Anda di halaman 1dari 103

Kuliah 10

PENYIAPAN KOSMETIK

DOSEN PENGAJAR
DSR.NOPRIZON, M.KES, APT

A. KOSMETIK PEMBERSIH
1. Pendahuluan
Membuat badan (kuku, rambut, dan gigi) bersih

merupakan tujuan utama pemakaian kosmetik.


Meskipun badan mengusahakan pembersihan

dirinya sendiri, misalnya dgn penggantian sel-sel


lapisan tanduk dan penggantian rambut tua dgn
rambut baru, itu belum cukup, terutama bagi manu-

sia modern yg menuntut kebersihan yg lebih baik.


Pada dasarnya ada 4 cara pembersihan kulit, yaitu

dgn air, dgn minyak, dgn bahan padat yg menyerap


kotoran dan dgn penggosokan secara mekanis.
Berdasarkan hal itu, kosmetik pembersih kulit dpt
dibagi dlm 5 kelompok yg sesuai dgn cara-cara
pembersihan tersebut, yaitu:

1. Kosmetik pembersih kulit yg didasarkan pada air


(water-based cleansers).
2. Kosmetik pembersih kulit yg didasarkan pada
minyak (oil-based cleansers).
3. Kosmetik pembersih kulit dlm bentuk padat (solid
cleansers).

4. Kosmetik pembersih kulit yg dinamakan rolling


creams.
5. Kosmetik pembersih yang menipiskan /
mengampelas kulit (scrub cleansers).

2. Kosmetik Pembersih Kulit yg Didasarkan pada air.


Face Lotions (Astringent Lotion).
Bahan pembersih yg paling umum digunakan
adalah air: murah, non toksis dan sama sekali tdk
berbahaya bagi kulit. Tetapi dari sudut kosmetik
modern, air memiliki kekurangan, antara lain
tidak punya daya pembasah yang kuat, karena
ditolak oleh karatin, meskipun sebum sedikit

banyak menyerap air. Untuk memperbaiki daya

pembersih air, berbagai bahan ditambahkan ke


dalamnya, antara lain alkohol, misalnya dalam face
lotion (astringent lotion).

Penambahan alkohol memberikan beberapa hasil:


1. Mengurangi tegangan permukaan kulit sehingga
kulit menjadi lebih mudah basah.
2. Menimbulkan rasa yang segar karena penguapan
alkohol.
3. Menimbulkan efek pengurangan minyak kulit.

4. Parfum yang digunakan dlm losion menjadi lebih


mudah larut.
5. Menimbulkan efek astringent dan desinfektan ringan.
Yang biasa digunakan adalah etil alkohol 20-40%. Jika
konsentrasinya lebih tinggi, pengurangan minyak kulit
akan terlalu kuat dan dpt menimbulkan iritasi pada
kulit. Yg juga bisa digunakan adalah isopropyl alkohol

dgn efek pelarutan lebih rendah tetapi memiliki


kemampuan pembersih yang sama baiknya.
Face lotion (astringent lotion) biasa digunakan
utk menyegarkan dan membersihkan kulit dari
kotoran yang larut air, dan digunakan setelah
pemakaian susu pembersih (cleansing milk) atau
krim pembersih (cleansing cream) yg berdasarkan

minyak. kadang-kadang face lotion ditambahi


bahan-bahan astringensia, seperti sejumlah kecil
garam kalium-aluminium-sulfat, zinc phenol
sulfat, atau hasil tanaman-tanaman seperti hazel
yang mengandung asam tanat. Konsentrasinya
harus dijaga rendah agar tdk sampai menyumbat
pori-pori.

Penambahan gliserol, glikol atau sorbitol memiliki

efek pelembut kulit. Penambahan borax


menambah daya pembersih, tetapi membuat lotion
agak alkalis. Kadang-kadang antiseptik
ditambahkan, seperti asam borat dan asam
benzoat, tetapi dosisnya harus sangat kecil agar tdk
menimbulkan iritasi.

Penambahan parfum juga sedikit saja sebab

baunya mudah terpancar dlm alkohol. Kebanyakan


parfum tdk segera larut dlm alkohol yg
konsentrasinya sedemikian encer.
Suatu larutan face lotion yang jernih dpt dibuat

dgn melarutkan parfum dlm salah satu dari dua


jenis bahan, yaitu:

1. Magnesium karbonat.
2. Bahan pelarut, seperti turkey red oil dan tween 20
Face lotion (astringent lotion) biasanya diberi
warna utk membedakannya dari air biasa.
3. Kosmetik Pembersih Kulit yg didasarkan pada
surfaktan.

Walaupun daya pembersih air kecil, namun face

lotion jauh dari sempurna sebagai pembersih kulit.


Daya pelarutnya terhadap kotoran terlalu lemah.
Pembersih yg lebih baik dan lebih kuat daya
pembersihnya dpt dibuat dgn menambahkan
surfaktans ke dlm air itu.

Surfaktan (surface active agents) adalah bahan-

bahan yg memperbaiki daya pembersih air karena


memperbesar daya pembasah kulit dan mencegah
partikel-partikel kotoran melekat pada kulit dgn
jalan mengemulsinya, melarutnya, dan
mendispersinya. Bahan-bahan surfaktans yg
efisien ini menyebabkan pembuangan kotoran

normal dari kulit bukan masalah lagi. Yg masih


menjadi persoalan adalah bagaimana memilih
surfaktans yg tdk menimbulkan efek yg tdk
diinginkan pada kulit. Bahan-bahan yg bersifat
sebagai surfaktans, antara lain:
1. Sabun
2. Produk-produk kondensasi protein-asam lemak

3. Produk-produk kondensasi asam lemak


4. Sulfonated oils (turkey red oils)
5. Anionic surfaktans
6. Cationic, amphoteric dan noninic surfaktans

1. Sabun
Yang dimaksud dgn sabun adalah produk
campuran garam natrium dgn asam stearat,
palmitat dan oleat yg berisi sedikit komponen
asam miristat dan laurat. Sabun merupakan
kosmetik pembersih paling tua, sudah sejak
berabad-abad yang silam.

Kedudukan sabun yg tinggi dan populer adalah

berkat sifat-sifat baiknya, antara lain memiliki


daya pembersih yg kuat terutama dlm air yg lunak
(murni) dan kurang berbahaya bagi kulit dibandingkan surfaktans yg lain. Selain itu, harganya
murah dan bahan-bahannya mudah didapat.
Tetapi sabun juga dpt menimbulkan iritasi dan

alergi pada kulit akibat efek dari sejumlah daya


kerjanya, antara lain:
1. Alakalisasi, yaitu akibat terurainya sabun di dlm
air sesuai dgn rumus berikut:
RCOO- + Na+ + H2O

RCOOH + Na+ + OH-

Dengan demikian hidroksil bebas (OH-) selalu


ada di dalam larutan sabun yg menyebabkan

larutan sabun bersifat alkalis dgn pH 9,5 10,8


jauh di atas pH fisiologis kulit yg antara 4,5-6,5
sehingga dpt merusak kulit, seperti
pembengkakan keratin yg memudahkan
masuknya bakteri dan kulit dpt menjadi kering
dan pecah-pecah.
2. Pembengkakan keratin kulit, yaitu akibat penye-

rapan surfaktans oleh keratin kulit karena perbedaan pH yg jauh dari isoelektrik keratin kulit yg
sekitar pH 5. Meskipun pembengkakan itu
sendiri tdk berbahaya, tetapi pembengkakan
keratin menyebabkan lapisan stratum corneum
melunak dan bahan-bahan asing seperti bakteri
mudah memasukinya.

3. Pengurangan minyak kulit (degreasing):


meskipun pembuangan sebagian minyak kulit
beserta kotoran yg ada di dlmnya merupakan
tujuan dari pembersihan kulit, tetapi jika terlalu
banyak minyak kulit yg terbuang, kulit akan
menjadi kering.
4. Absorbsi sabun oleh keratin kulit: Jager (Jellinek,

1970) menemukan bahwa sabun dpt meresap ke


dlm lapisan stratum corneum dan membentuk
suatu lapisan tipis pada sel-sel tanduk kulit
tersebut, menghalangi masuknya bahan-bahan yg
diperlukan utk kulit, misalnya kosmetik pelembab
kulit (moisturizer), sehingga kulit menjadi kering
dan pecah-pecah.

5. Iritasi oleh molekul-molekul asam atau ion-ion:


Sabun berisi C12 , misalnya sabun yg terbuat dari
minyak kelapa, lebih mudah menimbulkan iritasi
daripada sabun yg berisi C14, misalnya yg terbuat
dari lemak hewan. Asam oleat lebih iritatif
daripada asam stearat.
6. Pengendapan sabun kalsium: garam kalsium dan

magnesium dari asam lemak tinggi tdk larut dlm


air, Penggunaan sabun demikian di dlm air akan
menyebabkan pembentukan endapan berlendir di
permukaan kulit.
Karena adanya berbagai kelemahan atau bahaya
sabun terhadap kulit, sejak lama telah diadakan
pencarian jenis sabun yg tdk membahayakan kulit.

Alhasil ditemukan, misalnya synthetic deterjen

(syndet), sabun yg non-alkalis dan disempurnakan


dgn proses pH-balanced, pH-nya disamakan dgn
pH fisiologis kulit, yaitu antara 4,5-6,5. Dengan
demikian sabun yg non-alkalis dan sekaligus pHbalenced adalah sabun yg terbaik dan teraman.

2. Produk-Produk Kondensasi Protein-Asam Lemak.


Produk ini dihasilkan dgn cara mengondensasikan
klorida asam lemak dan produk degradasi protein
dan merupakan produk yg disisipi rantai
polypeptida di antara rantai alkil dan gugus ujung
kutub. Contoh produk komersial adalah Maypons
dan Hostapons, dgn susunan rumus:

C17H33

(C

CH

)x COONa

Bagian hidrofilik molekul itu diperkuat oleh


kelompok-kelompok amida yg terkumpul sehingga
bukan hanya garam natrium yg larut dlm air, tetapi
juga kalsium dan magnesium. Alhasil, produk ini
efisien di dlm air sadah. Efek pembasahnya lemah,

Tetapi kemampuan mengemulsi dan mendispersi-

nya bagus. Daya pengurangan minyak pada kulit


lebih kuat daripada sabun, tetapi dpt ditoleransi
oleh pasien yg kulitnya sensitif terhadap sabun
biasa.

3. Produk-Produk Kondensasi Asam Lemak


Walaupun senyawa ini disiapkan dari asam-asam
lemak atau kloridanya, tetapi sifatnya berbeda dari
sabun. Gugus karboksil diblokir dan gugus asam
sulfonik merupakan gugus ujung. Satu contohnya
adalah Igepon T, dengan rumus berikut:

CH3(CH2)7CH

CH(CH2)7 C N

CH2CH2SO3Na

O CH3
Residu Asam oleat

Residu metil taurin

Produk-produk ini memiliki efek pembasah dan efek


deterjen yg baik serta sifat pendispersi yg sangat

baik. Sebagai garam yang dihasilkan dari asam


kuat, garam kalsium dan magnesiumnya juga
larut dlm air, daya terjennya sangat baik, bahkan
di lingkungan yg bersifat asam atau di air sadah
sekalipun.
Larutan dlm air dari kondensat asam lemak
bereaksi netral, sehingga kulit tdk akan menjadi
alkalis. Tetapi produk ini dapat menyebabkan

dehidrasi epidermis (Szakall) jika pembilasan


kurang bersih sehingga kulit pecah-pecah. Daya
pengurangan minyak pada kulit lebih kuat
daripada sabun. Untuk kulit sensitif produk ini
memuaskan.

4.Sulfonated Oils (Turkey Red Oils)


Bila castor oil diolah dgn asam sulfat pekat,
hasilnya, selain trigliserida, juga esterifikasi antara
asam sulfat dan kelompok hidroksil asam risinoleat. Hasilnya adalah bahan dgn rumus kimia:
CH3(CH2)5CHCH2CH
O.SO2OH

CH(CH2)7COOH

Setelah pembuangan gliserol dan asam sulfat

bebas. Produk ini dgn hati-hati dinetralkan dgn


soda. Hasilnya adalah turkey red oil, sejenis
minyak dgn sifat-sifat surfaktan. Turkey red oils
memiliki sifat-sifat pembasah dan pendispersi yg
baik, memiliki daya pengemulsi yg cukup, daya
pembersih yang cukup, tetapi daya membusa yg
lemah.

Turkey red oils digunakan dlm kosmetik bagi kulit


yg sensitif terhadap sabun dgn hasil yg cukup
memuaskan.

5. Anionic Surfaktan
Sejumlah besar bahan anionic dgn daya deterjen

sekarang ini sedang dipertimbangkan utk


pembersih kulit. Jenis-jenisnya antara lain
sulfated fatty alcohols, alkyl sulfonates, alkylaryl
sulfonates dan garam-garam natrium dari
glycerylmonosulfate monofattyacid esters.

