Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS

ILMU KESEHATAN JIWA


Disusun oleh :
Zahra Puspita
1102011301

Pembimbing :
dr. Esther Sinsuw, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA Tk. I R.SAID SUKANTO
PERIODE 06 DESEMBER 07 JANUARI 2016

IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. C
Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur : 22 tahun
Alamat : Perum pejuang raya
Warga Negara : Indonesia
Suku : Batak
Agama : Kristen

RIWAYAT PSIKIATRI

Keluhan Utama
Kontrol pasien dengan riwayat keluhan utama marah
-marah dua tahun yang lalu.

1. Riwayat Penyakit Sekarang


Dilakukan autoanamnesa tanggal 19 Desember
2016
Pasien datang diantar orang tuanya untuk kontrol rutin setiap bulan
dengan riwayat marah-marah dua tahun yang lalu. Pasien mengatakan
saat ini sudah tidak ada keluhan.

Selama ini pasien mengatakan jarang keluar rumah, kegiatan sehari-hari


pasien hanya menonton televisi, makan dan tidur. Pasien mengatakan saat
ini belum ada aktivitas lain yang ia kerjakan.

Saat dilakukan wawancara pasien terlihat tenang, kooperatif, cukup ramah


dan mampu bercerita dengan baik.

Alloanamnesa tanggal 19 Desember 2016

Ibu pasien mengatakan


membawa pasien untuk
kontrol rutin setiap bulan
dengan riwayat keluhan
utama marah-marah dua
tahun yang lalu.

Saat ini anaknya tampak


mengalami kehilangan
minat untuk beraktivitas.
Selain itu pasien juga
menjadi banyak tidur dan
nafsu makannya
meningkat sehingga
badannya terlihat lebih
gemuk dari sebelumnya.

Selama ini pasien rutin


kontrol dan minum obat
dengan teratur. Saat ini
keadaan pasien selalu
tenang, stabil, dapat
mengontrol emosi dan
tidak pernah marah-marah
lagi seperti dulu.

2. Riwayat Gangguan Sebelumnya


Riwayat
Gangguan
medis

Riwayat kelainan bawaan disangkal


Riwayat infeksi disangkal
Riwayat trauma kepala disangkal
Riwayat kejang disangkal

Riwayat Gangguan Psikiatri


Tahun 2014 :
Ibu pasien mengatakan
pasien mulai terlihat aneh,
mudah marah dan berteriakteriak, sulit tidur, tidak mau
makan, senang berbelanja
mentraktir teman-teman,
membagi-bagikan makanan
pada tetangga dan suka
berdandan. Pada bulan juli
2014 pasien dibawa oleh
orang tua nya ke RS dan
dirawat selama satu minggu
karena marah dan berteriakteriak ingin jalan-jalan pada
malam hari dan dirawat
selama satu minggu.

Tahun 2014-2015 :
Pasien mulai tenang,
pendiam, tidak lagi
marah-marah ataupun
berteriak-teriak, pasien
juga sudah lagi suka
berbelanja dan
berdandan, pasien juga
mengatakan sudah tidak
mendengar suara-suara
yang mengomentari nya.
Pasien menjalani rawat
jalan dan rutin kontrol ke
poli jiwa.

Tahun 2015 :
Pada bulan oktober 2015
pasien mengalami
kejadian serupa seperti
tahun 2014, pasien
dirawat kembali akibat
marah dan berteriakteriak saat mengetahui
adiknya mengalami
kecelakaan, sehingga
pasien kembali di rawat
di RS selama 10 hari.

Tahun 2016 :
Ibu pasien mengatakan pasien cukup tenang dan perilaku marah-marah
serta berteriak-teriak sudah tidak ada. Pasien rutin kontrol ke Poli Jiwa RS
Polri dan teratur minum obat. Namun pasien menjadi kehilangan minat
untuk beraktivitas, sehari-hari pasien hanya berdiam diri didalam rumah,
banyak tidur dan nafsu makan meningkat.

3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif


Riwayat minum alkohol disangkal oleh pasien
Riwayat obat-obatan terlarang (NAPZA) disangkal

4. Riwayat kehidupan pribadi


Riwayat prenatal dan perinatal
Menurut pasien, pasien dilahirkan secara sesar di rumah sakit dengan usia
kandungan cukup bulan
Riwayat kanak-kanak dan remaja
Pasien tumbuh dan berkembang sehat seperti anak lain. Pasien tergolong anak
yang sehat dengan proses tumbuh kembang dan tingkah laku normal seperti anak
seusianya. Pasien adalah sosok yang dekat dengan keluarganya (terutama ibu dan
kakak perempuannya). Pasien merupakan anak yang pendiam dan hanya memiliki
beberapa teman dekat saja.

Riwayat pendidikan:

Dari SD, SMP hingga lulus SMA pasien tidak


pernah tinggal kelas. Ibu pasien mengatakan
pasien memilih dan menentukan sendiri tempat
kuliah dan jurusan yang akan di ambil. Pasien
kuliah di sebuah universitas swasta dengan
jurusan managemen. Pasien sudah menjalani
kuliah hingga semester 6 awal hingga
mengambil cuti saat mulai sakit. Hingga saat ini
pasien belum mulai kembali kuliah.

Riwayat
hukum :

Riwayat sosial ekonomi :

Saat ini pasien masih berstatus sebagai


mahasiswa di sebuah universitas dan belum
bekerja.

Riwayat pernikahan:

Pasien belum menikah.

Riwayat kehidupan beragama:

Pasien beragama Kristen dan pasien mengatakan


rajin beribadah ke gereja setiap minggu.

Pasien mengatakan tidak pernah


melakukan pelanggaran hukum

Riwayat perkerjaan:

pelanggaran

Pasien berasal dari keluarga yang


cukup berada. Ayah pasien merupakan
seorang polisi dan masih aktif bekerja,
sedangkan ibu pasien merupakan ibu
rumah tangga.

Situasi
sekarang:

kehidupan

Pasien tinggal bersama kedua orang


tua, kakak serta adiknya. Seluruh
anggota keluarga menyayangi pasien
dan cukup perhatian terhadap pasien.

Riwayat keluarga
Pasien masih memiliki orang tua yang lengkap dan tinggal bersama. Pasien
merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Menurut pasien keluarga nya
cukup harmonis dan orang tua nya sangat menyayangi nya. Berdasarkan
keterangan ibu pasien, di keluarga tidak ada yang mengalami hal serupa seperti
pasien.

Genogram :

STATUS MENTAL
DESKRIPSI UMUM
Penampilan
Seorang perempuan usia 22 tahun, penampilan fisik sesuai dengan
usianya, penampilan rapi, berkulit kuning langsat, menggunakan
kacamata dan berkawat gigi. Tampak perawatan diri baik.

Kesadaran composmentis
Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Sebelum wawancara : pasien tenang duduk di kursi
Selama wawancara : berkonsentrasi menjawab pertanyaan, tampak
tenang
Sesudah wawancara : tampak ramah dan tersenyum terhadap pemeriksa

Sikap Terhadap Pemeriksa


Selama wawancara tenang & kooperatif

Pembicaraan
Pasien bicara spontan, dapat bercerita dengan jelas dan lancar, artikulasi jelas,
volume cukup, ide cukup.

Mood dan Afek


Mood : Eutim
Afek
: Serasi
Empati : Dapat diraba dan dirasakan oleh pemeriksa

Gangguan persepsi

Halusinasi
:
Ilusi
:
Depersonalisasi:
Derealisasi
:

Tidak
Tidak
Tidak
Tidak

ada
ada
ada
ada

Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)


Pengetahuan Umum
Cukup Baik
Kecerdasan
Cukup baik
Konsentrasi
Cukup baik
Orientasi :
Waktu : Baik (dapat menyebutkan
pemeriksaan pada siang hari)
Tempat : Baik (mengetahui sedang
berada di Rumah Sakit)
Orang : Baik (pasien mengenal
dirinya dan orang sekitarnya)

Daya Ingat
Jangka panjang
: Baik (Dapat mengingat tanggal lahir)
Jangka pendek
: Baik (Ingat menu makan paginya )
Segera
: Baik (Dapat menyebutkan 3 benda yang
disebutkan oleh pemeriksa)

Pikiran Abstraktif
Baik (Pasien dapat mengetahui perbedaan jeruk dan
apel)

Visuospasial
Baik (Pasien dapat menggambarkan bentuk yang
diminta oleh pemeriksa)

Bakat Kreatif
Pasien dapat bernyanyi

Kemampuan Menolong Diri


Baik (Pasien tidak membutuhkan bantuan orang lain
untuk makan, mandi dan berganti pakaian)

Proses Pikir
Arus pikir
Kontinuitas
: Tidak terganggu
Hendaya bahasa : Tidak ada
Isi pikir

Preokupasi
: Tidak ada
Waham
: Tidak ada
Obsesi
: Tidak ada
Kompulsi
: Tidak ada
Fobia
: Tidak ada

Pengendalian Impuls
Baik, selama wawancara pasien dapat berlaku dengan tenang dan tidak
menunjukkan gejala yang agresif.

Penilaian Realita :
Tidak terganggu

Derajat 4 : Pasien
mengetahui bahwa
dirinya sakit, tetapi
tidak mengetahui
penyebabnya.

Reliabilitas

Uji daya nilai : Baik


(Dapat
membedakan
perbuatan baik dan
buruk)

Tilikan

Daya nilai

Daya nilai sosial: Baik


(Diberikan
simulasi bila
menemukan dompet
dijalan maka apa
yang harus dilakukan)

Pemeriksa
memperoleh kesan
bahwa keseluruhan
jawaban pasien
dapat dipercaya

PEMERIKSAAN FISIK
STATUS INTERNUS
Keadaaan Umum : Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
TTV :
TD : 110/70 mmHg
RR : 21 x/menit
HR : 80 x/menit
Suhu : 36,7 C

Sistem Kardiovaskular : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop


(-)
Sistem Respiratorius
: Vesikuler +/+, Rhonki-/-,
Wheezing-/Sistem Gastrointestinal : Bising usus normal, thympani di
semua kuadran.
Ekstremitas
: Edema (-), sianosis (-), akral hangat.
Sistem Urogenital : Tidak diperiksa
Status Neurologik
: Tidak dilakukan pemeriksaan

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

IKHTISAR PENEMUAN

Pasien perempuan,
Selain marahusia 22 tahun
marah, terdapat
datang ke Poli Jiwa
juga gangguan
untuk kontrol rutin
persepsi berupa
setiap bulan,
sebelumnya pasien halusinasi auditorik
dan gangguan isi
memiliki riwayat
pikir
yaitu Waham
marah-marah dua
Kebesaran.
tahun yang lalu.

Menurut ibu nya dua


tahun yang lalu selain
cepat marah, dan sering
berdandan pasien juga
berubah menjadi senang
berbelanja
menghabiskan uang dan
mentraktir temantemannya, bahkan
membagi-bagikan
makanan kepada para
tetangga.

Saat di wawancara
pasien dalam
keadaan
komposmentis,
tenang, kooperatif,
berbicara spontan,
ide cukup dan
bicara lancar
dengan artikulasi
yang jelas

Mood Eutim, afek


sesuai, dan
empati dapat
diraba dirasakan
oleh pemeriksa.
Tilikan pasien
derajat 4.

Formulasi diagnosis
Aksis 1
1. Gangguan mental organik (FO) dapat disingkirkan, karena tidak ada penyakit
fisik yang bermakna, tidak adanya penurunan fungsi kognitif, tidak ada
gangguan sensorium, tidak adanya gangguan orientasi maupun daya ingat,
tidak adanya delirium dan tidak adanya demensia.
2. Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F1) dapat
disingkirkan, karena pasien dan keluarga menyangkal penggunaan psikoaktif.
3. Pasien ini termasuk gangguan skizoafektif karena didapatkan gangguan
mood (manik) disertai dengan adanya gejala halusinasi auditorik dan waham
yang timbul secara bersamaan dua tahun yang lalu. (F2)
4. Gangguan suasana perasaan (Mood/Gangguan Afektif) (F3) dapat
disingkirkan karena pasien mengalami perubahan suasana mood dan afek
yang meningkat (manik) tetapi pasien juga mengalami gangguan gejala
psikotik secara bersamaan.
5. Dengan demikian sesuai dengan PPDGJ III paisen ini digolongkan kepada F25
Skizoafektif stabil, kini dalam remisi.

Aksis 2
Tidak didapatkan gangguan kepribadian
Aksis 3
Karena tidak didapatkan kondisi medis umum yang terganggu, maka diagnosis aksis 3
tidak ada.
Aksis 4
-

Masalah keluarga (Sewaktu kuliah, ayah pasien memaksa anaknya agar mendapatkan
nilai IP yang bagus.)

Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial (Pasien memiliki masalah hingga


bermusuhan dengan temannya).

Aksis 5
Global Assement of Functioning (GAF) scale 80-71 yaitu, gejala sementara dan dapat
diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah dll.

EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis 1 :
F25
Skizoafektif
stabil, kini
dalam
remisi

Aksis 5 : Global

Assement of
Functioning (GAF)
scale 80-71

Aksis 3 :
Tidak ada

Aksis 2 :
Z.03.2
tidak ada
diagnosis
aksis 2

Aksis 4 :

Masalah
keluarga
dan
lingkungan
sosial

DAFTAR MASALAH

a. Organobiologik
Tidak ada riwayat trauma kepala, kejang atau gangguan fisik
lainnya. Tidak terdapat faktor genetik pada keluarga.
b. Psikologis
Mood : Eutim
Afek : Serasi
Gangguan persepsi : Tidak ada
Gangguan proses pikir : Tidak ada
Gangguan isi pikir : Tidak ada
Tilikan : Derajat IV
c. Lingkungan dan Sosioekonomi
Sewaktu kuliah terdapat masalah keluarga ayah pasien yang selalu
memaksa anaknya untuk mendapatkan nilai IP yang bagus dan
pasien memiliki masalah dengan teman nya hingga bermusuhan.

DIAGNOSI
S

Diagnosis Kerja
F25 Skizoafektif stabil, kini dalam remisi
Diagnosis Banding
F31.7 Gangguan afektif bipolar, kini
dalam remisi

PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : Ad bonam
Quo ad funsionam : dubia ad bonam

Qua ad sanationam : dubia ad malam

RENCANA TERAPI
Psikofarmaka

Psikoterapi

Olanzapine 1 x 5mg

Pasien psikoterapi suportif


Keluarga peran serta dalam
penanganan pasien, psikoedukasi

PEMBAHASAN
Skizoafekti
f
Gangguan mental serius dengan
gambaran skizofrenia dan
gangguan afektif

Skizofrenia + gangguan
afektif bersamaan, sama
menonjol

Terbagi : Manik dan Depresif

Mania
Skizofrenia
Gangguan otak yang
mendistorsi cara seseorang
berpikir, bertindak,
mengungkapkan emosi,
merasakan realitas &
hubungan sosial

Ditandai: euforia, disinhibisi


sosial, aliran pikiran yang
cepat, susah tidur, berbicara
terus menerus, mudah
mengambil resiko dan
bersifat iritabilitas.

Depresi
Ditandai dengan
perasaan sedih, tidak
berharga, atau putus asa,
serta masalah
berkonsentrasi dan
mengingat detail.

KLASIFIKASI
F 25.0
Skizoafek
tif tipe
Manik
Pedoman
Diagnostik

Kategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe


manik yang tunggal maupun untuk gangguan berulang
dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe manik.
Afek harus meningkat secara menonjol atau ada
peningkatan afek yang tak begitumenonjol dikombinasi
dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak.
Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu,
atau lebih baik lagi dua,gejalaskizofrenia yang khas
(sebagaimana ditetapkan untuk skizofrenia, F20.pedoman diagnostik (a) sampai (d)

F25.1
Ganggua
n
Skizoafek
tif Tipe
Depresif

Kategori ini harus dipakai baik untuk episode skizoafektif


tipe depresif yang tunggal, dan untuk ganngan berulang
dimana sebagian besar episode didominasi oleh skizoafektif
tipe depresif.
Afek depresif harus menonjol, disertai oleh sedikitnya dua
gejala khas, baik depresif maupun kelainan perilaku terkait
seperti tercantum dalam uraian untuk episode depresif
(F32)
Dalam episode yang sama, sedikitnya harus jelas ada satu,
dan sebaiknya ada dua, gejala khas skizofrenia
(sebagaimana ditetapkan dalam pedoman diagnostik
skizofenia, F20.-, (a) sampai (d).

Pedoman Diagnostik
F25.2
Gangguan
Skizoafektif
Tipe
Campuran
Gangguan dengan
gejala-gejala
skizofrenia (F20.-)
berada secara
bersama-sama
dengan gejalagejala afektif bipolar
campuran (F31.6).

F25.8
Gangguan
Skizoafektif
Lainnya

F25.9
Gangguan
Skizoafektif
YTT

Patofisiologi
Mekanisme terjadinya skizoafektif belum diketahui apakah merupakan suatu
patologi yang terpisah dari skizofrenia dan gangguan mood atau merupakan
gabungan dari keduanya yang terjadi secara bersamaan. Jika merujuk pada
kemungkinan kedua, maka telah diketahui neurobiology baik fungsional
ataupun struktural yang terlibat dalam gangguan ini.
Neurobiologi fungsional yeng mendasari gejala psikotik cukup beragam
seperti yang ditunjukkan pada table 1. Secara sederhana disimpulkan bahwa
gejala psikotik muncul dari gangguan pada sistem dopamin, serotonin,
glutamate, metabolisme otak, dll. Kelebihan dopamin atau peningkatan
sensitivitas reseptor dopamine D2 menjadi penyebab gejala psikotik positif.
Serotonin dikaitkan dengan gejala positif dan negatif. Terlihat penurunan
aktivitas glutamat di beberapa regio otak pada pasien skizofrenia, kelainan
pada sistem glutamat dikaitkan dengan gejala hiperaktivitas, hipoaktivitas,
dan neurotoksisitas. Gejala negatif terutama dikaitkan dengan aktivitas
norepinefrin yang menurun.

KRITERIA DIAGNOSIS SKIZOFRENIA (PPDGJ III)


Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a. Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan,
walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda, atau
Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk
kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil
keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (Withdrawal) dan
Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau
umumnyamengetahuinya

b.

Delusion of control

= waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu


kekuatan tertentu dari luar atau
Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatantertentu dari luar atau
Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya=
secara jelas ,merujuk ke pergerakan tubuh/anggota
gerak atau kepikiran, tindakan atau penginderaan
khusus).
Delusion perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna
sangat khas bagi dirinya , biasanya bersifat mistik dan
mukjizat.

c.Halusional Auditorik ;
Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap prilaku
pasien .
Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai
suara yang
berbicara atau
Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
d.Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahi,misalnya perihal keyakinan
agama atau politik tertentu atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia
biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca atau berkomunikasi dengan
mahluk asing atau dunia lain)

Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:
e. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (overvalued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.
f. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation)
yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak relevan atau
neologisme.
g. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing) atay fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.
h. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons emosional
yang menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua
hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neureptika.

PEDOMAN DIAGNOSTIK
SKIZOAFEKTIF

Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitive adanya skizofrenia dan
gangguan skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan
(stimultaneously), atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit
yang sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik
skizofrenia maupun episode manik atau depresif.

Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gelaja skizofrenia dan gangguan afektif tetapi
dalam episode penyakit yang berbeda.

Bila seseorang pasien skizoafrenik menunjukkan gejala depresif setelah mengalami suatu episode
psikotik, diberi kode diagnosis F.20.4 (Depresi Pasca-skizofrenia)

Beberapa pasien dapat mengalami episode skizoefektif berulang, baik berjenis manik (F25.0) maupun
depresif (F.25.1) atau campuran dari keduanya (F.25.2). Pasien lain mengalami satu atau dua episode
manic atau depresi (F30-F33).

Generik
Chlorpromazi

APG
I

Chlorpromazine

Tab. 25 - 100 mg

ne

Anjurkan
150 - 600
mg/hari

Promactil

Tab. 100 mg

Meprosetil

Tab. 100 mg

Cepezet

Tab. 100 mg

Perphenazine

Perphenazine

Tab. 4 mg

Trilafon

Tab 2 - 4 - 8 mg

Trifluoperazin

Stelazine

Tab. 1 - 5 mg

10 - 15

Tab. 2,5 - 5 mg

mg/hari
10 - 15

Tab. 50 - 100 mg

mg/hari
150 - 300

e
Fluphenazine
Thioridazine

Anatensol
Melleril

mg/hari
Haloperidol

Haloperidol

Tab. 0,5 - 1,5 mg

5 - 15 mg/hari

Dores

Tab. 1,5 mg

Serenace

Tab. 0,5 - 1,5 mg

Haldol

Tab. 2 - 5 mg

Govotil

Tab. 2 - 5 mg

Lodomer

Tab 2 - 5 mg

Nama Generik Nama Dagang

APG II

Sulpride

Dogmatil

Sediaan

Dosis Anjurkan

Tab. 200 mg

300 - 600

Forte
Clozapine

Clorazil

mg/hari
Tab. 25 - 100

25 - 100 mg/hari

mg

Sizoril

Tab. 25 - 100

mg
Olanzapine

Zyprexa

Tab. 5 - 10 mg

10 - 20 mg/hari

Quetiapine

Seroquel

Tab. 25 - 100

50 - 400 mg/hari

mg
Zotepine

Lodopin

Tab. 25 - 50 mg

75 - 100 mg/hari

Efek samping Antipsikosis

Sedasi dan inhibisi psikomotor (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang,


kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif menurun).
Gangguan otonomik (hipotensi, antikolinergik/parasimpatolitik: mulut kering,
kesulitan miksi&defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intraokuler
meninggi, gangguan irama jantung).
Gangguan ekstrapiramidal (distonia akut,akathisia, sindrom parkinson: tremor,
bradikinesia, rigiditas).
Gangguan endokrin (amenorrhoe, gynaecomastia), metabolik (jaundice),
hematologik (agranulocytosis), biasanya pada pemakaian panjang.
Irreversible : Tardive dyskinesia (gerakan berulang involunter pada: lidah,
wajah, mulut/rahang, dan anggota gerak, dimana pada waktu tidur gejala
tersebut menghilang).

Pengobatan Mood stabilizer


A. Garam litium
Paling sering digunakan untuk gangguan bipolar
Indikasi :

Mengatasi episode mania dari gangguan bipolar. Gejala hilang dalam jangka
waktu 1-3 minggu setelah minum obat. Litium juga digunakan untuk
mencegah ataumengurangi intensitas serangan ulang pasien bipolar dengan
riwayat mania.
Episode depresi kira-kira 80% pasiendepresif gangguanbipolar 1 berespon
terhadap terapi lithium
Stabilisasimood
Agresif & gangguan tingkah laku

Dosis 1800 mg per hari, dengan dosis berbagi


ES : tekanan darah tinggi, retensi air, dan konstipasi,

Asam Valproat

Hiperpolarisasi potensial istirahat membran neuron akibat


peningkatan daya konduksi membran untuk kalium.
Indikasi : Gangguan bipolar 1 dan gangguan skizoafektif
Efek samping : mual. Efek pada SSP berupa kantuk, ataksia,
tremor. Toksisitas valproat berupa ganggan saluran cerna,
sistem saraf, hati, ruam kulit, dan alopesia.

Karbamazepin

Mengobati kelainan psikiatri seperti mania/bipolar.


Indikasi : episode manik akut; profilaksis gangguan bipolar, skizoafektif, dan
manik disforia; episode depresi akut.
ES : Pusing, vertigo, ataksia, diplopia dan penglihatan kabur.
Dosis target untuk efek antimanik sekitar 1.200 mg per hari dengan pemberian
3-4 kali per hari carbamazepine 300-400 mg dalam bentuk immediate release.
Carbamazepine extended release tersedia dalam sediaan kapsul dan tablet 100,
200, dan 300 mg.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai