Anda di halaman 1dari 147

CODE BLUE

KONSEP KEGAWATDARURATAN

keadaan cedera atau sakit akut yang


membutuhkan intervensi segera untuk
menyelamatkan nyawa atau mencegah
kecacatan
Pasien gawat darurat merupakan pasien
yang memerlukan pertolongan segera
dengan tepat dan cepat mencegah
terjadinya kematian atau kecacatan
butuh penolong profesional

PENOLONG PROFESIONAL :
Penolong pertama
Perawat kegawatdaruratan
Dokter kegawatdaruratan

INDIKASI KEGAWATDARURATAN MEDIS

Henti napas : tidak adanya gerakan dada dan


aliran udara pernapasan dari pasien karena
akibat kegagalan paru untuk berfungsi secara
efektif,
Penyebab henti napas : distrofi muskuler,
amyotropic lateral sclerosis, cidera medula
spinalis, cidera dada, cidera paru akut, syok
hipovolemik, syok hemoregik

INDIKASI KEGAWATDARURATAN MEDIS


Henti jantung : berhentinya secara tiba-tiba sirkulasi

darah yang efektif dikarenakan karena gagalnya jantung


untuk berkontraksi secara efektif/tidak berkontraksi sama
sekali
Henti jantung mencegah hantaran oksigen dan
glukosa ke seluruh tubuh otak penurunan
kesadaran gangguan hilangnya napas
Penyebab henti jantung : bisa dari jantung dan luar
jantung
Dari jantung 5H dan 5T
5H : Hipovolemik, hipoksi, ion hidrogen (asidosis),
hipo/hiperkalemi dan hipotermia
5T : Tension pneumotorak, tamponade kardiak, toksin,
thrombosis pulmonary dan thrombosis coronary

Airway Management
Oleh :
dr. Erawati Prihastiani, Sp. An

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran umum :
Setelah pembelajaran Peserta mampu
melakukan pengelolaan jalan nafas

Tujuan pembelajaran khusus :


Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu :
Mendiagnosa sumbatan jalan nafas
Membebaskan sumbatan jalan nafas
( Menggunakan alat bantu & tanpa alat )

CARA MEMERIKSA ADA /


TIDAKNYA SUMBATAN
Lihat ada gerak nafas
Dengar ada suara nafas jernih
Raba ada hawa ekshalasi
Kesimpulan :
Jalan nafas bebas tanpa sumbatan
Jalan nafas tersumbat ringan / sedang / berat
Jalan nafas tersumbat total

Khusus : Chocking

LIHAT DENGAR- RABA

Kesimpulan Kondisi Jalan Nafas

Jalan nafas bebas

Jalan nafas tersumbat


Partial ringan

Gerakan +++
nafas

++

Suara
+++
++
Suara
tambahan
Bersih nafas
kendor
Hawa
nafas

+++

++

Jalan nafas tersumbat


Partial berat
+

+
Suara tambahan
melengking
+

Jalan nafas
Tersumbat total

PENGELOLAAN JALAN NAFAS PERLU :


CEPAT, TEPAT, CERMAT

Sumbatan Total :
FRC (Functional Residual Capacity) : 2500 ml
Kadar O2 15% x 2500 ml

: 375 ml

Kebutuhan O2 permenit

: 250 ml

Bila ada sumbatan total O2 dalam paru habis dalam


: 375 / 250 : 1,5 menit

Sumbatan pada jalan nafas bagian


atas oleh karena tersedak (choking)
Dewasa
Tanda-tanda :
Kesulitan nafas dan
bicara sering berkaitan
dengan makan
Korban menunjukkan
sikap tercekik
memegangi leher dan
berusaha bicara.
Muka dan leher sembab
Panik, distress
Kulit terlihat abu-abu biru.

Tindakan
Berikan 5 x pukulan mendadak pada
punggung (back blow/ back slaps).
Anjurkan batuk akan tetapi jangan buangbuang waktu
Tahan korban dari belakang. Posisi korban
sedikit condong ke depan. Segera berikan
hentakan pukulan 5 kali pada titik silang garis
imajinasi tulang belakang dengan garis antar
belikat

Tindakan
Bila kondisi belum membaik, lakukan
pertolongan sebagai berikut :

Segera penolong berdiri dibelakang korban


satu kaki penolong letakkan diantara kedua
kaki korban. Rangkul korban dari belakang.
Sering dalam kondisi itu korban
sempoyongan.
Letakkan genggaman (kedua telapak
penolong saling menggenggam) pada titik
hentak yaitu titik yang terletak ditengahtengah antara pusar dan ulu hati korban.

Tindakan
Lakukan hentakan 5 kali dengan cara menarik
mendadak lengan penolong yang merangkul
pinggang korban, ke arah titik hentak
(abdominal thrust.)
Lakukan bergantian back blow dan abdominal
thrust hingga berhasil atau tidak berhasil dan
korban jatuh tidak sadar.

Kasus Chocking Dewasa

Tindakan
Lakukan pertolongan dengan posisi
korban terlentang
Korban terlentang
Penolong disamping atau di atas korban
(seolah-olah menunggang punggung kuda).
Lakukan abdominal thrust 5 kali dengan cara
memberikan hentakan mendadak pada titik
hentak.

Kasus Chocking Dewasa

Tindakan
Segera penolong pindah ke samping korban :
periksa apakah jalan nafas telah bebas
lakukan head tilt dan chin lift, lihat dalam mulut
tiupkan nafas mulut ke mulut
bila dada korban mengembang artinya jalan naf
telah terbuka.
sebaliknya bila dada korban tidak mengembang
artinya jalan na-fas masih tersumbat total, segera
lakukan abdominal thrust.
dst.
sementara ada yang berusaha memanggil
bantuan/ambulan

Perhatian :
Bila korban jatuh tidak sadar, pikirkan,
siapkan, laksanakan resusitasi.
Korban gemuk atau wanita hamil tidak
dilakukan abdominal thrust melainkan
chest thrust. Dalam hal ini titik hentak
terletak pada pertengahan tulang dada.

CARA MELAKUKAN PERTOLONGAN


MEMBEBASKAN SUMBATAN JALAN NAFAS

Tanpa alat :
Head Tilt (hati-hati) / Chin Lift / Jaw thrust

Dengan alat :
Finger sweep

Penghisap
Orofaring / nasofaring / LMA / ETT intubasi
Krikotiroidotomi / tracheostomi
Bidai leher + bantal pasir

PENANGANAN AIRWAY TANPA


ALAT
HEAD TILT
Pasien terlentang
Letakkan telapak tangan pada dahi, tekan
dan pertahankan
Pertahankan posisi muka pasien
menghadap ke depan, netral
Cek apakah jalan nafas sudah bebas

PENANGANAN AIRWAY TANPA


ALAT
CHIN LIFT
Pasien terlentang
Gunakan jari telunjuk dan tengah
menahan tulang dagu pasien, tahan dan
sedikit angkat ke depan
Pertahankan posisi muka pasien
menghadap ke depan netral
Cek apakan jalan nafas sudah bebas

Head tilt and chin lift

PENANGANAN AIRWAY TANPA


ALAT
JAW THRUST
Pasien terlentang
Dorong ramus ventikalis mandibula ke
depan sehingga barisan gigi bawah di
depan barisan gigi atas, dengan demikian
otot-otot penyangga lidah terangkat
Cek apakah jalan nafas telah bebas

Jaw thrust

FINGER SWEEP
Miringkan kepala pasien (untuk pasien

bukan trauma) atau lakukan log roll


kemudian dengan jaw thrust dan tekan
dagu ke bawah (bila otot rahang lemas)
sehingga mulut terbuka.

Gunakan 2 jari telunjuk dan jari tengah

bungkus dengan kassa/kain/sarungtangan


untuk mengorek/mengait/menyapu semua
benda asing dalam mulut dan keluarkan.

Finger Sweep

PENANGANAN AIRWAY
MENGGUNAKAN ALAT
Penghisap
Orofaring / nasofaring / LMA / ETT
intubasi
Krikotiroidotomi / tracheostomi
Bidai leher + bantal pasir (untuk pasien
trauma, in line position)

Membersihkan jalan nafas


Dengan suction portable / manual.

Suctioning,
menghisap dengan alat penghisap ditujuka
untuk benda benda cair,
antara lain muntahan, lendir, darah

Oro-pharyngeal tube

Jangan dipasang jika reflex muntah masih (+)


(Derajat A dan V dari AVPU atau GCS > 10)

MEMASANG PIPA OROFARING


Pasien terlentang
Pilih ukuran pipa yang tepat (ukuran
antara sudut mulut hingga glotis telinga
pada sisi yang sama) beri pelicin atau
cukup dibasahi

Pasien dewasa
Buka mulut
Masukkan ujung pipa oro faring kedalam rongga
mulut dengan lengkung menghadap langit-langit
Segera putar arah lengkungan pipa sehingga
lengkungan pipa sekarang searah dan
menyusur langit-langit
Dorong pelan-pelan dan hati-hati hingga berada
dalam rongga mulut, menopang lidah dan
bagian keras pipa di bagian pangkal (life block)
berada diantara kedua barisan gigi atas dan
bawah
Cek kondisi kondisi jalan nafas sudah lebar ?

Pasien anak / bayi


Memasukkan pipa oro faring dengan
bantuan sendok lidah sehingga secara
jelas dapat dilihat laryng.
Posisi pipa sudah diatur dengan arah
lengkungan pipa searah dan menyusur
langit-langit

Naso-pharyngeal tube

Tidak merangsang muntah


Hati-hati pasien dengan fraktura basis cranii
U/ dewasa 7 mm atau jari kelingking kanan

MEMASANG PIPA NASOFARING


Pasien terlentang
Pilih ukuran yang tepat (sebesar jari kelingking pasien

panjang dapat diukur antara lubang hidung hingga


trachus telinga), beri pelicin
Masukkan tegak lurus melalui salah satu lubang hidung
dengan arah irisan ujung pipa menghadap ke sekat
hidung
Dorong pelan-pelan sehingga seluruh pipa telah ke
dalam rongga hidung
Cek kondisi jalan nafas sudah bebas ?
Perhatikan pada kasus-kasus maksilo fasial adanya
trauma kepala perlu dikaji ulang atau dilakukan dengan
sangat hati-hati.

Pasang Pipa Nasofaring

Laryngeal Mask Airway


dipasang tanpa laringoskopi

MELAKUKAN KRIKOTIROTOMI
Alat dan obat

Jarum infus nomer 14 16


Pisau kecil
Klem arteri
Konektor
Alat dan obat desinfeksi

Pasien terlentang
Tentukan celah krikotiroid
Tusukkan jarum infus menembus membrane krikotiroid
ke arah distal
Cabut mandrin jarum
Berikan oksigen

Atau dengan cara


Pasien terlentang
Tentukan celah krikotiroid
Tusukkan ujung pisau kecil irisan kecil
Perlebar irisan , masukkan pipa
Berikan oksigen
Segera siapkan trakeostomi

Breathing Management

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran umum :
Peserta mampu melakukan pengelolaan
gangguan nafas / ventilasi.

Tujuan pembelajaran khusus :


Setelah mengikuti sesi ini, peserta
mampu :
Mendiagnosa gangguan nafas
Memberikan bantuan nafas (dengan alat dan
tanpa alat)
Memberikan terapi oksigen.

