BAB I
PENDAHULUAN
Masalah
Penyakit
menular
merupakan
masalah
kesehatan yang besar di hampir semua
negara berkembang karena angka kesakitan
dan kematiannya yang relatif tinggi dalam
kurun waktu yang relatif singkat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1962) : Kolera, Pes, Demam kuning, Deman bolakbalik, Tifus Bercak Wabah, Poliomielitis danDifteri).
Penyakit menular dengan potensi wabah tinggi :
DBD, Diare, Campak, Pertusis dan Rabies, Avian
Influenza, HIV/AIDS.
Penyakit menular dengan potensi wabah rendah :
malaria,meningitis, frambusia, keracunan, influenza,
ensefalitis, antraks, tetanus neonatorum dan tifus
abdominalis.
Penyakit menular yang tidak berpotensi wabah :
kecacingan, lepra, TBC, Sifilis, Gonore dan Filariasis.
Program
Tujuan dari program P2M
Pemberantasan
untuk
menurunkan
angka
kesakitan,
kematian, dan Menular
kecacatan akibat
Penyakit
di penyakit
menular.
Puskesmas
Prioritas
Tugas
umum
untuk
koordinator
unit
pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular yaitu
Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan
di unit p2m
Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap
kegiatan di unitnya
Ikut serta aktif mencegah dan mengawasi
terjadinya peningkatan kasus penyakit menular
serta menindaklanjuti terjadinya KLB.
Surveilans epidemiologi
Imunisasi
TBC
Malaria
Kusta
DBD
Penanggulangan KLB
ISPA/Pnemonia
Filariasis
AFP
Diare
Rabies/Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR)
Kesehatan Matra (Haji dan P. Bencana)
Frambusia
Leptospirosis
HIV/AIDS
Penyakit tidak menular (DM, hipertensi, dll).
Kegiatan
Pokok
P2M
Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
Peningkatan imunisasi
Penemuan dan tatalaksana penderita,
Peningkatan surveilens epidemiologi dan
penanggulangan wabah
Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi
(KIE) pencegahan dan pemberantasan
penyakit.
Pengendalian
Penyakit
Tuberkulosis
Kegiatan
1) Penemuan dan pengobatan
2) Perencanaan
3) Pemantauan dan evaluasi
4) Peningkatan SDM (pelatihan,supervisi)
5) Penelitian
6) Promosi
7) Kemitraan
Strategi DOTS
HIV/AIDS
Sistem penanggulangan AIDS jangka panjang
Pokok Kegiatan
a. Advokasi dan sosialisasi
b. Penemuan dan penatalaksanaan
c. Pemberdayaan masyarakat untuk
pencegahan dan perawatan
d. Manajemen logistik
e. Peningkatan Sumber Daya Manusia
f. Supervisi
g. Pencatatan dan pelaporan
h. Kemitraan
i. Manajemen program
j. Penelitian dan pengembangan program
Pencegahan diare
a. Kebersihan diri sendiri
Memberikan ASI
Memperbaiki makanan pendamping ASI
Menggunakan air bersih yang cukup
Mencuci tangan
Menggunakan jamban
Membuang tinja bayi yang benar
Memberikan imunisasi Campak
b. Kebersihan lingkungan (menyediakan sarana dan
menjaga lingkungan)
Penyediaan air bersih
Menyediakan jamban keluarga
SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah) yang baik
Tempat pembuangan sampah
adalah:
Bila seseorang digigit hewan tersangka atau
menderita rabies, tindakan pertama adalah:
mencuci luka gigitan secepatnya dengan sabun
atau deterjen selama 10-15 menit. Kemudian
luka dicuci dengan alkohol 70% atau yodium
tintura. Setelah itu segera pergi ke puskesmas
atau
rumah
sakit
untuk
mendapatkan
pengobatan lebih lanjut. Di puskesmas/rumah
sakit (yang dirujuk sebagai Rabies Center) akan
diberkan vaksin anti rabies sesuai dengan
kondisi lukanya.
Cara Pencegahan
a. Hindari kontak langsung (pesentuhan) atau
makan
bahan makanan (seperti jeroan) yang berasal
dari
hewan yang dicurigai Antraks.
b. Cuci tangan dengan sabun sebelum makan
c. Cuci sayuran lalapan atau buah-buahan
sampai
bersih sebelum dimakan
d. Masak bahan makanan yang berasal dari
hewan
seperti daging sampai matang sempurna
Pencegahan
a. Sanitasi Lingkungan
Pengawasan lingkungan
meliputi pengawasan
terhadap tikus dan membersihkan sampah, air,
sarang tikus, bahan untuk membuat sarang tikus
dan mengusahakan konstruksi bangunan anti
tikus.
b. Lingkungan rumah
c. Disekitar rumah
manusia
5. Restrukturisasi sistem industri perunggasan
6. Komunikasi, Informasi dan Edukasi
7. Penguatan dukungan peraturan
8. Peningkatan kapasitas
9. Penelitian kaji tindak
10. Monitoring dan evaluasi
PEMBERANTASAN
ENCEPHALITIS
PENYAKIT
JAPANESE
Pencegahan
a. Menghindari gigitan nyamuk
b. Tidur dalam kelambu
c. Malam hari berada dalam rumah/tidak berkebun
d. Mengolesi badan dengan obat anti nyamuk
e. Menggunakan obat anti nyamuk bakar atau semprot
f. Menjauhkan kandang ternak dari rumah tinggal
g. Membersihkan tempat-tempat perindukan JE,
Pengendalian
FILARIASIS
Upaya pengendalian Filariasis adalah:
a. Pemetaan kasus kronis filariasis
b. Pemetaan kab./kota endemis survei darah jari
c. Sosialisasi dan advokasi
d. Pengobatan massal filariasis (MDA)
Penyediaan dan distribusi obat
Pelatihan kader
Penyiapan dan penggerakkan masyarakat
Pelaksanaan pengobatan massal
Monitoring MDA
e. Penatalaksanaan kasus klinis filariasis
f. Evaluasi MDA
1. MELAPORKAN ADANYA
PENYAKIT
MENULAR
Laporkan dalam 24 jam
Kasus-kasus baru penyakit menular potensial wabah
(Golongan penyakit karantina atau wabah penting).
Kejadian luar biasa
(kenaikan morbiditas atau mortalitas di suatu daerah
yang mungkin mencurigakan adanya epidemi
penyakit menular) (Semua golongan penyakit
menular).
Laporan mingguan
Apabila masih terjadi kasus penyakit menular
Laporan bulanan
Laporan bulanan sesuai dengan formulir
SP2TP.
Buku Pedoman SP2TP (SK Menkes No.
63/Menkes/SK/ll/8 tanggal 18 Februari1981).
2.
PENYELIDIKAN
Ada
4 tindakan penting dalam penyelidikan
lapangan.
LAPANGAN
1. Verifikasi tiap laporan tentang morbiditas
4. PENGOBATAN
PENDERITA
5. PENGEBALAN (IMUNISASI)
Untuk penyakit-penyakit tertentu jika
perlu dapat dilakukan pemberian imunisasi.
6. PEMBERANTASAN VEKTOR
Nyamuk, lalat dan dalam hal rabies anjing
dan kucing, merupakan penyebar penyakit
yang penting.
7. PENYULUHAN KESEHATAN
Usaha pendidikan kesehatan
BAB III
KESIMPULAN
Pencegahan
Surveilans epidemiologi
Imunisasi
TBC
Malaria
Kusta
DBD
Penanggulangan KLB
ISPA/Pnemonia
Filariasis
AFP
Diare
Rabies/Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR)
Kesehatan Matra (Haji dan P. Bencana)
Frambusia
Leptospirosis
HIV/AIDS
Penyakit tidak menular (DM, hipertensi, dll).
Kegiatan
Pokok
P2M
Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
Peningkatan imunisasi
Penemuan dan tatalaksana penderita,
Peningkatan surveilens epidemiologi dan
penanggulangan wabah
Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi
(KIE) pencegahan dan pemberantasan
penyakit.
TERIMA KASIH