SISTEM SARAF DAN

OTOT

PENDAHULUAN
SISTEM NEUROMUSKULER

1.

NEURON ADALAH UNIT FUNGSIONAL UTAMA

DARI SISTEM SARAF (NERVOUS SYSTEM)

2.

SISTEM SARAF DIBAGI 2:

CNS DAN PNS

MEDULA SPINALIS DAN 3 LAPISAN MENINGES

DI DALAM KANALIS VERTEBRALIS
1. POTENSIAL AKSI
SENSORIS MASUK
MEDULA SPINALIS
SEPANJANG AKSON
DALAM AKAR
DORSAL.
2. POTENSIAL AKSI
MOTORIS KELUAR
MEDULA SPINALIS
SEPANJANG AKSON
DALAM AKAR
VENTRAL.
(Sumber. Textbook of Veterinary. 3rd. Cunningham, J.G.
3 2002.)

NEURON
1. NEURON MEMPUNYAI 4 BAGIAN FUNGSIONAL
YANG PENTING
2. MEMBRAN SEL SARAF MENGANDUNG
POTENSIAL MEMBRAN LISTRIK DIAM
3. POTENSIAL MEMBRAN DIAM DISEBABKAN
OLEH 3 FAKTOR UTAMA
4. POTENSIAL MEMBRAN DIAM DAPAT DIUBAH
OLEH SIGNAL SINAPTIK DARI SEL PRESINAPTIK
5. POTENSIAL AKSI DIMULAI PADA SEGMEN AWAL
AKSON DAN MENYEBAR KE BAWAH MASUK
LENGAN AKSON
4

NEURON MEMPUNYAI 4 BAGIAN FUNGSIONAL

YANG PENTING
1.

DENDRIT : PENERIMA
SIGNAL DARI NEURON
DI DEKATNYA
2. BADAN SEL :
BERINTEGRASI
DENGAN SIGNAL2 INI
3. AKSON : MENTRANSMISI
POTENSIAL AKSI
BEBERAPA JARAK
SEPANJANG SEL
4.
TERMINAL
PRESINAPTIK:
MEMBERI SIGNAL SEL2
DI DEKATNYA
(Sumber. Textbook of Veterinary. 3rd. Cunningham, J.G. 2002.)

Potensial aksi
Untuk memahami proses dalam pontensial aksi perlu dipahami
istilah2 berikut ini :
Polarisasi adalah : membran memiliki pontensial; terdapat
pemisahan muatan yang berlawanan
Depolarisasi : potensial membran mengalami penurunan dari
pontensial istirahat: pontesial tersebut bergerak menuju 0 mV
dibandingkan dengan pontensial istirahat.lebih sedikit muatan
yang dipisahkan
Hiperpolarisasi : pontensial lebih besar dari pada potensial
istirahat; potensial tersebut meningkatkan atau atau bahkan
menjadi lebih negatif: lebih banyak muatan yang dipisahkan
dengan pontensial istirahat.
Repolarisasi : membran kembali kepontensial istirahat setelah
mengalami depolarisasi.

Membran plasma

Membran plasma membentuk batas luar badan sel

yang menyambung sampai prosessusnya
Pada neuron tempat inisiasi dan konduksi impuls
saraf
Terdiri dr lapisan dalam dan luar dibentuk oleh
molekul-molekul potein
Diantara lapisan terdpt lapisan lipid tebalnya 3 nm,
lapisan lipid dibentuk dari dua baris lapisan
fospolipid.
Membran plasma dan selubung sel membentuk
membran semipermiabel yang memungkinkan difusi
ion-ion tertentu melalui membran sel, tetapi
menghambat ion lainnya.

 Dalam

keadaan istirahat ion-ion K + berdifusi

dari sitoplasma menuju cairan jaringan
melalui membran plasma
Permiabelitas membran terhadap ion K +
jauh lebih besar dari pada ion Na + aliran
keluar pasif ion K+ jauh lebih besar dari
pada aliran masuk ion Na+.
Keadaan ini mengakibatkan perbedaan
potensial tetap sekitar 80mV.
Keadaaan ini menyebabkan membaran
plasma dibagian dalam membran lebih
negatif dari pada bagian luar. Hal
inidikenal dengan potensial istirahat.

Bila sel saraf dirangsang oleh listrik, meknik atau zak kimia
terjadi perubahan cepat pada membran terhadap ion Na +
Ion Na+ berdifusi melalui membran plasma kedalam sitoplasma
keadaan ini menyebabkan membran mengalami depolarisasi.
Infulks cepat ion Na yang diikuti oleh perubahan polarisasi
disebut potensial aksi
Peningkatan permiabelitas membran terhadap ion Na + segera
meghilang dan diikuti oleh pe permiabelitas ion K+ sehingga ion
K+ mengembalikan kepotensial istirahat.
Sekali dbangkitkan potensial aksi menyebab di membran plasma
, menjauhi tempat inisiasi dan tempat dihantarkan sepanjang
nuerit sebagai implus saraf.
Stimulus dihambat diperkiraan menimbulkan efe dengan
menyebabkan influks ion Cl- melalui membran plasma kedalam
nueron sehingga menimbulkan hiperpolarisasi dan mengurangi
keadaan eksitasi sel.

Implus saraf

Serat saraf dan serat otot sama dengan jaringan eksitabel yang mampu
menghantarkan singnal kimia- listrik didalam tubuh.
Kemampuan hantaran tergantung pada keutuhan lingkungan internal
dan eksternal sel
Perbedaan kosentrasi ion intra dan ekstra hasi distribusi K+ & Na+
membran plasma
Neuron istirahat
intra
ekstra
K+
>30x
Na+
Na+
<14 x
Na+
Protein
>
Protein
Beda kosentrasi pompa K+ _ Na+ ( ATP sebagai energi )
transpor aktif : 2 ion K masuk dan 3 ion Na+ Keluar
seimbang

gradien kosentrasi ion

pompa K+ - Na+, Intrasel (-) ekstrsel
(+)
Ion negatif protein anion dalam sel
tidak ada yang keluar
Ion Na+ keluar ekstra sel ( + ), Ion K +
kedalam cendrung difusi ke dlm
chanel K Na.
Beda ion pada membran neuron sama
dengan potensial istirahat. Pot
membran istirahat : -70 mV.
Keseimbangan

Karakteristik sel saraf istirahat

ion

distribusi

Perm
membran

Difusi pasif lewat

membran

Transposrt akt
melalui membr
pompa ion

An ion
organis

intra

impelmiabel

Ion tdk dpt melewati

membran

Tdk ada pompa u

ion organik

Cl-

> ekstra

Permiabel bbs Ion dpt mll membran

Influks = efluks

Tidak ada pompa

untuk Cl-

K+

> Intra

Permiabel bbs Potesial istirahat tidak

cukup mencegah
kehilangan sedikit K+

Pompa scr aktif K

kedlm sel melawa
gradian kosentras
cendrung terjadi
kebocoran keluar

Na+

>ekstra

Membra sel
saraf istirahat
kurang
permiabel Na+

Pompa aktif Na+

keluar sel melawa
gradien kosentras
Cendrung keboco
pasif kedalam

Pasif influks Na sdkt

difusi ke dlm sel,
sebab permiabelitas
membran terhdp Na,
rendah walaupun
gradien kimia listrik
besar

POTENSIAL MEMBRAN DIAM DISEBABKAN OLEH

3 FAKTOR UTAMA

1.
2.

3.

POMPA NA+ DAN K+

PERBEDAAN PERMEABILITAS MEMBRAN UNTUK
DIFUSI ION
ANION2 BERMUATAN NEGATIF SECARA BERTANGGA MASUK KE DALAM SEL

GB. KONSENTRASI ION BERMUATAN POSITIP DAN NEGATIF

KEDUANYA SAMA DALAM RUANG INTRA DAN EKSTRA
SELULER. BAGAIMANAPUN ION BERMUATAN POSITIP LEBIH
SEGERA AKUMULASI DI SISI LUAR MEMBRAN SEL, DAN ION
BERMUATAN NEGATIF SEGERA AKUMULASI KE SISI BAGIAN
DALAM MEMBRAN SARAF
(Sumber. Textbook of Veterinary. 3rd. Cunningham, J.G. 2002.)

17

POTENSIAL POSTSINAPTIK

A.

B.

POTENSIAL POSTSINAPTIK EKSITASI (EPSP)

MENGHASILKAN BENTUK EKSITASI PRESINAP
PENGGERAK TRANSMITTER POTENSIAL MEMBRAN KE
ARAH AMBANG
HAMBATAN POTENSIAL POSTSINAPTIK DIHASILKAN DARI
HAMBATAN PENGGERAK TRANSMITTER POTENSIAL
MEMBRAN JAUH DARI AMBANG

(Sumber. Textbook of Veterinary. 3rd. Cunningham, J.G. 2002.)

18

POTENSIAL AKSI DIMULAI DARI SEGMEN AWAL AKSON

KEMUDIAN MENYEBAR SEPANJANG AKSON

POTENSIAL MEMBRAN NEURON BERUBAH SECARA DRAMATIK

SELAMA AKSI POTENSIAL
MULA-MULA DEPOLARISASI MELEWATI AMBANG, KEMUDIAN
REPOLARISASI, SELANJUTNYA KEMBALI KE ARAH POTENSIAL
MEMBRAN DIAM
19
(Sumber. Textbook of Veterinary. 3rd. Cunningham, J.G. 2002.)

