Jalan Nafas
Sistem pernafasan
Sistem ekskresi dan
elektrolit
Fungsi hati
Fungsi ginjal
Sistem saraf
Pengaturan suhu
Sistem pernafasan
Pada neonatus
sangkar dada
lemah dan
ukurannya kecil
dengan iga
horizontal.
Sehinga jenis
pernafasan
menggnkan
diafragma
Anak-anak
Dewasa
Frekuensi pernafasan
30-50
14-24
6-8
2-2.5
2.2
Alveolar ventilation
100-150
60
FRC
27-30
30
Konsumsi Oxygen
6-8
umur
Heart Rate
Preterm 1000g
130-150
45
25
Baru lahir
110-150
60-75
27
6 bulan
80-150
95
45
2 tahun
85-125
95
50
4 tahun
75-115
98
57
8 tahun
60-110
112
60
Cairan tubuh.
Bayi lahir cukup bulan mengandung relatif
banyak air yaitu dari berat badan 75%,
setelah berusia 1 tahun turun menjadi 65%
clan setelah dewasa menjadi 55-60 %.
Cairan ekstrasel orok ialah 40% dari berat
badan, sedangkan pada dewasa ialah 20%.
Pada Tabel 4. dapat dilihat perbedaan EBV
(Estimated Blood Volume) pada pediatric
berdasarkan umur.
Umur
EBV
Premature
90-100cc/kg
Baru lahir
80-90 cc/kg
3 bulan-1 tahun
70-80 cc/kg
>1tahun
70 cc/kg
Dewasa
55-60 cc/kg
Indikasi anestesi
1. Hipertropi Adenoid
2. Macroglossia Fungsional
3. Pasien dengan Kelainan Neurologi
4. Distrofi muscular.
5. Bayi dengan berat badan kurang dari 10
kg
Puasa
Infus
Premedikasi (Sulfas
Atropine 0,02mg/kg)
Masa anestesi
1.Masa induksi
2.Intubasi
Rumatan kebutuhan
cairan : keringet,
ekresi, uap
pernafasan,
pertumbuhan.
Cairan pengganti jika
terjadi dehidrasi
dengan rumus 4-2-1
dengan peberian 50%
jam 1 dan jam ke 2
dan 3 25%
Pra anestesi
Anamnesis
Pemeriksaan fisik dan laboratorium
Teknik dan obat anestesi
ALAT :
1.Masker + jackson reese
2. Oropharyngeal tube
3. Endotracheal tube
4. Laryngoscope + blade
5. Plester fiksasi
6. LMA
7. Bantal intubasi + bantal donat
8. Mesin anestesi + sumber oksigen
9.Suction catheter
10.EKG electrode + monitor
11.Stetoskop prekordial
12.Saturasi O2
13.Tampon + Mcgill
14.Nasogastric tube
15.Salep mata + plester
16.Temperatur
17.Matras penghangat
18.Penghangat infus
Pelaksanaan anestesi
Premedikasi
Induksi
Rumatan anestesi
Pramedikasi
Pasien kooperatif diberikan
Diazepam oral 0.2-0.3mg/kgbb
Ketamin oral 4-6mg/kgbb
Pasien tidak kooperatif
Midazolam im0.1-0.15mg/kgbb
Ketamin im dosis rendah 2-3mg/kggbb
Induksi anestesi
< 1 tahun
Inhalasi overface
Parenteral
>1 tahun
Inhalasi overface +ortu
Parenteral-intermuskular, intravena
perrektal
Teknik induksi
Induksi inhalasi
: halotan, sevoflurance
yang lain tidak dapat diberkan karena
berbau yg dapat menimbulkan batuk,
menahan nafas, dan laringospasme
Induksi intravena
: ketamin, propofol
Induksi intramuskular
: pasien tidak
kooperetif berikan ketamin
Induksi perrektal
: medazoalm, ketamin
Rumatan anestesi
Per-inhalasi
Ether
Halothane
Enflurane
Isoflurane
+ O2
Per enteral
Ketamin yang menyebabkan dissosiatuve
anesthesia
Pemantauan durante
operatif
Airway tetep bebas (ETT terfiksasi dengan
baik)
RR, Saturasi O2, Nadi
Pengakhiran anestesia
Gerak bertujuan
Diam
Pernafasan
teratur, batuk ,
Nilai
2
1
0
2
1
0
menangis
depresi
perlu dibantu
Warna
merah muda
pucat
sianosis
Tekana Darah
berubah 20-30%
Kesadaran
benar-benar sadar
bereaksi
2
1
0
2
1
0
2
1
0
kesimpulan