Anda di halaman 1dari 20

KASUS 2

Stase Bedah RSIJ


Bimbingan dr. Kukuh, Sp.B

Kasus
Wanita 23 Tahun bekerja sebagai P3RS ( pekerja pembantu
perawat rumah sakit ) mengeluh ada benjolan di leher
depan.Riwayat penyakit dahulu, os sedang dalam perawatan
penyakit paru,tetapi karna ada benjolan di leher pengobatan
dihentikan.Tidak ada keluhan,batuk darah,gemetar atau berdebar
debar juga disangkal,berat badan rasanya tidak menurun ,makan
minum tidak ada perubahan. Pada pemeriksaan Ku baik,lainlainnya normal tidak ada kelainan. Status lokalis, leher kanan
ditemukan benjolan di lateral dari m.strenocleidomastpideus
kanan, diameter 3 cm ,tidak tampak tanda radang ,batas tegas dan
ikut gerakan menelan.

Kasus

Pada perabaan lunak, agaknya berbenjol-benjol yang menjadi


satu, tidak ada perubahan suhu ,tidak nyeri dan ikut gerakan
menelan. Pada perabaan lunak .Lain-lain tidak ditemukan
kelainan.

Resume
Wanita 23 tahun mengeluh ada benjolan pada leher depan.
RPD : os sedang dalam perawatan penyakit paru, tetapi karena
ada benjolan dileher pengobatan dihentikan.
Status lokalis : leher kanan ditemukan benjolan di lateral dari
m.sternocleidomastoideus kanan diameter 3 cm, tidak tampak
tanda tanda radang, batas tegas dan ikut gerakan menelan. Pada
perabaan lunak agaknya berbenjol-benjol yang menjadi satu,
tidak ada perubahan suhu, tidak nyeri dan ikut gerakan menelan.

PERTANYAAN

1.Apa diagnosis atau differensial anda?


2.Untuk menegakkan diagnosis apa yang
anda kerjakan?
3.Dapatkah anda memberikan gambar
anatomi
yang mempunyai hubungan
dengan keluhan ini?
4.Dapatkah
anda
memberikan
bagan
tindakan atau terapi seperti pada kasus
ini?

Anatomi Leher

Kelenjar Limfe

Jumlah : 75 kelenjar di setiap sisi leher


Macamnya :
Jugularis interna :
Superior
Media
Inferior
Submental
Submandibula
Servikalis superfisial
Retrofaring
Paratrakeal
Spinalis asesorius
Sklenus anterior
Supraklavikula

Aliran Limfatik Leher


Kelenjar limfe leher menurut
Memorial
Sloam-Kattering
Cancer Centre dibagi dalam
beberapa region.
Region I : submental & sub
mandibula.
Region II, III, IV : sepanjang
vena jugularis interna.
Region V : segitiga servikal
bagian belakang.

Klasifikasi TNM menurut American Joint Comittee


on Cancer (AJCC).
(Tumor
primer =
T)

Ukuran

Invasi

Disertai

T1

< 3,0
cm

Tidak ada Tidak ada

T2

> 3,0
cm

Pleura
viseralis

T3

Berbaga
i ukuran

T4

Berbaga jantung,
i ukuran pembuluh
darah
besar,
trakeaa,
esofagus,
atau
karina

Penyebaran

Keterlibatan karina

Tidak ada

Pneumoniti Proksimal tumor


s
dalam bronkus
obsruktiva lobar

2,0 cm distal dari


karina

ke dinding dada,
2,0 cm dari karina
diafragma,
tanpa keterlibatan
perikardium, atau
karina.
pleura mediastinum
efusi
pleura, mis:
sindrom
Pancoast

Keterlibatan limfonodus/kelenjar limfe = N;


limfonodus /kelenjar limfe = N;

Metastasis

N1

Limfonodus peribronkial atau limfonodus hiler


ipsilateral

N2

Limfonodus mediastinum ipsilateral atau nodus


subkarina

N3

Limfonodus skalenus, supraklavikular, atau


mediastinum kontralateral
atau hiler.

