Code Blue 9 Feb 2016
Code Blue 9 Feb 2016
KONSEP KEGAWATDARURATAN
PENOLONG PROFESIONAL :
Penolong pertama
Perawat kegawatdaruratan
Dokter kegawatdaruratan
Airway Management
Oleh :
dr. Erawati Prihastiani, Sp. An
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran umum :
Setelah pembelajaran Peserta mampu
melakukan pengelolaan jalan nafas
Khusus : Chocking
Gerakan +++
nafas
++
Suara
+++
++
Suara
tambahan
Bersih nafas
kendor
Hawa
nafas
+++
++
+
Suara tambahan
melengking
+
Jalan nafas
Tersumbat total
Sumbatan Total :
FRC (Functional Residual Capacity) : 2500 ml
Kadar O2 15% x 2500 ml
: 375 ml
Kebutuhan O2 permenit
: 250 ml
Tindakan
Berikan 5 x pukulan mendadak pada
punggung (back blow/ back slaps).
Anjurkan batuk akan tetapi jangan buangbuang waktu
Tahan korban dari belakang. Posisi korban
sedikit condong ke depan. Segera berikan
hentakan pukulan 5 kali pada titik silang garis
imajinasi tulang belakang dengan garis antar
belikat
Tindakan
Bila kondisi belum membaik, lakukan
pertolongan sebagai berikut :
Tindakan
Lakukan hentakan 5 kali dengan cara menarik
mendadak lengan penolong yang merangkul
pinggang korban, ke arah titik hentak
(abdominal thrust.)
Lakukan bergantian back blow dan abdominal
thrust hingga berhasil atau tidak berhasil dan
korban jatuh tidak sadar.
Tindakan
Lakukan pertolongan dengan posisi
korban terlentang
Korban terlentang
Penolong disamping atau di atas korban
(seolah-olah menunggang punggung kuda).
Lakukan abdominal thrust 5 kali dengan cara
memberikan hentakan mendadak pada titik
hentak.
Tindakan
Segera penolong pindah ke samping korban :
periksa apakah jalan nafas telah bebas
lakukan head tilt dan chin lift, lihat dalam mulut
tiupkan nafas mulut ke mulut
bila dada korban mengembang artinya jalan naf
telah terbuka.
sebaliknya bila dada korban tidak mengembang
artinya jalan na-fas masih tersumbat total, segera
lakukan abdominal thrust.
dst.
sementara ada yang berusaha memanggil
bantuan/ambulan
Perhatian :
Bila korban jatuh tidak sadar, pikirkan,
siapkan, laksanakan resusitasi.
Korban gemuk atau wanita hamil tidak
dilakukan abdominal thrust melainkan
chest thrust. Dalam hal ini titik hentak
terletak pada pertengahan tulang dada.
Tanpa alat :
Head Tilt (hati-hati) / Chin Lift / Jaw thrust
Dengan alat :
Finger sweep
Penghisap
Orofaring / nasofaring / LMA / ETT intubasi
Krikotiroidotomi / tracheostomi
Bidai leher + bantal pasir
Jaw thrust
FINGER SWEEP
Miringkan kepala pasien (untuk pasien
Finger Sweep
PENANGANAN AIRWAY
MENGGUNAKAN ALAT
Penghisap
Orofaring / nasofaring / LMA / ETT
intubasi
Krikotiroidotomi / tracheostomi
Bidai leher + bantal pasir (untuk pasien
trauma, in line position)
Suctioning,
menghisap dengan alat penghisap ditujuka
untuk benda benda cair,
antara lain muntahan, lendir, darah
Oro-pharyngeal tube
Pasien dewasa
Buka mulut
Masukkan ujung pipa oro faring kedalam rongga
mulut dengan lengkung menghadap langit-langit
Segera putar arah lengkungan pipa sehingga
lengkungan pipa sekarang searah dan
menyusur langit-langit
Dorong pelan-pelan dan hati-hati hingga berada
dalam rongga mulut, menopang lidah dan
bagian keras pipa di bagian pangkal (life block)
berada diantara kedua barisan gigi atas dan
bawah
Cek kondisi kondisi jalan nafas sudah lebar ?
Naso-pharyngeal tube
MELAKUKAN KRIKOTIROTOMI
Alat dan obat
Pasien terlentang
Tentukan celah krikotiroid
Tusukkan jarum infus menembus membrane krikotiroid
ke arah distal
Cabut mandrin jarum
Berikan oksigen
Breathing Management
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran umum :
Peserta mampu melakukan pengelolaan
gangguan nafas / ventilasi.
Pernafasan
Periksa pasien dengan cara : Lihat, Dengar, Raba
Yang dinilai :
Ada / tidak
Frekwensi
Keteraturan ritme
Besar / kecil amplitudo
Nafas dada / perut fase
Gerak cuping hidung
Ketegangan obat bantu nafas
Cekungan antar iga
Gerak paradoxal
Cyanosis
Pernafasan
Kesimpulan
Ada nafas normal / adekuat
Ada nafas tidak normal / tidak adekuat /
tersengal-sengal
Tidak ada nafas berhenti / arrest
Khusus :
Pneumothorak
Hemothorak
Flail chest
Dengar :
Raba :
PENGELOLAAN FUNGSI
PERNAFASAN
Pada fungsi pernafasan yang adekuat
lakukan monitoring ketat, jaga jangan
sampai mengalami gangguan.
Pada fungsi pernafasan yang tidak
adekuat, penderita masih bernafas maka
pengelolaan dapat berupa bantuan
oksigenasi menggunakan alat-alat bantu
untuk terapi oksigen.
Terapi Oksigen
Kanula oksigen : dengan flow oksigen 2
Nasal Kanula
Sungkup Berbalon
Sungkup Sederhana
Alat
BVM tanpa O2 21 % O2
BVM dengan O2 tanpa reservoir 40 % O2
BVM dengan O2 dengan reservoir 100 % O2
Mulut ke mulut 16 % O2
Mulut ke sungkup 16 % O2
Dekompresi pneumothoraks jarum, chest tube, WSD
Drainage hemohtorak chest tube, WSD
Plester lebar pada flail chest
Mulut ke hidung :
MENGGUNAKAN JACKSON
REES
Perlu oksigen flow 10 L / menit
memberikan konsentrasi O2 100%
Bila ada perlengkapan yang mendukung
boleh digunakan ventilator
Dengarkan
(pakai stetoskop)
Em
Fr
Fr
air
masuk
5 cm
Ada hemotoraks?
Inspirasi
Expirasi
Untuk pneumotoraks
Water-sealed
drainage
2 cm bawah air
Water-sealed
drainage
UNTUK HEMOTHORAX
Tidak ada pompa hisap / suction
Penampung
darah
Water seal
3
UNTUK HEMOTHORAX
Thoracic / Bulleau drainage
Circulation Management
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran umum :
Peserta mampu melakukan melakukan
pengelolaan sirkulasi
Tujuan pembelajaran khusus :
Setelah mengikuti sesi ini, peserta
mampu:
Mendiagnosa gangguan sirkulasi
Melakukan penanganan gangguan sirkulasi
Hangat / dingin
Kering / basah
Merah/ pucat
Waktu pengisian ulang kapiler / regulary refilling time
Kesimpulan
Ada normal / adekuat
Ada tidak normal / tidak adekuat / shock
Tidak ada denyut karotis / cardiac arrest
SIRKULASI NORMAL
Denyut nadi < 100
Tekanan darah > 90-100
Produksi urine 1 ml/kg/jam
Hipovolemia
Cairan rumatan
Defibrilasi pada CA shockable obat obatan
BLS ALS Obat obatan
ANGKAT
KEDUA
TUNGKAI
Posisi shock
naik
Tata-laksana mengatasi
perdarahan
Airway
Breathing
Circulation
perdarahan
(+ lindungi C-spine)
(+ Oxygen jika ada)
+ kendalikan
Posisi shock
Ganti kehilangan darah
Hentikan perdarahan
Bebat Tekan
Untuk menghentikan perdarahan e
Intraoseus
1. SHOCK HYPOVOLEMIK
Penyebab :
muntah , diare yang sering
dehidrasi karena berbagai sebab
luka bakar grade II III yang luas
trauma dengan perdarahan
perdarahan masif karena sebab lain
Diagnosa
perubahan pada perfusi ekstremitas :
dingin,basah dan pucat
takhikardia
pada keadaan lanjut:
* takhipneu
* penurunan tekanan darah
* penurunan produksi urine
* tampak pucat,lemah,apatis
Tindakan :
Pemasangan 2 jalur intravena dengan
jarum besar dan diberikan infus cairan
kristaloid.
