Anda di halaman 1dari 16

Anesthesi Epidural

Kelompok XVII
-Andi Septiawan
-Siti Husna
-Maylia Haryanti
-Putri Rizki Maretha
-Tira Wahyuni

Anatomi

Luas ruang epidural

Tebal duramater

Servikal

1- 1,5 mm

1,5 2 mm

Thorakal atas

2,5- 3 mm

1 mm

Thorakal bawah

4 5 mm

1 mm

Lumbal

5 6 mm

0,33 0,88 mm

Definisi
Anestesi epidural merupakan salah satu bentuk
teknik blok neuroaksial, dimana penggunaannya
lebih luas dari pada anestesia spinal.
Epidural
blok
dapat
dilakukan
melalui
pendekatan lumbal, torak, servikal atau sacral
(yang lazim disebut blok caudal).
Teknik epidural sangat luas penggunaannya pada
anestesia operatif, analgesia untuk kasus-kasus
obstetri, analgesia post operatif dan untuk
penanggulangan nyeri kronis.

Klasifikasi
Lumbal epidural
Lumbal epidural merupakan daerah anatomis
yang paling sering menjadi tempat insersi atau
tempat memasukan epidural anestesia dan
analgesia.

Klasifikasi
Torakal epidural
Secara teknik lebih sulit dibandingkan teknik lumbal
epidural, demikian juga risiko cedera pada medula
spinalis lebih besar.
Cervikal epidural
Teknik ini biasanya dikerjakan dengan posisi pasien
duduk, leher ditekuk dan menggunakan pendekatan
median.

Teknik Anestesi Epidural


Pengenalan ruang epidural lebih sulit dibanding
dengan ruang subarakhnoid.8
Posisi pasien saat tusukan seperti pada analgesia
spinal.
Tusukan jarum epidural biasanya dilakukan pada
ketinggian L3-4.
Jarum yang digunakan ada 2 macam, yaitu:
jarum ujung tajam (Crawford)
jarum ujung khusus (Touhy)

Untuk mengenal ruang epidural digunakan banyak


teknik. Namun yang paling populer adalah teknik
loss of resistance dan hanging drop.

Aktifasi Epidural
Jumlah (volume dan konsentrasi) dari obat
anestesi lokal yang dibutuhkan untuk anestesi
epidural relatif lebih banyak bila dibandingkan
dengan anestesi spinal. Keracunan akan terjadi
bila jumlah obat sebesar itu masuk intratekal
atau intravaskuler. Untuk mencegah timbulnya
hal tersebut, dilakukan tes dose epidural. Hal ini
dibenarkan dengan menggunakan jarum
ataupun melalui kateter epidural yang telah
terpasang.

Penempatan Kateter
Kateter epidural digunakan untuk injeksi ulang anestesi
local pada operasi yang lama dan pemberian analgesia post
operasi.
Kateter radiopaq ukuran 20 disusupkan melalui jarum
epidural, ketika bevel diposisikan kearah cephalad. Jika
kateter berisi stylet kawat, harus ditarik kembali 1-2 cm
untuk menurunkan insiden parestesia dan pungsi dural
atau vena.
Kateter dimasukkan 2-5 cm ke dalam ruang epidural.
Pasien dapat mengalami parasthesia yang tiba-tiba dan
biasanya terjadi dalam waktu yang singkat. Jika kateter
tertahan, kateter harus direposisikan. Jika kateter harus
ditarik kembali, maka kateter dan jarum dikeluarkan
bersama-sama.

Jarak dari permukaan belakang pasien diberi


tanda pada pengukuran kateter.
Jarum ditarik kembali secara hati-hati melalui
kateter dan jarak dari bagian belakang pasien yang
diberi tanda pada kateter diukur lagi. Jika kateter
telah masuk, kateter ditarik kembali 2-3 cm dari
ruang epidural.
Bila kateter sudah sesuai kemudian dihubungkan
dengan spoit. Aspirasi dapat dilakukan untuk
mengecek adanya darah atau cairan serebrospinal,
dan kemudian kateter diplester dengan kuat pada
bagian belakang pasien dengan ukuran yang besar,
bersih dan diperkuat dengan pembalutan.

Kegagalan Blok Epidural


Kesalahan tempat penyuntikan obat anestesi lokal
dapat terjadi dalam sejumlah situasi. Pada beberapa
dewasa muda, ligamentum spinalis lembut dan
perubahan resistensi yang baik tidak bisa dirasakan,
dengan kata lain kekeliruan dari loss of resistance tidak
bisa dipungkiri. Demikian juga bila masuk ke muskulus
paraspinosus dapat menimbulkan kekeliruan loss of
resistance. Penyebab lain kegagalan anestesi epidural
seperti injeksi intratekal, subdural, dan injeksi
intravena. Walaupun dengan konsentrasi dan volume
yang adekuat dari obat anestesi lokal telah dimasukkan
kedalam ruang epidural, dan waktu yang dibutuhkan
telah mencukupi, beberapa blok epidural tidak berhasil.

Indikasi anestesi epidural

Bedah daerah panggul dan lutut


Revaskularisasi ekstremitas inferior
Persalinan
post operatif manejemen

Kontra indikasi

Neuropati perifer
mini-dose heparin
Demensia atau psikosis
Aspirin atau pengobatan anti platelet lainnya
Penyakit demielisasi system saraf pusat
Stenosis aorta
Pasien tidak kooperatif

Komplikasi anestesi epidural


Intra operatif

Pungsi dural
Komplikasi kateter
Injeksi subarachnoid yang tidak disengaja
Injeksi intravaskuler anestesi lokal kedalam vena
epidural
Overdosis anestesi lokal
Kerusakan spinal cord
Perdarahan perforasi pada vena oleh jarum

Komplikasi anestesi epidural

Post-operasi
Sakit kepala post pungsi dural
Infeksi abses epidural
Hematoma epidural

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai