Kelompok DR - Iwan
Kelompok DR - Iwan
Kelompok DR - Iwan
BAGIAN/SMF FORENSIK
FAKULTAS KEDOKTERAN ULM/RSUD UILIN
BANJARMASIN
Januari, 2017
Latar Belakang
Pada pasal 133 ayat (1) KUHAP dan pasal 179 ayat (1) KUHAP
dijelaskan bahwa penyidik berwenang meminta keterangan ahli
kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau bahkan ahli
lainnya. Keterangan ahli tersebut adalah Visum et Repertum, di
mana di dalamnya terdapat penjabaran tentang keadaan korban,
baik korban luka, keracunan, ataupun mati yang diduga karena
tindak pidana
Visum et Repertum
d. Dokter yang telah mempunyai surat kompetensi yang dapat membuat Visum et
Repertum yang diminta oleh penyidik.
VeR
Bentuk
Susuna
n
Bentuk VeR
f. Tidak menggunakan istilah asing. Bila tak dapat dihindari maka berikan pula
penjelasannya dalam bahasa Indonesia.
Susunan
Bagian Projustitia
Bagian Pendahuluan
Bagian Kesimpulan
(a) keterangan saksi, (b) keterangan ahli, (c) Surat, (d) petunjuk,
(e) keterangan terdakwa.
Keterangan Ahli
INFANTISID
Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak dilahirkan atau
tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam karena membunuh
anaknya sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa
ia akan melahirkan anak, pada saat akan dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa
anaknya, diancam karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana
penjara paling lama sembilan tahun.
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain yang turut
serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan anak dengan rencana.
Dengan demikian, pada kasus pembunuhan anak terdapat tiga unsur yang penting, yaitu Pelaku
haruslah ibu kandung korban. Motif, motif atau alasan pembunuhan adalah karena takut
ketahuan telah melahirkan anak.Waktu Pembunuhan dilakukan segera setelah anak dilahirkan
atau tidak beberapa lama kemudian, yang dapat diketahui dari ada tidaknya tanda-tanda
perawatan.8
Aborsi
Abortus buatan legal Yaitu pengguguran kandungan yang dilakukan menurut syarat dan caracara yang dibenarkan oleh undang-undang. Populer juga disebut dengan abortus provocatus
therapeticus, karena alasan yang sangat mendasar untuk melakukannya adalah untuk
menyelamatkan nyawa ibu. Abortus atas indikasi medik ini diatur dalam Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Ayat (1): Tindakan medis dalam bentuk pengguguran kandungan dengan alasan apapun,
dilarang karena bertentangan dengan norma hukum, norma agama, norma kesusilaan dan
norma kesopanan. Namun dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa
ibu atau janin yang dikandungnya dapat diambil tindakan medis tertentu
Ayat (2)
Butir a: Indikasi medis adalah suatu kondisi yang benar-benar mengharuskan diambil
tindakan medis tertentu sebab tanpa tindakan medis tertentu itu, ibu hamil dan janinnya
terancam bahaya maut.
Butir b: Tenaga kesehatan yang dapat melakukan tindakan medis tertentu adalah tenaga
yang memiliki keahlian dan wewenang untuk melakukannya yaitu seorang dokter ahli
kandungan seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan.
Butir c: Hak utama untuk memberikan persetujuan ada ibu hamil yang bersangkutan kecuali
dalam keadaan tidak sadar atau tidak dapat memberikan persetujuannya ,dapat diminta dari
semua atau keluarganya.
Butir d: Sarana kesehatan tertentu adalah sarana kesehatan yang memiliki tenaga dan
peralatan yang memadai untuk tindakan tersebut dan ditunjuk oleh pemerintah.
Ayat (3): Dalam Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanan dari pasal ini dijabarkan antara
lain mengenal keadaan darurat dalam menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya,tenaga
kesehatan mempunyai keahlian dan wewenang bentuk persetujuan, sarana kesehatan yang
ditunjuk.
PASAL 299
PASAL 346
PASAL 347
PASAL 348
PASAL 349
PASAL 535
PASAL 80
Pembunuhan
Kejahatan terhadap nyawa (misdrijven het leven) adalah berupa
penyerangan terhadap nyawa orang lain. Kepentingan hukum yang
dilindungi dan yang merupakan obyek kejahatan ini adalah nyawa
(leven) manusia. Menghilangkan nyawa berarti menghilangkan
kehidupan pada manusia yang secara umum disebut
Pembunuhan. Tindak pidana ini termasuk delik materiil (materiale
delict), artinya untuk kesempurnaan tindak pidana ini tidak cukup
dengan dilakukannya perbuatan, akan tetapi menjadi syarat juga
adanya akibat dari perbuatan itu. Timbulnya akibat yang berupa
hilangnya nyawa orang atau matinya orang dalam tindak pidana
pembunuhan merupakan syarat mutlak.
Kejahatan terhadap nyawa dalam KUHP dapat dibedakan atau
dikelompokkan atas 3 (dua) dasar, yaitu14 :
1) Atas dasar unsur kesalahannya
2) Atas dasar obyeknya (nyawa)
Jenis-Jenis Pembunuhan
1. Pembunuhan (Murder)
Hal ini diatur oleh pasal 338 KUHAP yang bunyinya sebagai berikut:
Barang siapa sedang sengaja menghilangkan nyawa orang dihukum
karena bersalah melakukan pembunuhan dengan hukuman penjara
selama-lamanya 15 tahun.