Untuk perdarahan dengan shock
kelas III IV selain diberikan infus
kristaloid sebaiknya disiapkan transfusi
darah segerav setelah sumber
perdarahan dihentikan
Penemuan Klinis
Pengelolahan
Dehidrasi ringan :
Selaput lendir kering, nadi normal
Kehilangan cairan tubuh atau nadi sedikit meningkat
sekitar 5% BB
Dehidrasi sedang :
Selaput lendir sangat kering, status
Kehilangan cairan tubuh mental tampak lesu nadi cepat,
sekitar 8% BB
tekanan darah mulai menurun,
oliguria.
Dehidrasi berat :
Selaput lendir pecah pecah,
Kehilangan cairan tubuh pasien tidak sadar, tekanan darah
lebih dari 10% BB
tak terukur, nadi tidak teraba,
ankuria
klasifikasi
Penemuan Klinis
Pengelolahan
Kelas I :
Kehilangan volume darah <
15% EBV
Kelas II :
Kehilangan volume darah
15 30% EBV
Kelas III :
Kehilangan volume darah
30 40% EBV
Kelas IV :
Kehilangan volume > 40%
EBV
Catatan :
a. Menilai respon pola pada penggantian volume adalah penting,
bila respons minimal kemungkinan adanya sumber perdarahan
aktif harus dihentikan, segera lakukan pemeriksaan golongan
darah dan cross matched, konsultasi dengan ahli bedah,
hentikan perdarahan luar yang tampak (misalnya pada
ekstremitas)
b. Pemasangan monitor CVP di anjurkan (bila memungkinkan,
mampu melakukan) pada perdarahan hebat.
c. Penggantian darah dapat digunakan darah lengkap (whole
blood) atau komponen darah (packed red cell), yang harus
diingat jangan berikan transfusi darah yang dingin karena akan
memperburuk keadaan (hipotermi), bahkan bila mungkin untuk
mencegah hipotermi berikan kristaloid yang dihangatkan.
2. Shock Kardiogenik
Penyebab :
Dapat terjadi pada keadaan keadaan
antara lain :
Kontusio jantung
Tamponade jantung
Tension pneumothoraks
Diagnosa :
Hipotensi disertai gangguan irama jantung
Mungkin terdapat peninggihan tekanan vena
jugularis (JVP)
Lakukan pemeriksaan fisik pendukung pada
tamponade jantung (bunyi jantung menjauh,
redup), pada tension pneumotoraks (hipersonor
dan pergeseran trakea)
Tindakan :
Pemasangan jalur intravena dan pemberian
infus kristaloid ( hati hati dengan jumlah
cairan)
Pada aritmia mungkin diperlukan obat obat
inotropik.
Perikardiosentesis untk tamponade jantung
dengan monitoring EKG
Pemasangan jarum torakostomi pada ICSH
untuk mengurangi udara dalam rongga pleura.
3. Shock Septik
Penyebab :
Karena proses infeksi berlanjut.
Diagnosa :
a. Fase dini tanda klinis hangat, vasodilatasi
b. Fase lanjut tanda klinis dingin,
vasokontriksi.
Tindakan :
Ditujukan agar tekanan sistolik > 90 100 mmHg
(Mean arterial pressure 60 mmHg)
Tindakan awal
Infus cairan kristaloid, pemberian antibiotik sesuai
dengan hasil kultur, membuang sumber infeksi
(pembedahan).
Tindakan Lanjut
Penggunaan cairan koloid lebih baik menggunakan
vasopresor (dopamin)
4. Shock Anafilaktik
Penyebab :
Reaksi anafilaktik berat
Diagnosa :
Tanda tanda Shock (penurunan
tekanan darah tiba tiba) dengan
riwayat adanya alergi (makanan, dll)
atau setelah pemberian obat obatan.
Tindakan :
Resusitasi cairan dan pemberian dan
epinefril subkuntan, steroid, antihistamin,
bronkodilator bila terjadi bronko spasme
5. Shock Neurogenik
Penyebab :
Gangguan perfusi jaringan yang disebabkan
karena disfungsi sistem saraf simpatis sehingga
terjadi vasodilatasi. (misal : trauma pada tulang
belakang spinal shock, atau anestesi yang
terlalu dalam.
Tindakan :
Normalisasi pemberian cairan intravaskuler,
inotropik
Khusus
Hipovolemia
Kehilangan cairan dehidrasi pada muntaber
Kehilangan darah hipovolemia pada perdarahan
Kehilangan serum luka bakar
Cairan resusitasi :
Cepat
Lambat
Cairan rumatan :
Air
Elektrolit
Kalori
Cairan pengganti :
RL / NaCl
Cara pemberian
Untuk shock berat :
Berat 10 kg dehidrasi 10 % diperlukan cairan
resusitasi 10 % x 10 kg = 1 kg = 1000 cc.
Atasi shock 20 cc/kg dalam waktu 10 20 menit
(dewasa), 30 60 menit (anak)
Bila evaluasi masih shock berikan dosis yang sama
sampai shock teratasi.
Misalnya sampai jumlah x cc
Sisa cairan resusitasi : 1000 x cc,
Berikan x ( 1000 x ) cc dalam 8 jam pertama.
x ( 1000 x ) cc dalam 16 jam berikutnya
Tambahkan cairan rumatan.
|
posisi shock
pasang infus jarum besar
ambil sample darah u/ cari donor
|
infusi RL 1000 (+ 1000 lagi)
Perfusi HKM
nadi < 100
T-sist > 100
|
Lambatkan infusi
Perfusi jelek,
nadi >100, T-sist <100
|
tambah RL lagi
sampai 2-4 x vol. perdarahan
Infusi cairan
Cairan kristaloid atau koloid
Kristaloid
RL, NaCl 0.9%, RA 2-4x EBL
NaCl 5% atau 7.5% 1/3 - 1/5x EBL
Koloid
gelatin 2x EBL
dextran, HES 1x EBL
TRANSFUSI DARAH
Pertimbangkan bila
Hemodinamik tidak stabil meski
pemberian cairan sudah cukup banyak
Hemoglobin < 7 g/dl dan pasien masih
berdarah
RULE OF NINES
36
18
18
Sirkulasi hipovolemia
cairan untuk 24 jam pertama
RL / RA / NaCl 0.9%
2 - 4 ml / kg / % luka bakar
1/2 volume dalam 8 jam sejak kejadian
1/2 volume dalam 16 jam berikutnya
Penggantian cairan dihitung sejak kejadian
terbakar
Pertahankan urine 0.5-1.0 ml/kg/jam
Rehidrasi oral dapat diberikan u/ luka bakar
ringan
Fluid Replacement
RL : 4 ml x Burn Area x BB
BB : 50 Kg
Burn : 60 %
~ Deficit : 4 x 60 x 50 ml
= 12.000 ml RL
50% deficit
= 6000 ml
8 jam
pertama
50% deficit
= 6000 ml
16 jam
berikutnya
30
DEFIBRILLATION
CODE BLUE
suatu sistem pelayanan medis darurat
untuk mengatasi keadaan gawat jantung
(HENTI JANTUNG dan paru (HENTI
NAFAS) di suatu tempat di lingkungan
RSD dr. Soebandi Jember;
1 orang leader
1 orang ventilator manager
1 orang cardiac compressor
1 orang medication administration
1 orang recorder
Dibantu oleh :
Nurse supervisor
Petugas farmasi
Petugas keamanan (security)
LEADER
Leader adalah dokter spesialis anasthesi/
dokter spesialis Jantung/ dokter umum.
Leader bertugas mempimpin seluruh proses
code blue (peran team, direct medical
management, order medications dan
pemeriksaan penunjang, interpretasi EKG,
memberikan penjelasan kepada keluarga
pasien, termasuk merujuk ke unit lain atau
menghentikan tindakan resusitasi) dan
pelaksana defibrillation/ cardioversion;
Ventilation Manager
Ventilation Manager adalah perawat/
dokter yang bertugas sebagai airway
managemet dan oksigen terapi serta
memastikan proses pemasangan ET tube
berjalan dengan baik;
Cardiac Compressor
Cardiac Compressor adalah perawat/
dokter yang bertugas memastikan papan
resusitasi terpasang dengan baik,
melaksanakan cardiac compression
sesuai dengan kebutuhan dan
memastikan compressi dilakukan dengan
benar;
Medication administrator
Medication administrator adalah perawat/
dokter yang bertugas memberikan obat
sesuai dengan instruksi leader, mengelola
pengenceran obat/ bolus dan jika
diperlukan mengambil sample darah (BGA
atau lainnya), memasang IV access, NG
Tube, suctioning, melakukan pengkajian
berkala suara napas;
RECORDER
Recorder adalah perawat yang bertugas mencatat vital
sign kondisi dan terapi yang diberikan pada pasien,
melakukan pencatatan vital sign dan assessment setiap 2
menit, melengkapi seluruh dokumen medik pasien yang
ada kaitannya selama proses emergency berlangsung,
mencatat seluruh pemakaian obat dan alat kesehatan
habis pakai, memastikan pendokumentasian sampai
dengan pasca code blue lengkap baik di medical record
maupun dokumen lain yang ada sesuai dengan standar
rumah sakit, membuat resep khusus (mencatat segala
sesuatu yang dipakai saat code blue berlangsung);
Petugas Farmasi
Petugas Farmasi adalah Apoteker atau
asisten apoteker yang bertugas sebagai
prepare medication jika tidak tersedia
dalam trolley emergency, menjamin
supplies alat kesehatan tersedia (cont alat
bantu napas, intra venous catheter, NG
tube dan lainnya), melengkapi stok dan
inventaris trolley emergency segera
setelah dipakai (maksimum 2 jam sejak
pengiriman resep khusus)
Nurse supervisor
Nurse supervisor code blue adalah perawat yang
bertugas melakukan kontrol situasi lingkungan dan
menyediakan area yang cukup untuk team code
blue
bekerja,
memastikan
semua
team
melaksanakan perannya, menghubungi unit-unit
lain terkait jika diperlukan (radiologi, laboratorium,
dan lainnya), menjamin bahwa keluarga sudah
dihubungi, mengetahui situasi yang sedang terjadi
dan membantu untuk menenangkan keluarga
pasien, memastikan semua dokumentasi lengkap
Petugas Keamanan
Petugas
Keamanan
atau
Satpam
bertugas melakukan control situasi sekitar
dan menjamin area yang cukup untuk
team code blue bekerja, membantu team
code blue dalam proses transfer internal
pasien, mengumumkan code sudah
selesai atas instruksi dokter/perawat
PENOLONG 1
CEK RESPON
TIDAK
