Anda di halaman 1dari 15

Pertambangan Illegal

dan Potensi Kerugian Negara


Oleh
Dr. Ali Masykur Musa
Anggota IV Badan Pemeriksa Keuangan RI

Penerimaan Negara Dari Sektor


Pertambangan

Ketentuan UU Pertambangan
Mineral dan Batubara
Mineral dan batubara sebagai sumber daya alam yang
tak terbarukan merupakan kekayaan nasional yang
dikuasai oleh negara untuk sebesar-besar kesejahteraan
rakyat
Usaha pertambangan dilaksanakan dalam bentuk:
Izin Usaha Pertambangan
Izin Pertambangan Rakyat
Izin Usaha Pertambangan Khusus
Pemegang IUP, IPR, dan IUPK dikenakan iuran PNBP

Data Pertambangan Tanpa Izin


Berdasarkan data dari Kementerian
ESDM dan hasil pengawasan lapangan
oleh Pemerintah Daerah, Tahun 2013,
terdapat kejadian pertambangan tanpa
izin sebagai berikut:
Terjadi di wilayah 13 perusahaan kontrak
karya
Terjadi di wilayah 6 perusahaan pemegang
IUP

Dampak Pertambangan Tanpa


Izin
PNBP tidak dibayarkan oleh Penambang
Illegal
Kerusakan lingkungan akibat tidak
terkendalinya pertambangan illegal dapat
menimbulkan biaya untuk rehabilitasi

Sekilas Tentang BPK

Pemeriksaan BPK
Pemeriksaan BPK terdiri atas pemeriksaan
keuangan, pemeriksaan kinerja, dan
pemeriksaan dengan tujuan tertentu
Apabila dalam pemeriksaan ditemukan
unsur pidana, BPK segera melaporkan hal
tersebut kepada instansi yang berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pemeriksaan Pertambangan Yang


Dilakukan BPK (2008-2013)

Pengelolaan Pertambangan Batubara TA 2006 & 2007 pada


Departemen ESDM, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Timur, Kontraktor PKP2B, dan Pemegang Kuasa
Pertambangan
Pengelolaan Pertambangan Emas dan Perak TA 2007-2009 pada
Departemen ESDM, Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara,
Bolaang Mongondow, dan Bolaang Mongondow Timur, Kontraktor
Kontrak Karya, dan Kuasa Pertambangan
Pengelolaan PNBP dan Dana Bagi Hasil Sektor Pertambangan
Umum TA 2010 s.d. Semester I 2011 pada Kementerian ESDM,
Pemerintah Kabupaten/Kota serta Instansi Terkait Lainnya di
Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah

Pemeriksaan Pertambangan Yang


Dilakukan BPK (2008-2013)
Pengelolaan Pertambangan Mineral TA 2009-2011 pada
Kementerian ESDM, Pemerintah Kabupaten Bogor,
Perusahaan Kontra Karya (PT Freeport Indonesia dan
PT Newmont Nusa Tenggara) dan Pemegang Izin Usaha
Pertambangan (PT Aneka Tambang UPBE Pongkor)
Pemeriksaan atas Pengelolaan Pertambangan Mineral
dan Batubara TA 2011-2012 pada Kementerian ESDM,
Perusahaan Pertambangan di Provinsi Kalimantan
Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara,
Sumatera Selatan Dan Kepulauan Bangka Belitung
(dalam proses)

Basis Pemeriksaan BPK


Pemeriksaan BPK berfokus kepada
Penerimaan PNBP untuk perusahaan
pertambangan yang telah memperoleh
izin dari pemerintah, bukan pada
perusahaan yang tidak mempunyai izin
Penanganan perusahaan yang melakukan
usaha pertambangan tanpa memiliki izin
usaha pertambangan menjadi kewenangan
aparat penegak hukum

Temuan BPK: Ketidakpatuhan


Terhadap Peraturan PerundangUndangan

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas perusahaan pemilik izin usaha


pertambangan, ditemukan indikasi pelanggaran ketentuan:
Tahun 2008:
Satu PKP2B dan 34 Pemegang Kuasa Pertambangan pada 6
Kabupaten, yaitu Kab. Musi Banyuasin dan Musi Rawas di Prov.
Sumsel, Kab. Tanah Bumbu di Kalsel, Kab Barito Timur, Barito
Utara, & Gunung Mas di Kalteng melakukan kegiatan
penambangan batubara di kawasan hutan tanpa izin pinjam
pakai kawasan hutan dari Kemenhut
Tujuh KP di Kab Barito Timur, dan satu izin KP di Kab Kutai
Timur lokasinya tumpang tindih dengan KP lain
Bupati memberikan izin kepada tiga KP yang lokasinya di luar
wilayah kabupaten bersangkutan

Temuan BPK: Ketidakpatuhan


Terhadap Peraturan PerundangUndangan

Tahun 2009:

Sepuluh pemegang Kuasa Pertambangan di Kab. Bolaang Mongondow dan Kab


Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara yang beroperasi di kawasan hutan
belum memiliki izin pinjam pakai kawasan hutan

Tahun 2011
Kebijakan Bupati Barito Timur menerbitkan satu IUP dalam wilayah konsesi
PKP2B mengakibatkan tumpang tindih
Lima pemegang IUP di Kab Barito Timur telah melakukan kegiatan
pertambangan di kawasan hutan tanpa izin pinjam pakai kawasan hutan

Temuan BPK: Ketidakpatuhan


Terhadap Peraturan PerundangUndangan

Tahun 2012

Tiga pemegang IUP di Kab Kotawaringin Timur, dua pemegang IUP di Kab
Seruyan, dua pemegang IUP di Kab Raja Ampat, satu pemegang IUP di Kab.
Nabire, dan dua pemegang IUP di Kab Halmahera Timur melakukan eksploitasi
tambang di dalam kawasan hutan tanpa izin pinjam pakai kawasan hutan
Satu pemegang IUP operasi produksi di Kab Musi Rawas telah melakukan
kegiatan konstruksi tanpa izin pinjam pakai kawasan hutan
Empat perusahaan di Kab Kutai Kartanegara diduga melakukan eksploitasi
tambang di kawasan konservasi Tahura Bukit Suharto
Satu perusahaan di Kab Kutai Kartanegara diduga telah melakukan eksploitasi
tambang dan kolaborasi pemanfaatan kawasan dalam kawasan konservasi
Tahura Bukit Suharto.
Dua pemegang IUP di Kab Halmahera Selatan , satu pemegang IUP di Kab
Halmahera Utara, dan tiga pemegang IUP di Kab Halmahera Timur telah
melakukan eksplorasi Tambang di Kawasan Hutan tanpa izin pinjam pakai
kawasan hutan

Temuan BPK: Ketidakpatuhan


Terhadap Peraturan PerundangUndangan

Atas temuan-temuan yang berindikasi


tindak pidana telah disampaikan ke
penegak hukum

Anda mungkin juga menyukai