan dengan
persamaan Van Goor dan Ziljstra atau
baca tabel dari KP 01 di atas.

5. Menentukan nilai perkolasi. Nilai perkolasi


untuk daerah NTB (biasanya diambil)
sebesar 2,0 mm/hari.
6. Menentukan evaporasi selama penyiapan
lahan yang didapatkan dari mengalikan
nilai evapotranspirasi potensial dengan
koefsien 1,1.
7. Penggantian lapisan air dilakukan
sebanyak 2 kali masing-masing 50 mm
pada saat sebulan dan dua bulan setelah
transplantasi (atau 3,33mm/hari selama
setengah bulan).

8. Menentukan hujan efektif R eff dengan


rumus : (0,7 x R80)/Jumlah hari setengah
bulanan.
. R80 adalah hujan dengan probabilitas
80%, untuk tanaman padi.
. R50 adalah hujan dengan probabilitas
50% untuk tanaman palawija.

9. Menentukan kebutuhan air irigasi di sawah


yaitu dengan cara mengurangi total
kebutuhan air dengan hujan efektif untuk
tanaman padi/palawija.
10.Mengkonversi satuan kebutuhan air di
sawah dari mm/hari menjadi l/dt/ha dengan
cara membagi kebutuhan air irigasi dengan
8,64. (lihat contoh hitungan).
11.Menentukan kebutuhan air di intake (DR)
yaitu dengan cara membagikan kebutuhan
air di sawah dengan efsiensi irigasi. Nilai
efsiensi irigasi keseluruhan adalah 0,65.

Contoh
Contoh Perhitungan kebutuhan air tanaman Padi Musim tanam ke-2
Masa Tanam : 90 Hari
Kegiatan tanam

No.

ETo

Kc

3
4

ETc

Evap selama PL (Eo)

Perkolasi (P)

Persiapan lahan

8
9

10

Bulan / 2 mingguan keMar


Apr
Mei
Satuan
I
II
I
II
I
II
16
15
15
15
16
15
mm/har
3.50
i
3.713 4.640
0 4.350 3.281 3.659
1.10

0 1.100 1.05 1.05


mm/har
3.85
i

0 4.785 3.609 4.025

4.084 5.104

mm/har
2.00
i
2.000 2.000
0 2.000 2.000 2.000
mm/har 11.70 12.30
i
0
0

Jun
I
15

II
15

3.020 3.050
0.95

0.00

Keterangan

Penman
FAO

3.171 2.898

Kc * Eto

1.1*Eto

2.000 2.000

Lihat tabel
(1)

Penggantian Lap. Air mm/har


(WLR)
i

50 mm /15
3.333
3.333

mm/har 11.70 12.30 5.85


[ 3+4+5+6+7
Total Keb. Air
i
0
0
0 6.785 5.609 6.025 5.171 4.898
]
mm/har
1.68
Hujan Efektif
i
2.473 1.447
0 0.140 0.000 0.000 0.000 0.000 0.7*R80/15

Keb. Air di sawah


mm/har
10,85 4,17
(NFR)
i
9,227
3
0 6,645 5,609 6,025 5,171 4,898
[8-9]

Rumus penman

Data terukur yang dibutuhkan adalah t, RH, n/N, u, LL

Rumus : ETo = C . ETo*


ETo* = w (0,75Rs Rn1) + (1-w)f(u)(ea - ed)
Rs
= (0,25 + 0.54n/N)Ra
Rn1 = f(t). f(ed). f(n/N)
f(t)
= s. Ta4
f(ed) = 0.34 0.044 ed1/2
ed
= ea . RH
f(n/N) = 0.1 + 0.9 n/N
f(u)
= 0.27(1+0.864u)
Dengan
ETo = evaporasi potensial (mm/hari)
c = Faktor koreksi
ETo*= evaporasi (mm/hari)

Keterangan :
= Faktor yang berhubungan dengan suhu tabel PN.1
= Radiasi gelombang pendek (mm/hari)
= radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas luar atm.
(angka angot) tabel PN.2 = tabel R.2
Rn1
= radiasi bersih gelombang panjang
f(t)
= fungsi waktu tabel PN.1
f(ed) = fungsi tekanan uap
f(n/N) = fungsi kecerahan matahari
f(u)
= fungsi kecepatan angin pada elevasi 2.00 m
ea
= tekanan uap jenuh tabel PN.1
ed
= tekanan uap sebenarnya
RH
= kelembaban relatif (%)
C
= angka koreksi
w
Rs
Ra