Metastasis Jauh = M;M1; adanya


metastasis jauh:
Stadium

Metastasis jauh

T1 atau T2 dengan N0 M0

II

T1 atau T2 dengan N1 M0

IIIa

T3 N0 M0; T3 N1 M0; T1-3 N2 M0

LIMFADENOPATI
Anamnesis

Demam, nyeri tenggorok dan batuk mengarahkan kepada penyebab infeksi saluran pernapasan bagian atas. Demam,
keringat malam dan penurunan berat badan mengarahkan kepada infeksi tuberkulosis atau keganasan.
Pemeriksaan

KGB dan daerah sekitarnya harus diperhatikan. Harus dicatat ada tidaknya nyeri tekan, kemerahan, hangat pada
perabaan, dapat bebas digerakkan atau tidak dapat digerakkan, apakah ada fluktuasi, konsistensi apakah keras atau
kenyal.
Ukuran : normal bila diameter <1cm
Nyeri tekan : umumnya diakibatkan peradangan atau proses perdarahan
Konsistensi : keras seperti batu mengarahkan kepada keganasan, padat seperti karet mengarahkan kepada limfoma;
lunak mengarahkan kepada proses infeksi; fluktuatif mengarahkan telah terjadinya abses/pernanahan
Penempelan/bergerombol : beberapa KGB yang menempel dan bergerak bersamaan bila digerakkan. Dapat akibat
tuberkulosis, sarkoidosis, keganasan.
Bila ada infeksi oleh bakteri, kelenjar biasanya nyeri pada penekanan, baik satu sisi atau dua sisi dan dapat
fluktuatif, dapat digerakkan , adanya kemerahan dan suhu lebih panas dari sekitarnya .
Bila limfadenopati disebabkan keganasan tanda-tanda peradangan tidak ada, KGB keras dan tidak dapat digerakkan
(terikat degnan jaringan di bawahnya)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah tepi lengkap
Biopsi KGB

STRUMA NODOSA

KARSINOMA TIROID ( Adenokarsinoma papilar )

Anamnesis
Umumnya tidak mempunyai keluhan karena
tidak mengalami hipo/hipertiroidisme.
Pemeriksaan
Terdapat benjolan, batas tegas, konsistensi
kenyal sampai keras, bila keras, curiga
neoplasma, umunya berupa carcinoma thyroidea)
Pemeriksaan Penunjang para struma
USG untuk membedakan kelainan kistik atau
solid
Radiologi
Tes fungsi tiroid meliputi Free Tiroxin Index :
T3/T4, kadar FT4, TSHS,

Anamnesis
Benjolan pada leher depan, membesar dengan lambat
Pemeriksaan fisik
Tumor dapat dilihat dan dipalpasi dengan mudah, tumor
ikut dengan gerakan menelan. Pada stadium lanjut,tumor
berinfiltrasi ke jaringan sekitar,tumor menjadi
terfiksasi,dan sering tidak bergerak waktu menelan.
Pemeriksaan penunjang
USG untuk membedakan nodul kistik atau padat dan
menentukan volume tumor.
Rontgen untuk melihat dorongan,tekanan dan
penyempitan pada trakea.
CT-SCAN untuk melihat ekstensi tumor ke jaringan
sekitar,adanya pembesaran dan metastasis pada kelenjar
getah bening leher.

Pengobatan
Pengobatan pada infeksi KGB oleh bakteri (limfadenitis) adalah
antibiotik oral 10 hari dengan pemantauan dalam 2 hari pertama
flucloxacillin 25mg/kgBB empat kali sehari. Bila ada reaksi
alergi terhadap antibiotik golongan penisilin dapat diberikan
cephalexin 25mg/kg (sampai dengan 500mg) tiga kali sehari atau
eritromisin 15mg/kg (sampai 500mg) tiga kali sehari.
Bila penyebab limfadenopati adalah mikobakterium
tuberkulosis maka diberikan obat anti tuberkulosis
selama 9-12 bulan.

Anda mungkin juga menyukai