Dari semua contoh tersebut yg termasuk dlm

kelompok ini adalah garam kalsium dan magnesium


dari asam kuat yg larut dlm air (sehingga tdk terjadi
presipitasi bahkan di dlm air sadah sekalipun).
Kebanyak bahan ini efektif dalam air sadah maupun
lingkungan yang banyak mengandung garam. Inilah
kelebihannya dibanding sabun.

Alkalisasi tdk terjadi karena larutannya dlm air

memiliki reaksi netral: pH kulit paling-paling naik


sampai 7. Dalam penggunaannya yg normal,
bahkan ini hanya menimbulkan efek dehidrasi dan
bukan pembengkakan, pada lapisan tanduk kulit.

6. Kationic, Amphotenic dan Nonionic Surfaktans


Ketionic Surfaktans sama sekali tdk cocok sebagai

pembersih kulit, karena larutannya diserap dgn


kuat dlm air oleh protein kulit (kecuali jika
larutan dgn pH dibawah 5) sehingga tdk efektif
dlm proses pebersihan.

Nonionic deterjen secara teoritis cocok utk

pembersihan kulit karena tdk keras. Sekarang ia


belum bisa bersaing dgn sabun karena harganya yg
tinggi

Pembersih Kulit utk Pemakaian Sehari-hari


Sudah sejak lama sabun mejadi bahan pembersih

kulit terpenting. Produksi sabun mandi yg


memenuhi persyaratan tertinggi dlm penampilan,
konsistensi, kemampuan membusa dan kestabilan,
merupakan seni dan ilmu tersendiri.
Komposisi normal dari suatu sabun mandi lebih

kurang sbb:

Asam-asam lemak (sebagai garam Na)78-80%


Gliserol 0 1%
Garam biasa..0,2 0,5%
Alkalis bebas.0,03-0,05%
Rosin.
Superfatting agents...
Antioxidant, pigmen pemutih.
Parfum.
Aquadest.

0 - 2%
02%
qs
0,5-3,0%
100%

Sabun mandi tetap memiliki kelemahan. Garam-

garam asam lemak akan kehilangan keefektifannya


di dlm air sadah atau air garam dan sejumlah
orang tdk dpt mentoleransinya (terutama pada
kulit wajah).
Ada dua utk menyiapkan kosmetik pembersih kulit

yg seefektif sabun tetapi tanpa sifat-sifat yg tdk

diinginkan:
1. Perfoma sabun diperbaiki dgn penambahan
bahan-bahan tertentu.
2. Diganti sama sekali dgn surfaktans lain yg
memiliki sifat-sifat yg lebih baik , sehingga
menjadi pembersih tanpa sabun.

a. Sabun yg diperbaiki
Ada tiga sifat utama sabun yang mengganggu
kulit, yaitu:
1. Alkalisasi
2. Pengurangan minyak kulit (degresing)
3. Pengendapan kalsium sabun di lapisan tanduk
kulit.
Kelemahan sabun dpt diatasi dgn cara:
1. Alkalisasi: penambahan deterjen, misalnya sulfo-

nated fatty alcohol, sehingga terjadi campuran

sabun dan dengan deterjen yang memiliki reaksi


netral dan tidak alkalis. Penambahan asam keras
tdk mungkin, sedangkan penambahan asam
lemak menyebabkan kosmetik pembersih itu
mudah tengik.
2. Degreasing: penambahan superfatting agents

seperti: lanolin, derivat lanolin, fatty alcohol,


fatty acid monoglycerides, fatty acid
alkylolamides dan lecithin.

3. Pengendapan kalsium: penambahan

carboxymethyselulosa (CMC), polyacrylic


condensates dan produk-produk kondensi proteinfatty acids. Cara terbaik utk mencegah pengen-

Dapan kalsium dlm air sadah ialah dgn

penambahan surfaktans dgn daya dispersi yg baik


(misalnya Ingepon T).

