Anda di halaman 1dari 29

Pemeriksaan Insomnia pada geriatri

Anamnesis , pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan penunjang

Anamnesis
Dilakukan kepada pasien dan keluarga,

terutama teman tidur (meliputi : kebiasaan


tidur, kebiasaan mengorok waktu tidur,
keadaan henti napas saat tidur, kepuasan
tidur, mengantuk pada siang hari,
perubahan perilaku, perubahan emosi,
perubahan sikap saat berhubungan dengan
orang lain, kemampuan seksual
(impotensi), penyakit-penyakit yang
diderita, obat-obat yang sedang
dikonsumsi, penggunaan rokok dan alkohol.

Anamnesis (insomnia)
Identitas pasien
KU : Insomnia
Onset : Sejak kapan mengalami gejala seperti ini?
Kuantitas/kualitas : keluhan dirasakan setiap hari atau

waktu tertentu saja?, jika timbul insomnia, biasanya


dapat tidur pada pukul berapa?

Modifying factor :

Meringankan : kegiatan apa yang dilakukan untuk


meringankan keluhan?, sudah pernah ke dokter?, apakah
anda sementara mengkonsumsi obat?,
Memperberat : apakah anda sering minum kopi,
merokok dan mengkonsumsi alkohol?, apakah ada
depresi?
Kronologis : bisa tolong ceritakan?
Keluhan tambahan : demam, alergi, nafsu makan, berat
badan
Tinjauan sistem : sesuai dengan penyakit yang diderita

RPD : ada penyakit lain yang diderita?


RPK : dalam, keluarga ada yang pernah mengalami

gejala seperti ini?


RKS : keadaan lingkungan bagaimana?
Inform consent
Edukasi

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan TTV
Karakteristik Umum : pengukuran

antropometri, seperti BB, TB, panjang


rentang tangan serta indeks masa tubuh.
IMB untuk identifikasi adanya obesitas.
Status Mental : adanya depresi,
kecemasan dan penyakit psikiatrik lainnya.
Ukuran leher : memprediksi ukuran
membran krikotiroid

Pemeriksaan hidung : mengindentifikasi

obstruksi jalan napas.


Orofaring : adanya kelainan anatomi yg
menyebabkan penurunan luas orofaring.
Leher : deposit lemak, tumor.
Pemeriksaan fisik lain (sistem organ) :
mis, penyakit kardiovaskular dan paru
obstruktif.

Pemeriksaan penunjang
Laboratorium klinik : blood gas analyzes

jika ada tanda hipoksia, terutama pada


pasien penyakit paru obstruksi kronik.
Laboratorium tidur : dengan alat
polisomnogram. Untuk menghitung apneu
hipopneu index (AHI) jumlah total
episode apnea dibagi lama tidur. Jika AHI >
5x/jam maka diagnosis OSA bisa
ditegakkan

Multiple Sleep Latency Test : untuk

pasien yg mengeluh mengantuk terus setiap


hari dengan riwayat GTGP yg belum jelas. Uji
ini mencatat munculnya 2 atau lebih stadium
REM dan menunjukkan pasien dalam kondisi
narcolepsy. MSLT dapat membantu diagnosis
insomnia primer.
Pemeriksaan pencitraan : untuk persiapan
terapi pembedahan, meliputi refleksi akustik
somnofluoroskopi dan radiologis sefalometri

Pemeriksaan Elektromiografi (EMG) :

diagnosis RLS dan PMLS.


Elektromiografi (EMG) adalah teknik untuk
mengevaluasi dan rekaman aktivitas listrik
yang dihasilkan oleh otot rangka. EMG
dilakukan menggunakan alat yang disebut
Electromyograph, untuk menghasilkan
rekaman yang disebut Elektromiogram.

Pemeriksaan Elektroensefalogram (EEG)

EEG merupakan suatu pemeriksaan yang bertujuan


untuk mengetahui aktivitas gelombang otak.
Sedangkan elektroenchephalografi adalah suatu
metode pencatatan gelombang otak menggunakan
alat yang peka terhadap gelombang otak. Neuronneuron mampu mengeluarkan gelombang listrik
dengan tegangan yang sangat kecil (mV), yang
kemudian dialirkan ke mesin EEG untuk
diamplifikasi sehingga terekamlah
elektroenselogram yang ukurannya cukup untuk
dapat ditangkap oleh mata pembaca EEG sebagai
gelombang alfa, beta, theta dan sebagainya.

Penatalaksanaan Insomnia

Terbagi atas dua yaitu :


a. Farmakologi
b. Non Farmakologi

Farmakologi
Benzodiazepin reseptor agonis

dibagi menjadi 2 kategori


yaitu :
1. Benzodiazepine (estazolam,
flurazepam, quazepam,
temazepam, triazolam)
2. Obat yang bekerja pada
reseptor benzodiazepine tetapi
strukturnya bukan
benzodiazepine (zaleplon,
zolpidem, ezopiklon).
Delapan jenis obat tersebut
disetujui oleh FDA sebagai
penanganan insomnia, obat
tesebut efektif untuk
menangani insomnia yang
akut.

Penggunaan antidepresan ( trazadone ).

dapat diberikan selama 2 minggu, doxepin


dapat diberikan selama 4 minggu.
Efek samping yang signifikan sperti hipotensi
ortostatik dan efek antikolenergik.
Penggunaan obat ini banyak ditemukan pada
pasien yang mempunyai riwayat penggunaan
substance atau pada orang yang
kontraindikasi atau respon yang buruk
terhadap penggunaan benzodiasepin
reseptor agonis.

Non farmakologi
1. Behavioral interfensi untuk insomnia

memberikan hasil yang signifikan dalm


mengurangi latensi tidur, menurunkan
waktu terbangun di malam hari, dan
memperbaiki waktu total untuk tidur.
2. Stimulus control pasien diminta
menggunakan tempat tidur dan kamar
tidur hanya untuk tidur dan pergi kekamar
tidur apabila dia merasa ngantuk.

3. Sleep restriction meliputi pembatasan


waktu ditempat tidur dengan mengatur jam
tidur yang ketat dan membentuk jadwal
tidur yang sesuai dengan jumlah tidur yang
dilaporkan pasien.
4. Sleep hygiene mengacu pada instruksi
yang bertujuan untuk menguatkan pola
perilaku yang memacu tidur dan
mengurangi frekuensi perilaku yang
mengganggu tidur.

Terapi sesuai penyebab gangguan


tidur pada lansia
1. Gangguan Tidur karena Gangguan

Pernapasan
a. konservatif : posisi tidur miring, hentikan
pemakaian alkohol dan obat-obat sedatif, diberikan
ventilator tekanan positif jika ada tanda hipoksia.
b. Terapi dengan Continous Positive Airway
Pressure (CPAP).
Indikasi : OSA, penurunan kognitif, penyakit
kardiovaskular.
c. Terapi dengan alat-alat mulut (oral
appliance/OA)
d. Pembedahan

2. Restless Legs Syndrome (RLS) dan


Periodic Limb Movement Disorder
(PLMS)
a. Konservatif : merendam kaki dan tungkai
atas dengan air hangat serta olahraga
ringan
b. penggunaan obat parkinson karbidopalevodopa (formula 25-100 mg).
obat lain yaitu benzodiazepin, kodein atau
oksikodon.

3. Gangguan Perilaku REM


Diberikan obat golongan benzodiazepin
4. Gangguan Tidur karena Gangguan
Irama Sirkardian
Tidak membutuhkan obat khusus, hanya
perlu pengaturan waktu tidur.

Edukasi
Tunggu sampai terasa sangat mengantuk

sebelum naik ke tempat tidur


Bila dalam 20 menit berbaring belum bisa
tidur maka lebih baik bangun lagi, lakukan
kegiatan lagi dengan tenang dan lakukan
relaksasi. Bila mengantuk baru kembali ke
tempat tidur
Hindarkan penggunaan kamar tidur untuk
bekerja, membaca atau menonton televisi
Bangun tidur pagi hari pada jam yang sama,
tidak peduli sudah berapa lama ia tidur

Hindarkan minum kopi atau merokok


Lakukan olahraga ringan setiap pagi

setelah bangun tidur


Kurangi tidur siang, lakukan kegiatan/hobi
yang menyenangkan
Kurangi jumlah minum setelah makan
malam,hindari minum alkohol
Pelajari teknik relaksasi dan lakukan
meditasi

Berdoa sebelum tidur


Merubah gaya hidup

Anda mungkin juga menyukai