Anda di halaman 1dari 104

ANATOMI DAN

FISIOLOGI SISTEM
DIGESTIF
Ilmi T. I.
C11.05.0197
Ivana Agnes S.
C11.05.0200
Dyan Ananda
C11.05.0201
Hendry Rusdy ,drg.
MSQ.05.004
Jenny G., drg.
MSQ.05.013

RONGGA MULUT
Fungsi rongga mulut
(1) menganalisa makanan sebelum ditelan
(2) proses mekanik oleh gigi, lidah, dan permukaan palatal
(3) lubrikasi lewat campuran sekresi mukus dan saliva
(4) digesti oleh karbohidrat dan lipid

Rongga mulut, atau kavitas bukal epitelium skuamosa


terstratifikasi
Superior lidah dan palatum abrasi berat sel keratin
pipi, bibir dan bawah lidah lapisan epitel relatif tipis,
tidak berkeratin dan halus
mukosa inferior lidah tervaskularisasi baik absorpsi
obat larut lemak Nitroglycerin angina akut

LIDAH
Fungsi utama
(1) proses mekanik lewat kompresi, abrasi
dan distorsi
(2) manipulasi untuk membantu
pengunyahan dan mempersiapkan
material untuk ditelan
(3) analisa sensoris lewat raba, suhu dan
reseptor rasa
(4) sekresi mukus dan enzim lingual lipase

KELENJAR SALIVA
1. kelenjar parotid
- sekresi yang kental dan serosa, mengandung saliva
amilase (enzim yang memecah karbohidrat kompleks)
- muara : duktus Stensoni vestibulum regio molar kedua
atas
2. Kelenjar sublingual
- sekresi mukosa cair bersifat sebagai buffer dan lubrikasi
- duktus Rivini frenulum sublingual anterior
3. Kelenjar submandibula
- Sekresi berupa campuran buffer, glikoprotein (mucin dan
saliva amilase)
- duktus Whartoni samping frenulum lingual regio gigi
posterior

Fungsi saliva, antara lain :


1. Lubrikasi rongga mulut
2. Melembabkan dan melubrikasi material
dalam mulut
3. Melarutkan secara kimiawi sehingga
menstimulasi taste buds dan
menghasilkan informasi sensorik material
4. Mengawali digesti karbohidrat kompleks
sebelum material ditelan. Enzim yang
terlibat adalah saliva amilase.

GIGI
lidah gerakan menempatkan
makanan ke permukaan gigi (oklusal)
oklusal mengunyah atau mastikasi
makanan mengoyak jaringan ikat
daging dan serat sayuran
membantu saturasi material dengan
sekresi saliva dan enzim

PROSES PENGUNYAHAN

Peranan : otot mastikasi + organ rongga mulut

Otot mastikasi : menutup rahang dan menggerakkan


rahang bawah dari sisi ke sisi kombinasi gerakan
mandibula elevasi, depresi, protraksi, retraksi dan
medial-lateral

Mastikasi :
- makanan didorong dari rongga mulut ke vestibulum dan
sebaliknya, melewati permukaan oklusal berulang-ulang.
- makanan di tarik dan dirobek sampai konsistensi tertentu
dan dilembabkan oleh sekresi saliva
- lidah bolus dan mendorong untuk ditelan

ESOFAGUS
tuba hollow muscular p : 25 cm ,
D 2 cm
Fungsi utama : mengantarkan
makanan yang solid dan cairan ke
dalam perut

Mukosa esofagus mengandung epitelium


skuamosa terstratifikasi, non keratin
Mukosa dan submukosa membentuk
lipatan besar
- memperpanjang esofagus
- pelebaran dilewati bolus besar
Submukosa mengandung kelenjar esofagal
sekresi mukus mengurangi friksi
antara bolus dan lapisan esofagal

Muskularis eksterna :
- lapisan sirkular di dalam
- longitudinal di luar
Esofagus :
- 1/3 atas serat otot skeletal
- 1/3 tengah campuran otot skeletal dan otot
halus
- 1/3 bawah otot halus
Di luar muskularis eksterna tidak terdapat
serosa, hanya adventitia jaringan ikat menjaga
posisi esofagus

PROSES PENELANAN

GASTER

Bentuk
Kurva
Regio
Volume

Muskulus
Outer
Inner

Kelenjar

Fungsi motorik dari lambung


1. Penyimpanan makanan sejumlah besar makan dapat diproses di dalam
duodenum
2. Pencampuran makan ini dalam dengan sekresi dari lambung sampai
membentuk kimus ( campuran setangah cair )
3. Pengosongan dengan lambat dari lambung ke usus halus pada kecepatan
yang sesuai untuk pencernaan dan absorbsi yang tepat di usus halus.

Secara fisiologis lambung dibagi atas bagian oral pada 2/3 pertama
dari korpus dan kaudal pada 2/3 dan bagian kaudal yang merupakan
sisa dari korpus

Getah pencernaan dari lambung

kelenjar gastrik
makanan berkontak
dengan mukosa lambung

(+) makan

gelombang konstriktor pristaltik yang lemah gelombang pencampur

Sewaktu gelombang konstriktor berjalan dari


korpus lambung ke dalam antrum gelombang
menjadi sangat kuat yang menimbulkan cincin
konctriktor pristaltik yang kuat yang mendorong
isi antrum di bawah tekanan tinggi ke arah pilorus

retropulsi

gerakan cincin konstriktif peristaltik digabung dengan


kerja penyemprotan

Kontraksi lapar

Perut kosong

(bbrpjam/>>)

Nyeri lambung

hunger pangs

pengosongan lambung ditimbulkan oleh kontraksi pristaltik yang kuat pada antrum lambung
dipengaruhi
sinyal dari lambung dan duodenum

efek volume makanan pada


lambung terhadap kecepatan
pengosongan dan efek gastrin
terhadap pengosongan lambung

duodenum memberi sinyal yang lebih kuat,


selalu mengontrol pengosongan kimus ke
dalam duodenum pada kecepatan yang
tidak melebihi kecepatan kimus dicerna dan
diabsorbsi dalam usus halus

Faktor-faktor dari duodenum yang menghambat pengosongan lambung :

1. pengaruh penghambatan oleh refleks-refleks saraf


enterogastrik dari duodenum
2. Umpan balik hormonal dari duodenum menghambat
pengosongan lambung ( peran lemak dan hormon
kolesistokinin )

Anatomi Usus Halus


Usus halus bagian saluran
pencernaan yang paling panjang,
Duodenum
Jejunum
Ileum

Fungsi utama usus halus


pencernaan dan absorpsi hasil-hasil
pencernaan

Duodenum

Vaskularisasi

Lymphatic drainage

Jejunum-Ileum

Vaskularisasi

Lymphatic Drainage

Fisiologi Usus halus

Pergerakan usus halus


Kontraksi pencampuran (kontraksi
segmentasi)
Gerakan mendorong

Sekresi usus halus


Sekresi mukus oleh kelenjar Brunner
Sekresi getah pencernaan usus oleh
Kripta Lieberkuhn

Pencernaan makanan
Pencernaan karbohidrat: terdapat pencernaan
oleh amilase pankreas dan hidrolisis disakarida
dan polimer-polimer glukosa kecil menjadi
monosakarida oleh enzim-enzim epitel usus
Pencernaan protein: oleh sekresi pankreas dan
peptidase di enterosit
Pencernaan lemak: emulsifikasi lemak oleh
asam empedu dan lesitin, lipase pankreas

Absorpsi makanan
Absorpsi air
Absorpsi ion
Karbohidrat
Absorpsi nutrisi

Protein
Lemak

Vaskularisasi

Lymphatic drainage

Innervation

Fisiologi Pankreas
Sekresi eksokrin
Sel eksokrin pankreas mengeluarkan cairan elektrolit dan enzim
sebanyak 1500 sampai 2500 ml sehari dengan pH 8-8,3 dan
mempunyai tekanan osmotik yang sama dengan plasma. Cairan
ini dikeluarkan oleh sel sentroasiner akibat rangsang hormon
sekretin.
Enzim proteolitik, lipolitik, amilolitik dan nuklease juga terdapat
dalam cairan pankreas. Beberapa enzim tersebut dihasilkan dalam
bentuk yang aktif, sedangkan yang lain dalam bentuk yang tidak
aktif. Enzim yang tidak aktif ini menjadi aktif di duodenum. Disini
enterokinase mengubah tripsinogen menjadi tripsin dan tripsin ini
mengubah kemotripsinogen menjadi kemotripsin. Di dalam usus,
enzim proteolitik mengubah protein menjadi peptida, lipase
memecah lemak menjadi gliserol dan asam lemak, dan amilase
mengubah karbohidrat menjadi disakarida dan dekstrin.

Sekresi pankreas eksokrin diatur oleh mekanisme humoral dan neural.


Asetilkolin yang dibebaskan di ujung n.vagus merangsang sekresi enzim
pencernaan. Hormon kolesistokinin juga merupakan perangsang yang
sangat kuat terhadap sekresi enzim, sedangkan VIP/vasoactive
intestinal peptide merupakan perangsang kuat untuk sekresi air dan
bikarbonat.
Sekresi eksokrin dipengaruhi oleh beberapa fase makan, yaitu fase
sefalik, fase gastrik, fase intestinal, dan fase postcenam.
Fase sefalik berlangsung dengan perantaraan n. vagus yang
menghasilkan cairan pankreas disertai pelepasan gastrin dari lambung
yang juga merangsang pengeluaran cairan pankreas. Fase gastrik
terkait dengan adanya makanan dalam lambung yang menyebabkan
distensi. Protein dalam makanan merangsang sekresi gastrin. Pada fase
intestinal, asam dalam duodenum merangsang pengeluaran sekretin
dan kolesistokinin sehingga cairan pankreas dan bikarbonat bertambah.
Fase postcenam dimulai dengan penghambatan sekresi pankreas akibat
makanan ynag trlah dicerna sudah sampai ke bagian distal usus halus.

Sekresi endokrin
Sekresi hormon pankreas dihasilkan
oleh pulau Langerhans, terdiri dari sel ,
sel , sel dan beberapa sel C.
Sel glukagon
sel insulin
sel somatostatin, gastrin, dan
polipeptida pankreas

fisiologi

Hepar mengeluarkan empedu,


N = 600 - 1200 mL/hari.
Fungsi empedu :
Asam
empedu
berperan
dalam
absorbsi lemak
sebagai
media
pembuangan

bilirubin & kolesterol

Sekresi empedu
Empedu (siklus
enterohepatik)

Sekretin

Hepatosit

sel epitel
sekretoris pada
duktulus & duktus

asam empedu,
kolesterol, dan zat
organik lainnya

ion-ion natrium
dan bikarbonat
(encer)

Empedu

Kapasitas kandung
empedu :

Produksi Empedu :
600 -1200 mL/hari.

30 - 60 mL.

absorbsi air, natrium,


klorida, dan elektrolit
secara terus-menerus

Pemekatan empedu :
5 x lipat
(sampai 20 x lipat)

komposisi

30
Makanan
(berlemak)

Pengosongan
kandung empedu

+
Duodenum

Relaksasi
sfingter
Oddi

Kontraksi
dinding
kantung

+
Kolesistokinin
Saraf vagus

+
Kolesistokinin
Hantaran gelombang peristaltik
dari kendung empedu
Fase relaksasi gelombang
peristaltik dari duodenum

Fungsi empedu
GI

Non GI

Emulsifikasi

Sebagai media
pembuangan
bilirubin &
kolesterol

Absorbsi asam
lemak,
monogliserida,
kolesterol, dan
lemak lainnya.

Tanpa adanya garam empedu, 40% lemak


yang dicerna akan dikeluarkan bersama feses

Siklus enterohepatik
Ceritanya
usus

Ceritanya
hepar

E
M
P
94%

E
D
U

4%

Usus besar
Usus besar pada orang dewasa memiliki panjang +/- 4,5 m
merupakan
1/5 panjang seluruh traktus gastro intestinal. terbesar dari caecum yaitu
7,5-8,5 cm berangsur-angsur mengecil ke arah sigmoid 2,5 cm

Ciri-ciri mikroskopis usus besar yaitu:


Taenia coli
Haustrae
Appendices epiploica
Kolon asenden, fleksura hepatica, fleksura lienalis, kolon desendens
Kolon sigmoid menembus refleksi peritoneum dan diafragma pelvis menjadi
rektum yang terletak eksraperitoneal

Vaskularisasi arteri

a. Marginalis
drummona

Colon asenden, fleksura heaptika dan sebagian besar kolon tranversum


arteri mesentrica superior
(a.colica dekstra&a.colica media)

Fleksura linealis, colon desenden, colon sigmoid dan bagian proksimal

a.Mesentrica inferior

a.colica sinistra & a. Sigmoidale serta a. Hemoroidale superior

vena

Pembuluh getah bening


Kolon dilingkari oleh lymphatic chanel yang berlokasi di submukosa dan
muskularis mukosa. Lymphatic vessel berjalan mengikuti supply arteri pada
kolon. Jamieson dan Dobson membagi sitem limfatik sebagi berikut:
KGB epiploica pada dinding usus
KGB paracolica sepanjang arteri marginalis drummond yang terletak antara
arteri marginalis dan usus
KGB intermediste sepanjang vasa kolica dan sigmoidale
KGB utama ( principal node) terletak pada origo arteri mesentrica inferior
dan origo colica media dan sinistra

Fungsi utama kolon


(1) absorpsi air dan elektrolit dari kimus
(2) penimbunan bahan feses sampai dapat dikeluarkan.

Gerakan-gerakan kolon
1. Gerakan-gerakan mencampur (haustrasi)
2. Gerakan-gerakan mendorong

Gerakan-gerakan mencampur (haustrasi)


Konstriksi2 sirkular yang besar di kolon

= usus halus

otot sirkular akan berkontraksi,


kadang2 menyempitkan lumen kolon
sampai hampir tersumbat

otot longitudinal kolon, yang terkumpul


menjadi tiga pita longitudinal dan disebut
taenia coli,

haustrae
Pengadukan
lambat

zat-zat terlarut secara progresif diabsorbsi


hingga tinggal 80 sampai 200 mililiter dari
muatan kimus harian yang dilepaskan menjadi
feses.

berkontaksi
Cepat/lamba
t 30s/d60 dtk

Jenis gelombang peristaltik yang terlihat dalam usus


halus, jarang timbul pada sebagian besar kolon.

Dorongan
pergerakan lambat ke arah anus
oleh kontraksi haustrae, yang
baru dibicarakan

gerakan massa

Pergerakan massa

jenis peristaltik yang termodifikasi yang ditandai oleh rangkaian


peristiwa

timbul sebuah cincin konstriksi pada titik


yang teregang atau teriritasi di kolon

Kontraksi secara progresif menimbulkan


tekanan yang lebih besar selama kirakira 30 detik
relaksasi 2s/d 3mnt

kolon transversum
>> kolon distal sepanjang 20 cm hingga ke
tempat konstriksi tadi akan (-)hausirasinya
dan malah berkontraksi sebagai satu unit

mendorong materi feses menuruni kolon


Pengerakan massa lebih jauh

periode10s/d 30mnt
kelak mungkin timbul kembali
setengah hari lagi atau bahkan satu
hari berikutnya

defakasi

Rektum

entoderm

Kanalis analis
ektoderm )

proktoderm (invaginasi

PERBEDAAN
Epitel
Pendarahan
Vena & Aliran Limf
Persarafan

Rektum Kanalis Analis


Epitel mukosa glanduler
gepeng

epitel berlapis

usus

lanjutan kulit luar

Saraf autonom

sensori somatik

(tidak peka terhadap nyeri)


nyeri)

(peka terhadap

Vena

Rektum

Kanalis Analis

melalui

ke sistem kava

sistem porta
cabang
iliaka )
Limfe

(melalui
vena

pembuluh limf
ke arah
sepanjang pembuluh kelenjar inguinal
hemorhoidalis superior
Kelenjar paraaorta
(melalui vena iliaka interna)

Kanalis analis
panjang 3 cm
sumbu dengan rektum

ventrokranial (istirahat)

defekasi sudut lebih >>


Batas atas kanalis anus
- garis anorektum
- garis mukokutan
kripta anus + muara kelenjar
- linea pektinata
anus
- linea dentata

Cincin sfingter anus melingkari kanalis analis

sfingter intern

sfingter ekstern

Sisi posterior dan lateral cincin ini terbentuk


dari fusi sfingter intern, otot longitudinal,
bagian tengah dari otot levator (puborektalis),
dan komponen muskulus sfingter eksternus
Muskulus sfingter internus terdiri atas serabut
otot polos
sfingter eksternus terdiri atas serabut otot
lurik

Pendarahan Arteri
Arteri hemoroidalis superior adalah kelanjutan
langsung dari arteri mesenterika inferior
Arteri hemoroidalis medialis adalah percabangan
anterior arteri iliaka interna
Arteri hemoroidalis inferior adalah cabang dari
arteri pudenda interna
Anastomosis antara arkade pembuluh inferior dan
superior merupakan sirkulasi kolateral yang
mempunyai makna penting pada tindak bedah
atau sumbatan aterosklerotik di daerah
percabangan aorta dan arteri iliaka

Pendarahan Vena
Vena hemoroidalis superior berasal dari pleksus
hemoroidalis internus vena mesenterika inferior
dan seterusnya melalui vena lienalis ke vena porta
Vena ini tidak berkatup sehingga tekanan rongga
perut menentukan tekanan di dalamnya
Karsinoma rektum dapat menyebar sebagai
embolus vena ke dalam hati
Vena hemoroidalis inferior mengalirkan darah
vena pudenda interna dan ke dalam vena iliaka
interna dan sistem kava

Aliran Limfe
Pembuluh limfe dari kanalis membentuk
pleksus halus yang mangalirkan isinya
menuju kelenjar limfe inguinal sampai ke
kelenjar limf iliaka
Infeksi dan tumor ganas di daerah anus
dapat mengakibatkan limfadenopati inguinal
Pembuluh limf dari rektum di atas garis
anorektum berjalan seiring dengan vena
hemoroidalis superior dan berlanjut ke
kelenjar limf mesenterika inferior dan aorta

Persarafan
Persarafan rektum terdiri atas sistem simpatik
dan sistem parasimpatik
Serabut simpatik berasal dari pleksus
mesenterikus inferior dan dari sistem parasakral
yang terbentuk dari ganglion simpatis lumbal
ruas kedua, ketiga dan keempat
Persarafan parasimpatik (nervi erigentes) berasal
dari saraf sakral kedua, ketiga dan keempat

Kontinensia
Kontinensia anus tergantung pada
konsistensi feses, tekanan di dalam anus,
tekanan di dalam rektum, dan sudut
anorektal
Makin encer feses makin sukar untuk
menahannya di dalam usus
Tekanan pada suasana istirahat di dalam
anus berkisar antara 25-100 mmHg dan di
dalam rektum antar 5-20 mmHg
Jika sudut antara rektum dan anus lebih dari
80 derajat feses sukar dipertahankan

Defekasi
Pada suasana normal, rektum kosong
Pemindahan feses dari kolon sigmoid ke dalam
rektum kadang-kadang dicetuskan oleh makanan,
terutama pada bayi
Bila isi sigmoid masuk ke dalam rektum, dirasakan
oleh rektum dan menimbulkan keinginan untuk
defekasi
Sikap badan sewaktu defekasi, yaitu sikap duduk
atau jongkok, memegang peranan yang berarti

Defekasi
Defekasi terjadi akibat refleks peristasis rektum,
dibantu oleh mengedan dan relaksasi sfingter
anus ekstern
Syarat untuk defekasi normal adalah persarafan
sensibel untuk sensasi isi rektum dan persarafan
sfingter anus untuk kontraksi dan relaksasi yang
utuh, peristalsis kolon dan rektum tidak
terganggu, dan struktur anatomi organ panggul
yang utuh

Anda mungkin juga menyukai