BERESPON
PANGGIL
BANTUAN
PENOLONG 2
MENGHUBUNGI
PETUGAS RUMAH
SAKIT
PETUGAS CALL
CENTER CODE BLUE
MENGUMUMKAN
ADANYA CODE BLUE
TELPON KE 888
(CALL CENTER CODE
BLUE)
PETUGAS RUMAH
SAKIT
MENGAMBIL ALIH
TINDAKAN
HUBUNGI
DPJP
DOKTER
ANAK
PICU/NICU
DOKTER
JANTUNG
ICCU
PENDERITA
SELAMAT
(ROSC)
PASIEN
RAWAT INAP
DOKTER
ANESTESI
ICU/HCU
BUKAN PASIEN
RAWAT INAP
DIKIRIM KE
IGD
PENDERITA
MENINGGAL
DUNIA
KAMAR
MAYAT
ADA 5 AREA
Area 1
Trolly Code Blue : di Ruang Poli Jantung
Wilayah :
Area 2
Trolly Code Blue
Wilayah :
Pavilyun Anggrek
Bougenvil
Kantor Pengadaan
Pavilyun Nusa Indah
Ruang Gardena
Ruang Alamanda
IPS
Instalasi Farmasi
Laboratorium PK
: Gardena
Masjid
Loundry
Instalasi Bina
Ruhani
Genset
BBNM
Kamar Mayat
IPAL
Area parkir barat
Area 3
Trolly Code Blue
Wilayah :
UDD Rawat Inap
Ruang Sakura
Ruang Melati
Ruang Mawar
Ruang Edelweis
Ruang Seruni
: di Ruang Edelweis
Ruang Catleya
Ruang Adenium
Ruang Antorium
Ruang Aster
Ruang Tulip
Instalasi Gizi
ESWL
Area parkir timur
AREA 4
Trolly Code Blue : di Ruang ICU
Wilayah :
VK Bersalin
Ruang Perinatologi
PICU-NICU
ICU
ICCU
Ruang tunggu keluarga pasien didepan ruang perinatologi
dan diselatan ruang PICU
Sekretaris bedah
Area parkir timur
Area 5
Trolly Code Blue : di Ruang HCU
Wilayah :
Laboratorium PA,
Radiologi dan
Instalasi Rawat Jalan LT II,
Perkantoran LT III
Poli eksekutif
Kamar Operasi
Instalasi admisi dan rekam medik lantai 2
Ruang Dahlia
Jumlah
30
Calcium glukonas
Cordarone 150 mg
Dobutamin 250 mg
Dopamin 200 mg
Epiniprin 1 mg
10
Oradexon / kalmethason
NaCl 0,9 25 cc
Valium 10 mg
Vascon 4 mg
Xylocain 2% 20 cc
Jumlah
Dextrose 40%
Ringer laktat
15
NaCl 0,9%
15
Dextrose 5%
15
Dextrose 10%
15
Transfusion set
15
Infusion set
15
IV cateter 16,18,20,22,24
15 set
15 set
Aminophilin
15
Novalgin
15
Xylomidon
Jumlah
Diphenhidramin
Furosemide 40 mg
Primperan 10 mg
Transamin
15
Jumlah
Bantal intubasi
Oropharingeal no 3-10
Nasopharyngeal
Magyl forceps (anak,dewasa)
Laryngoscope + Blade
Endotracheal tube no 4, 4.5, 5, 5.5, 6, 6.5,
7, 7.5, 8
Stilet (anak.dewasa)
Cervical collar
Suction mobile
Suction catheter 6-16
1
5 set
5 set
5 set
5 set
5 set
5 set
5 buah
5 buah
5 set
Jumlah
Breathing
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
5 set
5 set
5 set
5 set
5 set
5 set
5 buah
5 buah
5 buah
10 buah
Jumlah
Circulation
a.
b.
c.
d.
Stetoscope
Tensimeter mobile
Tourniquet
Catheter no 8,10,12,14,16,18
5 buah
5 buah
5 buah
5 set
Penlight
Defribilator / AED
Jelly
Elektroda EKG
5 buah
5 buah
5 buah
15 set
Drug
a.
b.
c.
d.
EKG sadapan
5 buah
Pasien monitor
5 buah
Jumlah
Verban
Kassa
Plester
Alkohol
Bethadin
Longspine board
Short spineboard
Scoope strecher
Bidai
Sarung tangan
NGT no 6,8,10,12,14,16,18
Urine bag
15 buah
5 buah
15
15
5
5
5
5 set
5 set
15 buah
15
PEDOMAN
BLUE CODE
EVALUASI
PELAPORAN
PENUTUP
TERIMA KASIH