Anda di halaman 1dari 45

Oleh :

R.A Delila Tsaniyah, S. Ked.


Maghfiroh Rahayu N, S. Ked.
M. Rizki, S. Ked.
Pembimbing:
Dr. Asmarani Mamun, M. Kes.

BAB I
PENDAHULUAN

Masalah

kesehatan merupakan masalah


yang sangat penting yang dihadapi oleh
masyarakat.

Penyakit

menular
merupakan
masalah
kesehatan yang besar di hampir semua
negara berkembang karena angka kesakitan
dan kematiannya yang relatif tinggi dalam
kurun waktu yang relatif singkat

Untuk menciptakan masyarakat yang memiliki

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup


sehat dibutuhkan kerjasama masyarakat
dalam menciptakan pembangunan kesehatan.
Peran masyarakat dan perangkat-perangkat
kesehatan sangat penting, salah satu
perangkat
kesehatan
tersebut
adalah
Puskesmas.
Salah satu upaya kegiatan wajib puskesmas
yaitu pencegahan penyakit menular.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit menular adalah penyakit yang

dapat ditularkan (berpindah dari orang yang


satu ke orang yang lain) baik secara langsung
maupun melalui perantara

Macam Penyakit Menular:


Penyakit karantina atau wabah (UU No.1 dan 2 tahun

1962) : Kolera, Pes, Demam kuning, Deman bolakbalik, Tifus Bercak Wabah, Poliomielitis danDifteri).
Penyakit menular dengan potensi wabah tinggi :
DBD, Diare, Campak, Pertusis dan Rabies, Avian
Influenza, HIV/AIDS.
Penyakit menular dengan potensi wabah rendah :
malaria,meningitis, frambusia, keracunan, influenza,
ensefalitis, antraks, tetanus neonatorum dan tifus
abdominalis.
Penyakit menular yang tidak berpotensi wabah :
kecacingan, lepra, TBC, Sifilis, Gonore dan Filariasis.

Program
Tujuan dari program P2M
Pemberantasan
untuk
menurunkan
angka
kesakitan,
kematian, dan Menular
kecacatan akibat
Penyakit
di penyakit
menular.
Puskesmas
Prioritas

penyakit menular yang akan


ditanggulangi adalah
Malaria, demam berdarah dengue, diare,
polio,
filaria,
kusta
tuberkulosis
paru,
HIV/AIDS, pneumonia, dan penyakit-penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Tugas
umum
untuk
koordinator
unit
pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular yaitu
Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan
di unit p2m
Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap
kegiatan di unitnya
Ikut serta aktif mencegah dan mengawasi
terjadinya peningkatan kasus penyakit menular
serta menindaklanjuti terjadinya KLB.

Ruang Lingkup Pencegahan dan


Pemberantasan
Penyakit Menular

Surveilans epidemiologi
Imunisasi
TBC
Malaria
Kusta
DBD
Penanggulangan KLB
ISPA/Pnemonia
Filariasis
AFP
Diare
Rabies/Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR)
Kesehatan Matra (Haji dan P. Bencana)
Frambusia
Leptospirosis
HIV/AIDS
Penyakit tidak menular (DM, hipertensi, dll).

Kegiatan
Pokok
P2M
Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
Peningkatan imunisasi
Penemuan dan tatalaksana penderita,
Peningkatan surveilens epidemiologi dan

penanggulangan wabah
Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi
(KIE) pencegahan dan pemberantasan
penyakit.

Pengendalian
Penyakit
Tuberkulosis
Kegiatan
1) Penemuan dan pengobatan
2) Perencanaan
3) Pemantauan dan evaluasi
4) Peningkatan SDM (pelatihan,supervisi)
5) Penelitian
6) Promosi
7) Kemitraan

Strategi DOTS

Strategi DOTS terdiri dari 5 komponen, yaitu:


1) Komitmen politis
2) Pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin
mutunya
3) Pengobatan jangka pendek yang standar bagi
semua kasus TB dengan tatalaksana kasus yang
tepat,
termasuk
pengawasan
langsung
pengobatan
4) Jaminan ketersediaan OAT yang bermutu
5) Sistem pencatatan dan pelaporan yang
mampu memberikan penilaian terhadap hasil
pengobatan pasien dan kinerja program secara
keseluruhan.

HIV/AIDS
Sistem penanggulangan AIDS jangka panjang

yang mencakup program pencegahan,


perawatan, dukungan dan pengobatan.

Program Pencegahan HIV

1) Program KIE untuk


I. Peningkatan awareness di sektor layanan kesehatan
untuk mengurangi stigma dan diskriminasi di kalangan
petugas kesehatan
II. Peningkatan awareness pada kelompok risiko tinggi
dan rentan
2) Program VCT
3) Program pengamanan darah donor terhadap Hepatitis
B, Hepatitis C dan HIV
4) Program Pencegahan Transmisi Seksual
5) Program Pencegahan Transmisi melalui jarum suntik
6) Program Pencegahan Penularan dari Ibu kebayi
7) Program Pencegahan lainnya : i. Program untuk sub
populasi muda

PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN


AKUT (ISPA)
Pengendalian
penyakit ISPA

Pokok Kegiatan
a. Advokasi dan sosialisasi
b. Penemuan dan penatalaksanaan
c. Pemberdayaan masyarakat untuk
pencegahan dan perawatan
d. Manajemen logistik
e. Peningkatan Sumber Daya Manusia
f. Supervisi
g. Pencatatan dan pelaporan
h. Kemitraan
i. Manajemen program
j. Penelitian dan pengembangan program

DIARE & INFEKSI SALURAN PENCERNAAN


LAINNYA
Kebijakan

Tatalaksana diare sesuai dengan standar di


sarana kesehatan dan di rumah
Penyelenggaraan penyelidikan dan
penanggulangan KLB (SKD KLB)
Mengembangkan jejaring kemitraan LP/LS
Penyediaan logistik yang cukup
Pelatihan petugas
Monitoring dan evaluasi

Pencegahan diare
a. Kebersihan diri sendiri
Memberikan ASI
Memperbaiki makanan pendamping ASI
Menggunakan air bersih yang cukup
Mencuci tangan
Menggunakan jamban
Membuang tinja bayi yang benar
Memberikan imunisasi Campak
b. Kebersihan lingkungan (menyediakan sarana dan

menjaga lingkungan)
Penyediaan air bersih
Menyediakan jamban keluarga
SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah) yang baik
Tempat pembuangan sampah

KUSTA & FRAMBUSIA

Pengendalian Penyakit Kusta


Pokok-pokok kegiatan yang dilakukan untuk
pengendalian penyakit Kusta baik di Pusat maupun
Daerah sebagai berikut:
a. Tata laksana penderita
Penemuan penderita
Diagnosis dan klasifikasi
Pengobatan dan pengendalian pengobatan
Pencegahan cacat dan perawatan diri
Rehabillitasi medik

b. Tata laksana program


Perencanaan
Pelatihan
Penyuluhan dan advokasi
Supervisi
Pencatatan dan pelaporan
Monitoring dan evaluasi
Pengelolaan logistik

Pengendalian Penyakit Frambusia

Subdit Kusta dan Frambusia pada tahun 2012

melaksanakan survei serologi di 16 kabupaten


yang selama 3 tahun Melaporkan tidak
adanya kasus di daerah tersebut
Kegiatan

ini dilakukan untuk menemukan


kasus sebanyakbanyaknya untuk kemudian
diobati sehingga diharapkan di tahun-tahun
mendatang tidak ditemukan lagi kasus
frambusia.

Cara Pencegahan Rabies


Cara pencegahan penyakit Rabies pada manusia

adalah:
Bila seseorang digigit hewan tersangka atau
menderita rabies, tindakan pertama adalah:
mencuci luka gigitan secepatnya dengan sabun
atau deterjen selama 10-15 menit. Kemudian
luka dicuci dengan alkohol 70% atau yodium
tintura. Setelah itu segera pergi ke puskesmas
atau
rumah
sakit
untuk
mendapatkan
pengobatan lebih lanjut. Di puskesmas/rumah
sakit (yang dirujuk sebagai Rabies Center) akan
diberkan vaksin anti rabies sesuai dengan
kondisi lukanya.

PEMBERANTASAN PENYAKIT ANTRAKS

Cara Pencegahan
a. Hindari kontak langsung (pesentuhan) atau

makan
bahan makanan (seperti jeroan) yang berasal
dari
hewan yang dicurigai Antraks.
b. Cuci tangan dengan sabun sebelum makan
c. Cuci sayuran lalapan atau buah-buahan
sampai
bersih sebelum dimakan
d. Masak bahan makanan yang berasal dari
hewan
seperti daging sampai matang sempurna

Tindakan yang diperlukan bila menjumpai Antraks:


Pada hewan:
a. Lapor ke Dinas Peternakan setempat kalau ada hewan

yang sakit dengan gejala Antraks


b. Dilarang menyembelih hewan yang sakit Antraks
c. Dilarang memakan daging dari hewan yang sakit
Antraks
d. Menemukan hewan mati karena Antraks agar segera
dikubur dalam lubang 2,5 meter.
Pada manusia:
a. Segera berobat ke puskesmas, rumah sakit dan lapor

ke dinas kesehatan setempat apabila ada gejala Antraks


b. Dianjurkan tidak memandikan tubuh orang yang
meninggal karena Antraks

PEMBERANTASAN PENYAKIT PES

Pencegahan

a. Sanitasi Lingkungan
Pengawasan lingkungan

meliputi pengawasan
terhadap tikus dan membersihkan sampah, air,
sarang tikus, bahan untuk membuat sarang tikus
dan mengusahakan konstruksi bangunan anti
tikus.

b. Lingkungan rumah

Makanan harus disimpan di tempat yang aman dan


tertutup
Tempat penyimpanan air harus ditutup rapat dan
bagian bocor harus diperbaiki

c. Disekitar rumah

Halaman rumah sebaiknya selalu dibersihkan dan


bersih dari kumpulan sampah

d. Di masyarakat tindakan yang tepat dilakukan:


- Sampah harus dikumpulkan dan dibuang dengan
benar-benar terutama pada sampahsampah industri
termasuk kardus yang rusa k dan bahan-bahan
bangunan yang dapat menarik tikus
- Tutup dengan rapat saluran pembuangan air atau
sistem sanitasi lainnya

PEMBERANTASAN PENYAKIT FLU


Strategi Pengendalian Flu Burung
BURUNG
1. Pengendalian Penyakit pada Hewan
2. Penatalaksanaan kasus pada manusia
3. Perlindungan kelompok resiko tinggi
4. Surveilans epidemiologi pada hewan dan

manusia
5. Restrukturisasi sistem industri perunggasan
6. Komunikasi, Informasi dan Edukasi
7. Penguatan dukungan peraturan
8. Peningkatan kapasitas
9. Penelitian kaji tindak
10. Monitoring dan evaluasi

PEMBERANTASAN
ENCEPHALITIS

PENYAKIT

JAPANESE

Pencegahan
a. Menghindari gigitan nyamuk
b. Tidur dalam kelambu
c. Malam hari berada dalam rumah/tidak berkebun
d. Mengolesi badan dengan obat anti nyamuk
e. Menggunakan obat anti nyamuk bakar atau semprot
f. Menjauhkan kandang ternak dari rumah tinggal
g. Membersihkan tempat-tempat perindukan JE,

membersihkan alaman sekitar rumah, mengalirkan


genangan air, merawat tambak ikan/udang
h. Membunuh nyamuk dewasa dengan menyemprotnya
i. Membunuh jentik nyamuk dengan menyebarkan ikan
pemakan jentik
j. Menanam pohon anti nyamuk, dll
k. Rencana tahun depan akan dilakukan pilot proyek JE di Bali

PEMBERANTASAN PENYAKIT TAENIASIS (CACING


PITA).
Meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk
dapat mencegah terjadinya pencemaran/kontaminasi
tanah, air, manusia dan makanan ternak dengan cara
meniadakan penggunaan limbah untuk irigasi,
memasak daging atau daging babi secara sempurna

Pengendalian
FILARIASIS
Upaya pengendalian Filariasis adalah:
a. Pemetaan kasus kronis filariasis
b. Pemetaan kab./kota endemis survei darah jari
c. Sosialisasi dan advokasi
d. Pengobatan massal filariasis (MDA)
Penyediaan dan distribusi obat
Pelatihan kader
Penyiapan dan penggerakkan masyarakat
Pelaksanaan pengobatan massal
Monitoring MDA
e. Penatalaksanaan kasus klinis filariasis
f. Evaluasi MDA

1. MELAPORKAN ADANYA
PENYAKIT
MENULAR
Laporkan dalam 24 jam
Kasus-kasus baru penyakit menular potensial wabah
(Golongan penyakit karantina atau wabah penting).
Kejadian luar biasa
(kenaikan morbiditas atau mortalitas di suatu daerah
yang mungkin mencurigakan adanya epidemi
penyakit menular) (Semua golongan penyakit
menular).

Laporan mingguan
Apabila masih terjadi kasus penyakit menular

potensi wabah, dengan formulir W.2. Laporan


dikirim tiap hari Senin.

Laporan bulanan
Laporan bulanan sesuai dengan formulir

SP2TP.
Buku Pedoman SP2TP (SK Menkes No.
63/Menkes/SK/ll/8 tanggal 18 Februari1981).

2.
PENYELIDIKAN
Ada
4 tindakan penting dalam penyelidikan
lapangan.
LAPANGAN
1. Verifikasi tiap laporan tentang morbiditas

atau mortalitas dalam suatu daerah.


a.
Daerah
harus
dikunjungi
untuk
menentukan apakah laporan itu benar
b. Ditentukan luasnya psrsoalan, seperti
berapa orang yang jatuh sakit dan berapa
orang dalam "keadaan terancam".
2. Contoh-contoh yang tepat diambil untuk
pemeriksaan laboratorium dan dikirim ke
Dinas Kesehatan Kabupaten atau Propinsi
untuk diperiksa.

3. Jika laporan tentang penyakit


menular dalam suatu daerah sudah
dibenarkan, maka petugas lapangan
harus:
Mencari kasus-kasus lain
Berusaha mencari sumber infeksi.

4. Rumuskan suatu hipotesa


sementara.
Merumuskan suatu hipotesa sangat perlu
untuk menerangkan adanya
a.kemungkinan suatu penyebab
b.sumber infeksi dan
c.distribusi penderita (pattern of disease).

3. TINDAKAN PERTAMA UNTUK


MEMBATASI PENYEBARAN
PENYAKIT
Staf Puskesmas harus mengambil langkah-

langkah yang diperlukan untuk membatasi,


mencegah dan memberantas penyebarluasan
penyakit menular.

4. PENGOBATAN
PENDERITA

Pengobatan penderita dan penyembuhan


penderita penyakit menular yang
dilaksanakan di Puskesmas, akan
menghilangkan satu sumber infeksi.

5. PENGEBALAN (IMUNISASI)
Untuk penyakit-penyakit tertentu jika
perlu dapat dilakukan pemberian imunisasi.
6. PEMBERANTASAN VEKTOR
Nyamuk, lalat dan dalam hal rabies anjing
dan kucing, merupakan penyebar penyakit
yang penting.

7. PENYULUHAN KESEHATAN
Usaha pendidikan kesehatan

BAB III
KESIMPULAN

Pencegahan

dan Pengendalian Penyakit


menular merupakan program pelayanan
kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan
mengendalikan
penular
penyakit
menular/infeksi

Ruang Lingkup Pencegahan dan


Pemberantasan
Penyakit Menular

Surveilans epidemiologi
Imunisasi
TBC
Malaria
Kusta
DBD
Penanggulangan KLB
ISPA/Pnemonia
Filariasis
AFP
Diare
Rabies/Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR)
Kesehatan Matra (Haji dan P. Bencana)
Frambusia
Leptospirosis
HIV/AIDS
Penyakit tidak menular (DM, hipertensi, dll).

Kegiatan
Pokok
P2M
Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
Peningkatan imunisasi
Penemuan dan tatalaksana penderita,
Peningkatan surveilens epidemiologi dan

penanggulangan wabah
Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi
(KIE) pencegahan dan pemberantasan
penyakit.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai