Anda di halaman 1dari 35

TUBERKULOSIS PARU

Ayu Kumala
Sari

Pendahuluan
Hingga saat ini Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular
yang masih menjadi permasalahan di dunia kesehatan

Indonesia turun dari peringkat tiga menjadi peringkat ke lima


dunia dengan jumlah insiden terbanyak TB pada tahun 2009

Dari hasil data WHO tahun 2009, lima negara dengan insidens
kasus terbanyak yaitu India (1.6-2.4 juta), Cina (1.1-1.5 juta),
Afrika Selatan (0.4-0.59 juta), Nigeria (0.37-0.55 juta) dan
Indonesia (0.35-0.52 juta).

Definisi
Tuberkulosis paru adalah kasus TB
yang mengenai parenkim paru yang
disebabkan infeksi basil
Mycobacterium tuberculosis complex.

Etiologi
Kuman Mycobacterium tuberculosis
Berbentuk batang, panjang 1-4 mikron dan
tebal 0,3-0,6 mikron, aerob, tahan terhadap
asam (basil tahan asam/BTA )
Sebagian besar kuman ini terdiri dari asam
lemak dan lipid

F
a
k
t
o
r
R
i
s
i
k
o

P
a
t
o
g
e
n
e
s
i
s

P
o
s
t
p
r
i
m
e
r

Klasifikasi

(berdasarkan lokasi & pemeriksaan dahak)

TB

TB paru
TB
ekstra
paru

TB paru
BTA (+)
TB paru
BTA (-)

Klasifikasi

(berdasarkan riw. Pengobatan sebelumnya)

Tipe pasien

Baru

Kambuh

Riw.
pengobatan
sebelumnya

Lalai

Pindah

Lain-lain

Gagal

Anamnesis
Gejala respiratori

Batuk 2 minggu
Batuk darah
Sesak nafas
Nyeri dada

Gejala sistemik

Demam
Malaise
Keringat malam
Anoreksia
Berat badan menurun

Pemeriksaan Fisik
Konjungtiva mata atau kulit pucat karena anemia,
demam, badan kurus dan berat badan turun
Bila infiltrat agak luas perkusi redup dan
auskultasi suara nafas bronkial, ronkhi basah,
kasar dan nyaring.
Bila infiltrat diliputi oleh penebalan pleura
suara nafas vesikuler melemah
Bila terdapat kavitas yang cukup besar perkusi
hipersonor atau timpani dan auskultasi amforik

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan bakteriologi
Pemeriksaan radiologi
Lesi aktif adalah bayangan berawan/ nodular,
kavitas terutama lebih dari satu dikelilingi oleh
bayangan opak berwarna opak berawan dan
nodular, bayangan bercak milier, efusi pleura
unilateral dan bilateral.
Lesi TB inaktif adalah fibrotic, kalsifikasi, dan
penebalan pleura.
Analisa cairan pleura, pemeriksaan histopatologi
jaringan dan pemeriksaan darah.

D
i
a
g
n
o
s
i
s

Penatalaksanaan
Pengobatan TB standar dibagi menjadi:
Pasien baru 2HRZE/4HR atau
2HRZE/4H3R3.
Pada pasien dengan riwayat pengobatan
TB lini pertama berdasarkan hasil uji
kepekaan. Selama menunggu hasil,
diberikan 2HRZES/HRZE/5HRE.
Pasien multi-drug resistant.

Penatalaksanaan
Suportif
Makan makanan yang bergizi, vitamin
tambahan Bila demam dapat diberikan
obat penurun panas/demam
Berikan obat untuk mengatasi gejala
batuk, sesak napas atau keluhan lain.
Pembedahan

Evaluasi
Evaluasi
Evaluasi
Evaluasi
Evaluasi
sembuh

kinis
bakteriologi
radiologi
pasien yang telah

Ilustrasi Kasus
Identitas Pasien
Nama

Tn. H

Umur

61 Tahun

Jenis kelamin

Laki-laki

Pekerjaan

Wiraswasta

Tanggal MRS

29 Maret 2015

Tanggal pemeriksaan

30 Maret 2015

No RM

88-59-73

Anamenesis
(Autoanamnesis & alloanamnesis)

Sesak nafas sejak 3


minggu sebelum masuk
Keluhan
Rumah Sakit (SMRS).

Utama

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluhkan sesak nafas sejak 3 minggu
SMRS yg terasa berat sejak 2 hari SMRS. Sesak
dirasakan terus menerus, tidak dipengaruhi aktifitas,
posisi tubuh, cuaca, debu, maupun makanan. Sesak
yang muncul tengah malam hingga membuat pasien
terbangun disangkal. Selain itu, pasien juga
mengeluhkan batuk, demam, keringat malam, badan
terasa lemas, tidak nafsu makan dan badan semakin
kurus. Pasien tidak pilek, buang air kecil (BAK) lancar,
warna kuning jernih, tidak ada nyeri maupun rasa
tidak puas saat BAK. Buang air besar (BAB) tidak ada
keluhan.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluhkan batuk bardahak,
berwarna putih, terus menerus, tidak
5 minggu dipengaruhi cuaca, debu, maupun makanan.
SMRS
Batuk tidak disertai pilek.
Mengeluhkan demam yang hilang timbul dan
tidak terlalu panas, disertai barkeringat di
5 minggu malam hari, badan lemas, tidak nafsu makan,
SMRS
dan badan yang semakin kurus.
Pasien berobat ke RS Santa Maria dan
2 minggu didiagnosis TB paru BTA (+). Kemudian pasien
diberi OAT KDT kategori 1.
SMRS

Riwayat Penyakit
Dahulu

Riwayat Penyakit
Keluarga

Pasien tidak pernah


mengalami sakit
seperti ini
sebelumnya.
Riw. asma disangkal
Riw. DM disangkal
Riw. sakit ginjal
disangkal
Riw. sakit kuning
disangkal

Keluarga pasien
tidak ada yang
mengalami sakit
yang sama dengan
pasien
Riwayat asma
disangkal
Riwayat DM
disangkal

Riw. Sosial,
ekonomi &
kebiasaan
Pasien seorang
pedagang
Pasien dulu perokok,
namun sudah 2
tahun terakhir
pasien berhenti
merokok.
Riwayat konsumsi
alkohol disangkal
Pasien sedang
menjalani
pengobatan TB fase
intensif minggu
kedua.

Pemeriksaan Umum
Kesadaran
: Composmentis
kooperatif
Keadaan umum : Tampak sakit
sedang
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
Nafas
: 28 x/menit
Suhu
: 37,8 C
Berat badan
: 48 kg
Tinggi badan : 165 cm
IMT
: 17,6 (underweight)

Pemeriksaan Fisik
Kepala
& Leher

Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, mata


cekung -/-, edem palpebra -/-, refleks cahaya +/+
Telinga dan hidung tidak ada kelainan
Mulut : mukosa mulut kering (-), asianosis, lidah kotor (-)
Leher : pembesaran KGB (-), JVP 5-2 cmH2O

Thoraks
(paru)

Inspeksi : gerakan dinding dada simetris


Palpasi : vocal fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi : redup di bagian atas dan tengah paru kanan dan
kiri
Auskultasi : bronkhial +/+, ronkhi +/+dan wheezing -/-

Thoraks
(jantung
)

Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat


Palpasi : ictus cordis teraba pada SIK V linea
midclavicularis sinistra
Perkusi : batas jantung kanan linea sternalis dextra dan
batas jantung kiri linea midclavikularis sinistra
Auskultasi : SI dan S2 reguler, gallop (-), murmur (-)

Pemeriksaan Fisik
Abdome
n

Ekstremi
tas

Inspeksi : tampak datar, pelebaran vena (-)


Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 12 x/menit
Perkusi
: timpani
Palpasi
: teraba supel, nyeri tekan (-), hepar
dan lien tidak teraba

Akral hangat
Capillary refill time < 2 detik
Clubbing fingers
Udem tungkai (-)

Pemeriksaan Penunjang

Darah Rutin
Tgl
29/03/2015
WBC :
17.100 u/L
RBC :
5.460.000
/uL
HGB : 13,7
g/dl
HCT : 42,2
%
PLT :
371.000 /uL

Darah
Lengkap
Tgl
29/03/2015
Glu : 95
mg/dL
Bil D : 0,82
mg/dL
Bil T : 1,52
mg/dL
AST : 130
IU/L
ALT : 167
U/L
ALB : 3,52

Sputum BTA
SPS
Tanggal
30/03/2015 :
Negatif
Tanggal
31/03/2015 :
Negatif
Tanggal
01/04/2015 :
Negatif

Foto Thoraks
(tanggal 09/03/2015)

Tn. H (61 tahun)


Posisi foto PA
Marker L
Kekerasan cukup
Simetris
Trakea di tengah
Pulmo : tampak bercak
berawan di seluruh bagian
paru kanan dan kiri
Sudut costophrenikus
tajam
Cor : CTR < 50%

Foto Thoraks
(tanggal 29/03/2015)

Tn. H (61 tahun)


Posisi foto PA
Kekerasan cukup
Asimetris
Trakea di tengah
Pulmo : tampak bercak
berawan di bagian atas
dan tengah paru kanan
dan kiri
Sudut costophrenikus
tajam
Cor : CTR < 50%

Diagnosis
1.Tuberkulosis paru BTA (+) lesi
luas kasus baru
2.Pneumonia

Penatalaksanaan
Bed rest
Non
Farmakolo
gis

Farmakolo
gis

Anjuran untuk menutup mulut jika batuk dan


membuang dahak pada tempat yang
disediakan
Makan makanan yang sehat terutama yang
mengandung karbohidrat, serat dan protein,
buah, sayur dan minum susu. Hindari konsumsi
alcohol.
Pasien perlu dijelaskan tentang pengobatan TB
paru yang berlangsung selama 6 bulan. Obat
harus diminum secara teratur dan tidak boleh
obat.
Oputus
2 3 liter/menit

IVFD NaCl 20 tetes/menit


Inj. Ceftriaxone 1 gram/12 jam
Inj. Ranitidin 1 ampul/12 jam
Nebu ventolin/8 jam
OAT kategori 1 4FDC 1 x 3 tablet
Paracetamol 500 mg 3 x 1 tab
OBH 3 x 1 cth

Curcuma 3 x 1 tablet

Follow Up

31/03/201
5

01/04/201
5

S : sesak (+), batuk berdahak (+), demam di malam


hari (+), muntah (-), mual (-).
O : TD 110/70 mmHg, nadi 88x/ menit, suhu 37,2
0
C , RR 28x/ menit, sklera ikterik -/-, suara nafas
bronkial +/+, ronkhi +/+, wheezing -/ A : Tuberkulosis paru BTA (+), lesi luas, kasus baru
+ Pneumonia
P : Terapi lanjut

S : sesak (+), batuk berdahak (+), demam (-),


muntah (-), mual (-).
O : TD 110/70 mmHg, nadi 80x/ menit, suhu 36,5
0
C , RR 24x/ menit, sklera ikterik -/-, suara nafas
bronkial +/+, ronkhi +/+, wheezing -/ A : Tuberkulosis paru BTA (+), lesi luas, kasus baru
+ Pneumonia
P : Terapi lanjut

Follow Up
S : sesak (-), batuk berdahak (+) sudah berkurang,
demam (-) , muntah (-), mual (-).
O : TD 110/70 mmHg, nadi 72x/ menit, suhu 36,2 0C
, RR 20x/ menit, sklera ikterik -/-, suara nafas
bronkial +/+, ronkhi +/+, wheezing -/02/04/201 A : Tuberkulosis paru BTA (+), lesi luas, kasus baru
+ Pneumonia
5
P : Pasien PAPS, diberi terapi : OAT kategori 1 4FDC
1 x 3 tab, Cefixime 200 mg 2 x 1 tab, Paracetamol
500 mg 3 x 1 tab (kp), Curcuma 3 x 1 tab

Pembahasan
Anamne
sis

Sesak nafas, batuk berdahak yang lebih dari 2


minggu, demam subfebris, berkeringat malam,
anoreksia dan berat badan menurun.

Pem. Fisik

Suhu 37,8oC, perkusi redup di bagian atas dan


tengah paru kanan dan kiri, pada auskultasi
didapatkan suara nafas bronkhial dan ronkhi
basah pada kedua paru.

leukositosis dan sputum BTA positif 2 (2


minggu yang lalu) gambaran radiologi
Pem. Penunjang
menunjukkan gambaran bercak berawan di
bagian atas dan tengah paru kanan dan kiri.

P
e
m
b
a
h
a
s
a
n

Daftar Pustaka
1. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran Tatalaksana Tuberkulosis. Jakarta: 2013
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis. Edisi 2: cetakan II. Jakarta. 2008.
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pelatihan
Penanggulangan Tuberkulosis bagi Tim DOTS Rumah Sakit.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009.
4. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta : 2011.
5. Bahar A, Amir Z. Tuberkulosis Paru. Dalam: Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Jilid 2. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam FKUI, 2007. 988-993.
6. World Health Organization. Global Tuberculosis Control: WHO
Report 2013.
7. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta : 2006.

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai