Anda di halaman 1dari 118

AGAMA

SEKILAS AGAR DIKENAL


DRS. I KETUT SUARJA.M.SI
S 2 KAJIAN BUDAYA UNUD
POLITEKNIK NEGERI BALI
JL.A.YANI GG.KARUNIA NO 14
HP
:08123968138
Email
:Suarja_ketut@yahoo.com

RIWAYAT PEKERJAAN
JURNALISTIK

Wartawan LKBN Antara (1990-2006)


Pemimpin Redaksi Metro Pelangi Tabanan (2006-2007)
Redaktur Harian Umum Fajar Bali (sekarang)
Pembina Jurnalistik STP Nusa Dua Bali (sekarang)
Pembina Jurnalistik STPBI/SPB Denpasar (sekarang)
Pembina Jurnalistik STIKES Wira Medika PPNI Bali (sekarang)
Penyunting Jurnal Global Medika STIKES Wira Medika
PPNI Bali
(sekarang)
Pempimpin Redaksi Jurnal Ilmiah Sinar Mas STISIP Margarana
Penyunting Jurnal Ilmiah Bali Wisnu Darma Denpasar
Anggota Persatuan Wartawan Indonesia (sekarang)
Editor Buku Wayan Wita (mantan rektor Unud) Berhasil dari Kegagalan
Penulis Buku Karang Taruna Indonesia
Penulis Buku Tuna Rungu Wicara

MENGAJAR
POLITEKNIK NEGERI BALI
AKBID BALI WISNU DHARMA
STP NUSA DUA BALI
SPB STPBI DENPASAR
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI

Alam Semesta
Asal Mula Alam Semesta
Tuhan menciptakan alam semesta ini
berlangsung secara berjenjang dari
jenjang yang teramat gaib sampai pada
jenjang yang tampak berwujud

Ketika tidak ada apa-apa, yang ada


hanyalah Tuhan Paramasiwa yang
berwujud sunyi sepi, kosong dan hampa,
kemudian Tuhan menjadikan diriNya
Sadasiwa. Pada jenjang ini Tuhan telah
menjadi berbadan Purusa dan Prakerti.
Purusa adalah unsur dasar yang bersifat
kejiwaan, sedangkan Prakrti adalah unsur
dasar yang bersifat kebendaan.
Baik
Purusa dan Prakrti sifat kedua-duanya tak
dapat diamati dan tanpa permulaan.

Jadi jelaslah bahwa alam semesta ini


dengan segenap isinya lahir dan mengalir
dari tubuh Tuhan hingga pada saatnya
nanti akan kembali lagi ke dalam
tubuhNya yang sunyi.

Ahmadi dkk (2004:18), langit dan bumi dg segala isi


dan peristiwa yg terkandung di dlmnya merupakan
suatu kenyataan yg sangat mengesankan akal dan
hati sanubari makhluk manusia. Manusia sejak
zaman dahulu telah mengerahkan daya akal utk
menyelidiki rahasia serta mencari hubungannya dg
kebutuhan dan tujuan hidupnya di atas bumi ini.
Penemuan dlm bidang astronomi menyebabkan
kosmologi terbagi dlm dua kelompok: kelompok yg
beranggapan bahwa alam ini statis, dari permulaan
diciptakan sampai sekarang ini tidak berubah dan
kelompok yg beranggapan bahwa alam semesta ini
dinamis, bergerak atau berubah.

Kelompok yang beranggapan bahwa alam


semesta ini dinamis ditunjang oleh ilmu
pengetahuan modern. Menurut teori evolusi alam
semesta ini dimulai dengan adanya satu ledakan
dahsyat. Materi yang terdapat di alam semesta ini
pada mula-mula berdesakan satu sama lain
dalam suhu dan kepadatan yang sangat tinggi,
sehingga hanya berupa proton, neutron, dan
elektron, tidak mampu susunan yang lebih berat.
Karena mengembang, maka suhu menurun
sehingga proton
dan neutron berkumpul
membentuk inti atom. Kecepatan mengembang ini
menentukan macam atom yang terbentuk.

B. Asal Mula Manusia dan Unsurunsurnya


Asal mula manusia dan alam semesta ini
pada hakekatnya adalah sama, yaitu dari
Purusa dan Prakrti juga. Maka itu alam
semesta ini lazim disebut Bhuvana Agung,
sedangkan diri manusia disebut Bhuvana
Alit. Pada diri manusia unsur Purusa itu
menjadi Jiwatman, sedangkan unsur
Prakrti menjadi badan kasar atau Sthula
Sarira

Suksma Sarira juga disebut Lingga Sarira


dan Sthula Sarira juga disebut Raga
Suksma Sarira/Lingga Sarira terjadi
dari :Budhi, Manas, Ahamkara disebut Tri
Antah Karana Sarira dg masing-masing
fungsinya sebagai berikut :
Budhi berfungsi untuk menentukan
keputusan
Manas berfungsi untuk berpikir
Ahamkara fungsinya untuk merasakan
dan bertindak

Tri Antah Karana inilah merupakan alat bathin manusia


yg sangat menentukan watak seseorang. Indria manusia
ada sepuluh banyaknya sehingga disebut Dasendrya
yang terdiri dari 2 bagian yaitu:
Panca Buddhindrya yaitu 5 indrya untuk mengetahui
terdiri dari: Caksuindrya (indrya pada mata), Srotendrya
(indriya pada telinga), Ghranendrya (indriya pada
hidung), Jihvendriya (indriya pada lidah), Tvakindriya
(indriya pada kulit)
Panca Karmendrya yaitu lima indriya pelaku, terdiri dari:
Panindriya (indriya pada tangan), Padendriya (indriya
pada kaki), Garbendriya (indriya pada perut),
Upasthendriya (indriya pada kelamin laki-laki) dan
Bhagendriya (indriya pada kelamin wanita), Payvindriya
(indriya pada pelepasan)

Sthula Sarira, raga sarira yang terjadi dari Panca


Tanmatra atau Panca Mahabhuta itu uraiannya
adalah sebagai berikut:
Tulang belulang, otot, daging dan segala yang pada
sifatnya terjadi dari gandha atau prtivi.
Darah, lemak, kelenjar, empedu, air badan dan
segala yang cair terjadi dari rasa atau apah.
Panas badan, sinar mata dan segala yang panas
dan bercahaya sifatnya terjadi dari rupa atau teja.
Napas dan udara dalam badan terjadi dari sparsa
atau vayu
Rongga dada, rongga mulut dan segala rongga
lainnya terjadi dari sabda dan akasa.

Sad Kosa yaitu 6 lapis pembungkus yang terdiri


dari: Asti (tulang), Odvad (otot), Sumsum
(sumsum), Mamsa (daging), Rudhira (darah),
Carma (kulit).
Dasa Bayu atau Dasa Prana, yaitu 10 macam udara
badan manusia, yang terdiri dari : Prana (udara
pada
paru-paru),
Samana
(udara
pada
pencernaan), Apana (udara pada pantat), Udana
(udara pada kerongkongan), Vyana (Udara yang
menyebar ke seluruh tubuh),Naga (udara pada
perut yang keluar pada saat perut mengempis),
Kumara (udara yang keluar dari badan oleh tangan
dan jari), Krkara (udara pada saat bersin),
Devadattaa (udara saat menguap), Dananjaya
(udara yang memberi makan pada badan).

C.Hakekat Manusia
Manusia adalah makhluk yang berakal
buddhi. Manusia sering disebut Atmaja, Anuja
atau Janma dan juga purusa, manusia
disebut manusia oleh karena ia pada
hakekatnya adalah penjelamaan dari Anu.
Anu dalam bahasa Sansekerta berarti atom.
Maksudnya adalah percikan kecil dari Tuhan.
Manusia disebut Atmaja, Anuja atau Janma
olah karena pada hakekatnya ia adalah atma
atau anu yang lahir atau menjelma dari atma
anu yang membadan.

D. Manusia, Binatang dan Tumbuhtumbuhan


Asal mula manusia, binatang dan tumbuhtumbuhan pada hakekatnya adalah sama.
Namun demikian manusia, binatang dan
tumbuh-tumbuhan tidaklah sama. Ia tetap
berbeda.
Perbedaan
kelahiran
ini
bersumber pada perbedaan Karma
Wasana yaitu bekas-bekas dari perbuatan
pada masa lalu.

Ahmadi (2004:22), Asal-usul kejadian


manusia menurut ajaran Islam berbeda
dengan pendapat ahli filsafat antroplogi
terutama pendapat ahli kenamaan Darwin
dan lainnya. Manusia yang hidup
dimanapun di dunia ini, berasal dari satu
keturunan
yaitu
adam,
kemudian
berkembang biak dan bertebaran di
seluruh pelosok bumi.

E. Manusia sebagai Makhluk


Berbudaya
Dua kekayaan manusia yang paling
utama adalah akal dan budi atau yang
lazim disebut pikiran dan perasaan. Dari
akal dan budi ini memunculkan adanya
karya-karya
manusia
yang
sampai
kapanpun tidak akan dihasilkan oleh
makhluk lain.

F. Manusia sebagai Makhluk Termulia


Manusia dikatakan sebagai makhluk termulia, karena :
Semua unsur alam dapat dikuasai dan dimanfaatkan
untuk keperluan hidupnya.
Manusia mampu mengatur perkembangan hidup
makhluk lainnya dan menghindarkan dari kepunahan.
Manusia mampu mengubah yang tidak bermanfaat
menjadi bermanfaat.
Manusia mampu mengusahakan agar apa yang ada di
alam ini tidak saling meniadakan.
Manusia memiliki kreativitas oleh karenanya mampu
menciptakan benda-benda yang diperlukan dengan
bentuk dan model; menurut keinginannya.

Manusia memiliki rasa indah dan karenanya mampu


menciptakan benda-benda seni yang menambah
kenikmatan hidup rohaninya.
Manusia memiliki alat untuk berkomunikasi dengan
sesamanya.
Manusia memiliki sarana pengatur kehidupan bersama
yang disebut sopan santun.
Manusia memiliki ilmu pengetahuan yang karenanya
kehidupan mereka makin berkembang dan makin
sempurna.
Manusia memiliki pegangan hidup antar sesama demi
kesejahteraan hidupnya di dunia selain itu juga
mengatur pergaulannya dengan Sang Pencipta demi
kebahagiaan di akhirat kelak.

Agama
Agama : Religius (latin), Religion (Inggris,
Perancis, Jerman), Relegie (Belanda)
a.Relegie (relegion) menurut pujangga Kristen,
Sains Augustinus, berasal dr re dan elegie yg berarti
memilih kembali dr jalan sesat ke jalan Tuhan
b. Relegie menurut Lactantius berasal dr kt re dan
ligare yg artinya menghubungkan kembali sesuatu
yg telah putus. Yg dimaksud ialah menghubunbgkan
antara Tuhan dan manusia yg telah terputus oleh
karena dosa-dosanya.
c. Relegie menurut Cicero berasal dri kt re dan
logere yg berarti membaca berulang-ulang
bacaan0-bacaan suci dg maksud agar jiwa di
pembaca terpengaruh oleh kesuciannya

Agama adalah risalah yg disampaikan


Tuhan kepada orang suci sebagai
petunjuk bagi manusia dan hukum-hukum
sempurna utk dipergunakan manusia dlm
menyelenggarakan tata cara hidup yg
nyata serta mengatur hubungan dg
tanggungjawab kpd Tuhan, masyarakat
serta alam sekitarnya.

Agama sebag sistem nilai merupakan


petunjuk pedoman dan pendorong bagi
manusia utk memecahkan berbagai
masalah hidupnya dlm ilmu agama, politik,
ekonomi, sosial, budaya dan militer,
sehingga terbentuk motivasi, tujuan hidup
dan perilaku manusia yg menuju kepada
ajaran Tuhan.
Agama adalah kepercayaan kepada Tuhan
serta segala sesuatu yg bersangkut dg itu.

Pada dasarnya agama dapat dibagi menjadi dua yakni:


A. Agama Wahyu : ajaran Tuhan yg disampaikan kpd
orang-orang suci (nabi, resi dan lain-lainnya)
Ciri-ciri agama Wahyu :
1. Secara pasti dpt ditentukan lahirnya dan bukan
tumbuh di masyarakat melainkan diturunkan kpd
masyarakat.
2. Disampaikan oleh manusia yg dipilih oleh Tuhan
sebagai utusaNya.
3. Memiliki kitab suci yg bersih dr campur tangan manusia
4. Ajarannya serba tetap walaupun tafsirannya bisa
berubah sesuai dg kecerdasan dan kepekaan
manusia
5. Konsep Ketuhannya adalah Monotheisme mutlak
6. Kebenarannya adalah universal yaitu berlaku bg
setiap
manusia, masa dan keadaan.

B.Agama Budaya : ajaran yg dihasilkan oleh pikiran atau


persamaan manusia secara komulatif. Adapun ciricirinya :
1. Tumbuh secara komulatif dlm masyarakat
penganutnya.
2. Tidak disampaikan oleh Tuhan
3. Umumnya tidak memiliki kitab suci, kalaupun ada
akan mengalami perubahan-perubahan dlm
perjalanan sejarahnya.
4. Ajarannya dpt berubah-ubah sesuai dg perubahan
akal pikiran masyarakatnya
5. Konsep Ketuhannya dinamis, animisme, politheisme
6. Kebenaran ajarannya tidak universal yaitu tidak
berlaku bg setiap menusia masa dan keadaan.

Kedudukan Agama di Indonesia


Agama dpt meningkatkan ketaqwaan
penganutnya, yg sekaligus dpt pula
meningkatkan prilaku umatnya, sopan
santun dan berbuat bagi kepentingan
masyarakat
utk
meningkaykan
kesejahteraan rasa harga diri dan
keamanan.

Pasal 29 UUD 1945 memuat dua ayat yg


amat penting yg harus diindahkan oleh
setiap warga negara dan pemerintah.
Ayat 1. Negara berdasar atas Ketuhanan
Yang maha Esa
Ayat 2. Negara menjamin kemerdekaan tiaptiap penduduk memeluk agamanya masingmasing dan untuk beribadat sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing.
===== adanya bimbingan utk mengarah pd
kehidupan yg positip

Agama sebagai motivator : merupakan


penyebab orang berusaha utk mencapai
tujuan. Motif artinya tujuan atau sesuatu
yg mendorong orang utk dpt mencapainya
sebagai harapan yg diinginkan. Agama
berisi banyak harapan yg dihadapkan
menjadi cita-cita manusia.

Tujuan nasional yg terdapat dlm


pembukaan UUD 1945 adalah :
1. Melindungi segenap warganegara dan
tumpah darah
2. Memajukan kesejahteraan umum
3.Mencerdaskan kehidupan bangsa
4.Ikut serta menegakkan perdamaian
dunia berdasarkan kemerdekaan dan
keadilan

Fungsi Agama
Indonesia adalah bangsa yang religius,
yang penting kepada Tuhan. Hal ini sudah
barang tentu mempunyai arti yang sangat
positif. Keyakinan menjadi spirit utama yg
penting bagi kehidupan dan pertumbuhan
Indonesia yg sedang membangun, berjuang
dg segala daya upaya utk mewujudkan
masyarakat Pancasila. Oleh karena itu
maka dlm membangun bangsa tentu tak
mungkin
mengabaikan
segi-segi
keagamaan dan keyakinan masyarakat.

Fugsi agama dlm masyarakat sbb:


1.Edukatif
Manusia mempercayakan fungsi edukatif agama
mencakup tugas mengajar dan tugas bimbingan.
2.Penyelamatan
Agama menopang nilai-nilai dan tujuan yang
telah terbentuk untuk memperkuat dan
mempertebal moral dan membantu mengurangi
kebencian. Agama juga membantu manusia
untuk mengenal yang sakral atau Tuhan, yang
diyakini mampu memberikan keselamatan dalam
kehidupan manusia.

Maka dari itu bahwa agama sangat berfaedah bagi


manusia, terutama bagi pemeluk-pemeluknya sebab
agama adalah :
Dapat mendidik jiwa manusia menjadi tenteram, sabar,
tawakkal, dan sebagainya. Lebih-lebih ketika dia ditimpa
kesusahan dan kesulitan.
Dapat memberi modal kepada manusia, untuk menjadi
yang berjiwa besar, kuat dan tidak mudah ditundukkan
oleh siapapun.
Dapat mendidik manusia berani menegakkan kebenaran
dan takut untuk melakukan kesalahan.
Dapat memberi sugesti kepada manusia agar dalam jiwa
mereka tumbuh sifat-sifat utama seperti rendah hati, sopan
santun, hormat menghormati dan sebagainya. Agama
melarang orang untuk tidak bersifat sombong, congkak dll.

Landasan Hukum Kehidupan Beragama di Indonesia


Perkembangan sejarah dan kebudayaan di Indonesia
tidak dapat dilepaskan dari pengaruh agama-agama
yang ada dan berkembang sekarang ini di Indonesia.
Landasan idiil kehidupan beragama di Indonesia adalah
Pancasila, sedangkan landasan konstitusionalnya
adalah UUD 1945, yakni pasal 29 UUD 1945 memuat
dua ayat yang amat penting yang harus diindahkan oleh
setiap warga negara dan pemerintah yakni:
Ayat 1. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang maha
Esa
Ayat 2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadat sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.

MANUSIA,
INDIVIDU DAN
MASYARAKAT

MANUSIA MENURUT HINDU


MANUSIA BERASAL DARI KATA MANU DIKATAKAN
TUHAN (BRAHMAN) MENCIPTAKAN MANUSIA
MELALUI PIKIRAN ATAU MANASAH PUTRAH. DLM
KITAB DHARMA SASTRA DISEBUTKAN ADA
BEBERAPA MAKHLUK PIKIR TUHAN YAITU :
1. SWAYAMBHU MANU
2. SWARICISA
3. AUTTAMI
4. TAMASA
5. RAIWATA
6. CAKSUCA
7. WAIWASWAT

Diantaranya yg terkenal adalah manu. Siapa yg


berbuat mengikuti ajaran manu ia adalah
manusia. Manusia sebagai makhluk berasal dr
kata manah maksud dalam hidupnya manusia
tergantung dr manah/pikirannya. Pikiran
manusia sebagai alat utk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Pikiran manusia berkembang
menjadi budhi/akal, sehingga menimbulkan
budaya yg berupa cipta, rasa dan karsa. Hasil dr
cipta, rasa dan karsa itu disebut kebudayaan.

Kedudukan manusia
Manusia adalah makhluk rasional, moral
esthetik dan spiritual yang memiliki
kesadaran
utk
kebebasan
berpikir,
berkemauan dan bercita-cita. Manusia
sebagai makhluk utama karena sebagai
makhluk pikir, maksudnya makhluk hidup
yang tergantung dari pikirannya/akalnya.

Hakekat Manusia
Manusia : makhluk yg berakal budhi.
Manusia sering disebut Atmaja, Anuja atau
Janma dan juga Purusa. Manusia disebut
manusia karena ia pd hakekatnya adalah
penjelmaan dari Anu. Anu dlm bahasa
Sansekerta berarti atom. Maksudnya :
percikan kecil dr Tuhan. Manusia disebut
Atmaja karena pd hakekatnya ia adalah
atma atau anu yg lahir dr atma/anu yg
membadan.

Manusia pengembang nilai moral


Akal dan budhi menyebabkan manusia memiliki cara dan
pola hidup yg berdimensi ganda yakni kehidupan yg
bersifat material dan kehidupan spiritual.
Akal dan budhi sangat berperan dlm usaha menciptakan
kedua jenis kehidupan itu.
Untuk menciptakan kesejahteraan jasmani manusia dg
akal budhinya selalu berusaha menciptakan benda-benda
baru sesuai dg kebutuhan hidupnya. ===== ancaman
Akal dan budhinya mengajak berbuat dg tindakan-tindakan
yg sesuai dg nilai moral. Namun disisi lain ada nafsu yg
dapat menyeretnya kepada tindakan yg tidak baik dan
merusak kemanusiaan.=== nafsu yg berlebihan disebut
hawa nafsu karena akal budhi tidak dihiraukan lagi.

INDIVIDU, KELUARGA,
MASYARAKAT
1. Individu : manusia pribadi itu sendiri, merupakan unit
terkecil dlm masyarakat.
2. Keluarga:bentuk kerjasama yg terkecil.Keluarga
merupakan ikatan ibu, bapak, anak dan sebagainya.
Dalam masyarakat Patrilinear garis hubungan kesatuan
itu ditarik dari garis kebapakan sedangkan dlm bentuk
Matrilinear garis hubungan kesatuan yg ditarik dari garis
ibu.Sistem pembatasan itu pada dasarnya terjadi karena
adanya peraturan-peraturan ttg berlakunya azas batas
perkawinan yg dibolehkan sehingga perlu mengenal
batas-batas kesatuan itu.

R.M.Maciver dan C.H Page sifat ciri


khas utk satu keluarga :
1. Universalitas dlm segala bentuk sosial
2. Mempunyai dasar-dasar emosional ug integral dlm arti
utk melanjutkan keturunan, rasa kekeluargaan yg erat
baik keibuan dan kebapakan terhadap keturunan.
3.Memiliki sifat-sifat yg mempengaruhi terhadap
lingkungannya utk membentuk kepribadian kekhasannya
4.Merupakan unit terkecil dlm kerangka struktur sosial
pd umumnya dan mempunyai sifat lebih sederhana dlm
masyarakat
5.Mempunyai ukuran yg terbatas baik dr arti biologis
maupun dlm membentuk kekhasannya

6.Mempunyai tanggungjawab yg kuat


terhadap kelangsungan hidup keluarga
7.Mempunyai tradisi-tradisi yg berdiri
sendiri berbeda dr keluarga lainnya yg
bersifat mengatur.
Mempunyai sifat kelembagaan yg kekal

Inti keluarga yg sempurna


1. Memiliki tempat suci
2.mempunyai tempat sembahyang sendiri
sebagai sanggar tempat pemujaan
3. Mempunyai anak terutama yg dikenal
dg nama suputra

Tugas keluarga

1. Kepala istri atau suami


2.kepada anak
3.kepada orang tua/leluhur
4.masyarakat/lingkungan
5.kepada agama

masyarakat
Masyarakat : kelompok-kelompok individu yg
hidup bersama baik dlm kesatuan kerja sama
maupun dlm arti bertentangan. Bekerjasama dan
bertentangan adalah ciri khas dr satu bentuk
masyarakat.
Dlm Hindu terbagi atas kelompok masyarakat
catur warna dharma atau ada juga yg menyebut
empat pelapisan masyarakat.
Catur warna dharma :empat fungsi dan
kewajiban, sedangkan empat lapisan terdapat
perbedaan tingkat.

C.Landasan Hukum Kehidupan Beragama di Indonesia


Perkembangan sejarah dan kebudayaan di Indonesia
tidak dapat dilepaskan dari pengaruh agama-agama yang
ada dan berkembang sekarang ini di Indonesia. Landasan
idiil kehidupan beragama di Indonesia adalah Pancasila,
sedangkan landasan konstitusionalnya adalah UUD 1945,
yakni pasal 29 UUD 1945 memuat dua ayat yang amat
penting yang harus diindahkan oleh setiap warga negara
dan pemerintah yakni:
Ayat 1. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang maha Esa
Ayat 2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.

DIMENDI BERAGAMA
A.Aliran Kepercayaan
Sebelum membahas aliran kepercayaan terlebih dahulu
akan dibahas perbedaan antara aliran kepercayaan
dengan agama. Perbedaan antara aliran kepercayaan
dengan agama paling tidak ada tiga yakni :
Agama memiliki kitab suci sedangkan aliran
kepercayaan tidak.
Agama memiliki tempat suci sedangkan aliran
kepercayaan tidah harus memiliki tempat suci
Agama memiliki nabi sedangkan aliran kepercayaan
tidak.

Menurut penjelasan Jaksa Agung RI pada


Munas HPK V tahun 1989 di Kali Urang,
menyebutkan
aliran
kepercayaan
masyarakat meliputi :
1. Aliran kepercayaan masyarakat yang
bersumber kepada wahyu atau kitab-kitab
suci yang berwujud/berbentuk aliran
keagamaan,
meliputi
sekte-sekte
keagamaan, gerakan-gerakan keagamaan
dan pengelompokan jemaah keagamaan.

Aliran
kepercayaan
masyarakat
yang
bersumber kepada budaya leluhur bangsa
Indonesia, yang mengandung nilai-nilai dan
telah membudaya dalam masyarakat sebagai
hasil penalaran daya cipta karsa dan rasa
manusia,
yang
berbentuk/berwujud,
kepercayaan
budaya
meliputi
aliran
kebathinan, kejiwaan. Kerohanian/kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha esa, yang pada
umumnya berhimpun dalam wadah organisasi
Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa

Aliran-aliran mistik keagamaan dan atau budaya,


perdukunan,
paranormal,
peramalan,
metafisika,
kanuragan, dan sebagainya.
Masing-masing aliran kepercayaan masyarakat yang
meliputi aliran-aliran keagamaan, aliran-aliran budaya dan
aliran-aliran mistik dan sebagainya itu, didasarkan atas
penjelasan pasal 27 ayat (3) Undang-undang No.5 tahun
1991 yang antara lain menjelaskan bahwa pelaksanaan
tugas dalam ayat ini dijiwai kesadaran akan sila pertama
dari Pancasila (Sila Ketuhanan Yang Maha Esa), juga TAP
MPR No.IV/MPR/1978, TAP MPR No.II/MPR/1973/TAP
MPR NoII/MPR/1988 (GBHN tahun 1988) yang mengatur
Pembinaan Kehidupan Beragama dan Kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta Penpres
No.I/PNPS/1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan
dan/atau Penodaan Agama.

Pengawasan
terhadap
klenteng-klenteng
yang
merupakan bagian dari agama, kepercayaan dan adat
istiadat Cina (sesuai dengan Inpres No 14 Tahun 1967
tentang Agama, Kepercayaan dan Adat Istiadat Cina,
dan Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Dalam
Negeri dan Jaksa Agung RI. No.67 Tahun 1980. No 224
Tahun 1980 dan Nomor : Kep-III/JA/19/1980 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Inpres No.14 Tahun 1967.
Dengan demikian jelas bahwa Kepercayaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa hanya merupakan bagian dari
aliran kepercayaan masyarakat. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan hanya membina kepercayaan
Terhadap Tuhan Yang Maha esa, tidak membina seluruh
aliran kepercayaan masyarakat.

A.Agama-agama yang Berkembang di Indonesia


1. Hindu

Sanatana Dharma adalah nama asli Hindu.


Sanatana Dharma adalah nama lain untuk menyebutkan
Agama Hindu, yaitu sebuah agama yang sudah ada
sebelum agama-agama lain ada. Istilah Hindu diberikan
pada kelompok masyarakat yang memiliki agama dan
tradisi Dharma,. Ajaran Dharma ini dikenal dengan
nama Indus Cultural atau kebudayaan lembah sungai
Sindhu (Indus). Di dalam pengucapan perubahan lafal
S ke H mempengaruhi ejaan Sindhu menjadi
Hindu, dan dipakai hingga sekarang. Kata Sansekerta
yang terdekat dengan arti agama adalah Dharma.

2.Agama Budha
Budha sebenarnya bukan nama orang melainkan
sebutan untuk menamakan orang yang telah
mencapai boddhi, yakni seseorang yang telah
mencapai
penerangan
sempurna,
telah
mendapatkan wahyu dan karenanya ia sadar akan
makna hidupnya dan terbuka nyata jalannya untuk
melepaskan diri dari ikatan karma. Buddha berarti
yang sadar. Penerangan
sehingga mampu
menyadari kenyataan atau kebenaran yang
terdapat dalam kehidupan ini. Orang yang telah
mencapai penerangan sempurna adalah Sidharta
Gautama. Beliau lahir pada tahun 623 SM di India
Utara dan meninggal tahun 543 SM. Sidharta

Tripitaka, yang artinya Tiga Keranjang atau


Tiga Kelompok yang terdiri atas :
Vinaya Pitaka : berisi peraturan-peraturan
hidup umat Buddha yang meninggalkan
hidup berumah-tangga (disebut bhikkhu dan
bikkhuni).
Sutta Pitaka : berisi khutbah-khutbah
Buddha Gotama dan murid-muridnya yang
terkenal pada masa beliau masih hidup.
Abhidhamma Pitaka: berisi ajaran ilmu jiwa
dan metafisika agama Buddha.

C.Agama Islam

Islam berasal dari bahasa Arab, aslama, yuslimu,


islam,. Ditinjau dari aspek bahasa kata Islam itu memiliki
beberapa arti antara lain :
Islam berarti taat atau patuh dan berserah diri kepada
Allah SWT.
Islam Islam berarti damai dan kasih sayang maksudnya
adalah bahwa agama Islam mengajarkan perdamaian
dan kasih sayang bagi umatnya tanpa memandang
warna kulit, agama, dan status sosial.
Islam berarti selamat, maksudnya Islam merupakan
petunjuk untuk memperoleh keselamatan hidup baik di
dunia maupun di akhirat kelak.

D. Agama Katolik

Agama Katolik merupakan cikal bakal


agama
Kristen.
Agama
Katolik
sesungguhnya merupakan salah satu
nama dari rumpun agama Smistis yang
menduduki jajaran terdepan dibandingkan
dengan agama Kristen Protestan. Pendeta
Dr.Jan.S.Aritonang (1995) menyebutkan
bahwa pada dasarnya Gereja Kristen
terbagi atas dua aliran besar yakni Gereja
Timur dan Gereja Barat.

E.Agama Kristen
Agama Kristen diyakini oleh umatnya lahir dari
sejarah yang sangat panjang, bahkan diyakini
kisahnya sudah dimulai sejak manusia masih di
Taman Edhen. Awalnya bukan bernama Kristen
manun hakikat ajarannya kemudian membangun
ke-Kristenan
diyakini
telah
dimulai
sejak
penciptaan. Sebagaimana Injil Kristen menguraikan
tentang Adam dan Hawa sebagai manusia pertama
di dunia maka sejak itu ke-Kristenan dianggap telah
menjadi bagian dari sejarah manusia. Agama
Kristen sesungguhnya lahir sebagai koreksi
terhadap bentuk kepercayaan dan ritual yang
dilakukan oleh Gereja Katolik Roma.

Uraian tentang sejarah pemikiran ke-Kristenan


dapat dibaca melalui dengan judul Runut Pijar
Sejarah Pemikiran Kristiani oleh Tony Lane (1990),
menyebutkan pemikiran ke-Kristenan dibagi dalam
beberapa tahap pemikiran yaitu :
1.Sejarah pemikiran Bapa-Bapa Gereja hingga
tahun 500 M
2.Sejarah Gereja Barat pada abad pertengahan
tahun 500-1500
3.Sejarah reformasi dan reaksi tahun 1500-1800
4.Pemikiran Kristen di dunia modern setelah tahun
1800

NILAI DAN KEYAKINAN


BERAGAMA
A.Kerukunan Hidup Beragama
Kerukunan hidup beragama dalam negara
Indonesia yang berdasarkan Pancasila, serta
menjunjung tinggi sila I yaitu Ketuhanan Yang
Maha Esa merupakan tugas dan kewajiban kita
bersama. Sebagai umat beragama hal ini secara
jelas telah ditetapkan oleh pemerintah dengan tri
kerukunan hidup umat beragama, yang menjadi
tugas pada Departemen Agama selaku pembina
dan pengawasnya.

Berikut ini dikutipkan Keputusan Menteri Agama


No. 70 Tahun 1978, tentang pedoman penyiaran
agama, isinya adalah :
Pertama
Untuk menjaga stabilitas nasional dan demi
tegaknya kerukunan antar umat beragama,
pengembangan dan penyiaran agama supaya
dilaksanakan dengan semangat kerukunan,
tenggang rasa, tepa-saliro, saling menghargai,
hormat menghormati antar umat beragama
sesuai dengan jiwa Pancasila.

Kedua
Penyiaran agama tidak dibenarkan untuk ditujukan
terhadap orang dan atau orang yang telah memeluk
sesuatu agama lain.
Dilakukan dengan menggunakan bujukan / pemberian
materiil, uang, pakaian, makanan, minuman, obat-obatan
dan lain-lain agar supaya orang tertarik untuk memeluk
suatu agama.
Dilakukan dengan cara penyebaran pamflet, buletin,
majalah, buku-buku dan sebagainya di daerah-daerah / di
rumah-rumah kediaman umat / orang yang beragama lain.
Dilakukan dengan cara-cara masuk keluar dari rumah ke
rumah orang yang telah memeluk agama lain dengan
dalih apapun.

Ketiga
Bilamana
ternyata
pelaksanaan
pengembangan dan penyiaran agama,
sebagaimana yang dimaksudkan diktum
kedua, menimbulkan tegangnya kerukunan
hidup antar umat beragama akan diambil
tindakan sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.

Keempat
Seluruh aparat Departemen Agama sampai
ke daerah-daerah diperintahkan untuk
melakukan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan keputusan ini dan selalu
mengadakan konsultasi / koordinasi dengan
unsur-unsur pemerintah dan tokoh-tokoh
masyarakat setempat.

B.Ethika
Ethika adalah pengetahuan tentang
kesusilaan. Kesusilaan berbentuk kaidahkaidah yang berisi larangan-larangan atau
suruhan-suruhan untuk berbuat sesuatu.
Dengan demikian dalam ethika kita akan
dapati ajaran tentang perbuatan yang baik
dan perbuatan yang buruk. Perbuatan
yang baik itulah supaya dilaksanakan dan
perbuatan yang buruk itu dihindari.

2.Pengendalian Diri
Agar
orang
tidak
dikuasai
oleh
kecenderungan-kecenderungan
yang
rendah ia harus mengendalikan diri dari
guncangan-guncangan hati yang tidak
baik. Guncangan-guncangan itu semula
ada angan dalam bentuk keinginan.

3.Dasendriya
Dasendriya adalah sepuluh indriya yang
ada pada diri kita. Indriya-indriya tersebut
merupakan bagian dari alam pikiran kita
untuk
mengenal,
merasakan
dan
melaksanakan sesuatu. Dari indriya inilah
timbulnya keinginan-keinginan dan melalui
indriya pulalah kita mendapat kepuasan,
kesenangan dan kesusahan.

4.Beberapa Ajaran Ethika dalam Kitab


Suci Hindu
a.Weda
Segala yang ada ini tunduk pada rta.
Demikian pula halnya dengan manusia.
Dengan mengikuti rta orang akan hidup
harmonis dengan alam dan sesama
manusia. Perbuatan yang berlawanan
dengan rta disebut anrta, yang artinya
ketidakberatan.

b.Ethika dalam Manusmrti


Manusmrti adalah salah satu kitab
Dharmasastra yang terbaik. Di dalam kitab
ini banyak terdapat ajaran ethika. Kitab ini
mengajarkan agar hidup ini didasarkan
atas Dharma. Ini berarti kita harus berpikir,
berkata dan berbuat yang baik dan benar
sehingga kita mendapatkan kerahayuan.

3.Ethika dalam Mahabharata


Mahabharata adalah salah satu kitab
Itihasa.
Itihasa
yang
lain
adalah
Ramayana. Mahabharata mengajarkan
supaya orang menaruh kasih sayang,
rasa bersahabat, simpati dan beritikad
baik terhadap semua makhluk.

C.Agama sebagai Dasar Kesusilaan


Andaikata
orang
mengatur
dirinya
bertingkah laku hanya karena orang lain,
maka sewaktu-waktu ia akan berani saja
berbuat tidak baik, apabila tidak ada orang
melihatnya, karena dengan demikian tidak
ada orang yang memberikan hukuman.

DIMENSI SOSIAL
KEAGAMAAN
A.Keselarasan Tujuan Agama Hindu dan
Tujuan Pembangunan
Nasional
Agama Hindu adalah agama yang riil
mempunyai tujuan yang ingin
dicapainya.Tujuan tersebut tersurat secara
jelas dalam formula Veda dinyatakan
sebagai berikut : Moksartham jagathita ya
ca iti dharmah.

B.Dharma Agama dan Dharma Negara


Dharma agama adalah merupakan tugas
dan kewajiban yang patut dilaksanakan
oleh setiap umat untuk mencapai tujuan
agama. Apa-apa yang diajarkan oleh
agamanya patut dapat dipedomani,
dihayati dan lanjut diamalkan dalam
kehidupannya sehari-hari.

C.Tri Hita Karana


Tri Hita Karana mengandung pengertian
tiga penyebab kesejahteraan itu
bersumber pada keharmonisan hubungan
antara :
Manusia dengan Tuhannya,
Manusia dengan alam lingkungannya,
Manusia dengan sesamanya.

B.Pandangan Agama Terhadap Narkoba


Agama merupakan pegangan hidup manusia dalam
menghadapi berbagai macam bentuk kehidupan
baik yang mengatur hubungan manusia dengan
Tuhannya, hubungan manusia dengan sesama
maupun hubungan manusia dengan alam
sekitarnya.
Agama
mengajarkan
kepada
pemeluknya untuk senantiasa berbuat kebaikan
selama dalam kehidupan dunia ini untuk
mendapatkan kebahagiaan di akhirat kelak yang
bersifat kekal abadi. Agama tidak mengajarkan
kepada pemeluknya untuk melanggar atau berbuat
tidak baik sehingga akan menjerumuskannya
kepada jurang kehancuran atau kenistaan.

Agama Hindu
Sesuai dengan tujuan agama Hindu yakni Moksartham
Jagadhita Ya Ca Iti Dharma yang mengandung suatu
maksud yang sangat dalam dan luas yakni tujuan hidup
ini adalah untuk mencapai keseimbangan antara
kebutuhan jasmani dan rohani sudah tentu didahului
dengan perbuatan keseimbangan jasmani pula. Oleh
karena itu, agama Hindu telah mengajarkan kepada
umatnya untuk menjauhi segala bentuk yang dapat
merugikan diri sendiri maupun orang lain, sehingga
tercipta kebahagiaan lahir dan bathin. Bagi agama Hindu
penggunan narkoba atau pecandu itu dapat merusak
kelima unsur yang ada dalam tubuh manusia.

Agama Islam
Al-Quran dalam Surat AL-MAAIDAH 90 artinya
hai orang-orang yang beriman sesungguhnya
minuman keras, berjudi, berkorban untuk
berhala, mengundi nasib dengan panah adalah
perbuatan setan, maka jauhilah perbuatanperbuatan
itu
agar
kamu
mendapat
keberuntungan . Sabda Nabi Muhammad
S.A.W yang artinya tiap zat/bahan yang
memabukan adalah khamar (alcohol, narkoba,
dan sejenisnya) dan zat yang memabukkan
adalah haram. Narkoba juga termasuk dalam
katagori yang diharamkan Allah SWT

Agama Katolik
Disebutkan dalam INJIL, LUKAS 31: 34 jagalah
dirimu, supaya hatimu sarat oleh pesta pora dan
kemabukan serta kepentingan duniawi dan supaya
hari Tuhan jangan tiba-tiba jatuh keatas dirimu
seperti suatu jerat perkara-perkara yang hina dan
keji. Selanjutnya dalam KITAB RAJA_RAJ 20 :16:
disebutkan pikiran menjadi tumpul karena
pengaruh obat sangat mengganggu susunan syaraf
sehingga setiap perbuatnnya tidak lagi dapat
dkontrol dengan pikiran yang jernih hal ini
berbahaya apabila orang-orang yang terkena
mempunyai kedudukan penting karena setiap
keputusannya akan mencelakakan banyak orang .

