Askep Bronkitis
Askep Bronkitis
DENGAN
BRONKITIS
DISUSUN OLEH :
APRILIA YUNITA
PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 April 2002 pukul 10.00 WIB di Poli Alergi RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Biodata :
Nama
: An. N
: perempuan.
: Islam
: Bronkhitis .
RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan utama
Ibu mengungkapkan An. N sejak minum es batuk terus menerus selama 2 hari, bila untuk
lari anak merasa sesak.
2 hari sebelum kunjungan ke poli alergi, klien minum es + jam setelah klien minum es
klien batuk- batuk, diserta dengan riak dan rasa sesak. Sesak bertambah berat saat anak
lari-lari.
Kemudian oleh ibu anak dibawa ke Poli Alergi RSUD Dr. Soetomo surabaya
Klien menderita alergi sejak usia 10 bulan dengan keluhan batuk disertai dengan sesak
kemudian berobat dan sembuh. Pada usia anak 2 tahun kambuh lagi kemudian klien periksa
dan rutin kontrol selama + tahun. Pada usia 10 tahun kambuh lagi setelah memakan
buah melon. Klien bisa
memenuhi kebutuhan tidurnya, ibu mengungkapkan sulit
mengontrol makanan yang dikonsumsi anakanya terutama hal-hal yang dingin yang dapat
menyebabkan alergi.
LANJUATN
Riwayat
penyakit keluarga
tumbuh kembang
Pola Aktivitas
Nutrisi :
Di Rumah
Di Rumah Sakit
Kebiasaan makanan
Mengkonsumsi susu
Menu
kaleng
Makanan Kesukaan
Makanan Pantangan
360cc/ hari
Selera Makan
Jumlah Minum
500cc/hari
Eliminasi :
BAK
8 Kali/Hari
9 10 kali/hari
Kuning
Kuning
400 500cc/hari
500 - 700cc/hari
4-5 kali/hari
3 - 4 kali/hari
Warna
Kuning
Kuning
Konstipasi
Lembek
Gangguan
Kebiasaan
Warna
Gangguan
Volume
BAB
Kebiasaan
Aktifitas Fisik :
keluarga
ditempat tidur
Istirahat (tidur)
Istirahat (tidur)
Tidur nyenyak
Siang : 2 3 jam
sesak
Malam : 7 8 jam
Siang : 2 jam
Malam : 5 6 jam
selimut.
lampu menyala
menyala.
Kebiasaan
Waktu senggang
Gangguan
Istirahat Tidur :
Kebiasaan
Perlengkapan
Penerangan
Gangguan
terganggu.
5 Personal Hygine :
Mandi
Keramas
Gosok Gigi
Ganti Pakaian
Gangguan
2 kali/hari
Diseka 2 kali/hari
2kali seminggu
2 kali/ hari
basah
Data Psikososial
Ibu mengungkapkan bertempat tinggal di daerah yang penduduknya padat. Pendapatan keluarga
750.000,-/ bulan.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Anak duduk di meja pemeriksaan kesadaran compomentis, anak tampak batuk-batuk,
tampak agak sesak, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 92 x/mnt, suhu 37 OC, pernafasan 26
x/mnt teratur.
Kepala berbentuk simetris, rambut bersih, hitam dan penyebarannya merata, terpotong
pendek.
Leher tidak terdapat pembesaran kelenjar, klien mampu menelan tanpa terasa sakit/
nyeri, tidak ada kaku kuduk.
Dada
dan thoraks
Pergerakan
Abdomen
Bentuk
Ekstrimitas
Tidak
Pemeriksaan
penunjang medis
DL:
Hb
Pemeriksaan
alergi:
House
Foto
thoraks:
Tidak
ANALISA DATA
Data
S:
O:
Wheezing +/+.
Rhonci +/+.
RR 26 x/mnt, teratur.
Etiologi
Masalah
Alergen
Aktivasi Ig. E
Pengeluaran histamin
Edema mukosa
S:
O:
Alergi
efektif
Membutuhkan pengetahuan orang tua dan kepatuhan anak
untuk penghindaran alergen
Tidak patuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakefektifan
Ketidakefektifan
RENCANA TINDAKAN
No.
1.
