Lapkas Radiologi Pneumonia
Lapkas Radiologi Pneumonia
PNEUMONIA
OLEH:
MUCHSALMINA
CUT YENNI NURLISA
Pembimbing:
Dr.dr. Iskandar Zakaria, Sp. Rad.
PENDAHULUAN
Data WHO telah menyebutkan dari 10 macam penyakit penyebab angka
kematian di dunia, tercatat bahwa infeksi saluran pernapasan bawah
merupakan penyakit infeksi terbesar ke-4 yang menyebabkan kematian
di dunia selama 1 dekade terakhir dengan jumlah kematian mencapai
3,1 juta kematian pada tahun 2012.
Infeksi saluran napas bawah akut (ISNBA) dapat dijumpai dalam berbagai
bentuk, yang paling sering adalah dalam bentuk pneumonia.
Pneumonia merupakan penyakit yang sering terjadi dan setiap tahunnya
menyerang sekitar 1% dari seluruh penduduk Amerika. (1,2)
Identifikasi pneumonia dengan modalitas radiologi akan memberikan
gambaran yang sangat bervariasi mengingat pneumonia memiliki
banyak penyebab. Modalitas yang dapat digunakan saat ini berupa foto
konvensional X-Ray Toraks, High Resolution CT-Scan Toraks. Selain itu
pemeriksaan lain seperti laboratorium, dan diagnostik intervensional
lainnya juga dapat digunakan untuk menunjang diagnosis pneumonia.
LAPORAN KASUS
Nama
Jenis kelamin
Umur
Alamat
: Tn. AR
: Laki-laki
: 66 tahun
: Bireun
: 112457
: swasta
: 15 Desember 2016
ANAMNESIS
Sesak napas
Sesak napas
disertai nyeri
dada
dirasakan 1
minggu yang
lalu memberat
dalam 4 hari
SMRS
batuk disertai
dahak
berwarna
putih
kekuningan,
nafsu makan
menurun ,
tidak ada
demam.
PEMERIKSAAN FISIK
Status present
Keadaan Umum
: Kesan Baik
Kesadaran
: Compos mentis
: 100 kali/menit
: 24 kali/menit
: 36,5 C
Kulit
: Sawo matang, turgor (normal),
pucat (-)
ikterik(-),
Kepala
Rambut
: Hitam
Hidung
Thoraks
I
: kanan : redup
kiri
: Sonor
pernafasan
Jantung
Inspeksi
Palpasi
: Iktus kordis teraba di ICS V
midclavicula sinistra
linea
Perkusi
midclavicula
sinistra
dekstra
Abdomen
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Laboratorium Darah
(15/12/2016)
Hemoglobin
Eritrosit
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
Eos/Baso/NB/NS/Lim/M
ono
GDS
Ureum/kreatinin
Na/K/Cl/
11,4 g/dL
4,0 x 106 / mm3
11,4 x 103 / mm3
32%
336 x 103 / mm3
2/1/0/74/13/10
30 mg/dL
49/2,30 mg/dL
133/4,1/108
FOTO TORAKS
Foto Toraks (1/6/16)
Hasil Pemeriksaan :
Cor / Aorta : Normal
Lung : perselubungan
tipis di parahiler
kanan/kiri.
Sinus costoprenicus
kanan tumpul.
Soft tissue dan tulang
normal.
Kesimpulan :
Pneumonia dengan efusi
pleura sinistra dan
dextra.
DIAGNOSA BANDING
Pneumonia
Tb paru
Tumor paru
Atelektasis
DIAGNOSA KERJA
Pneumonia
PENATALAKSANAAN
Non-Medikamentosa
Istirahat yang cukup
Kurangi melakukan aktivitas-aktivitas berat
Berhenti merokok
Medikamentosa
Bed rest
Inj. Ceftriaxone 1 gr /12 jam
Curcuma 3x1 tab
Ventolin 1x1
Omeprazole 20 mg 2x1
KSR 2x1
PROGNOSIS
Quo ad Vitam : dubia ad bonam
Quo ad Functionam
: dubia ad bonam
Quo ad Sanactionam
: dubia ad bonam
N
A
U
A
J
N
I
T
A
K
A
T
S
U
P
ANATOMI PARU
PNEUMONIA
Etiologi
Penyebab paling sering pneumonia yang didapat di
masyarakat (komunitas) dan nosokomial (rumah sakit)
PNEUMONIA
Defini
si
PATOFISIOLOGI PNEUMONIA
Infeksi mikroorganisme
Peradangan alveolus
Terbentuknya eksudat dalam alveoli
Hambatan pertukaran oksigen ke vena kapiler
Kerusakan jaringan paru
KLASIFIKASI
Berdasark
an klinis
dan
epidemiolo
gi
Berdasark
an lokasi
infeksi
Pneumonia lobaris
Pneumonia lobularis (bronkopneumonia)
Pneumonia interstisial
PNEUMONIA LOBARIS
BRONKOPNEUMONIA
PNEUMONIA INTERSTISIAL
Pneumonia interstisial dapat
juga
dikatakan
sebagai
pneumonia
fokal/difus,
di
mana terjadi infiltrasi edema
dan sel-sel radang terhadap
jaringan
interstisial
paru.
Dinding
bronkioli menjadi
edematous.
Juga
terjadi
edema di jaringan interstisial
peribronkial. Kadang-kadang
alveolus terisi cairan edema.
Septum
alveolus
berisi
infiltrat limfosit, histiosit, sel
plasma dan neutrofil. Dapat
timbul
pleuritis
apabila
peradangan mengenai pleura
viseral
PNEUMONIA ASPIRASI
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
FOTO TORAKS
Perselubungan padat homogen atau
inhomogen
Batas tidak tegas, kecuali jika
mengenai 1 segmen lobus
A
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Volume paru tidak berubah, tidak tampak deviasi trakea
Air bronchogram sign
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Sillhoute sign
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Bulging fissure sign (pada pneumonia nekrosis)
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Bronchial cuffing
PATOLOGI ANATOMI
Stadium Klasik Pneumonia
Kongesti (4-12 jam)
Hepatisasi merah (48 jam
berikutnya)
Hepatisasi kelabu (3-8 hari)
Resolusi (7-11 hari)
PATOLOGI ANATOMI
Gambaran makroskopik pneumonia
lobaris dengan hepatisasi abu-abu.
Lobus bawah mengalamai
konsolidasi yang merata.
PATOLOGI ANATOMI
Gambaran mikroskopis
menunjukkan adanya neutrofil
di dalam rongga alveolus. Hal
ini disertai kongestif kapiler
septum dan eksudat fibrinosa,
yang terjadi akibat
peningkatan permeabilitas
kapiler
DIAGNOSIS BANDING
1.
Pneumonia
2. Tuberculosis Paru
Gejala klinis:
gejala respiratorik: batuk,
hemoptisis, sesak napas, nyeri
dada
gejala sistemik: demam,
malaise, keringat malam,
anoreksia,radiologi:
BB menurun
Gambaran
TB paru aktif : bercak berawan
disertai kavitas
TB paru lama aktif: tampak
bercak berawan pada kedua
lapangan paru atas yang disertai
kavitas, bintik-bintik kalsifikasi,
garis fibrosis yang menyebabkan
retraksi hilus ke atas
TB paru lama tenang: bintik
kalsifikasi serta garis fibrosis
TB milier: terdapat bercakbercak granuler pada kedua
lapangan paru atas
3. Tumor Paru
3. Tumor Paru
Gejala klinis:
Gejala lokal: batuk baru
atau lebih hebat pada
batuk kronis, hemoptisis,
adanya kavitas, atelektasis
Invasi lokal: nyeri dada,
dispneu karena efusi
pleura, tamponade, atau
aritmia akibat invasi ke
perikard
Gejala akibat metastasis
Gambaran radiologi:
Tampak perselubungan
homogen yang berbatas
tegas pada daerah paru
4. Atelektasis
Gambaran radiologis:
Tampak perselubungan homogen
pada lapangan paru dextra atau
sinistra
Tampak shift trakea dan
mediastinum ke arah lesi dan
hiperaerasi pada paru kontralateral
ICS pada hemitoraks D/S
menyempit
Diafragma dan batas jantung D/S
sulit dinilai
PENATALAKSANAAN
Antibiotik
Patogen Potensial
Streptococcus pneumonia
Seftriaxon, Levofloksasin,
Haemophilus influenza
Moksifloksasin, atau
Escherichia
pneumonia,
coli
Enterobacter
Serratia marcescens)
spp., Ertapenem
PENATALAKSANAAN
Terapi suportif
Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 9596% berdasarkan pemeriksaan analisis gas darah
Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak, khususnya anjuran
untuk batuk dan napas dalam.
Pengaturan Cairan.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi adalah
pneumonia ekstrapulmoner, misalnya
meningitis
arthritis
endokarditis
perikarditis
peritonitis
empiema
PROGNOSIS
Pada umumnya prognosisnya adalah baik, tergantung dari
faktor penderita, bakteri penyebab dan penggunaan
antibiotik yang tepat serta adekuat
PENCEGAHAN
CAP
Pemberian vaksinasi pada penghuni rumah jompo atau rumah
penampungan penyakit kronik dan usia >65 tahun
HAP
Pengawasan dan pengontrolan infeksi
Pendidikan staf pelaksana
Pembatasan pemakaian NGT/ETT
Pemakaian obat sitoprotektif sebagai pengganti antagonis H2,
antacid
MODALITAS RADIOLOGI
Foto Toraks
Pemeriksaan foto toraks atau sering disebut chest x-ray
bertujuan menggambarkan secara radiografi organ pernapasan
yang terdapat di dalam rongga dada. Foto toraks digunakan
untuk mendiagnosis banyak kondisi yang melibatkan dinding
toraks, tulang toraks, dan struktur yang berada di dalam
kavitas toraks termasuk paru-paru, jantung, dan saluransaluran yang besar.
1.
Pneumonia Lobaris
Pada gambar di
samping
tampak
konsolidasi
tidak
homogen di lobus
atas kiri dan lobus
bawah kiri
3. Pneumonia Interstisial
Terjadi
edema
dinding bronkioli dan
juga edema jaringan
interstitial
prebronkial.
Radiologis
berupa
bayangan
udara
pada alveolus masih
terlihat, diliputi oleh
perselubungan yang
tidak merata
CT SCAN
1. Pneumonia Lobaris
CT
scan
toraks
pada
pneumonia lobaris. Hasil CT
dada
ini
menampilkan
gambaran hiperdens di lobus
atas kiri sampai ke perifer.
foto CT-scan toraks
resolusi tinggi dengan
memperlihatkan adanya
perselubungan di lobus
atas paru kanan.
Tampak air brochogram
sign sepanjang bronkus
lobus atas paru kanan
dan gambaran ground
glass di tepi
Tampak gambaran
opak/hiperdens
pada lobus tengah
kanan,
namun
tidak
menjalar
sampai perifer.
3. Pneumonia Interstisial
KESIMPULAN
Infeksi saluran napas bawah akut (ISNBA) menimbulkan angka kesakitan
dan kematian yang tinggi. ISNBA dapat dijumpai dalam berbagai bentuk,
tersering adalah pneumonia.
Pneumonia adalah peradangan parenkim paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme. Pada pnemonia paru-paru mengalami proses konsolidasi
rongga udara akibat rongga udara alveolar terisi dengan eksudat
inflamatori yang disebabkan oleh adanya infeksi.
Pemeriksaan radiologi yang dianjurkan adalah foto toraks, baik untuk
mendeteksi adanya pneumonia maupun evaluasi terapi.
Pemeriksaan CT-scan dapat dilakukan sebagai pemeriksaan radiologis
tambahan apabila pada pemeriksaan foto toraks didapatkan gambaran
patologis yang tidak jelas atau sulit dibedakan dengan penyakit paru lain.
Terima
kasih