REGIONAL
APENDISITIS AKUT
Di presentasikan oleh:
Dwi Primayanti
11101069
ANESTESI REGIONAL
ANESTESI SPINAL
Anestesi spinal pemberian obat anestetik lokal ke dalam
ruang subarachnoid.
INDIKASI:
Hipotensi berat
Bradikardia
Hipoventilasi akibat paralisis saraf frenikus atau
hipoperfusi pusat kendali nafas
Trauma pembuluh saraf
Trauma saraf
Mual-muntah
Gangguan pendengaran
Blok spinal tinggi atau spinal total
APPENDISITIS AKUT
Appendisitis akut adalah penyakit radang pada
appendiks vermiformis yang terjadi secara akut.
Apendisitis akut merupakan keadaan akut abdomen
yang memerlukan pembedahan segera untuk
mencegah komplikasi yang lebih buruk.
ETIOLOGI
Appendisitis disebabkan obtruksi lumen apendiks
Penyebab terbanyak obtruksi lumen apendiks adalah
obstruksi oleh fecalit
Penyebab lain obstruksi lumen apendiks adalah:
Hiperplasia folikel limfoid
Massa tumor dan keganasan
Benda asing seperti biji-bijian
Parasit (cacing)
GEJALA KLINIS
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : pada apendisitis akut sering ditemukan adanya
abdominal swelling dan biasanya ditemukan distensi perut.
Palpasi : Nyeri pada daerah perut kanan bawah
Pemeriksaan colok dubur : pemeriksaan ini dilakukan pada
apendisitis, untuk menentukan letak apendiks, apabila
letaknya sulit diketahui.
Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator : pemeriksaan ini juga
dilakukan untuk mengetahui letak apendiks yang meradang.
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
Antibiotik generasi ke 3 cephalosporins,
ampicillin, metronidazol ,klindanisin atau
gentamisin diberikan untuk infeksi bakteri aerob
dan anaerob (Escherichia coli, Bacteroides,
Klebsiella, Enterococci, dan Pseudomonas).
Operatif
Terapi bedah merupakan terapi definitif meliputi
apendiktomi dan laparoskopik appendiktomi.
KOMPLIKASI
perforasi
peritonitis
Infeksi setelah pembedahan sering terjadi pada
apendisitis perforasi atau gangrenosa
PROGNOSIS
Bila ditangani dengan baik, prognosis apendiks
adalah baik.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn P
Umur : 17 tahun
Berat badan : 55 kg
Tinggi badan : 155 cm
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Sungai Bintang
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SMA
Tanggal masuk RS : 2 Desember 2015
No. RM : 124680
Keluhan Utama
Nyeri perut kanan bawah
Riwayat Penyakit Sekarang:
Sejak 2 jam SMRS pasien mengeluhkan nyeri perut
kanan bawah timbul tiba-tiba. Nyeri menjaar dari
umbilikus ke kuadran kanan bawah. Mual (+), muntah
(+), nafsu makan menurun. Demam (-), BAB dan
BAK tidak ada keluhan (normal).
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : compos mentis
Vital Sign
Tekanan darah: 110/70 mmHg
Respirasi : 20 kali/menit
Nadi : 84 /menit
Suhu : 36,7C
Kepala
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera iktenk -/Hidung : Discharge (-) epistaksis (-), deviasi septum (-)
Mulut :Bibir kering (-), sianosis (-), pembesaran tonsil (-) gigi ompong (-),
gigi goyang (-), gigi palsu (-)
Telinga : Discharge (-), deformitas (-)
Leher : Pembesaran tiroid dan limfe (-),
Thorax
Paru:
Inspeksi : bentuk dada normal, gerakan dada simetris kanan-kiri, retraksi dinding
dada (-)
Palpasi : vokal fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+/+) (normal), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung :
Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : iktus cordis teraba
Perkusi :batas jantung kanan di RIC 4 linea parasternalis dextra, batas jantung kiri
di RIC 4 linea midclavicularis sinistra.
Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
: Status lokalis
Ekstremitas : Capillary Refill Time < 2 detik, akral hangat, edema tungkai (-/-)
Vertebra
Status lokalis
Abdomen :
Inspeksi
: Perut datar,
Palpasi : Nyeri tekan (+) regio iliaca dekstra, psoas sign (+),
blumberg sign (+) obturator sign (+), Rovsing sign
(+)
Perkusi
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hb
: 11,8 g/dl
Leukosit
: 15000 ul
Ht
: 34,9,0 %
Trombosit
: 241.000/ul
DIAGNOSIS KLINIS
Diagnosis praoperasi : Appendisitis akut
Diagnosis postoperasi : Appendisitis akut post appendectomy
STATUS ANASTESI
Anestesi
: Anestesi spinal
LAPORAN ANESTESI
Persiapan Anestesi
Informed concent
Puasa
Pemasangan IV line
Dilakukan pemasangan monitor tekanan darah,
nadi dan saturasi O2
Jenis anastesi : spinal
anastesi
Penatalaksanaan Anestesi
Obat induksi : buvipacain spinal 2,5 cc (12 ml)
Premedikasi :
Ceftriaxon 1 gr
Ketorolac 30 mg
Ranitidin 50 mg
Medikasi intra operatif:
Fentanil 0,1 mg
Sedakum 2mg
Medikasi post operatif:
Ketorolac 30 mg
Ondansetron 4 mg
Tramadol 200 mg
TEKNIK ANESTESI :
Pasien dalam posisi duduk tegak dan kepala menunduk, dilakukan
desinfeksi di sekitar daerah tusukan yaitu di regio vertebra lumbal
4-5. Dilakukan Sub arakhnoid blok dengan jarum spinal, pada
regio vertebra lumbal 4-5 dengan tusukan paramedian.
LCS keluar (+) jernih
Respirasi : Spontan
Posisi : Supine
PEMBAHASAN
PRE OPERATIF
TERIMAKASIH