Anda di halaman 1dari 29

SEMINAR KEPERAWATAN ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. R DENGAN


TB PARU
DI UPT. PUSKESMAS KECAMATAN CINERE

SABTU, 14 JANUARI 2016


GEDUNG FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL 'VETERAN'

KELOMPOK 2
DESSYANA PAULUS 1610721001)
ISMI NUR JAMILA (1610721010)
VICKI LAVENIA

(1610721020)

BELLA NURSHOLIHAH

(1610721040)

JUSMAN EDOWARDO S

(1610721045)

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan masalah ut
ama bidang kesehatan di seluruh dunia. Sampai tah
un 2011 tercatat 9 juta kasus baru TB, dan lebih d
ari 2 juta orang meninggal akibat TB. Semua negar
a di dunia menyumbang kasus TB, namun persentas
e terbanyak terjadi di Afrika (30%) dan Asia (55
%) dengan China dan India tercatat menyumbang 3
5% dari total kasus di Asia (WHO, 2011).

Di Indonesia TB paru merupakan penyebab kematian nomor tiga


setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan
yang menyerang semua kelompok usia.
Tuberkulosis anak merupakan faktor penting di negara berkemb
ang. Sekurangnya 500.000 anak menderita TB setiap tahunnya,
dan 20 anak meninggal setiap hari karena TB. Banyak anak mend
erita TB tidak mendapatkan penatalaksanaan yang tepat dan ben
ar sesuai program DOTS

Strategi ekspansi dilakukan dengan prinsi


p pelayanan DOTS dengan menerapkan li
ma komponen dalam strategi DOTS yaitu
:
1.

komitmen politis

2.

pemeriksaan mikroskopis

3.

penyediaan OAT

4.

tersedianya PMO

5.

pencatatan dan pelaporan

(Kemenkes, 2011).

Definisi
Menurut Depkes (2007) Tuberkulosis adalah peny
akit menular langsung yang disebabkan oleh kum
an TB (Mycobacterium tuberculosis)
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang menula
r yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculo
sis.(Price dan Wilson, 2005).
Tuberkulosis adalah contoh lain infeksi saluran na
fas bawah. Penyakit ini disebabkan oleh mikroo
ganisme Mycobacterium tuberculosis (Elizabet
h J. Corwn, 2001).

Anatomi Paru
Paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam s
angkar toraks, yang merupakan suatu bilik udara ku
at dengan dinding yang dapat menahan tekanan.

Fisiologi Paru
Transpor Oksigen.
Oksigen dipasok ke sel dan karbon dioksida dibuang dari sel me
lalui sirkulasi darah. Oksigen berdifusi dari kapiler, menembus
dinding kapiler ke cairan interstisial dan kemudian melalui mem
bran sel-sel ke jaringan, melalui difusi dan berlanjut dengan ara
h yang berlawanan dari sel ke dalam darah.
Pertukaran Gas.
Konsentrasi oksigen dalam darah di dalam kapiler paru-paru leb
ih rendah dibanding dengan konsentrasi dalam kantung udara
paru, yang disebut alveoli. Sebagai akibat gradien konsentrasi in
i, oksigen berdifusi dari alveoli ke dalam darah. Karbon dioksida
yang mempunyai konsentrasi dalam darah lebih tinggi dari dala
m alveoli, berdifusi dari dalam alveoli. Proses pertukaran gas in
i disebut respirasi.

Etiologi
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang di
sebabkan oleh basil mikrobakterium tuberkulosis ti
pe humanus, sejenis kuman yang yang berbentuk b
atang dengan ukuran panjang 1-4/mm dan tebal 0,
3-0,6/mm.

Faktor predisposisi penyebab penyakit tuberkulosis antar


a lain:
Mereka yang kontak dekat dengan seorang yang mempuny
ai TB aktif
Individu imunosupresif (termasuk lansia, pasien kanker, in
dividu dalam terapi kartikoteroid atau terinfeksi HIV)
Individu yang tinggal di institusi (Institusi psikiatrik, penjar
a)
Individu yang tinggal di daerah kumuh
Petugas kesehatan

Manifestasi Klinis
Demam

Nyeri dada

Batuk/Batuk
Berdarah

Malaise dan
kelelahan

Sesak Bernafas

Takikardia

Penatalaksanaan
Promotif
1.

Penyuluhan kepada masyarakat apa itu T


BC ?

2.

Pemberitahuan baik melalui spanduk/ikl


an tentang bahaya TBC, cara penularan, c
ara pencegahan, faktor resiko ?

3.

Mensosialisasiklan BCG di masyarakat.

Dengan menggunakan obat program TB paru k


ombipack bila ditemukan dalam pemeriksan sp
utum BTA ( + ) dengan kombinasi obat :
Rifampicin.
Isoniazid (INH).
Ethambutol.
Pyridoxin (B6).

Pemeriksaan Penunjang

Uji Tuberkulin
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Bakteriologis
Pemeriksaan

Patologi

Anatomi

KONSEP TUMBUH KEMBANG


&
HOSPITALISASI

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan st


ruktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya kare
na adanya multiflikasi sel-sel tubuh dan juga karena be
rtambah besarnya sel. Pertumbuhan pada masa anakanak mengalami perbedaan yang bervariasi sesuai den
gan bertambahnya usia anak.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan
struktur fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola
yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan seba
gai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, or
gan-organ, dan sistemnya yang terorganisasi

Konsep Hospitalisasi
Hospitalisasi merupakan suatu
proses yang karena suatu alasa
n yang berencana atau darurat,
mengharuskan anak untuk tingg
al di rumah sakit menjalani tera
pi dan perawatan sampai pemul
angan kembali ke rumah.
Selama proses tersebut, anak da
n orang tua dapat mengalami b
erbagai kejadian yang menurut
beberapa penelitian ditunjukkan
dengan pengalaman yang sanga
t traumatik dan penuh stress

Dampak Hospitalisasi Pada Anak


Hospitalisasi pada anak dapat menyebabkan kecem
asan dan stres pada semua tingkat usia.
Penyebab dari kecemasan dipengaruhi oleh banyak
nya faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter
, dan tenaga kesehatan lainnya), lingkungan baru, m
aupun lingkungan keluarga yang mendampingi sela
ma perawatan.

Reaksi Anak Terhadap Hospitalisasi


Masa Bayi (0 sampai 1 thn)
Masalah yang utama terjadi pada anak usia lebih dari enam bulan terjadi stran
ger anxiety.
Reaksi yang sering muncul pada anak usia ini adalah menangis, marah, dan ba
nyak melakukan gerakan sebagai sikap stranger anxiety.
Masa Todler (2 sampai 3 tahun)
Respons perilaku anak sesuai dengan tahapannya yaitu tahap protes, putus as
a, dan pengingkaran (denial).
Pada tahap protes : menangis kuat, menjerit memanggil orang tua atau menol
ak perhatian yang diberikan orang lain.
Pada tahap putus asa, menangis berkurang, anak tidak aktif, kurang menunjuk
kan minat untuk bermain dan makan, sedih, dan apatis.
Pada tahap pengingkaran, secara samar mulai menerima perpisahan, membin
a hubungan secara dangkal, dan anak mulai terlihat menyukai lingkungannya

Masa prasekolah (3 sampai 6 thn)


Reaksinya adalah dengan menolak makan, sering bertanya, menangis
walaupun secara perlahan, dan tidak kooperatif terhadap petugas ke
sehatan, juga membuat anak kehilangan control terhadap dirinya.
Perawatan di rumah sakit sering kali dipersepsikan anak prasekolah s
ebagai hukuman sehingga anak akan merasa malu, bersalah, atau tak
ut.
Masa Sekolah (6 sampai 12 thn)
Perawatan anak di rumah sakit memaksa anak untuk berpisah denga
n lingkungan yang dicintainya, yaitu keluarga dan terutama kelompok
sosialnya dan menimbulkan kecemasan.
Anak usia sekolah sudah mampu mengontrol perilakunya jika merasa
nyeri, yaitu dengan menggigit bibir dan/atau menggigit dan memega
ng sesuatu dengan erat.

Pencegahan Dampak Hospitalisasi


Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga
Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak
Mencegah atau mengurangi cedera (injury) dan nyeri (dampak psikologis)
Tidak melakukan kekerasan pada anak
Modifikasi Lingkungan Fisik

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

Dx 1
Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan adanya
infeksi kuman tuberkulosis.
Tujuan
Tidak terjadi penyebaran infeksi setelah dilakukan tindakan
keperawatan dalam waktu 3x 24 jam dengan kriteria hasil :
- Klien mengidentifikasi

intervensi

untuk

mencegah

resiko penyebaran infeksi


Intervensi
1.

Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi


melalui droplet udara selama batuk, bersin,meludah, bicara,
tertawa ataupun menyanyi.

2.

Identifikasi orang lain yang beresiko, contoh anggota rumah,


sahabat karib, dan tetangga.

3.

Anjurkan pasien untuk batuk/ bersin dan mengeluarkan dahak


pada tisu, menghindari meludah sembarangan,

Dx 2
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental ata
u sekret darah, kelemahan, upaya batuk buruk, edema trakeal/faringeal.
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x30 menit, d
iharapkan bersihan jalan napas pasien efektif dengan kriteria hasil :
- Pasien melaporkan sesak berkurang
Intervensi
1.

Auskultasi suara nafas, perhatikan bunyi nafas abnormal

2.

Pantau tanda-tanda vital terutama frekuensi pernapasan

3.

Berikan posisi semifowler jika tidak ada kontraindikasi

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

Kesimpulan
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabk
an oleh basil mikrobakterium tuberkulosis tipe humanus, e
rjadi karena kuman dibersinkan atau dibatukkan keluar me
njadi droplet nuclei dalam udara.
Tujuan pengobatan pada penderita TB Paru selain untuk m
engobati juga mencegah kematian, mencegah kekambuha
n atau resistensi terhadap OAT serta memutuskan mata ra
ntai penularan.

Anda mungkin juga menyukai