Tabel PN.1 : Hubungan t dengan ea, w, f(t)


Suhu
(t)

ea
mbar

f(t)

Suhu
(t)

ea
mbar

f(t)

24.0
24.2
24.4
24.6
24.8
25.0
25.2
25.4
25.6
25.8
26.0
26.2
26.4

29.85
30.21
30.57
30.94
31.31
31.69
32.06
32.45
32.83
33.22
33.62
34.02
34.42

0.735
0.737
0.739
0.741
0.743
0.745
0.747
0.749
0.751
0.753
0.753
0.757
0.759

15.40
15.45
15.50
15.55
15.60
15.65
15.70
15.75
15.80
15.85
15.90
15.94
15.98

26.6
26.8
27.0
27.2
27.4
27.6
27.8
28.0
28.2
28.4
28.6
28.8
29.0

34.83
35.25
35.66
36.09
36.50
36.94
37.37
37.81
38.25
38.70
39.14
39.61
40.06

0.761
0.763
0.765
0.767
0.769
0.771
0.773
0.775
0.777
0.779
0.781
0.783
0.785

16.02
16.06
16.10
16.14
16.18
16.22
16.26
16.30
16.34
16.38
16.42
16.46
16.50

Tabel PN.3 : Angka Koreksi ( c ) untuk Rumus


Penman
Bulan

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agt

Sep

Okt

Nop

Des

Nilai c

1.1

1.1

1.1

0.9

0.9

0.9

0.9

1.0

1.1

1.,1

1.1

1.1

Tabel Nilai Ra ekivalen dengan evaporasi dalam mm/hari


Lintang
Utara 0

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agt

Sep

Okt

Nop

Des

15,0

15,5

15,7

15,3

14,4

13,9

14,1

14,8

15,3

15,4

15,1

14,8

14,7

15,3

15,6

15,3

14,6

14,2

14,3

14,9

15,3

15,3

14,8

14,4

14,3

15,0

15,5

15,5

14,9

14,4

14,6

15,1

15,3

15,1

14,5

14,1

13,9

14,8

15,4

15,4

15,1

14,7

14,9

15,2

15,3

15,0

14,2

13,7

13,6

14,5

15,3

15,6

15,3

15,0

15,1

15,4

15,3

14,8

13,9

13,3

10

13,2

14,2

15,3

15,7

15,5

15,3

15,3

15,5

15,3

14,7

13,6

12,9

12

12,8

13,9

15,1

15,7

15,7

15,5

15,5

15,6

15,2

14,4

13,3

12,5

14

12,4

13,6

14,9

15,7

15,8

15,7

15,7

15,7

15,1

14,1

12,8

12,0

16

12,0

13,3

14,7

15,6

16,0

15,9

15,9

15,7

15,0

13,9

12,4

11,6

18

11,6

13,0

14,6

15,6

16,1

16,1

16,1

15,8

14,9

13,6

12,0

11,1

20

11,2

12,7

14,4

15,6

16,3

16,4

16,3

15,9

14,8

13,3

11,6

10,7

22

10,7

12,3

14,2

15,5

16,3

16,4

16,4

15,8

14,6

13,0

11,1

10,2

24

10,2

11,9

13,9

15,4

16,4

16,6

16,5

15,8

14,5

12,6

10,7

9,7

26

9,8

11,5

13,7

15,3

16,4

16,7

16,6

15,7

14,3

12,3

10,3

9,3

28

9,3

11,1

13,4

15,3

16,5

16,8

16,7

15,7

14,1

12,0

9,9

8,8

30

8,8

10,7

13,1

15,2

16,5

17,0

16,8

15,7

13,9

11,6

9,5

8,3

Tabel Nilai Ra ekivalen dengan evaporasi dalam mm/hari


(lanjutan)
Lintang
Selatan 0

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agt

Sep

Okt

Nop

Des

15,0

15,5

15,7

15,3

14,4

13,9

14,1

14,8

15,3

15,4

15,1

14,8

15,3

15,7

15,7

15,1

14,1

13,5

13,7

14,5

15,2

15,5

15,3

15,1

15,5

15,8

15,6

14,9

13,8

13,2

13,4

14,3

15,1

15,6

15,5

15,4

15,8

16,0

15,6

14,7

13,4

12,8

13,1

14,0

15,0

15,7

15,8

15,7

16,1

16,1

15,5

14,4

13,1

12,4

12,7

13,7

14,9

15,8

16,0

16,0

10

16,4

16,3

15,5

14,2

12,8

12,0

12,4

13,5

14,8

15,9

16,2

16,2

12

16,6

16,3

15,4

14,0

12,5

11,6

12,0

13,2

14,7

15,8

16,4

16,5

14

16,7

16,4

15,3

13,7

12,1

11,2

11,6

12,9

14,5

15,8

16,5

16,6

16

16,9

16,4

15,2

13,5

11,7

10,8

11,2

12,6

14,3

15,8

16,7

16,8

18

17,1

16,5

15,1

13,2

11,4

10,4

10,8

12,3

14,1

15,8

16,8

17,1

20

17,3

16,5

15,0

13,0

11,0

10,0

10,4

12,0

13,9

15,8

17,0

17,4

22

17,4

16,5

14,8

12,6

10,6

9,6

10,0

11,6

13,7

15,7

17,0

17,5

24

17,5

16,5

14,6

12,3

10,2

9,1

9,5

11,2

13,4

15,6

17,1

17,7

26

17,6

16,4

14,4

12,0

9,7

8,7

9,1

10,9

13,2

15,5

17,2

17,8

28

17,7

16,4

14,3

11,6

9,3

8,2

8,6

10,4

13,0

15,4

17,2

17,9

30

17,8

16,4

14,0

11,3

8,9

7,8

8,1

10,1

12,7

15,3

17,3

18,1

Contoh Soal Metode


Penman

Hitung besar ETo pada bulan Februari suatu


daerah pengairan di Porong Jawa Timur yang
terletak pada 7.5o LS, suhu rata-rata bulan
februari 25,7o C, kelembaban relatif : 79,6%,
kecerahan matahari 41,8% dan perbedaan
kecepatan angin siang dan malam : 1,8 m/dt
Jawab :
t = 25,7o C w = 0,752 , f(t) = 15,752 dan
ea = 33,375 (tabel PN.1)
LL
= 7,5o LS Ra = 16,0255 (tabel R.2)
ed
= ea x RH = 33.375 x 79,6% = 26,56 mbar
f(ed) = 0.34 0.044 ed1/2 = 0,34 0,044 x
26,561/2 = 0,114

Jika Tmean 25,7 0C, maka nilai tersebut berada diantara T1 = 25.6 0C
dengan
T2 = 25.8 0C yang masing-masing ea1 = 32,83 mbar dan ea2 = 33,22
mbar, maka dengan interpolasi linear :

Tmean T1
ea
T2 T1

ea2 ea1 ea1

25.7 25.6
ea
33.22 32,83 32.83
25.8 25.6
ea 33.025 mbar

Rs

= (0.25 +0.54 n/N) Ra


= (0,25 + 0,54 x 41,8%) 16,025 = 7,62 mm/hari
f(n/N) = 0.1 + 0.9 n/N = 0,1 + 0,9x41,8% = 0,476
Rn1
= f(t). f(ed). f(n/N)
= 15,825 x 0,114 x 0,476 = 0,858 mm/hari
f(u)
= 0.27(1+0.864u) = 0.27(1+0.864x1,8) = 0,69
ea - ed= 33,375 - 26,56 = 6,815 mbar
C = 1.1 (tabel PN.3)
ETo* = w (0,75Rs Rn1) + (1-w)f(u)(ea - ed)
= 0,752 (0,75x7,62 0,858) + (1 0,752)(0,69)(6,815)
= 4,818 mm/hari
ETo = C . ETo* = 1.1 x 4,733 = 5,230 mm/hari

tugas
Hitung besar ETo pada bulan februari suatu
daerah pengairan di Jawa Timur yang terletak
pada 7.0o LS, suhu rata-rata bulan februari 25,1o
C, kelembaban relatif : 80%, kecerahan matahari
40.8% dan perbedaan kecepatan angin siang
dan malam : 1,6 m/dt

Kebutuhan air untuk tanaman


palawija
1. Perhitungan kebutuhan air untuk tanaman
palawija sama dengan perhitungan
kebutuhan air untuk padi, hanya saja R
efektif untuk palawija adalah R 50.
2. Selain itu tanaman palawija tidak
membutuhkan air untuk pengolahan lahan
serta pergantian lapisan air.
3. Contoh perhitungan kebutuhan air untuk
tanaman Padi dan palawija dapat dilihat
pada tabel terlampir.

Awal tanam
Satu kali masa tanam disebut 1 musim tanam.
tanaman

Pengolahan
lahan

Umur
tanaman

Padi

1 bulan

2,5 3 bulan

palawija

3 bulan

Musim tanam pertama biasanya dimulai ketika


awal musim hujan
Musim tanam pertama disebut MT1 dilanjutkan
musim tanam kedua MT2 dan Musim tanam ketiga
MT3

Intensitas tanam
Intensitas tanam didefnisikan sebagai prosentase
luas lahan yang dapat ditanami terhadap luas
seluruh Daerah Irigasi
Contoh :
Jika diketahui luas DI 1000ha. Maka perhitungan
intensitas tanamnya diilustrasikan seperti dlm tabel
berikut
Musim tanam

Luas tanam (ha)

Intensitas tanam
(%)

MT1

1000

100

MT2

750

75

MT3

500

50

IT Total (setahun)

225

Polatanam
Untuk memenuhi kebutuhan air bagi
tanaman, penentuan pola tanam
merupakan hal yang perlu
dipertimbangkan.
Berikut ini contoh pola tanam yang
biasa
dipakai :
Ketersediaan air
pola tanam dalam
irigasi

satu tahun

1. Berlimpah/ banyak

Padi padi - palawija

2. cukup/sedang

Padi padi Kosong


Padi Palawija - Palawija

3. Kurang

Padi Palawija - Kosong


Palawija _ Padi - Kosong

Neracaair
Neraca air adalah perimbangan
antara kebutuhan dan ketersediaan
air di daerah studi
Debit kebutuhan didapat dari
perhitungan kebutuhan air irigasi
berdasarkan pola tanam yang terpilih
Debit ketersediaan didapat dari
perhitungan debit andalan di sungai
atau tempat pengambilan air

Bila debit melimpah maka kebutuhan


dipenuhi sesuai luas sawah
maksimum.
Bila debit kurang, maka ada tiga
alternatif solusi yaitu :
1. luasdaerahirigasidikurangi
2. melakukanmodifkasidalampolat
anam
3. rotasiteknisgolongan

Padi sistem hemat air


Mengantisipasi ketersediaan air yang semakin
terbatas maka perlu dicari terus cara budidaya
tanaman padi yang hemat air. Salah satunya
adalah Cara pemberian air terputus/berkala
(intermittent irrigation).
(Intermitent adalah dimana tanah kadang-kadang jenuh dan kadang-kadang
tidak jenuh air)

Cara ini terbukti efektif dilapangan dalam usaha


hemat air, namun mengandung kelemahan
dalam membatasi pertumbuhan rumput.
Sistem pemberian air terputus/ berkala sesuai
untuk daerah dengan debit tersedia aktual lebih
rendah dari debit andalan 80 %.

Sistem golongan
Sumber air tidak selalu dapat
menyediakan air irigasi yang dibutuhkan,
sehingga harus dibuat rencana pembagian
air yang baik.
Kebutuhan air tertinggi dalam petak tersier
disebut Q max
Pada saat air tidak memenuhi kebutuhan
air tanaman dengan pengaliran menerus,
maka pemberian air tanaman diberikan
secara bergilir.

Dalam sistem pemberian air secara


bergilir, permulaan tanam tidaklah
serempak. Sawah dibagi menurut
golongan-golongan dan permulaan
pekerjaan sawah dijalankan secara
bergiliran menurut golongan masingmasing

Keuntungan sistem rotasi

kekurangan

1. Q puncak berkurang

1. Bisa menimbulkan komplikasi


sosial

2. Kebutuhan pengambilan
bertambah secara berangsur2
pd periode penyiapan lahan

2. Kehilangan air akibat


eksploitasi lebih tinggi
3. Eksploitasi lebih rumit
4. Jangka waktu penanaman lebih
lama (khususnya utk tanaman
padi karena membutuhkan
pengolahan lahan), dan
mengakibatkan waktu utk
tanaman kedua menjadi
berkurang
5. Daur hama sulit diberantas.
Jadi akan ada pemakaian
pestisida.

Contoh perhitungan rotasi

Petak tersier seluas 135,65 ha terdiri


dari 3 petak sub tersier dengan
masing-masing luas
Sub tersier a luas 53,10 ha dengan
kebutuhan air 2,84 l/dt/ha
Sub tersier b luas 47,55 ha dengan
kebutuhan air 2,95 l/dt/ha
Sub tersier c luas 35,00 ha dengan
kebutuhan air 3,26 l/dt/ha

A. Perhitungan debit rencana

Kondisi batas : Jika debit tersedia >65%


Qmaks, maka pemberian air dilakukan
secara terus menerus

Pemberian air (Q) Jika Q =


100% Qmaks
Petak a dapat air = 53,10 ha x 2,84 l/det /ha =
150,80 l/det
Petak b dapat air = 47,55 ha x 2,95 l/det/ha =
140,27 l/det
Petak c dapat air = 35,00 ha x 3,26 l/det/ha =
114,10 l/det

Pemberian air jika Q = 65%


Qmaks. Sebesar 65/100 x 405,17 l/det
= 263,36 l/det. Maka pemberian air
nya menggunakan cara rotasi sub
tersier I
Periode I. Sub tersier a+b diairi, c
ditutup
Luas a+b = 53,10 + 47,55 = 100,65 ha
Qa = (53,10/100,65) x 263,36 = 138,94 l/det
Qb = (47,55/100,65) x 263,36 = 124,42 l/det

Periode II. Sub tersier a+c diairi, b ditutup


Luas a+c = 53,10 + 35,00 = 88,10 ha
Qa = (53,10/88,10) x 263,36 = 158,73 l/det
Qc = (35,00/88,10) x 263,36 = 104,63 l/det
Periode III. Sub tersier b+c diairi, a ditutup
Luas b+c = 47,55 + 35,00 = 82,55 ha
Qa = (47,55 / 82,55) x 263,36 = 151,73 l/det
Qc = (35,00/ 82,55) x 263,36 = 111,55l/det

Pemberian air jika Q = 35%


Qmaks, maka pemberian airnya
menggunakan cara rotasi sub
tersier II
Pemberian air nya = 0,35 x 405,17 =
121,55 l/dt
Air sebanyak 121,55 l/det tidak dapat
dibagikan secara proporsional dalam
waktu yang bersamaan, sehingga
diberikan secara bergilir di masing-masing
sub tersier a, b dan c, dengan
penjadwalan dan lama waktu

Hasil hitungan pemberian air di atas, dapat


dirangkum dalam tabel berikut :
petak
sub
tersier

Luas
(ha)

a 53.10
b 47.55
c 35.00

Q (l/det)
100% 65%
150.80 158.73
140.27 151.70
114.10 104.63

Q
rencana
35%
(l/det)
121.55 158.73
121.55 151.70
121.55 121.55

Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan


bahwa debit yang terbesar tidak selalu
terdapat pada Q = Qmax. Sehingga debit
rencana tidak selalu dapat ditentukan dari
100%Qmax, melainkan harus dihitung juga
pemberian airnya secara rotasi.

B. Perhitungan jam rotasi


Q> 65%, Semua petak mendapatkan
giliran pemberian air secara terus
menerus
65% > Qmax > 35%
2 golongan dibuka dan 1 golongan
ditutup

Qmax < 35%


1 golongan dibuka, 2 golongan
ditutup

Hari

Senin

Pemberian air terus


menerus (Q = 65%
100%)
jam
Petak
yang
diairi
6:00

Rotasi I (Q = 35% 100%)


jam

Petak
yang
diairi

6:00

Rotasi II (Q < 35%)

jam

6:00

Petak
yang
diairi
b

17:00

12:00

6:00

17:00

Selasa
Rabo

a+b

Kamis
Jumat
Sabtu

a+b+c

11:00

Minggu
Senin
Selasa
Rabo

b+c
17:00

Kamis
Jumat
Sabtu

a+c

12:00
a

TERIMAKASIH

Rumus penman
Data terukur yang dibutuhkan adalah t, RH, n/N, u, LL
Rumus : ETo = C . ETo*
ETo* = w (0,75Rs Rn1) + (1-w)f(u)(ea - ed)
Rs
= (0,25 + 0.54n/N)Ra
Rn1 = f(t). f(ea). f(n/N)
f(t)
= s. Ta4
f(ed) = 0.34 0.044 ed1/2
ed
= ea . RH
f(n/N) = 0.1 + 0.9 n/N
f(u)
= 0.27(1+0.864u)

Keterangan :
= Faktor yang berhubungan dengan suhu tabel PN.1
= Radiasi gelombang pendek (mm/hari)
= radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas luar
atm. (angka angot) tabel PN.2 = tabel R.2
Rn1
= radiasi bersih gelombang panjang
f(t)
= fungsi waktu tabel PN.1
f(ed) = fungsi tekanan uap
f(n/N) = fungsi kecerahan matahari
f(u)
= fungsi kecepatan angin pada elevasi 2.00 m
ea
= tekanan uap jenuh tabel PN.1
ed
= tekanan uap sebenarnya
RH
= kelembaban relatif (%)
C
= angka koreksi
w
Rs
Ra

Tabel PN.1 : Hubungan t dengan eg, w, f(t)


Suhu
(t)

ea
mbar

f(t)

Suhu
(t)

ea
mbar

f(t)

24.0
24.2
24.4
24.6
24.8
25.0
25.2
25.4
25.6
25.8
26.0
26.2
26.4

29.85
30.21
30.57
30.94
31.31
31.69
32.06
32.45
32.83
33.22
33.62
34.02
34.42

0.735
0.737
0.739
0.741
0.743
0.745
0.747
0.749
0.751
0.753
0.753
0.757
0.759

15.40
15.45
15.50
15.55
15.60
15.65
15.70
15.75
15.80
15.85
15.90
15.94
15.98

26.6
26.8
27.0
27.2
27.4
27.6
27.8
28.0
28.2
28.4
28.6
28.8
29.0

34.83
35.25
35.66
36.09
36.50
36.94
37.37
37.81
38.25
38.70
39.14
39.61
40.06

0.761
0.763
0.765
0.767
0.769
0.771
0.773
0.775
0.777
0.779
0.781
0.783
0.785

16.02
16.06
16.10
16.14
16.18
16.22
16.26
16.30
16.34
16.38
16.42
16.46
16.50

Tabel PN.3 : Angka Koreksi ( c ) untuk Rumus


Penman
Bulan

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agt

Sep

Okt

Nop

Des

Nilai c

1.1

1.1

1.1

0.9

0.9

0.9

0.9

1.0

1.1

1.,1

1.1

1.1

Contoh Soal Metode


Penman
Hitung besar ETo pada bulan Februari suatu daerah
pengairan di Porong Jawa Timur yang terletak pada 7.5 o
LS, suhu rata-rata bulan februari 25,7 o C, kelembaban
relatif : 79,6%, kecerahan matahari 41,8% dan
perbedaan kecepatan angin siang dan malam : 1,8 m/dt
Jawab :
t = 25,7o C w = 0,752 , f(t) = 15,752 dan
ea = 33,025 (tabel PN.1)
LL
= 7,5o LS Rg = 15,75 (tabel R.2)
ed
= ea x RH = 33.025 x 79,6% = 26,28 mbar
f(ed) = 0.34 0.044 ed1/2 = 0,34 0,044 x 26,281/2 =
0,115

Rs

= (0.25 +0.54 n/N) Ra


= (0,25 + 0,54 x 41,8%) 15,75 = 7,49 mm/hari
f(n/N) = 0.1 + 0.9 n/N = 0,1 + 0,9 41,8% = 0,476
Rn1
= f(t). f(ed). f(n/N)
= 15,752 x 0,115 x 0,476 = 0,866 mm/hari
f(u)
= 0.27(1+0.864u) = 0.27(1+0.864x1,8) = 0,69
ea - ed= 33,025 - 26,28 = 6,745 mbar
C = 1.1 (tabel PN.3)
ETo* = w (0,75Rs Rn1) + (1-w)f(u)(ea - ed)
= 0,752 (0,75x7,49 0,866) + (1 0,752)(0,69)(6,745)
= 4,733 mm/hari
ETo = C . ETo* = 1.1 x 4,733 = 5,2063 mm/hari

Anda mungkin juga menyukai