Kombinasi sabun deterjen telah populer di pasaran. Salah satu contoh

formulasi sabun yg sudah diperbaiki adalah sbb:


Garam Na dari amida asam lemak tinggi
dengan aminomethane sulfat..8.00%
Garam Na dari suatu monosulfat dari suatu
monofatty acid gliserida 10.00%
Natrium dodecylbenzene sulfonate15.00%
Potongan-potongan sabun Natrium (kelembaban 10%)63.00%
Guanidine carbonate.2.00%
Titan dioxide..0,40%
Bahan pengawet...0,20%
Parfum....1.00%

b. Pembersih Kulit Tanpa Sabun (Padat)


Walau sabun dgn kandungan air 20-40% dpt

dibuat menjadi sabun padat yg bisa digenggam


tangan, tetapi deterjen sintetis tdk mudah diproses
menjadi benda padat dgn sifat-sifat yg diinginkan.
Karena itu diperlukan bahan-bahan pengikat agar
deterjen sintetis itu tdk terlalu cepat larut dlm air.

Bahan-bahan pengikat yg umum digunakan,

antara lain:
1. Senyawa anorganik yg tdk larut, misalnya
barium sulfat, talcum powder. Pemakaian
jangan lebih dari 25%.
2. Bahan-bahan padat yg dpt mengembang dan
terdispersi dgn baik di dlm air, misalnya kaolin,
tapioka, bentonite dll.

3. Bahan-bahan yg membentuk larutan sangat kental


di dlm air, misalnya selulosa ether, polyvinyl acetat.
4. Garam-garam organik, misalnya zinc stearat,
alumunium stearat, garam-garam kalsium dan
magnesium asam-asam alkil sulfonat.
5. Senyawa organik mirip lilin, misalnya paraffin wax,
asam stearat, carnauba wax, cetyl dan stearyl
alkohol, lecithin.

Berikut contoh 3 formulasi yg agak berbeda:

1
Sodium laury (cetyl) sulfat 17,0
Alkyl aryl sulfonate
Talcum
Bentonite
22,0
Starch
28,0
Methylselulosa
1,5
Ester gum
-

2
48,5
16,0
16,0
-

3
15,0
10,0
10,0
1,0

Paraffin wax

Carnauba wax
Stearic acid
Triethanolamine

6,0
4,0
1,0

Sodium carbonat
Sodium silicate
Caserin (yang larut)
Lecithin
Lanolin
Air
Parfum
Keterangan:
1. Waddans
2. Keenan
3. Blumenthal

13,5
5,0
-

19,5
-

5,0
5,0
30,0
1,0

C. Jelly Pembersih Kulit berdasarkan


Deterjen
Produk-produk ini dipasarkan dgn nama dry

hand cleansers, dpt digunakan tanpa air dan hanya


dibersihkan dgn waslap atau kertas tisu. Umumnya
dikemas dlm tube, sehingga praktis utk dibawa
piknik dan kegiatan lain.

Tiga contoh formulasi yg berbeda:

Igepal CA
Tween 80
Arlacel C
Ultrawet
Polimer vinyl methyl ether maleic
Sodium carboxymethylselulosa
Lanolin

1
5.0
0,4
-

2
6,25
1,25
2,5
-

3
8,0
6,0
5,0

Gliserol
Polyethylene glycol
Dioxane
Air
Pengawet

5,0
5,0
90,0 89,0
0,01 1,0

20,0
32,0
-

4. Kosmetik Pembersih Kulit yg Didasarkan pada


Minyak.
Keuntungan kosmetik pembersih kulit yg didasarkan minyak antara lain:
1. Lebih efektif dlm membersihkan kotoran yg larut
dlm minyak tapi tdk larut dlm air, misalnya make-up

2. Risiko kulit menjadi kering dan pecah-pecah berkurang. Pembengkakan kulit dan penghilangan lemak
kulit oleh pembersih sabun dan air tdk terjadi.

3. Surfaktan yg dikandung dlm kosmetik pembersih


kulit yg berdasarkan minyak lebih besar
afinitasnya dgn kulit daripada yg berdasarkan air,
sehingga daya pembersihnya lebih besar.

Kekurangan kosmetik pembersih kulit yg didasarkan


pada minyak adalah:
1. Bahan-bahan seperti mineral oil, dll lebih mahal
2. Air yg tertinggal dipermukaan kulit sulit menguap
dgn sendirinya, sendirinya seperti pada pembersih
kulit yg berdasar air. Jika bahan yg dikandungnya
tdk berkualitas tinggi, bisa mengiritasi kulit.
3. Kotoran yg larut air sukar dibersihkan dgn minyak.

1. Liquefying Cleansing Creams


Preparat ini merupakan campuran sederhana
minyak dan wax. Yang paling sederhana tapi
sangat efektif adalah minyak zaitun (olive oil)
murni, yg tdk menimbulkan reaksi negatif pada
kulit.
Creams tanpa air pasti bersifat thixotropik:
meleleh di bawah tekanan (ketika dikenakan pada
kulit). Viskositasnya tdk boleh terlalu tinggi

sehingga menimbulkan friksi dgn kulit atau terlalu

rendah sehingga kotoran dpt masuk ke dalamnya.


Viskositas yg rendah memudahkan pembersihan
setelah pemakaian. Untuk mencegah terjadinya
lapisan minyak di muara saluran folikel rambut
atau pori-pori kulit, ditambahkan lanolin,
cethylalkohol atau bahan pengemulsi W/O lainnya

yg akan meningkatkan permeabilitas air dari

lapisan minyak itu serta memperbesar afinitas


krim pada kulit.

Berikut 3 contoh formulasi liquefying cleansing

creams yg agak berbeda:

Mineral oil
Cetiol V
Petrolatum
Paraffin wax prima
Ceresine
Spermaceti

1
2
62,0 40,0
15,0 41,5
18,0 12,0
5,0
-

3
30,0
24,0
20,0
18,0
-

Cethyl alkohol
Stearat Acid
Keterangan:
1. De Navarre
2. Keithler
3.Rothemann

6,0

8,0
-

2. Pembersih Kulit Tipe Emulsi W/O


Air yg dikandungnya sedikit banyak menghasilkan

konsistensi yg lebih lembut dan mungkin


meningkatkan efektivitas preparat dlm
membersihkan kotoran yg larut dlm air.
Tipe ini juga menghasilkan penampilan seperti awan

dan bukan seperti kaca seperti halnya penampilan


lemak atau minyak (penampilan sedikit berwarna
putih/Titan dioxide juga menghasilkan penampilan

yg seperti awan).
Jika krim ini hanya mengandung sedikit bahan

pengemulsi dan separasi terjadi ketika dikenakan


pada kulit, penguapan air akan menimbulkan rasa
menyejukkan pada kulit.
Preparat bentuk emulsi biasanya mengandung lebih

banyak bahan-bahan yg hidrofilik daripada yg

mengandung anhidrous dan menyebabkan

berkurangnya degreasing effect. Hal ini terjadi


karena ketika melewati bahan-bahan yg hidrofilik,
lapisan minyak di permukaan kulit setelah proses
pembersihan akan lebih mirip lemak kulit
daripada petrolatum atau mineral oil. Namun
demikian, jika jika bahan-bahan hidrofilik ini
terlalu banyak, mereka akan menempel

ke kulit dan menjebak kotoran.


Berikut ini 3 contoh formulasi pembersih kulit tipe W/O

dgn susunan bahan-bahan berbeda:

Mineral oil

45,5 69,0

48,0

Petrolatum

24,0

2,0

Ceresine

1,0

Beeswax

18,0

8,0

6,0

Spermaceti
Lanolin
Cetyl alkohol
Turkey red oil
Air

Keterangan:
1, Keithler
2.Janistyn
3. Harry

3,0
8,85

10,0
4,0
5,0
10,0

6,0
1,0
38,0

3. Emulsi Pembersih Kulit Tipe Emulsi Ganda


(Cold Creams)
Di antara emulsi-emulsi untuk pembersih kulit,

cold cream mempunyai kedudukan yg penting.


Jika dibuat dari bahan-bahan baku berkualitas

tinggi, cold cream akan merupakan daya


pembersih yg baik (karena kandungan lemaknya
yg tinggi) dgn konsistensi yg lembut, penyebaran
yg mudah di kulit dan warna snow white.

Cold cream tdk hanya dipakai sebagai pembersih,

tetapi juga sebagai pelembab, krim pelindung dan


tabir surya (dgn penambahan bahan-bahan anti
sinar ultraviolet).
Sering kali produk yg sama digunakan utk

berbagai tujuan, misalnya sebagai krim pembersih


yg dioleskan benyak pada kulit lalu cepat-cepat

dibersihkan dgn kapas atau kertas tisu, atau

sebagai pelembab yg dioleskan tipis-tipis pada


kulit lalu dibiarkan lama di kulit, kadang-kadang
sampai pagi berikutnya.
Jika cold cream yg banyak mineral oil-nya dipakai

sebagai nigh cream, demikian juga jika cold cream


yg banyak mengandung minyak tanaman dan

vitamin hanya dipakai sebagai krim pembersih,

dianggap tdk ekonomis. Karena itu formulasinya


harus disesuaikan dgn tujuannya,
Cold cream bukan emulsi O/W, tetapi juga bukan

emulsi W/O. Karena itu ia disebut emulsi ganda


atau sistem campuran.
Berikut 3 contoh formulasi cold ceram yg agak

berbeda:
Paraffin oil
Isopropyl myristate
Petrolatum
Ozokerite
Paraffin wax
Spermaceti
Lanolin berbe
Beeswax

1
55,0
8,0
8,0

2
45,0
8,0
4,0
2,0
10,0

3
25,0
20,0
10,0
2,0
12,0

Borax
Air
Keterangan:
1. De Navarre
2. Keithler
3. Roberts

0,5 0,7 1,0


28,5 30,3 25,0

4. Permbersih Kulit Tipe Emulsi O/W


Emulsi cair tipe O/W sering dipasarkan dgn nama

face milk atau beauty milk, dipakai baik sebagai


preparat pembersih maupun dasar bedak.
Untuk tujuan yg berlainan itu, formulasinya

mestinya juga agak berbeda.


Untuk dasar bedak, fase minyak mestinya terdiri

dari asam stearat atau glyceryl monostearate,


sedangkan untuk pembersih, memakai mineral oil

atau isopropyl palmitate.


Kadang-kadang beauty milk digunakan sebagai

pelembab, karena itu itu formualsinya mesti


berbeda.
Emulsi dgn kadar air yg tinggi digunakan utk

pembersih make-up. Walaupun sedikit kurang


aktif, tetapi cukup polupler karena kulit tampak
lebih bersih, kurang berminyak.

Berikut ini 2 contoh formulasi beauty milk yg agak

berbeda:
1

Paraffin oil

5,0

35,0

Petrolatum

10,0

20,0

7,0

Isopropyl myristate
Peanut Oil

Stearyl alkohol
Stearic acid
Triethanolamine lauryl sulfat
Triethanol amine
Air
Gliserol
Keterangan :
1. Keithler
2. harry

1,0
3, 0
2,0
62,0
-

8,0
3,0
39,0
5,0

5. Kosmetik Pembersih Kulit dalam Bentuk


Padat (Solid Cleansers)
Terdapat dua bentuk preparat yg efek

pembersihnya didasarkan pada penyerapan


kotoran ke dlm serpihan-serpihan padat:
1. bentuk serpihan/bubuk padat dan
2. bentuk krim, dimana bubuk padat terbentuk

setelah cairan menguap di permukaan kulit.

Preparat tersebut memiliki daya pembersih kuat

dan selama tdk berisi alkali atau abrasiver yg kuat,


atau kadar desinfektan yg tinggi, menimbulkan
efek lembut pada kulit, sehingga cocok utk orang
yg tidak dpt mentoleransi sabun. Walaupun
demikian, alergi terhadap preparat tertentu
ternyata sering terjadi.

Kebanyakan preparat ini juga berisi bahan koloidal

(selulosa atau derivat protein).


Selain pada kemampuan menyerap kotoran, daya

pembersih preparat ini juga didasarkan pada


kemampuan bahan-bahan koloidal itu
mensuspensi partikel-partikel kotoran.
Preparat pembersih kulit dlm bentuk padat masih

digunakan cukup luas di Eropa.


Bahan baku utamanya adalah buah almond yg

dipres, dikeringkan dan dipulverisasi, tetapi


karena mahal lalu sering diganti dgn biji peach
atau apricot.
Bahan lain yg sering digunakan adalah bubuk

talcum, tapioka, akar orris dan sejumlah


abrasivers.

Rolling Creams
Bahan aktif, yaitu yg menjadi remeh-remeh di

permukaan kulit setelah preparat itu penguap,


biasanya adalah selulosa eter dan kadang-kadang
tepung tapioka atau paraffin wax murni.
Preparat ini sering berisi alkohol dan air utk

merangsang pengeringan bahan-bahan dalam

Larutan kolidal itu serta mengisap kotoran.

Gliserol, lanolin dan desinfektan juga


ditambahkan.
Jika preparat pembersih tangan dimaksudkan utk

menghilangkan kotoran minyak yg pekat, formula


ini kadang-kadang juga ditambahkan pelarutpelarut organik yg tdk larut dl air.

Berikut ini 2 contoh formulasi rooling creams yg agak

berbeda:
Methyl selulosa

14,3

Cornstarch

14,3

Paraffin oil

2,7

0,3

Lanolin
Ammonion stearat

8,5

Boric Acid

2,8

Prostearin
Alkohol

Gliserol
Aqua destilata
Parfum
Keterangan:
1. Lesser
2. Janistyn

5,5

5,5
74,0
-

1,0
-

3,3
66,9
0,5

6. Kosmetik Pengampelas/Penipis kulit


(Scrub Cream)
Ada kotoran pada kulit yg tdk bisa dibersihkan dgn

jenis-jenis kosmetik pembersih seperti yg te;ah


disebutkan sebelumnya, yaitu sel-sel kulit mati di
permukaan kulit, yg jika tdk diangkat akan
menyebabkan kulit menebal, kusam, dan poriporinya mudah tersumbat sehingga memudahkan
terjadinya jerawat.

Selain itu pergantian (regenerasi) sel-sel kulit lama

dgn sel-sel kulit yg masih baru, sehat dan segar


juga terhambat.
Kosmetik pembersih seperti sabun, krim

pembersih, susu pembersih, bahkan krim


pembersih utk kulit yg sangat kotorpun tdk
sanggup utk mengangkat sel-sel yg sudah mati

dipermukaan kulit itu.


Sel-sel mati itu tdk dpt terlepas dari epidermis

karena kosmetik pembersih terlalu halus atau licin.


Karena itu diperlukan bahan yg agak kasar utk dpt

melepaskannya dari kulit, seperti batu apung,


handuk kasar, atau kosmetik pengampelas/penipis
kulit yg umumnya disebut scrup cream.

Bahan-bahan scrub cream sama dgn krim

pembersih kulit pada umumnya yg mengandung


lemak dan penyegar, scrub cream dimaksuki butirbutiran kasar yg bersifat sebagai pengamplas
(abrasiver) agar bisa mengangkat sel-sel yg sudah
mati itu dari epidermis.
Bermacam-macam bahan yg pernah dicoba seba-

gai pengampelas, mulai dari butiran pasir, biji


keras tanaman, sampai butiran abrasiver sintetis.
Butiran itu tdk boleh terlalu kasar supaya tdk

melukai kulit, terlalu halus sehingga tdk berdaya


sebagai pengampelas, terlalu runcing dan terlalu
bulat sehingga licin dan tdk bekerja sebagai
pengampelas.

Berikut salah satu contoh formulasu scrub cream:


Paraffin liquidum
Lanolin anhydrous
Cetyl alkohol
Cera alba
Nipagin
Vaselin album
Sodium Lauryl sulfat
Pasir (SiO2)
Air

10,0
9,3
6,7
1,6
0,15
18,0
0,70
2,00
50,00

7. Kosmetik Pembersih Rambut dan Kulit Kepala


Kosmetik pembersih kulit dpt dikelompokkan atas

beberapa tipe yg berbeda (berdasarkan air, berdasarkan


minyak atau bubuk penyerap kotoran), namun
kosmetik pembersih rambut dan kulit kepala hanya
terdiri dari satu jenis, yaitu ber-dasarkan air yg berisi
surfaktan.
Alasannya adalah kosmetik pembersih rambut dan

kulit kepala harus dibilas dgn air.

Kosmetik pembersih rambut dan kulit kepala

disebut sampo.
Tujuan penggunaan sampo sudah tentu utk

membersihkan rambut dan kulit kepala dari segala


macam kotoran, baik yg berupa minyak, debu, selsel yg sudah mati dan sebagainya secara baik dan
aman.

Utk maksud tersebut, sampo harus memenuhi

beberapa syarat, yaitu:


a. Dapat membersihkan dgn baik (sifat deterjen)
b. Memiliki sifat membasahi (wetting)
c. Memiliki sifat dpt mengemulsi (emulsifying)
d. Memiliki sifat dpt membuat busa (foaming)

e. Dapat membersihkan dan menyehatkan kulit

kepala
f. Mudah dicuci/dibilas kembali
g. Membuat rambut lebih mudah disisir dan dipola
h. Membuat rambut lebih cemerlang
i. Mungkin perlu mengandung bahan aktif utk mengatasi penyakit pada rambut dan kulit kepala
(medicated shompoo)

J. Aman utk dipakai, tdk mengiritasi mata dan tdk

toksis.
k. Menyebarkan bau harum

TERIMA KASIH
SAMPAI MINGGU DEPAN

Anda mungkin juga menyukai