Pernafasan
Periksa pasien dengan cara : Lihat, Dengar, Raba
Yang dinilai :

Ada / tidak
Frekwensi
Keteraturan ritme
Besar / kecil amplitudo
Nafas dada / perut fase
Gerak cuping hidung
Ketegangan obat bantu nafas
Cekungan antar iga
Gerak paradoxal
Cyanosis

Pernafasan
Kesimpulan
Ada nafas normal / adekuat
Ada nafas tidak normal / tidak adekuat /
tersengal-sengal
Tidak ada nafas berhenti / arrest

Khusus :
Pneumothorak
Hemothorak
Flail chest

CARA MEMERIKSA TANDA TANDA


GANGGUAN PERNAFASAN
Lihat :
Ada tidak pernafsan, status mental, warna, distensi vena leher,
jejas thorak
Bila ada nafas, hitung frekwensi pernafasan & keteraturannya
Besar kecil volume / pengembangan dada / Simetris ?
Adakah gerak cuping hidung, tegangnya otot-otot bantu nafas
serta tarikan / cekungan antar iga ?

Dengar :

Keluhan dan suara pernafasan, adakah Stridor, Wheezing,


Ronchi

Raba :

Adakah hawa ekshalasi dari lubang hidung/mulut/trakheostomi


atau
pipa endotrakheal
Adakah empisema subkutis

BILA ADA ALAT-ALAT PEMERIKSAAN


TAMBAHAN

Pulse oximeter untuk SaO2


Capnograph untuk deteksi CO2 ( End tidal
CO2)
Pemeriksaan gas darah untuk PH, PaO2,
PaCO2 dan BE
Foto thorak untuk kondisi jalan nafas,
paru, ronngga pleura, sinus
prenicocostalis, diafragma, tulang dinding
dada, jantung, mediastinum

KESIMPULAN KONDISI FUNGSI


PERNAFASAN
Fungsi pernafasan ada dan adekuat
Fungsi pernafasan ada namun tidak
adekuat
Fungsi pernafasan berhenti

PENGELOLAAN FUNGSI
PERNAFASAN
Pada fungsi pernafasan yang adekuat
lakukan monitoring ketat, jaga jangan
sampai mengalami gangguan.
Pada fungsi pernafasan yang tidak
adekuat, penderita masih bernafas maka
pengelolaan dapat berupa bantuan
oksigenasi menggunakan alat-alat bantu
untuk terapi oksigen.

Terapi Oksigen
Kanula oksigen : dengan flow oksigen 2

3 liter / menit konsentrasi 30%


Sungkup sederhana : dengan flow
oksigen 6 8 liter / menit konsentrasi 60%
Sungkup berbalon / Jackson Rees :
dengan flow oksigen > 10 liter / menit
konsentrasi 100%
Penggunaan venturi : dengan flow
oksigen > 10 liter / menit konsentrasi
dapat diatur sesuai dengan alat venturi
yang digunakan

Nasal Kanula

Tambahan oksigen dengan kanula.


Pasien napas spontan

Sungkup Berbalon

Tambahan oksigen dengan sungkup berbalon


Pasien napas spontan

Sungkup Sederhana

Tambahan oksigen dengan sungkup sederhana


Pasien napas spontan

Pengelolaan Fungsi Pernafasan


Tambah oksigen, nafas spontan, dihirup
sendiri
Tambah oksigen, nafas spontan, dibantu
Tambah oksigen, tidak bernafas,
dikendalikan

Alat

Kanula O2 2-3 L 30% O2


Sungkup sederhana 68 L 40 60% O2
Sungkup berbalon > 10 L 90 100 % O2
Jacson rees
BVM untuk membantu & mengendalikan

BVM tanpa O2 21 % O2
BVM dengan O2 tanpa reservoir 40 % O2
BVM dengan O2 dengan reservoir 100 % O2

Mulut ke mulut 16 % O2
Mulut ke sungkup 16 % O2
Dekompresi pneumothoraks jarum, chest tube, WSD
Drainage hemohtorak chest tube, WSD
Plester lebar pada flail chest

Tidak ada nafas


Pada penderita dimana fungsi pernafasan tidak ada lagi henti nafas
segera lakukan nafas buatan.
Nafas buatan tanpa alat bantu :
Mulut ke mulut :
Pasien terlentang
Bebaskan jalan nafasnya
Buka mulut penolong lebar-lebar, tarik nafas dalam-dalam
Katupkan mulut ke mulut pasien, tutup hidung pasien, tiupkan hawa ke
mulut pasien.
Perhatikan dada pasien mengembang.
Bila pasien hanya perlu nafas buatan saja, lakukan nafas buatan
tersebut dengan frekwensi 10 20 x / menit.

Mulut ke hidung :

Pada saat meniupkan hawa ke lubang hidung tutup mulut pasien


rapat rapat

NAFAS BUATAN DENGAN


MENGGUNAKAN ALAT BANTU
MULUT KE SUNGKUP
Hembuskan udara ekshalasi penolong melalui sungkup yang cocok
menutup lubang hidung dan mulut pasien memberikan konsentrasi
O2 16%
MENGGUNAKAN BAG VALVE MASK (BVM)
Hanya digunakan untuk membantu atau membuatkan pernafasan
artinya
oksigen berada dalam balonnya harus ditekan akan masuk ke paruparu pasien
Cek BVM lengkap, ada sungkup yang sesuai
Katup pengatur kelebihan tekanan
Balon tidak bocor
Katup masuk oksigen atau udara yang umumnya berada
dibagian belakang balon
Pipa atau balon cadangan oksigen yang dihubungkan
dibelakang balon ambu

MENGGUNAKAN BAG VALVE


MASK (BVM)
Pasien terlentang yakinkan jalan nafas bebas dan
pernafasannya perlu dibantu atau dibuatkan
Pilih sungkup yang sesuai, dapat menutup rapat hidung,
mulut bagian atas dagu, tidak terlalu keras menekan
muka pasien
Perhatikan pernafasan pasien, dada mengembang ?
Penggunaan BVM tanpa oxygen memberikan
konsentrasi O2 21%
Penggunaan BVM dengan oxygen flow 10 L/M tanpa
pipa reservoir atau balon reservoir memberikan
konsentrasi O2 40%
Penggunaan BVM dengan oksigen flow 10 L/M
dilengkapi dengan pipa reservoir atau balon reservoir
memberikan konsentrasi O2 90 100%

MENGGUNAKAN JACKSON
REES
Perlu oksigen flow 10 L / menit
memberikan konsentrasi O2 100%
Bila ada perlengkapan yang mendukung
boleh digunakan ventilator

Napas buatan dari mulut ke mulut

Napas buatan dg bag-valve-mask (BVM)


ke mulut

Napas buatan dari alat (pocket mask) ke mulut

Napas buatan dg Jackson Rees


ke mulut

Kasus Trauma berdampak pada fungsi


pernafasan

Ada pneumotoraks tension?


Diagnosis harus ditegakkan secara klinis
Lihat dan palpasi toraks gerak sisi sakit
tertinggal
Palpasi trachea terdorong ke sisi sehat
Ketuk toraks sisi sakit hipersonor (suara
rongga)
Dengar suara nafas sisi sakit menghilang

Lakukan punksi (needle thoracostomy)


tanpa tunggu foto sinar-X

Tanda lain pneumotoraks


Pergeseran letak trachea
(raba di sternal notch)
Lebih curiga bila ada
- Patah tulang iga
- Emfisema subkutan

Dengarkan
(pakai stetoskop)

Suara nafas menurun di sisi sakit


Suara jantung bergeser
Suara usus
(usus masuk rongga dada)

Lakukan punksi segera


(dekompresi)

Jarum besar (#14, 16)


Sela iga ke dua (ICS 2)
Garis tengah selangka
(mid
clavicular line)
Drain thorax dipasang
kemudian

Ada emfisema (sub) kutis ?


teraba seperti plastik tipis yang diremas

Em
Fr
Fr

Paling sering disebabkan oleh pneumothorax

Punksi pleura untuk dugaan


pneumotoraks
(cara jarum + spuit + air)

Jika keluar gelembung


= ada pneumotoraks
Jarum jangan dicabut
sampai drain terpasang

air

masuk
5 cm

Jika air terhisap masuk


= tak ada pne-toraks
Jarum segera dicabut
sebelum air habis

Ada hemotoraks?

Patah iga ganda / ada Flail Chest ?

Inspirasi

Expirasi

Perhatikan gerak dada waktu bernafas

Untuk pneumotoraks

Water-sealed
drainage
2 cm bawah air

Water-sealed
drainage

UNTUK HEMOTHORAX
Tidak ada pompa hisap / suction
Penampung
darah

Water seal
3

UNTUK HEMOTHORAX
Thoracic / Bulleau drainage

- Ada botol khusus


penampung
(#1)
- Ada botol pembatas tekanan
hisap (#3)
- Ada botol pengaman jika pompa
hisap berhenti (#2)

Circulation Management

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran umum :
Peserta mampu melakukan melakukan
pengelolaan sirkulasi
Tujuan pembelajaran khusus :
Setelah mengikuti sesi ini, peserta
mampu:
Mendiagnosa gangguan sirkulasi
Melakukan penanganan gangguan sirkulasi

Periksa pasien dengan cara : Lihat,


dengar, raba
Yang dinilai :
Nadi : radialis, cubiti / femoralis, karotis
Ada / tidak
Frekwensi
Keteraturan
Pengisian
Kekuatan
Perfusi :

Hangat / dingin
Kering / basah
Merah/ pucat
Waktu pengisian ulang kapiler / regulary refilling time

Kesimpulan
Ada normal / adekuat
Ada tidak normal / tidak adekuat / shock
Tidak ada denyut karotis / cardiac arrest

Perfusi perifer hangat,


kering
Warna akral pink / merah
muda
Capillary refil < 2 detik,
bandingkan tangan pemeriksa

SIRKULASI NORMAL
Denyut nadi < 100
Tekanan darah > 90-100
Produksi urine 1 ml/kg/jam

Pengelolaan Fungsi Sirkulasi


Posisi shock, papan alas tungkai
Hentikan perdarahan, bebat tekan
Patah tulang, bidai
Pasang infus :
Jarum, infus set, cairan
Tiang infus, plester

Hipovolemia

Kehilangan cairan dehidrasi pada muntaber


Kehilangan darah hipovolemia pada perdarahan
Kehilangan serum luka bakar
Cairan resusitasi
Cepat
Lambat

Cairan rumatan
Defibrilasi pada CA shockable obat obatan
BLS ALS Obat obatan

ANGKAT
KEDUA
TUNGKAI

300 - 500 cc darah


dari kaki pindah ke
sirkulasi sentral

Posisi shock
naik

Tata-laksana mengatasi
perdarahan

Airway
Breathing
Circulation
perdarahan

(+ lindungi C-spine)
(+ Oxygen jika ada)

+ kendalikan

Posisi shock
Ganti kehilangan darah
Hentikan perdarahan

Tangani Airway Ventilasi Posisi Shock Pasang Infus

Bebat Tekan
Untuk menghentikan perdarahan e

Pasang Infus Vena Perifer

Intraoseus

MACAM MACAM SHOCK


Penggolongan jenis shock
Shock Hipovolemik, Shock Kardiogenik,
Shock Septik, Shock Neurogenik
Shock Hipovolemik, Shock Kardiogenik,
Shock Obstruktif, Shock Distributif
Shock Hemoragik, Shock Non Hemoragik

1. SHOCK HYPOVOLEMIK
Penyebab :
muntah , diare yang sering
dehidrasi karena berbagai sebab
luka bakar grade II III yang luas
trauma dengan perdarahan
perdarahan masif karena sebab lain

Diagnosa
perubahan pada perfusi ekstremitas :
dingin,basah dan pucat
takhikardia
pada keadaan lanjut:
* takhipneu
* penurunan tekanan darah
* penurunan produksi urine
* tampak pucat,lemah,apatis

Tindakan :
Pemasangan 2 jalur intravena dengan
jarum besar dan diberikan infus cairan
kristaloid.
Untuk perdarahan dengan shock
kelas III IV selain diberikan infus
kristaloid sebaiknya disiapkan transfusi
darah segerav setelah sumber
perdarahan dihentikan

KLASIFIKASI SHOCK DAN CARA PENANGANAN


A. Shock Hipovolemik Karena Dehidrasi
klasifikasi

Penemuan Klinis

Pengelolahan

Dehidrasi ringan :
Selaput lendir kering, nadi normal
Kehilangan cairan tubuh atau nadi sedikit meningkat
sekitar 5% BB

Penggantian volume cairan


yang hilang dengan cairan
kristaloid (NaCl 0,9% atau
RL)

Dehidrasi sedang :
Selaput lendir sangat kering, status
Kehilangan cairan tubuh mental tampak lesu nadi cepat,
sekitar 8% BB
tekanan darah mulai menurun,
oliguria.

Penggantian cairan yang


hilang dengan cairan
kristaloid NaCl 0,9% atau RL)

Dehidrasi berat :
Selaput lendir pecah pecah,
Kehilangan cairan tubuh pasien tidak sadar, tekanan darah
lebih dari 10% BB
tak terukur, nadi tidak teraba,
ankuria

Penggantian cairan yang


hilang dengan cairan
kristaloid dan koloid

B. Shock Hipovolemik Karena Perdarahan


Prinsip :
- Penggantian Volume yang hilang untuk mempertahankan
- Kecukupan oksigenasi jaringan
- EBV = 70 cc/kgBB

klasifikasi

Penemuan Klinis

Pengelolahan

Kelas I :
Kehilangan volume darah <
15% EBV

Hanya takikardi minimal <100 x/menit

Tak perlu penggantian volume

Kelas II :
Kehilangan volume darah
15 30% EBV

Takikhardia (100 120 x/menit),


takipnea (20 30 x/menit), penurunan
pulse pressure, penurunan produksi
urine (20 30 cc/jam)

Penggantian volume darah yang


hilang dengan cairan kristaloid
(sejumlah 2 4 kali volume darah
yang hilang)

Kelas III :
Kehilangan volume darah
30 40% EBV

Takikhardia (>120x/menit), takipnea (30


40 x/menit), perubahan status mental
(confused) penurunan produksi urine (5
15 cc/jam)

Penggantian volume darah yang


hilang dengan cairan kristaloid,
koloid dan darah

Kelas IV :
Kehilangan volume > 40%
EBV

Takikhardia (140x/menit), takipnea (30


40 x/menit), perfusi pucat, dingin, basah,
perubahan status mental (confused, dan
lethargic), bila kehilangan volume > 50%
pasien tidak sadar, tekanan sistolik
sama dengan diastolic, produksi urine
minimal atau tidak keluar

Penggantian volume darah yang


hilang dengan cairan kristaloid,
koloid dan darah
Estimated Blood Volume
EBV = 70 cc/kg.BB

Catatan :
a. Menilai respon pola pada penggantian volume adalah penting,
bila respons minimal kemungkinan adanya sumber perdarahan
aktif harus dihentikan, segera lakukan pemeriksaan golongan
darah dan cross matched, konsultasi dengan ahli bedah,
hentikan perdarahan luar yang tampak (misalnya pada
ekstremitas)
b. Pemasangan monitor CVP di anjurkan (bila memungkinkan,
mampu melakukan) pada perdarahan hebat.
c. Penggantian darah dapat digunakan darah lengkap (whole
blood) atau komponen darah (packed red cell), yang harus
diingat jangan berikan transfusi darah yang dingin karena akan
memperburuk keadaan (hipotermi), bahkan bila mungkin untuk
mencegah hipotermi berikan kristaloid yang dihangatkan.

2. Shock Kardiogenik
Penyebab :
Dapat terjadi pada keadaan keadaan
antara lain :
Kontusio jantung
Tamponade jantung
Tension pneumothoraks

Diagnosa :
Hipotensi disertai gangguan irama jantung
Mungkin terdapat peninggihan tekanan vena
jugularis (JVP)
Lakukan pemeriksaan fisik pendukung pada
tamponade jantung (bunyi jantung menjauh,
redup), pada tension pneumotoraks (hipersonor
dan pergeseran trakea)

Tindakan :
Pemasangan jalur intravena dan pemberian
infus kristaloid ( hati hati dengan jumlah
cairan)
Pada aritmia mungkin diperlukan obat obat
inotropik.
Perikardiosentesis untk tamponade jantung
dengan monitoring EKG
Pemasangan jarum torakostomi pada ICSH
untuk mengurangi udara dalam rongga pleura.

3. Shock Septik
Penyebab :
Karena proses infeksi berlanjut.
Diagnosa :
a. Fase dini tanda klinis hangat, vasodilatasi
b. Fase lanjut tanda klinis dingin,
vasokontriksi.

Tindakan :
Ditujukan agar tekanan sistolik > 90 100 mmHg
(Mean arterial pressure 60 mmHg)
Tindakan awal
Infus cairan kristaloid, pemberian antibiotik sesuai
dengan hasil kultur, membuang sumber infeksi
(pembedahan).
Tindakan Lanjut
Penggunaan cairan koloid lebih baik menggunakan
vasopresor (dopamin)

4. Shock Anafilaktik
Penyebab :
Reaksi anafilaktik berat
Diagnosa :
Tanda tanda Shock (penurunan
tekanan darah tiba tiba) dengan
riwayat adanya alergi (makanan, dll)
atau setelah pemberian obat obatan.
Tindakan :
Resusitasi cairan dan pemberian dan
epinefril subkuntan, steroid, antihistamin,
bronkodilator bila terjadi bronko spasme

5. Shock Neurogenik
Penyebab :
Gangguan perfusi jaringan yang disebabkan
karena disfungsi sistem saraf simpatis sehingga
terjadi vasodilatasi. (misal : trauma pada tulang
belakang spinal shock, atau anestesi yang
terlalu dalam.
Tindakan :
Normalisasi pemberian cairan intravaskuler,
inotropik

Khusus
Hipovolemia
Kehilangan cairan dehidrasi pada muntaber
Kehilangan darah hipovolemia pada perdarahan
Kehilangan serum luka bakar
Cairan resusitasi :
Cepat
Lambat

Cairan rumatan :
Air
Elektrolit
Kalori

Kasus Hipovolemik karena


muntaber
Tentukan derajat dehidrasi :
Derajat ringan : 5 8 %
Derajat sedang : 8 10 %
Derajat berat : > 10 %

Cairan pengganti :
RL / NaCl

Cara pemberian
Untuk shock berat :
Berat 10 kg dehidrasi 10 % diperlukan cairan
resusitasi 10 % x 10 kg = 1 kg = 1000 cc.
Atasi shock 20 cc/kg dalam waktu 10 20 menit
(dewasa), 30 60 menit (anak)
Bila evaluasi masih shock berikan dosis yang sama
sampai shock teratasi.
Misalnya sampai jumlah x cc
Sisa cairan resusitasi : 1000 x cc,
Berikan x ( 1000 x ) cc dalam 8 jam pertama.
x ( 1000 x ) cc dalam 16 jam berikutnya
Tambahkan cairan rumatan.

Kasus Hipovolemik karena perdarahan


Pasien berdarah
perkirakan volume yang hilang

|
posisi shock
pasang infus jarum besar
ambil sample darah u/ cari donor

|
infusi RL 1000 (+ 1000 lagi)
Perfusi HKM
nadi < 100
T-sist > 100
|
Lambatkan infusi

Perfusi jelek,
nadi >100, T-sist <100
|
tambah RL lagi
sampai 2-4 x vol. perdarahan

Infusi cairan
Cairan kristaloid atau koloid
Kristaloid
RL, NaCl 0.9%, RA 2-4x EBL
NaCl 5% atau 7.5% 1/3 - 1/5x EBL

Koloid
gelatin 2x EBL
dextran, HES 1x EBL

Hasil terapi infus


Sirkulasi membaik lalu stabil
good response, normovolemia

Sirkulasi membaik lalu merosot lagi


transient response, masih hipovolemia, ada
perdarahan berlanjut

Sirkulasi tidak membaik


no response, masih tetap hipovolemia

Lokasi & Estimasi Perdarahan


Fr. Femur tertutup
1.5-2 liter
Fr.Tibia tertutup
0.5 liter
Fr. Pelvis
3 liter
Hemothorax
2 liter
Fr. Iga (tiap satu)
150 ml
Luka sekepal tangan
500 ml
Bekuan darah sekepal
500 ml

TRANSFUSI DARAH
Pertimbangkan bila
Hemodinamik tidak stabil meski
pemberian cairan sudah cukup banyak
Hemoglobin < 7 g/dl dan pasien masih
berdarah

Kasus Hipovolemik karena luka bakar

Luas luka bakar

RULE OF NINES

Kepala dan leher


9%
Ekstremitas atas
9%x2
Tubuh depan
18 %
Punggung
18 %
Ekstremitas bawah 18% x 2
Perineum
1%

36

18

18

Sirkulasi hipovolemia
cairan untuk 24 jam pertama

RL / RA / NaCl 0.9%
2 - 4 ml / kg / % luka bakar
1/2 volume dalam 8 jam sejak kejadian
1/2 volume dalam 16 jam berikutnya
Penggantian cairan dihitung sejak kejadian
terbakar
Pertahankan urine 0.5-1.0 ml/kg/jam
Rehidrasi oral dapat diberikan u/ luka bakar
ringan

Fluid Replacement
RL : 4 ml x Burn Area x BB
BB : 50 Kg
Burn : 60 %

~ Deficit : 4 x 60 x 50 ml
= 12.000 ml RL

50% deficit
= 6000 ml
8 jam
pertama

50% deficit
= 6000 ml
16 jam
berikutnya

Tidak ada denyut karotis / cardiac


arrest

30

DEFIBRILLATION

SISTEM CODE BLUE


RSD dr. SOEBANDI
TIM CODE BLUE
JEMBER

CODE BLUE
suatu sistem pelayanan medis darurat
untuk mengatasi keadaan gawat jantung
(HENTI JANTUNG dan paru (HENTI
NAFAS) di suatu tempat di lingkungan
RSD dr. Soebandi Jember;

TIM CODE BLUE


Tim Code blue : Tim inti yang bertugas menangani
kasus gawat darurat jantung dan paru, terdiri dari :

1 orang leader
1 orang ventilator manager
1 orang cardiac compressor
1 orang medication administration
1 orang recorder

Dibantu oleh :
Nurse supervisor
Petugas farmasi
Petugas keamanan (security)

LEADER
Leader adalah dokter spesialis anasthesi/
dokter spesialis Jantung/ dokter umum.
Leader bertugas mempimpin seluruh proses
code blue (peran team, direct medical
management, order medications dan
pemeriksaan penunjang, interpretasi EKG,
memberikan penjelasan kepada keluarga
pasien, termasuk merujuk ke unit lain atau
menghentikan tindakan resusitasi) dan
pelaksana defibrillation/ cardioversion;

Ventilation Manager
Ventilation Manager adalah perawat/
dokter yang bertugas sebagai airway
managemet dan oksigen terapi serta
memastikan proses pemasangan ET tube
berjalan dengan baik;

Cardiac Compressor
Cardiac Compressor adalah perawat/
dokter yang bertugas memastikan papan
resusitasi terpasang dengan baik,
melaksanakan cardiac compression
sesuai dengan kebutuhan dan
memastikan compressi dilakukan dengan
benar;

Medication administrator
Medication administrator adalah perawat/
dokter yang bertugas memberikan obat
sesuai dengan instruksi leader, mengelola
pengenceran obat/ bolus dan jika
diperlukan mengambil sample darah (BGA
atau lainnya), memasang IV access, NG
Tube, suctioning, melakukan pengkajian
berkala suara napas;

RECORDER
Recorder adalah perawat yang bertugas mencatat vital
sign kondisi dan terapi yang diberikan pada pasien,
melakukan pencatatan vital sign dan assessment setiap 2
menit, melengkapi seluruh dokumen medik pasien yang
ada kaitannya selama proses emergency berlangsung,
mencatat seluruh pemakaian obat dan alat kesehatan
habis pakai, memastikan pendokumentasian sampai
dengan pasca code blue lengkap baik di medical record
maupun dokumen lain yang ada sesuai dengan standar
rumah sakit, membuat resep khusus (mencatat segala
sesuatu yang dipakai saat code blue berlangsung);

Petugas Farmasi
Petugas Farmasi adalah Apoteker atau
asisten apoteker yang bertugas sebagai
prepare medication jika tidak tersedia
dalam trolley emergency, menjamin
supplies alat kesehatan tersedia (cont alat
bantu napas, intra venous catheter, NG
tube dan lainnya), melengkapi stok dan
inventaris trolley emergency segera
setelah dipakai (maksimum 2 jam sejak
pengiriman resep khusus)

Nurse supervisor
Nurse supervisor code blue adalah perawat yang
bertugas melakukan kontrol situasi lingkungan dan
menyediakan area yang cukup untuk team code
blue
bekerja,
memastikan
semua
team
melaksanakan perannya, menghubungi unit-unit
lain terkait jika diperlukan (radiologi, laboratorium,
dan lainnya), menjamin bahwa keluarga sudah
dihubungi, mengetahui situasi yang sedang terjadi
dan membantu untuk menenangkan keluarga
pasien, memastikan semua dokumentasi lengkap

Petugas Keamanan
Petugas

Keamanan
atau
Satpam
bertugas melakukan control situasi sekitar
dan menjamin area yang cukup untuk
team code blue bekerja, membantu team
code blue dalam proses transfer internal
pasien, mengumumkan code sudah
selesai atas instruksi dokter/perawat

TATA LAKSANA CODE BLUE


ORANG TIDAK
SADAR

PENOLONG 1

PERHATIAN CODE BLUE BOUGENVIL KAMAR 1,


CODE BLUE BOUGENVIL KAMAR 1, CODE BLUE
BOUGENVIL KAMAR 1, HARAP SEGERA DIRESPON

CEK RESPON

30 DETIK KEMUDIAN DIULANG KEMBALI 3 KALI

TIDAK
BERESPON

PANGGIL
BANTUAN

PENOLONG 2

MENGHUBUNGI
PETUGAS RUMAH
SAKIT

PETUGAS CALL
CENTER CODE BLUE
MENGUMUMKAN
ADANYA CODE BLUE

TELPON KE 888
(CALL CENTER CODE
BLUE)

PETUGAS RUMAH
SAKIT

TATA LAKSANA CODE BLUE


TIM CODE
BLUE
DATANG

MENGAMBIL ALIH
TINDAKAN

TIM CODE BLUE :


1. DOKTER JAGA IGD
2. PERAWAT IGD
3. PERAWAT LAINNYA
SESUAI AREA

HUBUNGI
DPJP

DOKTER
ANAK
PICU/NICU

DOKTER
JANTUNG
ICCU

PENDERITA
SELAMAT
(ROSC)

PASIEN
RAWAT INAP

DOKTER
ANESTESI
ICU/HCU

BUKAN PASIEN
RAWAT INAP

DIKIRIM KE
IGD

PENDERITA
MENINGGAL
DUNIA

KAMAR
MAYAT

AREA CODE BLUE RSD dr. SOEBANDI

ADA 5 AREA

Area 1
Trolly Code Blue : di Ruang Poli Jantung
Wilayah :

Instalasi Admisi dan Rekam Medik lantai I


Instalasi Rawat Jalan LT I
Instalasi Hemodialisa
Instalasi Rehab Medik
Depo Rawat Jalan
Kantor BPJS
Laboratorium PK
Area parkir barat

Area 2
Trolly Code Blue
Wilayah :
Pavilyun Anggrek
Bougenvil
Kantor Pengadaan
Pavilyun Nusa Indah
Ruang Gardena
Ruang Alamanda
IPS
Instalasi Farmasi
Laboratorium PK

: Gardena
Masjid
Loundry
Instalasi Bina
Ruhani
Genset
BBNM
Kamar Mayat
IPAL
Area parkir barat

Area 3
Trolly Code Blue
Wilayah :
UDD Rawat Inap
Ruang Sakura
Ruang Melati
Ruang Mawar
Ruang Edelweis
Ruang Seruni

: di Ruang Edelweis

Ruang Catleya
Ruang Adenium
Ruang Antorium
Ruang Aster
Ruang Tulip
Instalasi Gizi
ESWL
Area parkir timur

AREA 4
Trolly Code Blue : di Ruang ICU
Wilayah :
VK Bersalin
Ruang Perinatologi
PICU-NICU
ICU
ICCU
Ruang tunggu keluarga pasien didepan ruang perinatologi
dan diselatan ruang PICU
Sekretaris bedah
Area parkir timur

Area 5
Trolly Code Blue : di Ruang HCU
Wilayah :
Laboratorium PA,
Radiologi dan
Instalasi Rawat Jalan LT II,
Perkantoran LT III
Poli eksekutif
Kamar Operasi
Instalasi admisi dan rekam medik lantai 2
Ruang Dahlia

STANDAR FASILITAS PEDOMAN BLUE CODE


Nama Obat

Jumlah

Atropine sulfas 0,25 mg

30

Calcium glukonas

Cordarone 150 mg

Dobutamin 250 mg

Dopamin 200 mg

Epiniprin 1 mg

10

Oradexon / kalmethason

NaCl 0,9 25 cc

Valium 10 mg

Vascon 4 mg

Water for injection 25 ml

Xylocain 2% 20 cc

STANDAR FASILITAS PEDOMAN BLUE CODE


Nama Obat

Jumlah

Dextrose 40%

Ringer laktat

15

NaCl 0,9%

15

Dextrose 5%

15

Dextrose 10%

15

Transfusion set

15

Infusion set

15

IV cateter 16,18,20,22,24

15 set

Disposable spuit 1,3,5,10,20,50 cc

15 set

Aminophilin

15

Novalgin

15

Xylomidon

STANDAR FASILITAS PEDOMAN BLUE CODE


Nama Obat

Jumlah

Diphenhidramin

Furosemide 40 mg

Primperan 10 mg

Transamin

15

STANDAR FASILITAS PEDOMAN BLUE CODE


Alat-alat Kesehatan

Jumlah

Airway C-Spine control


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Bantal intubasi
Oropharingeal no 3-10
Nasopharyngeal
Magyl forceps (anak,dewasa)
Laryngoscope + Blade
Endotracheal tube no 4, 4.5, 5, 5.5, 6, 6.5,
7, 7.5, 8
Stilet (anak.dewasa)
Cervical collar
Suction mobile
Suction catheter 6-16

1
5 set
5 set
5 set
5 set
5 set
5 set
5 buah
5 buah
5 set

STANDAR FASILITAS PEDOMAN BLUE CODE


Alat-alat Kesehatan

Jumlah

Breathing
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Nasal kanule (anak, dewasa)


Simple mask (anak,dewasa)
Rebreathing mask (anak,dewasa)
Non rebreathing mask (anak,dewasa)
Jackson reese (anak,dewasa)
Bag valve mask (anak,dewasa)
Ventilator transport
Tabung O2
Tabung O2 transport
Manometer O2

5 set
5 set
5 set
5 set
5 set
5 set
5 buah
5 buah
5 buah
10 buah

STANDAR FASILITAS PEDOMAN BLUE CODE


Alat-alat Kesehatan

Jumlah

Circulation
a.
b.
c.
d.

Stetoscope
Tensimeter mobile
Tourniquet
Catheter no 8,10,12,14,16,18

5 buah
5 buah
5 buah
5 set

Penlight
Defribilator / AED
Jelly
Elektroda EKG

5 buah
5 buah
5 buah
15 set

Drug
a.
b.
c.
d.

EKG sadapan

5 buah

Pasien monitor

5 buah

STANDAR FASILITAS PEDOMAN BLUE CODE


Alat-alat Kesehatan

Jumlah

Alat kesehatan lain


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

Verban
Kassa
Plester
Alkohol
Bethadin
Longspine board
Short spineboard
Scoope strecher
Bidai
Sarung tangan
NGT no 6,8,10,12,14,16,18
Urine bag

15 buah
5 buah
15
15
5
5
5
5 set
5 set
15 buah
15

TATA LAKSANA PELAYANAN

PEDOMAN

BLUE CODE

EVALUASI

PELAPORAN

Dilakukan secara rutin


dan setelah kejadian
emergency, tujuan :
Memastikan sistem
berjalan baik
Memastikan
kesiapan tim, baik
menyangkut jumlah
atau kompetensi tim
Memastikan
kesiapan sarana

Dilakukan setelah ada


kasus oleh ketua tim dan
seluruh anggota,
mencakup :
Identitas pasien
Rangkaian kejadian
Kondisi pasien
Penggunaan obat-obatan
Penggunaan sarana
prasarana yang lain

PENUTUP

PEDOMAN BLUE CODE

Kejadian kegawatdaruratan bisa terjadi kapan


saja, dimana saja, dan bisa menimpa siapa saja
yang kadang tanpa bisa kita prediksi
sebelumnya, baik di luar rumah sakit maupun di
dalam rumah sakit. RSD dr. Soebandi Jember
sebagai rumah sakit rujukan regional Jawa Timur
akan menerima pasien-pasien dalam rujukan
regional termasuk kerluarnya. Banykanya jumlah
pengunjung di rumah sakit merupakan sesuatu
yang harus kita perhatikan karena hal ini akan
berisiko terjadi kegawatdaruratan, sehingga
siapa saja yang datang ke RSD dr. Soebandi
akan merasa aman.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai