mendukung diagnosis)
Tes antibodi tetanus
SGOT
CPK
Myoglobinuria
Pemeriksaan penunjang lain untuk menyingkirkan diagnosis banding
Patofisiologi
Masuk ke dalam tubuh melalui semua jenis luka, port d'entre paling sering adalah
luka tusuk di kaki
Dapat terjadi pada persalinan atau abortus provokatus, pada bayi baru lahir melalui
infeksi tali pusat, serta otitis media dan gigi berlubang
Karakteristik Penyakit
Stadium Klinis
Pada anak:
Stadium 1: Trismus 3 cm, kejang rangsang (-), kejang spontan (-)
Stadium 2: Trismus 3 cm, kejang rangsang (+), kejang spontan (-)
Stadium 3: Trismus 1 cm, kejang rangsang (+), kejang spontan (-)
Penatalaksanaan
Profilaksis:
Debridement:
Tanpa memperhatikan status imunisasi
Eksisi jaringan yang nekrotik dan benda asing harus dikerjakan untuk semua
jenis luka
Imunisasi aktif:
DPT (Diphteri Pertusis Tetanus) terutama diberikan pada anak. Diberikan pada
usia 2 6 bulan dengan dosis 0,5 cc IM, 1 x sebulan selama 3 bulan berturut
turut. Booster diberikan pada usia 12 bulan, dan antara umur 5 6 tahun.
Tetanus toksoid (TFT = VST = vaksin serap tetanus) diberikan dengan dosis 0,5
cc IM, diberikan 1 x sebulan selama 3 bulan berturut turut. Booster diberikan
10 tahun kemudian setelah suntikan ketiga imunisasi dasar
Imunisasi Pasif:
ATS (Anti Tetanus Serum): bovine (asal lembu) / equine (asal kuda). Dosis
orang dewasa 1500 IU per IM, dan anak 750 IU per IM.
Human Tetanus Immunoglobuline (asal manusia)/Hypertet. Dosis orang dewasa
250 IU per IM (~ 1500 IU ATS), dosis anak 125 IU per IM.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Penatalaksanaan luka
Pemberian antibiotika
Penanggulangan Kejang
Perawatan penunjang
Tirah baring
Diet per sonde, dengan asupan sebesar 200 kalori / hari untuk orang
dewasa, dan sebesar 100 kalori/kg BB/hari untuk anak anak
Pencegahan komplikasi
Komplikasi
Status konvulsivus,