Anda di halaman 1dari 33

Identitas

Nama : Nn K
Tanggal Lahir : 21-05-1995
Usia : 21 tahun

Keluhan : bab tidak lancar sejak 3 bulan, nyeri perut

di bagian kiri, sering mengalami demam hilang


timbul, BAB cair disertai darah, darah berwarna
merah, nafsu makan baik, mual-muntah tidak
dikeluhkan

Diagnosis banding keluhan :

Kolitis
Chrons disease
Divertikulitis
Karsinoma kolorektal

Pemeriksaan penunjang
Kolon in Loop

Tampak gambaran non


filling defek kontras pada
bagian distal kolon
descenden, dan distal
kolon transversa dan
proksimal kolon
descenden.
Tidak nampak gambaran
udara bebas abnormal.

KOLITIS
penyakit inflamasi yang melibatkan saluran cerna dengan penyebab pastinya

sampai saat ini belum diketahui jelas.


Secara garis besar IBD terdiri dari 3 jenis, yaitu colitis ulseratif, penyakit

chron dan bila sulit membedakan kedua hal tersebut, maka dimasukkan
dalam kategori indeterminate colitis
Inflammatory Bowel Disease (IBD), selain Crohn disease.
Crohn disease

bagian paling sering terkena bagian ileum distal dan usus besar

Kolitis caecum dan ileum terminal.

EPIDEMIOLOGI
Insiden terjadi sama banyak antara laki-laki dan

perempuan pada usia 15 dan 35 tahun.


Kolitis ulceratif lebih sering terjadi tetapi penelitian
lebih lanjut menunjukan bahwa penyakit Chron juga
sedang mengalami peningkatan jumlah insiden

ETIOLOGI
Idiopatik

Diperkirakan faktor genetik


Agen-agen infeksi seperti bakteri, protozoa, dan

virus
Faktor imunitas dan autoimun diperkiran juga
memiliki hubungan.

REAKSI RADANG
MUKOSA KOLON

ULCERABSES PADA
KRIPTA

FIBROSIS PEMENDEKAN KOLON


Penyakit Chrondinding usus,mesenterium

kelenjar getah bening regional.


Bisa muncul gejala ileitis akut.

MESENTERIUM MENEBAL
PERADANGAN
SEROSAFISTUL

PERLENGKETAN GIT DAN


MENCAPAI PERITONEUM

DINDING MUKOSA
TIPISPERADANGAN
KE LAPISAN SEROSA

PERFORASI

HAUSTRA KOLON
HILANG

PSEUDOPOLIP MENONJOL KE
LUMEN KOLONKARSINNOMA

Gambaran klinis
Demam

Nyeri abdomen
Diare berdarah
Anemia

perdarahan rektal dan tenesmus dengan gejala penyakit

yang cukup ringan dan manifestasi ektsra kolon yang


lebih minimal.
perforasi kolon.
Obstruksi usus dan fistula

DIAGNOSA BANDING

GAMBARAN

PENYAKIT CHRON

KOLITIS ULSERATIVE

Diare dengan
darah

Tidak pasti

Tinja

Nyeri perut

++

Massa abdomen

Fistula

Perforasi

Megakolon toksik

Keganasan

+(kemungkinan)

Keterlibatan
Retkum

Ulkus

+ (ulkus tunggal di rektum, liner, dll

Perlengketan
Messenter

Fistul

Pseudopolip

+ (superficial, irreguler, multiple)

Perbedaan crohn disease & kolitis ulserative


Crohn disease

Kolitis ulserative

Retkum terlibat di sebagian kasus

Retkum terlibat di semua kasus

Kolon mungkin berpengaruh segmental

Kolon selalu berpengaruh terus menerus

Ulkus dalam

Ulkus dangkal

Beberapa kasus menunjukan hilangnya haustrae Hilangnya haustrae simetris


asimetris
Tampak fistula

Sangat jarang terjadi fistula

Lebih sering mengenai lesi anal,perianal

Jarang mengenai lesi anal,perianal

Umumnya melibatkan usus halus khusnya ileum Usus halus normal,dapat dilihat dari
terminal dengan penyempita di region katup dilatasi ileum terminal
ileocaecal

Diagnosis
Anamnesis
Gambaran klinis
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan radiologis

Pemeriksaan Penunjang Radiologis

Kolon yang terkena, hamper selalu melibatkan rectum dan

sigmoid, memperlihatkan pengaburan batas yang pada keadaan


normalnya tampak tegas.
Mukosa tampak granular disertai ulserasi yang dangkal dan
berlanjut dari rectum hingga kejauhan yang bervariasi dari
kolon proksimal, dan mungkin melibatkan seluruh kolon
(pankolitis).
Hilangnya pola haustrae yang diakibatkannya dengan
perubahan fibrotic dapat menimbulkan gambaran menyerupai
tuba pada usus, disebut dengan kolon lead pipe / pipa timah
atau hose pipe / pipa karet. 3

Gambaran kolitis

Kasus 2

Identitas
Nama : Bp.S
Tanggal Lahir : -8-1956
Usia : 60 tahun
Keluhan : Tidak didapatkan data tentang keluhan

pasien

Diagnosis keluhan
Tidak dapat dibuat diagnosiskeluhan

Gambaran Foto BNO-IVP

Tampak ureter
distal sinistra
dilatasi,
hidronefrosis
pada ren dextra,
ureter dextra
tidak terlumuri
kontras

Diagnosis radiologi
Kesan : striktur ureter distal sinistra, hidronefrosis

ren dextra, obstruksi ureter dextra bagian proksimal

Teori
Visikolithiasis adalah batu yang terdapat dalam

vesikourinaria atau kandung kemih.


Gejala:

Disuria
Hematirua
Retensi urin

DEFINISI
26

pelebaran dari saluran-saluran yang terdapat di dalam ginjal ginjal

tampak membesar atau membengkak.


dilatasi sistem pelvicocalyx ginjal akibat obstruksi aliran urin
proksimal terhambat atau regurgitasi balik ke ginjal tekanan naik,
ginjal edema.

ETIOLOGI
Umumnya

27
obstruksi :
- Di sambungan ureteropelvik oleh :
Kelainan struktural, misalnya jika masuknya ureter ke dalam pelvis renalis
terlalu tinggi
Lilitan pada sambungan ureteropelvik akibat ginjal bergeser ke bawah
Batu di dalam pelvis renalis
Penekanan pada ureter oleh jaringan fibrosa, arteri - vena letaknya abnormal,
tumor.
- Distal sambungan ureteropelvik atau karena regurgitasi dari VU :
Batu, tumor.
Stenosis ureter kongenital, trauma, infeksi, jaringan fibrosa, tx. radiasi /
pembedahan / obat (metisergid).
Kelainan pada otot atau saraf di kandung kemih atau ureter
Riwayat sakit : BPH, Ca. organ panggul menekan saluran obstruksi.
- Kehamilan pembesaran rahim menekan ureter hilang setelah partus tapi
pelvis renalis & ureter tetap dilatasi.
Hormonal mengurangi kontraksi ureter yg normalnya mengalirkan urin ke
VU.

PATOFISIOLOGI
28

Obstruksi regurgitasi urine flow tekanan ginjal naik.


Jika, di uretra - VU kedua ginjal; jika di ureter hanya satu ginjal.
Bila salah satu ginjal rusak, maka ginjal lain akan kompensasi

hipertrofi kompensatori fungsi renal terganggu.

MANIFESTASI KLINIS
29

Jika gagal ginjal kronik muncul gejala :


1. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium.
2. Gagal jantung kongestif.
3. Perikarditis akibat iritasi oleh toksik uremik.
4. Pruritis gatal kulit.
5. Butiran uremik kristal urea pada kulit.
6. Anoreksia, mual, muntah, cegukan.
7. Penurunan konsentrasi, kedutan otot dan kejang.

Pemeriksaan radiologi hidronefrosis


30

Intravena Pyelografi / IPV (foto polos + kontras

barium)

Klasifikasi
31

Berdasar px. radiologi :


a. Derajat 1. Dilatasi pelvis renalis tanpa dilatasi kaliks.
b. Derajat 2. Dilatasi pelvis renalis dan kaliks mayor; kaliks flattening.
c. Derajat 3. Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor; tanpa
penipisan korteks; kaliks blunting, alias menonjol.
d. Derajat 4. Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor; adanya
penipisan korteks; kaliks ballooning.

tatalaksana
32

komplikasi
33

Renal failure.

Anda mungkin juga menyukai