A.
POTENSIAL AKSI,
MULA2
DIBENTUK
DALAM SEGMEN
AWAL AKSON
B.
PENYEBARAN
KE BAWAH
AKSON YANG
TIDAK
BERMYELIN
OLEH PEMICU
POTENSIAL AKSI
DALAM
MEMBRAN
SEKITAR
(Sumber. Textbook of Veterinary. 3rd.
Cunningham, J.G. 2002.)

20

KONDUKSI SALTATORY
DARI POTENSIAL AKSI DI
AKSON BERMYELIN (A
DAN B) ADALAH LEBIH
CEPAT DARIPADA
KONDUKSI POTENSIAL
AKSI DALAM AKSON
TIDAK BERMYELIN
SEBAB POTENSIAL AKSI
SECARA FUNGSIONAL
MELONCAT DARI NODUS
SATU KE NODUS
BERIKUTNYA.
(Sumber. Textbook of Veterinary. 3rd. Cunningham, J.G. 2002.)

21

SINAPS NEUROMUSKULER

1.

ANATOMI SINAPS NEUROMUSKULER

MERUPAKAN SALAH SATU PENGHUBUNG
KHUSUS

2.

POTENSIAL AKSI PADA SARAF PRESINAPS

PEMICU POTENSIAL AKSI PADA OTOT
MELALUI PEMBEBASAN ACETILKHOLIN

22

SINAPS NEUROMUSKULER MEMPUNYAI

SISI PRESINAPTIK
(SARAF),
RUANG SEMPIT
ANTARA SARAF DAN
OTOT YANG
DISEBUT CLEFT
SINAPTIK,
DAN SISI
POSTSINAPTIK
(MUSKULUS)
(Sumber. Textbook of Veterinary. 3rd. Cunningham, J.G.
2002

.)
23

FISIOLOGI MUSKULUS

1.
2.
3.

4.

5.

SEMUA GERAKKAN ADALAH HASIL KONTRAKSI

DARI MUSKULUS SKELET
ADA BEBERAPA TINGKATAN ORGANISASI DARI
SUATU MUSKULUS SKELET
POTENSIAL AKSI PADA SARKOLEMMA MENYEBAR
KE BAGIAN DALAM DARI SEL SEPANJANG
TUBULUS TRANSVERSUS
PERGESERAN AKTIN SEPANJANG MOLEKUL
MYOSIN MENGHASILKAN PEMENDEKAN FISIK
SARKOMER
POTENSIAL AKSI PADA SARKOLEMMA ADALAH
BERPASANGAN TERHADAP MEKANISME
KONTRAKSI MELALUI PELEPASAN Ca+ DARI
24
RETIKULUM SARKOPLASMIK

6.
7.

8.

9.
10.

MUSKULUS BERUBAH KEKUATAN KONTRAKSINYA

OLEH SEJUMLAH UNIT MOTOR AKTIF
ELEKTROMYOGRAM ADALAH ALAT LISTRIK YANG
DIGUNAKAN DI KLINIK UNTUK MENGUKUR
SEGALA PERUBAHAN MUSKULUS SKELET
SEBAGIAN BESAR SERABUT OTOT DAPAT
DIKLASIFIKASI SEBAGAI SERABUT KONTRAKSI
LAMBAT ATAU CEPAT
STRUKTUR MUSKULUS JANTUNG DAN POLOS
BERBEDA DENGAN MUSKULUS SKELET
PENGATURAN ION Ca+ DALAM PASANGAN
KONTRAKSI-RELAKSASI DALAM MUSKULUS
JANTUNG DAN POLOS BERBEDA DENGAN
MUSKULUS SKELET

25

 SEMUA GERAKAN YANG DAPAT

DILIHAT ADALAH HASIL KONTRAKSI

(PEMENDEKAN) MUSKULUS SKELET
YANG BERIKATAN DENGAN SENDI
GERAK

26

PERGESERAN AKTIN SEPAN-JANG MOLEKUL MYOSIN MENGHASILKAN PEMENDEKAN FISIK DARI SARKOMER

PERGESERAN AKTIN SEPANJANG MOLEKUL MYOSIN

SECARA FISIK MEMENDEKAN (KONTRAKSI) SARKOMER

(Sumber. Textbook of Veterinary. 3rd. Cunningham, J.G. 2002.)

29

KONSEP REFLEKS

1.
2.
3.

SEBUAH ARKUS REFLEKS TERDIRI DARI 5

KOMPONEN PENTING
ARKUS REFLEKS ADALAH SEGMENTAL DAN
INTERSEGMENTAL
REFLEKS MENYEBAR SECARA LUAS DALAM
SISTEM SARAF DAN DI BAWAH BAGIAN UTAMA
DARI PENGUJIAN NEUROLOGIK SEORANG
PASIEN

30

SEBUAH ARKUS REFLEKS TERDIRI DARI 5

KOMPONEN PENTING
1. SEBUAH
RESEPTOR
2. SEBUAH NEURON
SENSORIS
3. SATU ATAU LEBIH
SINAPS DI DALAM
SSP
4. SEBUAH NEURON
MOTORIS
5. SEBUAH ORGAN
SASARAN,
BIASANYA
MUSKULUS
(Sumber. Textbook of Veterinary. 3rd. Cunningham,
J.G. 2002.)

31

RESEPTOR PEREGANG MUSKULUS SKELET

1.

2.
3.

4.

5.

RESEPTOR PEREGANG SPINDLE MUSKULUS

ADALAH BERBENTUK KAPSUL,
DISPESIALISASIKAN DALAM KELOMPOK
MIOFIBRIL DENGAN PEMISAHAN INERVASI
MOTORIS DAN SENSORIS
SPINDLE MUSKULUS YANG MENYAMPAIKAN
INFORMASI PANJANG MUSKULUSNYA KE SSP
POTENSIAL AKSI SEPANJANG SPINDLE SARAF
SENSORIS MENYEBABKAN REFLEKSI KONTRAKSI
MUSKULUS EKSTRAFUSAL
SSP DAPAT MENGONTROL SENSITIVITAS SPINDLE
SECARA LANGSUNG MELALUI NEURON MOTORIS

ORGAN TENDON GOLGI ADALAH RESEPTOR

YANG MEREGANG DI LOKASI DALAM TENDO
MUSKULUS DAN SENSE TEKANAN DALAM TENDO32

MUSKULUS SKELET MEMPUNYAI 2 RESEPTOR

PENTING: SPINDLE MUSKULUS DAN ORGAN TENDON
GOLGI.
MIOFIBRIL INTRAFUSAL (SPINDLE MUSKULUS)
DISUSUN SECARA PARALEL DENGAN MIOFIBRIL
EKSTRAFUSAL; ORGAN TENDON GOLGI SECARA
SERI DENGAN SERABUT EKSTRAFUSAL
33
Sumber. Textbook of Veterinary. 3rd. Cunningham, J.G. 2002.)

RESEPTOR SPINDLE
MUSKULUS ADALAH
KELOMPOK BERKAPSUL
DARI MIOFIBRIL KHUSUS
DIMANA SARAF MOTORIS
DAN SENSORISNYA
TERPISAH.
SPINDLE MUSKULUS
MENDAPATKAN DAN
MENGIRIM KE SSP
INFORMASI TENTANG
PANJANG MUSKULUS DAN
PERUBAHAN2 PANJANG
MUSKULUS

(Sumber. Textbook of Veterinary. 3rd. Cunningham, J.G. 2002.)

34

REFLEK MEREGANG
SPINDLE MUSKULUS
(DIGAMBARKAN SEBAGAI
REFLEK PATELA). DIMULAI
KETIKA RESEPTOR SPINDLE
MEREGANG. KASUS INI
POTENSIAL AKSI PADA
RESEPTOR NEURON
SENSORIS, YANG MANA
KEMBALI MENYEBABKAN
POTENSIAL POSTSINAPTIK
DIBANGKITKAN PADA
NEURON MOTORIS
KEMBALI KE MIOFIBRIL
EKSTRAFUSAL DARI
MUSKULUS YANG SAMA.
POTENSIAL AKSI PADA
NEURON MOTORIK
MENYEBABKAN MIOFIBRIL
EKSTRAFUSAL KONTRAKSI,
DAN PENJULURAN PATELA.
MELALUI HAMBATAN
INTERNEURON, NEURON2
MOTORIS TERHADAP
MUSKULUS2 YANG
ANTAGONIS JUGA
DIHAMBAT.
35
(Sumber. Textbook of Veterinary. 3rd. Cunningham, J.G. 2002.)

Stimulus akhiran syaraf di otot (motor end plate)

regio prasinapsis asetilkolin dilepas aksi
potensial merambat disarkolema masuk sel
lewat tubulus T Ca dilepas retikulum
sarkoplasmikum perubahan konformasi troponin
tropomiosin tergeser interaksi HMM dan aktin
G aktivasi miosin ATP ase pemecahan ATP
tenaga gerak.

TRAKTUS
KORTIKOSPINAL
DIMULAI DARI
KORTEKS
CEREBRI DAN
BERAKHIR DI
SISI
KONTRALATERA
L DARI MEDULA
SPINALIS UNTUK
MEMPENGARUHI
NEURON2
MOTORIS
TERENDAH
DAN
(Sumber. Textbook of Veterinary. 3rd.
Cunningham, J.G. 2002.)

37