Pentingnya
Kelangsungan Hidup
Oleh
Tuti Syarach Dita, S.Ked
Fadillah Amrina, S.Ked
Muhammad Adam Mudzakir, S.Ked
Abstrak
Sindroma penyakit kritis kronis terdata sebagai beban emosional, sosial, dan
finansial untuk individu, pengasuh, dan sistem pelayanan kesehatan.
Perkembangan teknik-teknik yang digunakan dalam perawatan intensif selama
beberapa dekade terakhir telah menghasilkan angka kelangsungan hidup yang lebih
baik pada pasien dengan kondisi akut dan gangguan fungsi organ vital yang berat.
Di sisi lain, perkembangan ini telah meningkatkan jumlah pasien yang bertahan dari
kondisi akut, namun menjadi tergantung pada satu atau lebih teknik bantuan hidup.
Pasien-pasien seperti ini disebut sebagai pasien dengan sakit kritis kronis.
Patofisiologi penyakit kritis kronis telah diteliti pada beberapa dekade terakhir,
diantaranya yaitu mengalami gangguan endokrin dan inflamasi yang berat.
Saat ini, tidak tersedia penatalaksanaan yang spesifik untuk keadaan ini.
Namun, sebuah strategi pendekatan terapeutik dini pada saat masuk ICU boleh
dicobakan untuk mencegah progresi penyakit akut ke arah penyakit kritis kronis.
Kata Pengantar
Pasien sakit kritis pasien yang memiliki masalah fisiologis akut.
Penyakit kritis dapat menjadi reversibel bila segera diobati dengan cepat
dan tepat.
Keterlambatan diagnosis dan pengobatan morbiditas atau bahkan
kematian.
Perubahan fisiologis akut yang dapat menyebabkan kematian adalah
menurunnya suplai oksigen, mengakibatkan hipoksia jaringan karena ada
penurunan pengiriman oksigen sehingga tidak dapat memenuhi
konsumsi oksigen normal atau meningkatkan konsumsi oksigen normal
tanpa peningkatan yang cukup pada pengiriman oksigen.
Ketidakseimbangan lebih lanjut antara pengiriman oksigen dan konsumsi
oksigen tubuh menjadi tidak mampu untuk mengimbangi dan menjaga
metabolisme aerob berubah menjadi metabolisme anaerob.
Kondisi ini dikenal sebagai pengiriman oksigen kritis (critical DO2).
Definisi
Epidemiologi
1
Gambaran
Mekanisme Fisiopatologi
Faktor risiko penyakit kritis kronis:
- usia tua (> 65 tahun)
- penyakit penyerta yang menyebabkan keadaan akut misalnya
sepsis dan ARDS (sindroma gawat napas akut) yang ditandai
dengan respon imunitas yang memicu inflamasi sistemik
bermakna.
Penyakit akut penyakit kronis perubahan respon endokrin
signifikan berkaitan dengan malnutrisi, disfungsi otak dan
kelemahan otot.
Patofisiologi
Patofisiologi yang terjadi di dalam CCI sangat kompleks
dan secara khusus melibatkan banyak sistem.
Patofisiologi
Aspek Patofisiologi
Pasien dengan penyakit kritis perubahan fisiologis DO2 dan VO2.
Awalnya, penurunan DO2 relatif tidak diikuti dengan penurunan VO 2.
Misalnya, untuk penurunan DO 2 dari 1.000 mL/menit untuk 500
mL/menit, 250 mL VO2 tidak sama menurun. Namun, menurun dari 500
mL/menit akan diikuti oleh penurunan VO 2.
Titik menurun ketika VO2 mulai menurun merupakan DO 2 kritis.
DO2 kritis: DO2 terendah yang mampu memiliki peran penuh dalam
metabolisme aerobik.
Pergeseran DO2 yang lebih kritis menunjukkan kondisi patologis yang
metabolisme anaerobiknya telah terjadi dan metabolisme anaerobik akan
menghasilkan 2 ATP dan juga asam laktat untuk setiap mol glukosa.
Perubahan Endokrin
Malnutrisi
Malnutrisi
Sistem Neuroendokrin
Kontributor
Neuroendokrin
terhadap CCI
Aksis
hipotalamushipofisis-adrenal
(HPA)
Sistem saraf
otonom
Produk
Oksidan
Transmitter
neuroendokrin
Sitokin
Mediator
inflamasi lain
yang dihasilkan
oleh inflamasi
sistemik
Aksis HPA
Aksis HPA memberikan reaksi terhadap stresor fisik dan
psikologis dengan mensintesis dan melepaskan berbagai
hormon.
Dari aksis ini, dihasilkan
1. Hormon kortisol (dari adrenal)
2. Kortikotropin (dari hipofisis anterior)
3. Hormon pelepas kortikotropin (dari hipotalamus).
. Selain itu, terjadi sintesis dan pelepasan vasopresin
(hipofisis) dan adrenalin (adrenal) sebagai bagian dari
respon stres akut.
Aksis HPA
Penurunan perfusi jaringan dan disregulasi inflamasi dari
penyampaian signal aksis HPA dapat berkontribusi
terhadap disfungsi multi-organ dan CCI.
Selama beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah
terjadinya CCI, respon HPA berubah. Aksis HPA mengurangi
aktivitas hormon dan ritme sirkardian pelepasan hormon
mungkin akan hilang. Efek yang berubah dan kuantitas
hormon HPA berkontribusi terhadap berkurangnya massa
otot polos dan massa otot skeletal yang berkelanjutan,
gangguan tidur, gangguan metabolik, dan komplikasi CCI
lainnya.
Saraf Parasimpatis
Saraf Simpatis
Nor Epinephrin
CCI
Ephinephrin
Asetilkolin (Ach)
Aktifkan WBC
Epinefrin
Saraf
Simpatis
Norepinefrin
Aksii
proinflamasi
Memicu
produksi
protein fase
akut oleh
hepatosit
Meningkatkan
sintesis sitokin
Sistem saraf simpatis merupakan responder dini dan kuat terhadap cidera, infeksi
dan invasi. Stimulasi yang berlebihan atau penggunaan katekolamin eksogen
seperti epinefrin atau dopamin intravena dapat mengganggu pemulihan
homeostasis dan berkontribusi pada proses yang mengubah penyakit kritis akut
menjadi CCI.
Saraf Parasimpatis
Asetil Kolin
Pembawa pesan
neuron/messenger
Nervus Vagus
Memperburuk penurunan
anti inflamasi yang
diinduksi oleh vagal
Pasien Kritis
Stimulasi Vagal
tidak terjadi
Sistem Imunitas
Sistem Imunitas
Proses inflamasi memiliki jalur lokal dan sistemik. Stimulasi jalur
apapun memiliki potensi untuk mengaktifkan berbagai jaringan
inflamasi dan menyebabkan kerusakan pada jaringan sehat akibat
inflamasi yang berlebihan.
Sistem Neuropsikiatri
Kekacauan kognitif dan psikiatri dilaporkan pada orang-orang yang bertahan
dan berhasil melalui CCI.
Delirium merupakan masalah yang umum di ICU dan berkontribusi terhadap
pemanjangan waktu perawatan di ICU. Delirium juga berhubungan dengan
disfungsi neuropsikiatri pada orang-orang yang dapat bertahan dari CCI.
Penggunaan antipsikotik, bukannya sedatif, untuk mengobati delirium juga
telah dianjurkan untuk mengurangi efek samping jangka pendek maupun
jangka panjang pada fungsi neuropsikiatri. Memberikan antioksidan juga
dapat meningkatkan kesehatan neuropsikiatri selama CCI dan selama
pemulihan
Kesimpulan
Seorang pasien akan mengalami kondisi kritis ketika ada ancaman
atau gangguan dalam pengiriman oksigen. Dalam istilah sederhana
kondisi klinis pasien yang mempengaruhi pengiriman oksigen adalah
saturasi oksigen di darah arteri, konsentrasi hemoglobin, dan cardiac
output.
(DO2 = SaO2 x Hb x CO2 )
Sebuah pemahaman tentang perubahan fisiologis yang terjadi akan
menyederhanakan diagnosis dan pengobatan pasien dengan penyakit
kritis