Agama Protestan
Disebutkan dalam GALATION 5:13,21 :
saudara-saudara memang kamu telah dipanggil
untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu
mempergunakan kemerdekaan itu sebagai
kesempatan untuk kehidupan dalam dosa,
melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh
kasih. Kedengkian, kemabukan, pesta poira
dan sebagainya. Terhadap semuanya itu
keperingatkan kamu seperti yang telah kubuat
dahulu bahwa barang siapa melakukan hal-hal
yang demikian tentu
tidak akan mendapat
bagian dari kerajaan allah (sorga).

Agama Budha
Agama Budha dalam pandangannya tentang
narkoba, menyebutnya dengan istilah yang terdiri
dari 4 kosa kata yaitu :
Sura: sesuatu yang membuat nekat, mengacu pada
minuman keras yang mengandung alkohol.
Meraya: sesautu yang membuat mabuk/kuragnya
kewaspadaan seperti minuman keras yang
memabukkan.
Majja : sesuatu yang membuat tidak sadarkan diri
seperti ganja morphin.
Pamadatthama
:
yang
menjadi
dasar
kelengahan/kecerobohan.

Kong Hu Cu
Disebutkan dalam Mengzi Jilid IV B li Lo :
Mengzi menjawab : yang dianggap tidak berbakti pada
jawab ini ada lima hal :
Malas
ke-empat
anggota
tubuhnya
dan
tidak
memperhatikan pemeliharaan terhadap orang tua.
Suka
berjudi
dan
mabuk-mabukan
serta
tidak
memperhatikan pemeliharaan terhadap orang tuanya.
Tamak akan harta benda, hanya tahu istri dan anak,
sehingga tidak memperhatikan pemeliharaan terhadap
orang tuanya.
Hanya menuruti keinginan mata clan terlinga, sehingga
memalukan orang tua.
Suka akan keberanian dan sering berkelahi, sehingga
membahayakan orang tua.

Manusia yadnya
Manusia yadnya=korban suci yg bertujuan
utk memelihara serta membersihkan lahir
bathin manusia sejak terjadi pembuahan
di dalam kandungan sampai akhir
hidupnya.

Perlunya penyucian pd manusia

Tubuh dibersihkan dg air


Pikiran dibersihkan dg kejujuran,
Roh dibersihkan dg ilmu dan tapa
Akal dibersihkan dg kebijaksanaan

Beberapa Upacara Manusia


Yadnya
1.Magedong-gedongan=up.yg
ditujukan
kpd janin masih dalan kandungan. Up.ini
dilaksanakan bila kehamilan si ibu berumur
5 bulan Bali /6 bulan kalender. Tujuannya=
membersihkan
serta
memohon
keselamatan jiwa raga si bayi agar kelak
menjadi or berguna bagi masyarakat dan
keluarga. Dan dimohonkan atas diri si bayi
agar lancar pd waktu dilahirkan.

2. Bayi baru lahir


Up ini tidak mempunyai arti khusus kecuali sebagai
rasa gembira atas kelahiran si bayi.
Perawatan ari-ari si bayi : ari-ari dibersihkan, dibilas
dg air bercampur bung serta minyak wangi lalu
dimasukkan ke dlm sebutir kelapa yg telah dibelah
dua, kelapa di bagian atas diisi hurup ongkara dan
dibawah ahkara. Lalu ari-ari dimasukkan ke dalam
kelapa dan bebera duri lalu dibungkus dg kain
ijuk/kain hitam terlebih dahulu selanjutnya kain
putih. Bila bayi laki-laki ditanam di sebelah kanan
pintu keluar dan wanita di sebelah kiri pintu keluar.

Ucapan mantra
Om Sang Ibu Pertiwi rumaga bayu,
rumaga amerta sanjiwani, angermertain
sarwa tumuwuh, nama si bayi,
mangda dirgayusa nutugang tuwuh

Selanjutnya ari-ari ditanam diatasnya


ditaruh batu pilah dan ditandai dg pohon
pandan yg berdiri, dg tujuan agar ari-ari
tidak diganggu oleh binatang buas atau
Bhuta Kala kekuatan yg tidak baik serta
makhluk halus lainnya.
Selanjutnya menghaturkan segehan kepel 4
kepel dijadikan satu tempat ikannya bawang
jahe, garam dilengkapi canang genten
ditujukan kepada Sang Catur Sanak.

2. Upacara Kepus Puser


Apabila si bayi sudah lepas puser
diselenggarakan up. penelahan yg
bertujuan menyucikan rumah serta
merajan dan kepada si ibu diberi
labahan sebagai tanda diperbolehkan
makan ikan laut, daging serta jenis lauk
pauk lainnya. Si bayi dibuatkan banten
Kemara digantung pada tembok di atas
tempat tidur si bayi.

3.Upcara Ngelepas Hawon: upacara ini


dilakukan ketika bayi berumur 12 hari,
dimohonkan pengelukatan di dapur,
sumur dan merajan. Biasanya ortu
ngaluwang menanyakan kepada dukun
siapa kiranya yg menjelma kepada si bayi.

4. Upcara Tugtug Kambuhan: Pada saat


bayi berumur 42 hari sering disebut Up.
Macolongan.
Bertujuan
pembersihan
kepada si bayi, dan mengembalikan
nyama bajang (yeh nyom, darah, lamas,
dan ari-ari) masing-masing ketempatnya,
agar tidak mengganggu si bayi.

5.Upcara
Tiga
Bulanan
(105)
diselenggaraklan upacara Nyambutin
penucian terhadap si bayi dg sesajen.
Dan memohonkpd Sang Hyang Ibu Pertiwi
agar diberikan kekuatan karena si bayi
baru
pertamakalinya
menginjakkan
kakinya di tanah.

6.Upacara Satu Oton (210) :Up.ini


bertujuan untuk memperingati hr kelahiran
dan biasanya diikuti dg up. Pemotongan
rambut yg pertama kali (mengundul) dg
tujuan membersihkan ciwa-dwara (ubunubun).

6.Upacara Satu Oton (210) :Up.ini


bertujuan untuk memperingati hr kelahiran
dan biasanya diikuti dg up. Pemotongan
rambut yg pertama kali (mengundul) dg
tujuan membersihkan ciwa-dwara (ubunubun).

7.Upacara Tumbuh Gigi (Ngempugin)


sedapat mungkin pada waktu matahari
baru terbit. Tujuannya utk memohon
kehadapan Ida Bhatara Surya, Bhatara
Brahma, dan Dewi Srio agar gigi si bayi
tumbuh dg baik dan putih bersih, tidak
jamuran dan lain-lainnya.

8.Upacara Maketus (Makupak):


dilaksanakan setelah gigi si bayi tanggal
(maketus) dibuatkan up. Sesayut
Pengerti Suara. Saat ini banten kumara
sudah tidak lagi dimanfaatkan dan
cendrung permohonan kepada Sang
Hyang Aji Saraswati.

9. Upacara Meningkat Dewasa: dilakukan


apabila si anak laki suaranya mulai
membesar (ngembakin), sedangkan yg
wanita datang bulan pertama kali.
Up.ditujukan kepada Sang Hyang Semara
Ratih agar beliau membimbing sekaligus
sebagai teman hidup yg baik.

10.Upacara Potong Gigi (mapandes): Up.


Ini bertujuan utk mengurangi pengaruh
Sad Ripu dari seseorang sebagai simbul
dg memotong 4 buah gigi atas, 2 buah
taring (6 gigi). Sad Ripu (Tama/loba, suka
menipu, suka dipuji/moha, murka/marah,
suka menyakiti sesama makhluk, suka
memfitnah) merupakan musuh: dalam
kehidupan manusia.

10.Upacara Mewinten: up.ini bertujuan utk


memohon waranugraha akan mempelajari
ilmu pengetahuan seperti kesusilaan,
keagamaan, weda-weda, dan lainnya.
Doa ditujuan kepada Bhatara Guru,
Bhatara Gana dan Sang Hyang Aji
Saraswati.

11. Upcara Perkawinan : Upacara ini


merupana pesaksian baik kehadapan
I.S.W maupun kepada masyarakat bahwa
kedu or itu mengikatkan diri sebagai
suami
istri
dan
segala
akibat
perbuatannya menjadi tranggunghjawab
mereka bersama. Selain itu juga sebagai
pembersihan sukla swanita serta lahir
bathin, agar bibit dri kedua mempelai
bebas dari pengaruh-pengaruh buruk.

Doa Menengok Orang Sakit


Om sarwa wighna sarwa klesa sarwa lara
roga winasaya namah
Artinya :
Ya Tuhan semoga segala halangan,
segala penyakit, segala penderitaan dan
gangguan Engkau lenyapkan semuanya.

Doa mendengar atau melayat


orang meninggal dunia

Om A Ta Sa Ba I,
Om Wa Si Ma Na Ya,
Om Mang Ang Ung
Om swargantu, moksantu, sunyantu, murcantu,
Om ksama sampurna ya namah swaha.
Artinya:
Ya Tuhan Yang Maha Kuasa, semogalah arwah
yang meninggal denganMu, mencapai keheningan
tanpa derita. Ya Tuhan, ampunilah segala dosanya,
semoga ia mencapai kesempurnaan atas
kekuasaan dan pengetahuan serta
pengampunanMU.

Upacara Pitra Yadnya


Pitra: Bapak/Ibu leluhur yg terhormat
Yadnya: penyaluran tenaga atas dasar
suci untuk keselamatan bersama atau
pengorbanan.
Jadi Pitra Yadnya: penyaluran (tenaga,
sikap, tingkah laku dan perbuatan) atas
dasar suci yang ditujukan kepada leluhur
untuk keselamatan bersama.

Tata Cara Pitra Yadnya


A. Orang Tua Masih Hidup
Ketika orang tua masih hidup, sebagai
seorang anak harus mampu memberikan
kebahagiaan orang tua yang dinikmati dari
cetusan bhakti dari seorang anak, dengan
menitikberatkan ajaran tata susila.

B.Setelah Orang Tua Meninggal


Yadnya yg dilakukan ketika orang tua
telah meninggal lebih banyak dilakukan
dengan Upacara.
a. Ketika Orang Tua Menghembuskan
Nafas
Terkahir
mohon
baca
doa..setelah
itu
dibaringkan
sedemikian rupa dan disampingnya
ditempatkan tampinan :daun sirih, kapur
tembakau dan lain-lainnya.

b.Nyiramang : air penyiraman (air tawar, air asem,


air kumkuman).
c. Mendem Sawa:
- Sebelum ditanam mayat dibuka terlebih dahulu
termasuk rantai, tikar dan lain-lainnya.
- Diperciki tirta pengelukatan, pebersihan, tirta
pengentas, tirta kawitan, kahyangan tiga.
- Mayat kembali dimasukkan ke dalam peti. Dan
kemudian ditanam

Mageseng
Sawa Wedana :
1. Setelah mayat tiba di Setra (kuburan)
diturunkan dibuka kemudian dilanjutkan dg :
a. Tirtha penembak
b. Pengelukatan
c. Pebersihan
d. Pengentas
e. Tirta dr sesuhunan kawitan Kahyangan
Tiga

2. Mageseng : Sebelum dibakar diatas dadanya


diisi Bubur pirata putih kuning 2 tanding,
canang 7 tanding, beras catur (merah, kuning,
putih, hitam) masing-masing 1 ceper
kemudian dilanjutkan dg ngeseng dg api
upacara.
3. Penyeeb
Setelah sawa jadi abu semuanya diatasnya
ditutupi dg 2 papah daun pinang, kemudian
disiram dg air secukupnya.

3. Ngereka: tulangnya dipungut ditempatkan


pada payuk anyar tuangkan air dan air
kumkuman. Abu tulang diuyeg sampai lumat dan
ditempatkan pada kelapa gading yg telah
dikasturi. Lalu direka ibarat seperti manusia
kembali. Kemudian siapkan Daksina (penghulun
setra), bubur pirata, nasi angkeb, banten
arepan, ketupat panjang, dius kumaligi, puspa,
rantasan. Dilanjutkan dg persembahan yg
ditujukan kepada Sang Hyang Surya, Mrejapati,
Sedahan
Setra,
Kahyangan
Tiga
dan
sesuhunan. Lalu abu dihanyut ke laut, dg
upacara selengkapnya.

Agama dlm Menerima Teknologi


Agama Hindu menerima perkembangan teknologi
sepanjang tidak bertentang dg nilai nilai agama.
Karena teknologi hanya sebagai sarana untuk
mencapai tujuan hidup beragama di dalam
pelaksanaan upacara.
Yg dipakai tolak ukur: Tri Semaya (masa lampau,
sekarang, akan datang), Tri Premana
(pengelihatan langsung, perhitungan logis,
pemberitahuan orang suci), desa, kala, patra.

Bayi Tabung, Insemenisasi


A. Bayi tabung dapat diterima atas persetujuan
suami istri
B. Insemenisasi atau pembuahan secara suntik
bagi umat Hindu dipandang tidak sesuai dg tata
kehidupan agama Hindu, karena tidak melalui
samskara dan menyulitkan dalam hukum
kemasyarakatan.
Aborsi tidak dibenarkan karena tergolong brunaha,
membunuh manik/embriyo dalam kandungan,
kecuali utk kepentingan keselamatan si ibu.

Hukum Karma Phala


A. Mahabrata (Dewi Drupadi)
B. Hukum Karma Phala
Prarabda, Kryamana)

(Sancita,

Anda mungkin juga menyukai