Fitness Sken 4
Fitness Sken 4
K E S E H ATA N PA S I E N
D E N G A N S TAT U S TA H A N A N
KELOMPOK C 1
SKENARIO 4
Seorang laki-laki adalah pasien lama anda, datang ke tempat praktek anda.
Ia menyapa dengan baik seperti biasanya, dan kemudian meminta tolong
kepada anda melakukan sesuatu.
Kakak kandungnya saat ini sedang diperiksa oleh kejaksaan karena diduga
telah melakukan tindak pidana korupsi, dengan status tahanan. Ia
sebenarnya menderita penyakit jantung yang telah lama dideritanya,
penyakit lever, dan penyakit pada lutut kanannya ( osteochondritis genu)
sehingga ia mengalami hambatan dalam berjalan. Pasien lama anda
tersebut menunjukan kepada anda data-data medic dari kakaknya. Pasien
lama anda tersebut mendengar bahwa di Jepang terdapat seorang
professor ortopedi mahir dalam menangani penyakit lututnya. Oleh karena
itu ia meminta kepada anda untuk dapat membuatkan surat pengantar
berobat ke Profesor di Jepang tersebut.
RUMUSAN MASALAH
Seorang Pasien lama meminta anda untuk membuat surat pengantar
berobat ke Profesor di Jepang untuk kakak kandungnya yang menderita
penyakit jantung,penyakit lever, dan penyakit pada lutut kanannya
( osteochondritis genu) serta berstatus tahanan.
HIPOTESIS
MIND MAP
ETIKA KEDOKTERAN
Etika deskriptif
etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional
sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh
manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai.
Etika normative
etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola
prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam
hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai.
Prinsip Beneficence
Prinsip Justice
Prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam mendistribusikan sumber
daya (Distributive Justice)
PASAL
Kewajiban Umum
1-2-3-4-5-6-7a-7b-7c-7d-8-9
10-11-12-13
14-15
16-17
Sumpah Dokter Indonesia didasarkan atas Deklarasi Jenewa (1948) yang isinya
menyempurnakan Sumpah Hippokrates. Lafal Sumpah Dokter Indonesia pertama kali
digunakan pada 1959 dan diberikan kedudukan hukum dengan Peraturan Pemerintah
No. 69 Tahun 1960. Sumpah mengalami perbaikan pada 1983 dan1993.
INFORMED CONSENT
suatu proses komunikasi antara pasien dan dokter yang
menghasilkan pemberian izin oleh pasien untuk menjalankan
suatu intervensi medik tertentu.
Menurut PerMenKes no 290/MenKes/Per/III/2008 dan UU no. 29 th
2004 Pasal 45 serta Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran KKI
tahun 2008 maka informed consent adalah persetujuan tindakan
kedokteran yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya
setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai
tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien
tersebut.
Saat memberikan informasi kepada pasien/keluarganya, kehadiran seorang
perawat/paramedik lainnya sebagai saksi adalah esensi yang penting.
Information elements
Elemen ini terdiri dari dua bagian, yaitu pengungkapan dan pemahanam.
Informasi yang diberikan kepada pasien dapat ditinjau dari 3 standar, yaitu: Standar praktek
profesi, strandar subyektif, dan standar pada reasonable person.
Consent elements
Elemen ini terdiri dua bagian, yaitu voluntariness (kesukarelaan, kebebasan) dan
authorization (persetujuan).
Dalam hal ini, informed consent tidaklah beleh berdasarkan paksaan, namun melakukan
persuasi yang tidak berlebihan masih dapat dibenarkan secara moral.
RAHASIA KEDOKTERAN
suatu norma yang secara tradisional dianggap sebagai norma dasar yang melindungu hubungan
dokter dan pasien.
Sesuai dengan sumpah dokter, kode etik kedokteran internasional, dan peraturan pemerintah no.10
tahun 1966 yang mengatur kewajiban simpan rahasia kedokteran oleh seluruh tenaga kesehatan.
Namun dalam PP ini diberikan pengecualian apabila terdapat Peraturan Perundang-undangan (PP)
yang sederajat atau lebih tinggi (UU), dalam pasal 48 ayat (2):
Peraturan lain yang membenarkan pembukaan rahasia kedokteran antara lain adalah ketentuan
pasal 50 KUHAP, pasal 51 KUHAP, pasal 48 KUHAP, dan pasal 49 KUHAP. Dalam permenkes no.749a,
rekam medis boleh dibuka untuk pendidikan dan penelitian.