Diagnosa keperawatan
Tujuan
Kriteria hasil
Rencana tindakan
Rasional
a.
tidak
dengan peningkatan
mendapat tindakan
menggunakan
keperawatan.
otot-otot bantu.
meningkatkan proses
tindakan perawatan.
frekwensi nafas
pengeluaran sekret.
dalam batas
normal 15-30
x/mnt.
suara nafas
broncho vesikuler. c.
mudah dikeluarkan.
b.
b.
c.
No.
Diagnosa
Tujuan
Kriteria hasil
Rencana tindakan
Rasional
keperawatan
d. Kolaborasi dalam
pemberian ekspektoran.
e. Observasi: Pernafasan
a. Ekspektoran mengandung
N
O
DX KEPERAWATAN
TUJUAN
KH
INTERVENSI
Ketidakefektifan
penatalaksanaan
regimen pengobatan
berhubungan dengan
ketidakpatuhan yang
ditandai dengan Ibu
mengungkapkan sulit
mengontrol makanan
yang dimakan oleh
anak yang menjadi
sumber alergi
Orang tua
menunjukkan
keinginan
untuk
berperan
aktif dalam
penata
laksanaan
pengobatan
dan
perawatan
agar efektif
setelah
mendapat
penjelasan
dari petugas.
Orang tua
mengetahui
faktor-faktor
yang mem
pengaruhi
timbulnya alergi.
Orang tua
mengetahui cara
dan tindakan
yang dilakukan
untuk
menghindari
kontak dengan
alergen
RASIONAL
Pengetahuan yang
memadai
memungkinkan klien
dan keluarga
koopertif terhadap
tindakan perawatan.
Alternatif cara yang
dipilih oleh keluarga
merupakan jalan
keluar yang sesuai
dengan keadaan
keluarga.
Positif
reinforcement
meningkatkan rasa
percaya diri dan
motivasi keluarga
untuk berperan aktif
dalam perawatan
klien.
IMPLEMENTASI
Tgl/ Pukul
16 April 2002
No. DP
1.
a.
10.30 WIB
Pelaksanaan tindakan
Menjelaskan kepada ibu bahwa sekret dapat dikeluarkan dengan batuk, tetapi bila sekret
kental akan mempersulit pengeluaran sekret. Oleh karena itu sekret perlu diencerkan
dengan minum lebih banyak dan hangat, minum obat sesuai dosis dan tepat waktu.
b.
Menganjurkan kepada ibu agar memberikan minum yang lebih banyak kepada anak dan yang
hangat.
c.
Mengajarkan kepada ibu dan klien cara batuk efektif yaitu menghirup nafas dalam 2 kali
kemudian dibatukkan dengan keras sampai riak keluar.
d.
e.
Menganjurkan kepada ibu untuk mengulang kembali penjelasan dari petugas sesuai dengan
bahasa ibu sendiri.
16 April 2002
11.30 WIB
2.
a.
Memberikan penjelasan tentang faktor alergen yang seharusnya dihindari oleh anak.
b.
Berdiskusi dengan keluarga tentang tindakan yang dapat dilakukan untuk menghindari
alergen yaitu:
Membersihkan rumah.
Mengganti jenis makanan yang menjadi sumber alergen dengan makanan yang lain.
Memotivasi anak agar tidak mengkonsumsi makanan yang menjadi sumber alergen.
a.
Memberikan pujian dan dorongan terhadap rencana tindakan keluarga yang positif.
EVALUASI
No.
1.
S OAP
S: Ibu mengungkapkan dapat memahami penjelasan yang diberikan oleh petugas tentang tindakan yang mungkin dilakukan untuk
memudahkan pengeluaran riak.
O:
Ibu mampu menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan petugas sesuai dengan bahasa ibu sendiri.
P:
2.
S: Ibu mengungkapkan sudah mengerti penjelasan tentang faktor yang menjadi penyebab batuk-batuk dan sesak pada anaknya dan
cara untuk menghindarinya.
O: Ibu dapat menjelaskan kembali tentang alergen dan usaha untuk menghindarinya.
Masalah teratasi.
A: Rencana perawatan dihentikan, kontrol 3 minggu lagi.
P:
TERIMA
KASIH