Anda di halaman 1dari 12

SYIRKAH

Anggi Meyka Sari


(2013116244)
EKOS G

Abdul Hamid ,

Pengertian
Syirkah
dalam Islam Secara bahasa, kata syirkah
(perseroan) berarti mencampurkan dua bagian
atau lebih hingga tidak dapat dibedakan lagi
antara bagian yang satu dengan bagian lainnya.
istilah, pengertian syirkah adalah suatu akad
yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih yang
telah bersepakat untuk melakukan suatu usaha
dengan tujuan memperoleh keuntungan.

Dasar Hukum

Dalil yang mendasari akad syirkah dapat dilihat dalam Al-Quran,


Hadits dan Ijma. Dalam Al-Quran Allah berfirman dalam surah Shad
ayat 24:

()















Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka


berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal yang saleh; dan Amat sedikitlah mereka ini". dan Daud mengetahui
bahwa Kami mengujinya; Maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur
sujud dan bertaubat .

Dalam hadits:

: :

,

( ) .















dari Nabi SAW. Bersabda, Allah SWT. Berfirman, Aku adalah pihak ketiga diantara dua
orang yang berserikat selama salah satu dari keduanya tidak menghianati mitranya dan
ketika menghianati, maka aku keluar dari keduanya. (HR. Abu Daud). "

Rukun & Syarat


Rukun
Secara garis besar, terdapat tiga rukun syirkah sebagai berikut :
1) Dua belah pihak yang berakad (aqidani). Persyaratan orang
yang melakukan akad adalah harus memiliki kecakapan (ahliyah)
melakukan tasharruf (pengelolaan harta).
2) Objek akad yang disebut juga maqud alaihi mencakup
pekerjaan atau modal. Adapun persyaratan pekerjaan atau benda
yang boleh dikelola dalam syirkah harus halal dan diperbolehkan
dalam agama dan pengelolaannya dapat diwakilkan.
3) Akad atau yang disebut juga dengan istilah shigat. Adapun
syarat sah akad harus berupa tasharruf, yaitu harus adanya
aktivitas pengelolaan.

Syarat
1.Sesuatu yang bertalian dengan semua bentuk syirkah, baik dengan harta
maupun dengan yang lainnya. Dalam hal ini terdapat dua syarat, yaitu; a)
berkenaan dengan benda, maka benda yang diakadkan harus dapat
diterima sebagai perwakilan, dan b) berkenaan dengan keuntungan, yaitu
pembagian keuntungan harus jelas dan dapat diketahui dua pihak.
2.Semua yang bertalian dengan syirkah mal. Dalam hal ini terdapat dua
perkara yang harus dipenuhi, yaitu; a) bahwa modal yang dijadikan objek
akad syirkah adalah dari alat pembayaran (nuqud), seperti junaih, riyal dan
rupiah, dan b) benda yang dijadikan modal ada ketika akad syirkah
dilakukan, baik jumlahnya sama maupun berbeda.
3. Sesuatu yang bertalian dengan syirkah mufawadhah, bahwa disyaratkan; a)
modal (harta pokok) harus sama, b) orang yang bersyirkah adalah ahli untuk
kafalah, dan c) orang yang dijadikan objek akad, disyaratkan melakukan
syirkah umum, yakni pada semua macam jual beli atau perdagangan.
4. Adapun syarat yang bertalian dengan syirkah inan sama dengan syarat
syirkah mufawadhah.

Macam-Macam Syirkah
1. Syirkah Inn
Syirkah inn adalah syirkah antara dua pihak atau lebih
yang masing- masing memberi kontribusi kerja (amal) dan
modal (mal). Syirkah ini hukumnya boleh berdasarkan dalil
sunah dan ijma sahabat.
Contoh syirkah inn:
A dan B sarjana teknik komputer. A dan B sepakat
menjalankan bisnis perakitan komputer dengan membuka
pusat service dan penjualan komponen komputer. Masingmasing memberikan kontribusi modal sebesar Rp10 juta
dan keduanya sama-sama bekerja dalam syirkah tersebut.
Dalam syirkah jenis ini, modalnya disyaratkan harus berupa
uang. Sementara barang seperti rumah atau mobil yang
menjadi fasilitas tidak boleh dijadikan modal, kecuali jika
barang tersebut dihitung nilainya pada saat akad.
Keuntungan didasarkan pada kesepakatan dan kerugian

2) Syirkah Abdan
Syirkah abdan adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang masing-masing
hanya memberikan kontribusi kerja (amal), tanpa memberikan kontribusi modal
(amal). Konstribusi kerja itu dapat berupa kerja pikiran (seperti penulis naskah)
maupun kerja fisik (seperti tukang batu). Syirkah ini juga disebut syirkah amal.
Contoh Syirkah abdan :
Udin dan Imam sama-sama nelayan dan bersepakat melaut bersama untuk
mencari ikan. Mereka juga sepakat apabila memperoleh ikan akan dijual dan
hasilnya akan dibagi dengan ketentuan: Udin mendapatkan sebesar 60% dan
Imam sebesar 40%. Dalam syirkah ini tidak disyaratkan kesamaan profesi atau
keahlian antara keduanya, tetapi boleh berbeda profesi. Jadi, boleh saja syirkah
abdan terdiri atas beberapa tukang kayu dan tukang batu. Namun, disyaratkan
bahwa pekerjaan yang dilakukan merupakan pekerjaan yang halal dan tidak
boleh berupa pekerjaan haram, misalnya berburu anjing. Keuntungan yang
diperoleh dibagi berdasarkan kesepakatan yang telah diatur sebelumnya,
porsinya boleh sama atau tidak sama di antara syarik (mitra usaha).

3) Syirkah Wujuh
Syirkah wujuh merupakan kerja sama karena didasarkan pada
kedudukan, ketokohan, atau keahlian (wujuh) seseorang di tengah
masyarakat. Syirkah wujuh adalah syirkah antara dua pihak yang samasama memberikan kontribusi kerja (amal) dengan adanya pihak ketiga
yang memberikan konstribusi modal (mal).
Contoh Syirkah wujuh :
Andri dan Rangga adalah tokoh yang dipercaya pedagang. Lalu Andri
dan Rangga bersyirkah wujuh dengan cara membeli barang dari
seorang pedagang secara kredit. Andri dan Rangga bersepakat bahwa
masing-masing memiliki 50% dari barang yang dibeli. Lalu, keduanya
menjual barang tersebut dan keuntungannya dibagi dua. Sementara
harga pokoknya dikembalikan kepada pedagang. Syirkah wujuh ini
hakikatnya termasuk dalam syirkah abdan.

4) Syirkah Mufawadhah
Syirkah mufawadhah merupakan syirkah antara dua pihak atau lebih yang menggabungkan semua
jenis syirkah yang telah dijelaskan di atas. Syirkah mufawadhah dalam pengertian ini boleh
dipraktikkan. Sebab setiap jenis syirkah yang sah berarti boleh digabungkan menjadi satu.
Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung
sesuai dengan jenis syirkahnya, yaitu ditanggung oleh para pemodal sesuai porsi modal jika berupa
syirkah inan, atau ditanggung pemodal saja jika berupa mufawadhah, atau ditanggung oleh mitramitra usaha berdasarkan persentase barang dagangan yang dimiliki jika berupa syirkah wujuh.
Contoh Syirkah mufawadhah :
Adha adalah pemodal, berkontribusi modal kepada Fahmi dan Syahmi. Kemudian, Fahmi dan Syahmi
juga sepakat untuk berkontribusi modal untuk membeli barang secara kredit atas dasar kepercayaan
pedagang kepada Fahmi dan Syahmi. Dalam hal ini, pada awalnya yang terjadi adalah syirkah
abdan, yaitu ketika Fahmi dan Syahmi sepakat masing-masing bersyirkah dengan memberikan
kontribusi kerja saja. Namun, ketika Adha memberikan modal kepada Fahmi dan Syahmi, berarti di
antara mereka bertiga terwujud mudharabah. Di sini Adha sebagai pemodal, sedangkan Fahmi dan
Syahmi sebagai pengelola. Ketika Fahmi dan Syahmi sepakat bahwa masing-masing memberikan
kontribusi modal, di samping kontribusi kerja, berarti terwujud syirkah inan di antara Fahmi dan
Syahmi. Ketika Fahmi dan Syahmi membeli barang secara kredit atas dasar kepercayaan pedagang
kepada keduanya, berarti terwujud syirkah wujuh antara Fahmi dan Syahmi. Dengan demikian,
bentuk syirkah seperti ini telah menggabungkan semua jenis syirkah dan disebut syirkah
mufawadhah.

Anda mungkin juga menyukai