Anda di halaman 1dari 28

PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA

(SNI) SECARA WAJIB DAN SUKARELA


SERTA CARA MENDAPATKAN SPPT SNI
Disampaikan oleh:
FITRIANA DJAFAR
(Peneliti pada Baristand Industri Banda Aceh)

BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH


Jl. Cut Nyak Dhien No. 377 Lamteumen Timur Banda Aceh
www.baristandaceh.kemenperin.go.id

PROFIL
BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI
BANDA ACEH

VISI & MISI BARISTAND ACEH

TUPOKSI POKOK DAN FUNGSI


BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH

RISET

(PENELITIAN
(PENELITIAN DAN
DAN
KERJASAMA
KERJASAMA
INDUSTRI)
INDUSTRI)

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kerjasama Penelitian dan


Perekayasaan
Kerjasama Industri
Bimbingan Teknis (Pelatihan/Diklat)
Rancang Bangun Peralatan Industri
(RBPI)
Konsultasi Teknis dan Litbangyasa
Promosi Teknologi Industri (Seminar
Nasional, penerbitan majalah ilmiah,
pameran hasil litbang)

STANDARDISASI
STANDARDISASI
(LABORATORIUM
(LABORATORIUM
TERAKREDITASI)
TERAKREDITASI)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Laboratorium Kimia (Pengujian Produk


Makanan, Minuman, Pupuk, Bahan
Mineral, AMDK, dan aneka produk)
Laboratorium Atsiri (Minyak nilam, minyak
pala, minyak jahe, dll)
Laboratorium Semen
Laboratorium Mikrobiologi
Laboratorium Lingkungan (limbah sawit,
limbah cair, air sumur, dll)
Laboratorium Udara (pencemaran udara,
ambient, emisi, dll)
Laboratorium Proses (Pembuatan sabun,
Parfum, briket arang, VCO, dll)

SERTIFIKASI
SERTIFIKASI
(LS-PRO)
(LS-PRO)

(LEMBAGA
(LEMBAGA SERTIFIKASI
SERTIFIKASI PRODUKPRODUKTERAKREDITASI)
TERAKREDITASI)

1. Konsultasi SNI
2. Sertifikasi Produk (Pemberian
logo SNI pada produk industri)
3. Pengawasan Produk industri

Standar Nasional Indonesia

STANDAR NASIONAL
INDONESIA

Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan,


menerapkan dan merevisi standar yang dilakukan secara
tertib dan bekerjasama dengan semua pihak.
Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah dokumen standar
yang disusun berdasarkan konsensus oleh Panitia Teknis (PT)
atau Sub Panitia Teknis (SPT), yang terdiri dari Stakeholder
(Produsen, Konsumen, Regulator, Pakar Akademis, Asosiasi,
Laboratorium, dll).
SNI ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan
berlaku secara nasional.

TUJUAN STANDARDISASI
Meningkatkan kepastian dan efisiensi transaksi perdagangan.
Memberikan acuan bagi pelaku
persaingan pasar yang transparan.

usaha

dan

membentuk

Melindungi kepentingan konsumen dalam aspek kesehatan,


keselamatan dan keamanan masyarakat, serta perlindungan
kelestarian fungsi lingkungan.
Meningkatkan efisiensi pasar dan kelancaran perdagangan
internasional.

ERA
GLOBALISAS
I
Persaingan ketat dalam
dunia perdagangan

Konsumen yang lebih


selektif memilih produk
Penerapan SNI

Pelaku

Harapan pemerintah akan


pertumbuhannya

Sektor industri
(terutama IKM)

Sertifikat Produk Pengguna


Tanda (SPPT) SNI

PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA


Penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI)
didasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 102
Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional
SNI yang telah ditetapkan BSN berlaku di seluruh
wilayah Indonesia dan bersifat sukarela untuk
diterapkan oleh pelaku usaha.
Terhadap barang atau jasa, proses, sistem dan
personel yang telah memenuhi ketentuan/spesifikasi
teknis Standar Nasional Indonesia dapat diberikan
sertifikat dan atau dibubuhi tanda SNI

PEMBERLAKUAN SNI WAJIB


SNI dapat diberlakukan secara wajib melalui Peraturan Menteri
Perindustrian dengan memperhatikan aspek-aspek keselamatan,
keamanan, kesehatan masyarakat, pelestarian fungsi lingkungan hidup,
moral hazard dan atau pertimbangan ekonomis.
SNI yang diberlakukan secara wajib (disebut sebagai SNI Wajib)
diberlakukan sama terhadap barang dan atau jasa produksi dalam negeri
maupun impor yang diperdagangkan dalam wilayah Indonesia.
Rancangan Peraturan Menteri yang memberlakukan SNI secara wajib
dinotifikasikan oleh BSN kepada Sekretariat Organisasi Perdagangan
Dunia (WTO) selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum SNI
diberlakukan secara wajib.

Lanjutan..
Untuk setiap SNI Wajib, Direktorat Jenderal
Pembina Industri menetapkan petunjuk teknis
pelaksanaannya.
Produsen yang memproduksi barang dan atau
jasa yang SNI-nya diberlakukan wajib
mempunyai kewajiban memiliki SPPT SNI

KESIMPULAN
Peraturan Menteri

WAJIB

PENERAPAN
SNI

PELAKU USAHA

SUKARELA

PERSYARATAN
SERTIFIKASI

Sosialisasi Instansi Terkait


SPPT SNI

LSPRO

Pembubuhan Tanda SNI


Produsen yang telah mendapatkan SPPT SNI wajib
membubuhkan tanda SNI pada setiap barang, kemasan dan
atau label hasil produksinya yang disertifikasi, kecuali untuk
barang yang tidak memungkinkan untuk dicantumkan tanda
SNI-nya, kewajiban membubuhkan tanda SNI diganti dengan
kewajiban melampirkan copy SPPT SNI pada dokumen yang
menyertainya.
Produsen yang telah mendapatkan SPPT SNI berhak
mempublikasikan produknya dengan tanda SNI sebagaimana
tercantum dalam SPPT SNI.

SPPT SNI
Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT-SNI) :

Rangkaian kegiatan penerbitan Sertifikat Produk


Penggunaan Tanda SNI kepada pelaku usaha yang
menghasilkan barang dan/atau jasa yang sesuai
dengan persyaratan SNI atau standar yang diacu dan
diakui.
Persyaratan dan tata cara pemberian sertifikat dan
pembubuhan tanda SNI diatur lebih lanjut oleh
Komite Akreditasi Nasional
SPPT-SNI dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Produk
(LSPro) yang diakreditasi oleh Komite Akreditasi
Nasional (KAN)

LS-Pro
Lembaga Sertifikasi Produk (LS-Pro)
adalah lembaga yang
diakreditasi oleh KAN untuk melakukan Sertifikasi Produk
Penggunaan Tanda SNI
Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) Aceh didirikan berdasarkan
kepusan Ka.Barsitand Industri Banda Aceh No. 17/BPPI/BRSBA/SK/ VI/2008 tanggal 20 Juni 2008 dan Surat Keputusan
Perubahan No. 18/BPPI/BRS-BA/SK/VII/2009 tanggal 27 Agustus
2009 dan Surat Keputusan Perubahan No. 16/BPPI/BRSBA/SK/III/2010 tanggal 25 Maret 2010 dengan tujuan untuk
membantu produsen dalam menyatakan kepada konsumen atas
pemenuhan persyaratan mutu sesuai dengan SNI yang diacu.
LS-Pro Aceh telah diakreditasi oleh KAN pada tahun 2011 dengan

RUANG LINGKUP SERTIFIKASI PRODUK LSPro


ACEH
Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) Aceh mempunyai kewenangan untuk
mensertifikasi produk-produk sebagai berikut:
NO.
I

II

III

RUANG LINGKUP

No. SNI

Kombinasi

Sistem

5 A dan 1

01-3553-2006
01-3556-2000
01-3542-2004
01-3751-2009
01-3140.2-2006
01-2901-2006

I
I
I
I
I
I

5A
5A
5A
5 A dan 1
5 A dan 1
3

02-0086-2005
02-2800-2005
02-2803-2000
02-3769-2005
02-2801-1998
02-2804-2005

I
I
I
I
I
I

A dan
A dan
A dan
A dan
5A
A dan

Teknologi Kimia
1. Semen portland

SNI. 15-2049-2004

Teknologi Pangan
1. Air minum dalam kemasan
2. Garam beryodium
3. Kopi bubuk
4. Tepung terigu sebagai bahan
makanan
5. Gula Rafinasi
6. Minyak kelapa sawit

SNI.
SNI.
SNI.
SNI.
SNI.
SNI.

Pertanian
1. Pupuk triple superfospat (TSP)
2. Pupuk triple superfospat (TSP)
plus-Zn
3. Pupuk NPK padat
4. Pupuk superfospat
5. Pupuk urea
6. Pupuk dolomit

SNI.
SNI.
SNI.
SNI.
SNI.
SNI.

5
5
5
5
5

1
1
1
1
1

PERSYARATAN MEMPEROLEH SPPT


SNI
Telah menerapkan Sistem Mutu (SNI 19-9001-2001 yang
mutakhir atau Pedoman BSN 10-1999) Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan tersebut telah memenuhi sistem mutu
yang dibuktikan dengan sertifikat sistem mutu atau dari
hasil verifikasi LSPro Aceh
Mutu produk konsisten dan memenuhi standar yang
dipersyaratkan. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian
mutu terhadap contoh produk oleh laboratorium penguji
yang telah diakreditasi dan contoh uji diambil oleh PPC
yang kompeten.

Data Persyaratan Pemohon:

Nama dan alamat Perusahaan

Direksi, Penanggungjawab

Merk Produk

Dokumen Sistem Mutu

dll

MEKANISME MEMPEROLEH SPPT


SNI

Pemohon
Kontrak
Kerjasama
LSPRO
Audit
Kecukupa
n

Tidak

Audit
Kesesuaian

Evaluasi oleh
Tim Evaluasi

Pengambilan
Contoh
Produk

Lab
Pengujian

Ya
Hasil Uji

Keputusan
Sertifikasi
Produk
Penyerahan
Sertifikat
SPPT-SNI

Penertiban
Sertifikat

YANG PERLU DIPERSIAPKAN


Perizinan INDUSTRI
Memiliki Hak penggunaan merk yang digunakan untuk produknya
Memenuhi peraturan lainya yang dipersyaratkan utk produknya
Sistim Manajemen Mutu (ISO 9000, 22000, HACCP, Pedoman BSN 10 -1999)
- Dokumentasi : Pedoman mutu, prosedur, Instruksi Kerja,
- Formulir/rekaman/acuan
- Sistim mutu diterapkan dan efektif.
Bukti Efektif : Kebijakan mutu, sasaran mutu tercapai.
Produk memenuhi persyaratan minimal SNI produk yang bersangkutan

Notifikasi adalah:
Penyampaian informasi tentang rencana pemberlakuan regulasi teknis
yang berpotensi menimbulkan hambatan perdagangan internasional
kepada negara-negara lain sesuai dengan perjanjian regional maupun
Internasional yang telah diratifikasi atau telah disetujui oleh pemerintah
melalui Sekretariat WTO.
Masa pemberian tanggapan WTO paling tidak 60 hari
Sampai saat ini terdapat 23 SK/Permen di Indonesia terkait dengan hal
ini

SNI WAJIB YANG TELAH DINOTIFIKASI


KE WTO
Komoditi yang telah ditetapkan SNI-nya secara wajib dan
telah dinotifikasi ke WTO:
1. Tepung Terigu sebagai Bahan Makanan,
SNI 01-3751-2000; SK 153/MPP/Kep/5/2001
2. Lampu Swaballast Untuk Pelayanan Pencahayaan
Umum-Persyaratan Keselamatan, SNI 04-6504-2001
SK 337/MPP/Kep/11/2001

SNI WAJIB YANG TELAH DINOTIFIKASI KE WTO


(lanjutan)

3. Pupuk (15 SNI); SK 140/MPP/Kep/3/2002


1)

Pupuk Amonium Sulfat

SNI 02-1760-2005

2)

Pupuk Triple Superfosfat (TSP)

SNI 02-0086-2005

3)

Pupuk Triple Superfosfat plus-Zn

SNI 02-2800-2005

4)

Pupuk NPK padat

SNI 02-2803-1992

5)

Pupuk Amonium Klorida

SNI 02-2581-2005

6)

Pupuk Dolomit

SNI 02-2804-2005

7)

Pupuk Kalium Klorida

SNI 02-2505-2005

8)

Pupuk Mono Amonium Fosfat

SNI 02-2810-2005

9)

Pupuk Urea Amonium Fosfat

SNI 02-2811-2005

10)

Pupuk Diamonium Fosfat

SNI 02-2858-2005

11)

Pupuk Super Fosfat

SNI 02-3769-2005

12)

Pupuk Fosfat Alam Untuk Pertanian

SNI 02-3776-2005

13)

Pupuk SP-36 Plus Zn

SNI 02-2873-1998

14)

Pupuk Borat

SNI 02-4959-1999

15)

Pupuk Cair Sisa Proses Asam Amino (Sipramin)

SNI 02-4958-1999

SNI WAJIB YANG TELAH DINOTIFIKASI KE WTO


(lanjutan)

4. Ban Kendaraan Bermotor; SK


595/MPP/Kep/5/2004

1)

Ban Mobil Penumpang


2002

SNI 06-0098-

2)

Ban Truk Ringan


2002

SNI 06-0100-

3)

Ban Truk dan Bis


2002

SNI 06-0099-

4)

Ban Sepeda Motor


2002

SNI 06-0101-

5)

Ban Dalam Kendaraan Bermotor


2002

SNI 06-7600-

SNI WAJIB YANG TELAH DINOTIFIKASI KE


WTO
(lanjutan)

5. 6 SNI Semen (Permen No. 34/M-IND/PER/4/2007)


6. 2 SNI Kaca Pengaman untuk kendaraan
bermotor (Permen No. 35/M-IND/PER/4/2007)
7. Baja Lembar Lapis Seng (Permen No. 07/MIND/PER/2/2008)
8. Baja Tulangan Beton (2 komoditi) (Permen No. 06/MIND/PER/2/2008
9. 5 Produk (Kompor, Tabung LPG, Katup, Regulator,
Selang Karet) (Permen No. 92/M-IND/PER/11/2007)

SNI WAJIB YANG BELUM DINOTIFIKASI KE WTO


Ada 50 buah SNI yang belum dinotifikasi ke WTO, meliputi antara
lain :
AMDK SNI 01-3553-2006
Garam Konsumsi Beryodium SNI 01-3556-2000
Aki Kendaraan Bermotor Roda Empat atau Lebih SNI 09-00381999
-

Saat ini sedang dievaluasi untuk :


1. Tetap diberlakukan wajib.
2. Tidak lagi diberlakukan wajib.
3. Dibahas lebih lanjut dengan instansi teknis terkait.

Terima
Terima Kasih
Kasih

Anda mungkin juga menyukai