ASPEK HUKUM
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
(PerMenKes) No. 290 Tahun 2008
Pasal 2 : Semua tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat
persetujuan.
Pasal 3 : Setiap tindakan kedokteran yang mengandung risiko tinggi harus memperoleh
persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan.
Pasal 4 : Dalam keadaan gawat darurat, untuk menyelamatkan jiwa pasien dan/atau mencegah
kecacatan tidak diperlukan persetujuan tindakan kedokteran.
Pasal 5 : Persetujuan tindakan kedokteran dapat dibatalkan atau ditarik kembali oleh yang
memberi persetujuan sebelum dimulainya tindakan.
Pasal 6 : Pemberian persetujuan tindakan kedokteran tidak menghapuskan tanggung gugat hukum
dalam hal terbukti adanya kelalaian dalam melakukan tindakan kedokteran yang mengakibatkan
kerugian pada pasien
LANJUTAN.
Penjelasan
Pasal 7 : Penjelasan tentang tindakan kedokteran harus diberikan
langsung kepada pasien dan/atau keluarga terdekat, baik diminta
maupun tidak diminta.
Pasal 8 : Penjelasan tentang diagnosis dan keadaan kesehatan pasien
Pasal 9 : Penjelasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 harus
diberikan secara lengkap dengan bahasa yang mudah dimengerti atau
cara lain yang bertujuan untuk mempermudah pemahaman.
LANJUTAN.
LANJUTAN.
LANJUTAN.
LANJUTAN.
LANJUTAN.
FITNESS TO BE DETAINED
DEFINISI
Kelayakan seseorang untuk diperiksa atau ditahan
yang didasarkan pada kondisi fisik dan mentalnya,
apakah orang tersebut layak di mata kesehatan atau
tidak, dan harus dapat dibuktikan oleh dokter atau
tenaga kesehatan yang terkait.
FITNESS TO BE DETAINED
Seorang tahanan yang sudah dijatuhi hukuman berhak untuk
mendapatkan penyediaan layanan kesehatan sama seperti di
luar tahanan.
Dokter yang ingin melakukan pemeriksaan harus mendapatkan
informed consent dari pasien tersebut dengan keadaan pasien
tersebut tidak ada paksaan dari polisi.
Penilaian yang dilakukan untuk kesehatan kelayakan tahanan
serupa dengan pemeriksaan klinis umum; gangguan kejiwaan
seringkali membuat seorang individu tidak layak untuk ditahan.
FITNESS TO BE DETAINED
TTV, riwayat penyakit fisik dan mental
Penyakit jantung : EKG, CKMB, troponin I dan T, rontgen thorax
PA
Penyakit liver : SGOT, SGPT
Osteochondritis genu : rontgen regio genu dextra AP/Lateral
Apabila memang dari hasil pemeriksaan pasien memerlukan
pengobatan terlebih dahulu seperti yang telah dikatakan
sebelumnya maka pasien berhak menjalankan pengobatan
kemudian sesuai dengan peraturan yang berlaku pasien kembali
ke dalam tahanan.
Stage Pertama
Dengan mendengar pernyataan dari pengacara terdakwa dan
terdakwa
Stage Kedua
Stage ketiga
Terdakwa tidak
mampu memahami
apa yang
dituduhkan kepada
ia, apa ia bersalah
atau tidak, apa
yang terjadi jika ia
mengaku bersalah
dan apa yang
terjadi jika ia
memberitahu
kebenaran di
pengadilan
Terdakwa tidak
mampu
berkomunikasi
dengan
pengacara
mereka dalam
hal apa yang ia
ingin lakukan
dalam kasus
tersebut
KESIMPULAN
Pembuatan surat rujukan ke luar negri bagi seorang tahanan harus
dipastikan benar-benar apakah sangat membutuhkan atau tidak. Ini dapat
dilakukan pemeriksaan secara terperinci langsung oleh dokter. Setiap
dokter dalam melakukan pekerjaannya sehari-hari dituntut untuk memiliki
sikap profesionalisme yaitu sikap yang bertanggung jawab, sikap
kompetensi dan wewenang yang sesuai waktu juga tempat, sikap etis
sesuai etika profesi, dan bekerja sesuai standard yang ditetapkan.